Anda di halaman 1dari 52

1

Menuntut ilmu adalah taqwa, menyampaikan ilmu adalah


ibadah, mengulang – ulang ilmu adalah dzikir, dan mencari ilmu
adalah Jihad
(Imam Al Ghazali)

PEMBAHASAN UJIAN COURSE METODOLOGI PENELITIAN DAN BIOSTATISTIKA 2014

1. B (Kuliah Kerangka Konsep Penelitian oleh dr. Muthmainah, M.Kes)


a. Kerangka Pemikiran / Kerangka Teori
 Merupakan rangkuman dari berbagai teori yang tertulis dalam Bab Tinjauan Pustaka
 Disusun dalam bentuk skema atau bagan yang menjelaskan variabel bebas, variabel terikat,
variabel luar, dan hubungan antar variabel tersebut
2

b. Kerangka Konsep
 Merupakan rangkuman atau simplifikasi dari kerangka teori
 Disusun dalam bentuk skema atau bagan ringkas yang menjelaskan hubungan antar variabel
3

•Mencari referensi yang relevan


•Membaca dan mempelajari referensi
Tinjauan tersebut
Pustaka

•Menulis teori yang relevan dalam Bab


Kumpulan Tinjauan Pustaka
Teori

•Skema dari berbagai teori yang relevan


•Ringkasan dari berbagai teori
Kerangka •Isi dari kerangka teori harus terdapat pada
Teori Bab Tinjauan Pustaka

•Skema dari hubungan antar variabel


•Ringkasan dari kerangka teori
Kerangka •Isi dari kerangka konsep harus terdapat
Konsep pada kerangka teori

•Uraian dari konsep sehingga dapat


Variabel diamati dan diukur
Penelitian

•Menjelaskan batasan, definisi, atau apa


yang diukur pada variabel
Definisi •Termasuk cara pengukuran, hasil
Operasional pengukuran, dan skala pengukuran

2. C (Kuliah Kerangka Konsep Penelitian oleh dr. Muthmainah, M.Kes)


Manfaat melakukan tinjauan pustaka atau literature review antara lain
a. Membantu memahami masalah yang akan diteliti untuk memperjelaskan dan memfokuskan
masalah penelitian
b. Memperluas pengetahuan yang berhubungan dengan masalah penelitian sehingga :
 Mempermudah menyusun landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian
 Memiliki dasar untuk mengembangkan variabel penelitian
4

c. Membantu memilih metode penelitian yang tepat


d. Membantuk menyusun hipotesis
e. Meringkas dan mengevaluasi penelitian sebelumnya sehinggga :
 Memahami persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya
 Memahami hubungan dengan hasil penelitian sebelumnya
 Menghindari penelitian ulang yang sama untuk menjaga orisinalitas penelitian
3. B (Kuliah Hipotesis oleh dr. Muthmainah, M.Kes)
a. Kesalahan Tipe I ( atau Tingkat Kemaknaan)
 Menolak Ho padahal Ho benar atau menerima Ha yang salah
 Menyatakan bahwa ada pengaruh padahal sebenarnya tidak ada, identik dengan positif
palsu pada uji diagnosis
 Nilainya ditetapkan sebelum penelitian biasanya 0,05 atau 0,01. Misalnya  = 0,05 berarti
dari 100 penelitian, terdapat 5 penelitian yang salah
 Penelitian dalam bidang obat dan terapi menggunakan nilai  yang sangat kecil sehingga
jumlah penelitian yang salah diharapkan lebih sedikit
b. Kesalahan Tipe II ()
 Menerima Ho padahal Ho salah atau menolak Ha yang benar
 Menyatakan bahwa tidak ada pengaruh padahal sebenarnya ada, identik dengan negatif
palsu pada uji diagnosis
 Nilainya ditetapkan sebelum penelitian biasanya 0,05 – 0,2
 Power (1 – ) menunjukkan kemampuan uji hipotesis untuk menemukan perbedaan atau
asosiasi, jika memang terdapat perbedaan atau asosiasi. Misalnya power = 0,9 berarti uji
hipotesis memiliki peluang 90% untuk menemukan perbedaan dalam populasi
5

