Anda di halaman 1dari 2

Tuberkulosis Paru

1. Pendahuluan

Penyakit tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang dapat menular dan salah satu penyakit

yang telah muncul sekitar puluhan tahun yang lalu bahkan berabad-abad yang lalu (Banuls AL et al,

2015). TB muncul sekitar 70.000 tahun yang lalu dalam bentuk spora dan Menimbulkan penyakit

epidemik ketika revolusi industri yang dimana terjadi peningkatan jumlah penduduk dan lingkungan

hidup yang kotor pada masa itu (Banuls AL et al, 2015). Pada tahun 1882, ilmuwan bernama Robert

Koch berhasil menemukan kuman yang menyebabkan penyakit tuberkulosis ini yang dikenal dengan

nama Mycobacterium tuberculosis (Sandhu GK et al, 2011). Berdasarkan penelitian terbaru, TB tidak

hanya disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, tetapi juga disebabkan oleh beberapa bakteri

yang berkerabat dengan bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang biasa disebut “Mycobacterium

tuberculosis” complex (Delogu G et al, 2013). Beberapa diantaranya ialah Mycobacterium

tuberculosis yang menyebabkan penyakit tuberkulosis pada manusia, Mycobacterium africanum

yang menyebabkan penyakit TB hanya pada daerah afrika saja. Mycobacterium bovis,

Mycobacterium caprae, dan Mycobacterium pinnipedii dapat menyebabkan penyakit TB pada hewan

dan Mycobacterium microti pada tikus (Delogu G et al, 2013). Mycobacterium tuberculosis adalah

bakteri yang dapat menyebar melalui udara dan bertahan dari sistem imun tubuh (Mack U et al,

2009). Infeksi TB umumnya bersifat asimtomatik dan laten, Namun hanya satu dari sepuluh kasus

infeksi laten yang berkembang menjadi penyakit aktif (Mack U et al, 2009). Jika Tuberkulosis tidak

diobati, lebih dari 50% orang yang terinfeksi bisa meninggal (Mack U et al, 2009). Pengobatan TB

sulit dilakukan dikarenakan memerlukan pemberian macam-macam antibiotik dalam jangka waktu

lama (Banuls AL et al, 2015). Resistensi antibiotik merupakan masalah yang bertambah besar pada

infeksi tuberkulosis resisten multi-obat (TB MDR). Untuk mencegah TB, semua orang harus

menjalani tes penapisan penyakit tersebut dan mendapatkan vaksinasi basil Calmette–Guérin(BCG)

(Banuls AL, 2015). Dari kelompok yang bukan pengidap HIV namun kemudian terinfeksi Tuberkulosis,
5-15% di antaranya menunjukkan perkembangan penyakit aktif selama masa hidup mereka (Mack U

et al, 2009)

Daftar pustaka :

1. Banuls AL, Sanou A, Anh NTV, Godreuil S (2015). Mycobacterium tuberculosis: ecology and
evolution of human bacterium. Journal of Medical Microbiology, 64: 1261-1269.
2. Delogu G, Sali M, Fadda G. (2013). The Biology Of Mycobacterium Tuberculosis infection.
Mediterranean Journal of Hematology and Infectious Disease, 5(1):
3. Mack U, Migliori GB, Sester M, et al. (2009). LTBI: latent tuberculosis infection or lasting
immune responses to M. tuberculosis? A TBNET consensus statement. European Respiratory
Journal, 33(5): 956-973.

Anda mungkin juga menyukai