Sumber : Dasar – dasar Metodologi Penelitian Klinis oleh Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismael
4. D (Kuliah Variabel dan Definisi Operasional oleh dr. Muthmainah, M.Kes)
Skala Sifat Contoh
Kategorikal / Kualitatif
 Golongan darah
Nominal  Bukan peringkat  Jenis kelamin
 Status kesehatan
 Derajat keganasan
 Peringkat
Ordinal  Status gizi
 Batas interval tidak jelas
 Tingkat sosial ekonomi
6

Numerik / Kuantitatif
 Suhu tubuh
 Memiliki peringkat
 Nilai mata kuliah
Interval  Batas interval jelas
 Derajat intelegensi
 Tidak memiliki nol absolut
 Umur
 Memiliki peringkat  Berat dan tinggi badan
Rasio  Batas interval jelas  Kadar zat
 Memiliki nol absolut  Tekanan darah
Dalam pengukuran data, sebaiknya menggunakan skala numerik sehingga lebih mudah mengetahui
data yang hilang dan memiliki data dasar yang dapat digunakan untuk penelitian lain
a. Kadar kolesterol
 Nominal : Normal dan tidak normal
 Ordinal : Tinggi, sedang, rendah
 Rasio : Dinyatakan dalam satuan mg per dl
b. Tekanan darah
 Nominal : Normal dan tidak normal
 Ordinal : Normotensi, pre-hipertensi, hipertensi stage 1, stage 2, stage 3
 Rasio : Dinyatakan dalam satuan mmHg
5. D (Slide Distribusi Data tahun 2012 oleh dr. Kusmadewi Eka Damayanti, M.Gizi)
a. Distribusi Binomial
 Digunakan untuk variabel yang terdiri dari 2 nilai saja (dikotomi)
 Misalnya sehat – sakit, meninggal – hidup, pria – wanita, setuju – tidak setuju
 Peluang untuk setiap kejadian adalah P(0) = 0,5 dan P(1) = 0,5
Pada jumlah data yang besar, distribusi binomial dianggap sama seperti distribusi normal
7

b. Distribusi Poisson
 Digunakan untuk kejadian langka dimana peluang kejadian mendekati nol pada jumlah data
yang sangat besar atau distribusi binomial dengan peluang kejadian sangat kecil pada
jumlah data sangat besar
 Misalnya jumlah zat radioaktif yang dipancarkan setiap detik, jumlah koloni bakteri pada
agar plate, jumlah penelepon suatu operator seluler setiap menit

c. Distribusi Normal / Gaussian


 Kurva berbentuk seperti lonceng (bell-shaped curve)
 Nilai mean, median, dan modus adalah sama atau berhimpit
 Mean () menentukan titik puncak sedangkan standard deviasi () menentukan lebar kurva
 Simetris terhadap x =  sehingga luas di sebelah kanan  sama dengan luas di sebelah kiri 
 Titik belok tepat pada x =  ± 
 Kurva mendekati nilai 0 secara asimptotik
 Peluang kejadian sama dengan luas daerah di bawah kurva sehingga luas total adalah 1
8

Sumber : Basic Biostatistics for Geneticists and Epidemiologists by Robert C. Elston and William D. Johnson
6. D (Kuliah Penelitian Observasional oleh dr. Ari Natalia Probandari, M.P.H., Ph.D)
Jenis penelitian yang tepat adalah penelitian observasional karena bertujuan untuk melihat
pengaruh asap industri terhadap kejadian ISPA tanpa memberikan intervensi

Case report

Deskriptif Case series

Cross-sectional
Penelitian
Tidak
observasional
Cross-sectional
Perlakuan ?

Analitik Cohort

Case control

Ya Eksperimen murni
Ya Randomisasi ?
Tidak Eksperimen kuasi

7. A (Kuliah Variabel dan Definisi Operasional oleh dr. Muthmainah, M.Kes)


Hubungan antara polimorfisme gen pengkode enzim Matriptase-2 terhadap variasi kadar Hb, indeks
eritrosit, kadar ferritin serum, dan saturasi reseptor transferin pada ibu hamil dengan anemia
defisiensi besi
 Subjek penelitian adalah ibu hamil yang mengalami anemia defisiensi besi
 Penelitian tersebut termasuk observasional analitik karena melihat hubungan antar variabel
tanpa memberikan intervensi
 Kadar Hb adalah skala rasio yang dinyatakan dalam satuan gram per dl
 Desain penelitian tersebut kemungkinan cross sectional karena pengukuran faktor risiko dan
efek dilakukan pada waktu yang sama. Setiap ibu hamil dengan anemia defisiensi besi dilakukan
9

pengambilan data tentang gen pengkode enzim Matriptase-2 sekaligus pengukuran kadar Hb,
indeks eritrosit, kadar ferritin serum, dan saturasi reseptor transferin
 Penelitian tersebut tidak membandingkan antara ibu hamil yang sehat dengan ibu hamil dengan
anemia defisiensi besi sehinga Ha yang benar adalah terdapat hubungan antara polimorfisme
gen pengkode enzim Matriptase-2 terhadap variasi kadar Hb, indeks eritrosit, kadar ferritin
serum, dan saturasi reseptor transferin pada ibu hamil dengan anemia defisiensi besi
8. E (Kuliah Distribusi Normal oleh Drs. Widardo, M.Si)
 Luas daerah pada ± 1 SD adalah 68,3%
 Luas daerah pada ± 2 SD adalah 95,5%
 Luas daerah pada ±3 SD adalah 99,7%

9. B (Kuliah Variabel dan Definisi Operasional oleh dr. Muthmainah, M.Kes)


Status gizi balita dinyatakan dalam z-score yang dihitung menurut indeks berat badan terhadap
umur (BB/U). Menurut Departemen Kesehatan, z-score biasanya ditulis dalam bentuk interval
sehingga termasuk skala ordinal
10

Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Standard Antropometri Penilaian Status Gizi Anak
Tahun 2010
10. A (Kuliah Review of Error oleh Prof. Dr. dr. Bhisma Murti, M.P.H., M.Sc., Ph.D)
Reliabilitas Validitas
Keandalan, reprodusibilitas, Kesahihan, akurasi, kebenaran
Nama lain
presisi, ketepatan pengukuran pengukuran
Menunjukkan derajat kebenaran
alat ukur terhadap apa yang
seharusnya diukur
Memberikan nilai yang sama atau
 Timbangan merupakan alat
Pengertian hampir sama jika dilakukan
untuk mengukur massa
pengukuran beberapa kali
 Tetapi, volume air mata bukan
merupakan alat untuk
mengukur tingkat kesedihan
Random error yang bersifat tidak Bias pengukuran yang bersifat
Jenis kesalahan
sistematis sistematis
 Variabilitas pengamat misalnya  Bias pengamat misalnya
Klasifikasi
pemilihan kata dan melaporkan tekanan darah
11

keterampilan menggunakan yang lebih rendah pada


alat ukur kelompok eksperimen
 Variabilitas subjek misalnya  Bias subjek misalnya seseorang
emosi, tekanan darah, jam menjadi lebih rajin bekerja
biologis karena mengetahui bahwa dia
 Variabiltas instrumen seperti menjadi subjek penelitian
sensitivitas alat, suhu dan  Bias instrumen misalnya
kelembapan ruangan, derajat oksimetri untuk mengukur
kebisingan sekitar saturasi oksigen pada
laboratorium kateterisasi
Pada variabel numerik
 Varians, semakin kecil maka
Pada variabel numerik
semakin reliable
 Membandingkan dengan alat
 Interval kepercayaan, semakin
ukur standard
Penilaian sempit maka semakin reliable
Pada variabel nominal
Pada variabel nominal
 Membandingkan dengan
 Nilai kappa, semakin
pemeriksaan gold standard
mendekati 1 (100%) maka
semakin reliable
 Melakukan pengukuran tanpa
diketahui oleh subjek misalnya
 Standardisasi cara pengukuran
wawancara sambil bermain
 Pelatihan untuk orang yang
 Melakukan pengukuran tanpa
mengukur
Cara meningkatkan identitas subjek misalnya
 Memperbaiki instrumen
membaca foto rontgen tanpa
 Automatisasi
mengetahui riwayat medis
 Mengulang pengukuran
pasien
 Kalibrasi alat
Sumber : Dasar – dasar Metodologi Penelitian Klinis oleh Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismael

11. D (Kuliah Etika Penelitian oleh Dra. Yulia Sari, M.Si)


a. Kejujuran
12

 Mengumpulkan referensi
 Mengumpulkan data
 Melakukan penelitian
 Prosedur penelitian
 Publikasi hasil
 Kekurangan atau kegagalan penelitian
 Jangan mengklaim pekerjaan yang tidak dlakukan sendiri
b. Objektivitas
Usaha untuk mengurangi kesalahan atau bias dalam :
 Rancangan percobaan
 Analisis dan interpretasi data
 Penelitian ahli atau rekam peneliti
 Keputusan pribadi
 Pengaruh pemberi dana atau sponsor
c. Integritas
 Selalu menepati janji yang dibuat
 Melakukan penelitian dengan ikhlas
 Menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan
d. Ketelitian
 Selalu teliti dan menghindari kesalahan
 Mencatat pekerjaan secara teratur dan sistematis
 Mencatat data responden, jurnal, atau penerbit
e. Keterbukaan
 Saling berbagi data, hasil, ide, alat, dan sumber daya penelitian
 Terbuka terhadap kritik dan ide baru
f. Penghargaan HAKI
 Memperhatikan paten, copyrights, dan HAKI lainnya
 Jangan menggunakan data, metode, atau hasil penelitian yang belum dipublikasi tanpa izin
 Menuliskan narasumber dan semua pihak yang memberikan kontribusi dalam penelitian
 Jangan melakukan plagiarisme
g. Penghargaan terhadap Kerahasiaan Responden
Menjaga rahasia tentang identitas pribadi, riwayat penyakit, catatan kriminal, dan data lainnya
h. Publikasi yang Terpercaya
Menghindari publikasi hasil penelitian yang sama ke berbagai media
i. Pembinaan yang Konstruktif
Membantu membimbing, memberikan arahan, dan masukan untuk mahasiswa atau peneliti
j. Penghargaan terhadap Rekan Kerja
13

 Peneliti yang memberikan kontribusi paling besar ditetapkan sebagai penulis pertama (first
author), sedangkan peneliti yang lain sebagai co-author
 Urutan penulisan disesuaikan dengan besarnya kontribusi dalam penelitian
k. Tanggung Jawab Sosial
Berusaha memberikan manfaat, meningkatkan kualitas hidup, mempermudah kehidupan, dan
meringankan beban masyarakat
l. Tidak Melakukan Diskriminasi
Memperlakukan subjek secara adil tanpa membedakan SARA dan jenis kelamin
m. Kompensasi
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam meneliti melalui pendidikan dan
pembelajaran seumur hidup
n. Legalitas
Memahami dan mematuhi peraturan institusi dan kebijakan pemerintah yang berhubungan
dengan penelitian
o. Mengutamakan Keselamatan Manusia
 Minimalisasi efek negatif dan maksimalisasi manfaat
 Mempersiapkan pencegahan dan pengobatan saat subjek mengalami efek negatif
 Menghormati prinsip kemanusiaan, hak, dan privasi
12. C (Kuliah Hipotesis oleh dr. Muthmainah, M.Kes)
Hipotesis Satu Arah Hipotesis Dua Arah
Hubungan antar variabel sudah jelas Hubungan antar variabel belum jelas
 Radiasi sinar X dapat menurunkan
 Terdapat hubungan antara tingkat
motilitas sperma
pendidikan dengan status gizi
 Tekanan darah tinggi merupakan faktor
 Kadar kolesterol pada pasien yang
risiko untuk penyakit jantung koroner
diberikan simvastatin berbeda dengan
 Semakin tinggi kadar kreatin, maka
yang diberikan fenofibrate
kerusakan ginjal juga semakin parah

13. A (Kuliah Pengantar Metodologi Penelitian Kuantitatif oleh Prof. Dr. dr. Hartono, M.Si)
Hal – hal yang sebaiknya ditulis dalam latar belakang masalah antara lain :
a. Pernyataan tentang Masalah dan Besaran Masalah
Masalah terjadi karena kesenjangan antara teori atau fakta empiris dengan kenyataan. Syarat
kesenjangan dapat dijadikan masalah antara lain :
 Kesenjangan dapat diubah menjadi pertanyaan mengapa dan bagaima
 Pertanyaan tersebut harus dapat dijawab dengan penelitian dan jawabannya harus lebih
dari satu
Syarat masalah kesehatan menurut kriteria FINER antara lain :
1) Feasible (Dapat Dilakukan)
14

 Tersedia subjek penelitian, dana, waktu, alat, dan keahlian


 Perhatian jumlah dan jenis sampel, desain penelitian, dan metode penelitian
2) Interesting (Menarik)
Peneliti harus tertarik dengan masalah yang akan diteliti
3) Novelty (Baru atau Original)
 Menjelaskan sesuatu yang baru
 Membantah atau mengonfirmasi penelitian sebelumnya
 Melengkap atau mengembangkan hasil penelitian sebelumnya
4) Ethical (Etis)
 Tidak bertentangan dengan etika
 Setiap penelitian harus sudah mendapatkan persetujuan dari komisi etik setempat
5) Relevant
 Pengembangan ilmu pengetahun
 Meningkatkan tata laksana pasien atau kebijakan kesehatan
 Dasar untuk penelitian berikutnya
b. Apa yang Sudah Diketahui
 Diperoleh melalui tinjauan pustaka dari sumber yang benar. Setiap sumber pustaka harus
sudah ditelaah secara kritis. Sebaiknya langsung membaca dari sumber primer sehingga
dapat mengambil simpulan yang tepat
 Dijelaskan secara ringkas, lengkap, dan kritis. Hal – hal yang membutuhkan uraian lebih
lanjut, dijelaskan dalam Bab II Tinjauan Pustaka
c. Apa yang Belum Diketahui
 Mungkin terdapat laporan penelitian yang hasilnya kontroversial dan tidak konsisten, yang
diketahui saat melakukan identifikasi apa yang sudah diketahui
 Penelitian yang sudah dilakukan di populasi tertentu tetapi belum dilakukan di populasi
yang lain. Misalnya banyak data penelitian untuk pasien dewasa tetapi belum terdapat data
untuk pasien anak
 Banyak tindakan yang dilakukan tanpa evidence yang kuat
d. Apa yang Diharapkan
 Ditulis dalam bentuk pernyataan mengapa dan bagaimana penelitian dilakukan, apa hasil
yang diharapkan
 Membutuhkan penguasaan materi yang mendalam. Sebelum menentukan masalah
penelitian, sebaiknya dilakukan tinjauan pustaka, diskusi mendalam dengan senior, atau
korespondensi dengan pakar
Sumber : Dasar – dasar Metodologi Penelitian Klinis oleh Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismael
14. E (Kuliah Etika Penelitian oleh Dra. Yulia Sari, M.Si)
a. Menghormati Harkat dan Martabat Manusia (Respect for Human Dignity)
15

 Mempertimbangkan hak – hak subjek untuk mendapatkan informasi yang terbuka tentang
jalannya penelitian
 Memberikan kebebasan untuk berpartisipasi secara sukarela dan tanpa paksaan
 Mempersiapkan formulir persetujuan (informed consent) yang terdiri dari :
1) Penjelasan manfaat penelitian
2) Penjelasan kemungkinan risiko dan rasa tidak nyaman yang dapat muncul
3) Penjelasan manfaat yang akan diperolej
4) Persetujuan peneliti untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh subjek
berhubungan dengan prosedur penelitian
5) Persetujuan subjek dapat mengundurkan diri kapan saja
6) Jaminan anonimitas dan kerahasiaan
b. Menghormati Privasi dan Kerahasiaan Subjek (Respect for Privacy and Confidentality)
 Tidak boleh menampilkan informasi tentang identitas, baik nama atau alamat dalam
kuesioner atau alat ukur
 Dapat menggunakan coding, seperti inisial atau identification number, untuk menggantikan
identitas subjek
c. Keadilan dan Inklusivitas (Respect for Justice and Inclusiveness)
 Keterbukaan : Penelitian dilakukan secara jujur, hati – hati, profesional,
berperikemanusiaan, dan memperhatikan berbagai faktor seperti ketepatan, ketelitian,
intimitas, kondisi psikologis, dan aspek religius subjek
 Keadilan : Mengukur sejauh mana kebijakan penelitian dapat membagikan keuntungan dan
beban secara merata atau sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, kontribusi, dan pilihan
masyarakat secara bebas
d. Memperhitungkan Manfaat dan Kerugian (Balancing Harms and Benefits)
 Beneficence : Memberikan manfaat maksimal dengan kerugian minimal
 Non maleficence : Tidak merugikan subjek dan minimalisasi dampak negatif
 Jika intervensi dapat menyebabkan stress atau cedera tambahan, maka subjek dikeluarkan
dari penelitian untuk mencegah terjadinya cedera, sakit, stress, atau kematian
Sumber : http://etih.staff.ipb.ac.id/files/2011/07/etika-penelitian.pdf
15. C (Kuliah Penelitian Observasional oleh dr. Ari Natalia Probandari, M.P.H., Ph.D)
Masalah Penelitian Desain Penelitian
Mendeskripsikan spektrum penyakit (riwayat  Case series
alami penyakit)  Case report
Estimasi prevalensi penyakit Cross-sectional
Estimasi insidensi penyakit Cohort
Meneliti riwayat alami penyakit Cohort
Menentukan prognosis penyakit  Survival analysis
16

 Randomized controlled trial (RCT)


Menentukan hubungan sebab – akibat  Cohort
 Case control
 Case control
Mengeksplorasi dan merumuskan hipotesis  Cross sectional
 Studi ekologi
Menentukan efektivitas intervensi  Randomized controlled trial (RCT)
Evaluasi efektivitas program kesehatan  Eksperimen kuasi
Evaluasi efisiensi intervensi  Cost-effectiveness analysis
Analisis faktor risiko lintal level  Multilevel analysis
Membuat ikhtisar dan merangkum secara  Systematic review
kuantitatif hasil penelitian serupa  Meta-analysis
Sumber : Desain Studi Epidemiologi oleh Prof. Dr. dr. Bhisma Murti, M.P.H., M.Sc., Ph.D

Sys rev
meta-an
RCT

Cohort

Case control

Cross sectional

Case report and case series

Expert opinions, ideas, editorials

Animal research

Invitro test tube research

16. C (Kuliah Distribusi Normal oleh Drs. Widardo, M.Si)


 Titik puncak ditentukan oleh mean (), lebar kurva ditentukan oleh standard deviasi ()
 Semakin besar nilai , maka kurva semakin landai
 Semakin kecil nilai , maka kurva semakin curam
17

17. E (Kuliah Besar Sampel oleh Drs. Widardo, M.Si)


Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menghitung besar sampel adalah :
 Jenis dan rancangan penelitian
 Tujuan penelitian atau analisis
 Jumlah populasi atau sampel
 Karakteristik populasi atau cara pengambilan sampel (teknik sampling)
 Jenis (skala pengukuran) data (variabel terikat)
18. C (Kuliah Penelitian Observasional oleh dr. Ari Natalia Probandari, M.P.H., Ph.D)
Penelitian tersebut termasuk penelitian deskriptif karena hanya menggambarkan karakteristik ibu
dan tingkat pengetahuan ibu balita, tidak melihat hubungan antar variabel

Merumuskan masalah

Tujuan penelitian

Rancangan penelitian

Mengumpulkan data

Analisis data

Kesimpulan

Penelitian Deskriptif Penelitian Analitik


18

Memberikan deskripsi atau Mengetahui hubungan antara paparan


menggambarkan fenomena tertentu dengan efek
Tidak mempelajari hubungan antar variabel Mempelajari hubungan antar variabel
Tidak membutuhkan hipotesis sehingga Membutuhkan hipotesis sehingga dilakukan
tidak dilakukan uji statistik uji statistik
Memberikan informasi tentang
Menentukan kausa, faktor risiko, faktor
 Status kesehatan
protektif, dan faktor prognostik
 Pola distribusi penyakit
 Kecendungan penyakit pada populasi
Memprediksi terjadinya penyakit pada
Merumuskan hipotesis tentang paparan
populasi tertentu
Sumber : Dasar – dasar Metodologi Penelitian Klinis oleh Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismael
19. C (Kuliah Besar Sampel oleh Drs. Widardo, M.Si)
Tingkat Kepercayaan  z
68% 0,32 1
95% 0,05 1,96
99% 0,01 2,58

Catatan : Tabel tersebut sebaiknya dihapalkan


20. D (Kuliah Uji Beda Mean oleh Drs. Widardo, M.Si)
a. Satu Rata – rata Hitung
Rumus Syarat Penolakan Ho
Uji Satu Pihak
Standard deviasi populasi 𝑥̅ − 0
𝑧= 𝑠 zhitung  ztabel
diketahui ⁄ 𝑛

Standard deviasi populasi 𝑥̅ − 0
𝑡= 𝑠 thitung  ttabel
tidak diketahui ⁄ 𝑛

Uji Dua Pihak
 zhitung terletak di antara dua
Standard deviasi populasi 𝑥̅ − 0 nilai tertentu, misalnya di
𝑧= 𝑠
diketahui ⁄ 𝑛 antara -1,96 dan 1,96

 z0,5(1 – ) < z < z0,5(1 – )
 thitung terletak di antara dua
Standard deviasi populasi 𝑥̅ − 0 nilai tertentu, misalnya di
𝑡= 𝑠
tidak diketahui ⁄ 𝑛 antara -2,01 dan 2,01

 t0,5(1 – ) < t < t0,5(1 – )
19

b. Dua Rata – rata Hitung


Rumus Syarat Penolakan Ho
𝑥1 − ̅̅̅
̅̅̅ 𝑥2
𝑡=  thitung terletak di antara dua
1 1
Standard deviasi populasi 𝑠𝑝 √𝑛 + 𝑛 nilai tertentu, misalnya di
1 2
diketahui antara -2,01 dan 2,01
(𝑛1 − 1)𝑠1 2 + (𝑛2 − 1)𝑠2 2
𝑠𝑝 =  t0,5(1 – ) < t < t0,5(1 – )
𝑛1 + 𝑛2 − 2
𝑥1 − ̅̅̅
̅̅̅ 𝑥2 𝑤1 𝑡1 + 𝑤2 𝑡2 𝑤1 𝑡1 + 𝑤2 𝑡2
Standard deviasi kedua 𝑡= 2
𝑠1 𝑠2 2 <𝑡<
populasi tidak diketahui + 𝑤1 + 𝑤2 𝑤1 + 𝑤2
𝑛1 𝑛2
c. Uji Beda Proporsi
 Proporsi adalah perbandingan antara kelompok data tertentu dengan semua kelompok data
 Misalnya proporsi kasus HIV/AIDS berarti perbandingan antara jumlah pasien HIV/AIDS
dengan jumlah semua penduduk
Rumus Syarat Penolakan Ho
Satu Proporsi
Satu pihak zhitung  ztabel
𝑥  zhitung terletak di antara dua
−𝜋
𝑧= 𝑛 nilai tertentu, misalnya di
Dua pihak 𝜋(1 − 𝜋)⁄
𝑛 antara -1,96 dan 1,96
 z0,5(1 – ) < z < z0,5(1 – )
Dua Proporsi
Satu pihak 𝑥1 𝑥2 zhitung  ztabel

𝑛1 𝑛2
𝑧=
1
√𝑝𝑞 ( + )
1  zhitung terletak di antara dua
𝑛1 𝑛2
nilai tertentu, misalnya di
Dua pihak 𝑥1 + 𝑥2
𝑝= antara -1,96 dan 1,96
𝑛1 + 𝑛2
 z0,5(1 – ) < z < z0,5(1 – )
𝑞 =1−𝑝
21. B (Kuliah Distribusi Normal oleh Drs. Widardo, M.Si)
Lihat pembahasan nomor 16
22. C (Kuliah Penelitian Observasional oleh dr. Ari Natalia Probandari, M.P.H., Ph.D)
Penelitian dilakukan dengan identifikasi berbagai faktor melalui catatan registrasi kemudian
dihubungkan dengan status gizi balita. Jadi, dapat disimpulkan bahwa desain penelitian tersebut
adalah cohort retrospectif karena identifikasi faktor risiko dan efek dilakukan melalui catatan medis
di masa lalu
Cohort retrospektif pada dasarnya sama dengan cohort prospektif, yaitu identifikasi faktor risiko
kemudian mengamati efek yang terjadi dalam periode tertentu. Perbedaannya adalah pada cohort
retrospektif, faktor risiko dan efek sudah terjadi di masa lalu
20

Faktor risiko yang terjadi di masa lalu biasanya berasal dari lingkungan, dan penelitian dihitung
sejak subjek terpapar faktor risiko. Bentuk penelitian ini hanya dapat dilakukan jika data tentang
faktor risiko dan efek dicatat secara lengkap pada rekam medis. Biasanya data dicatat dan
dikumpulkan untuk tujuan lain, jadi merupakan data sekunder

Berbagai kelemahan dalam cohort retrospektif antara lain :


 Menentukan waktu saat subjek terpapar faktor risiko
 Tidak dapat mengontrol kondisi dan kualitas pengukuran yang dilakukan oleh orang lain
 Hanya menggunakan data sekunder sehingga kadang kurang lengkap atau tidak sesuai dengan
yang dibutuhkan
Sumber : Dasar – dasar Metodologi Penelitian Klinis oleh Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismael
23. C (Kuliah Analisis Multivariat oleh Dr. dr. Eti Poncorini Pamungkasari, M.Pd)
21

24. D
Dalam statistik, uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa kelompok data
memiliki varians yang sama atau tidak. Varians yang sama merupakan syarat mutlak untuk  2
kelompok tidak berpasangan sehingga uji homogenitas dilakukan sebelum analisis data dengan uji t
independent dan ANOVA
Salah satu cara untuk melakukan uji homogenitas adalah dengan Levene’s test. Interpretasi
Levene’s test adalah :
Nilai Significancy (Sig.) Interpretasi
 Varians tidak sama
< 0,05
 Data tidak homogen
 Varians sama
> 0,05
 Data homogen
Sumber : http://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-homogenitas-dengan-spss.html dan Statistik untuk Kedokteran dan
Kesehatan oleh M. Sopiyudin Dahlan
25. C
Karena proporsi ibu hamil bersifat diskrit, yaitu tidak memiliki nilai desimal, maka digunakan
diagram batang
a. Diagram Batang Daun
 Melihat penyebaran atau pemusatan data secara menyeluruh
 Mengetahui nilai yang sering muncul atau nilai yang jarang muncul
 Batang menunjukkan angka puluhan, sedangkan daun menunjukkan angka satuan
Batang Daun
3 48
4 35588
5 04468
6 1137
22

7 04478
8 2257789
9 012

b. Diagram Batang
 Menyajikan data yang bersifat diskrit, tidak kontinue, dan kategorikal

Rata - rata Nilai Responsi Fisika Angkatan 2010


88

86

84

82

80

78

76
Shift 1 Shift 2 Shift 3 Shift 4 Shift 5 Shift 6 Shift 7 Shift 8

c. Diagram Garis
 Menyajikan data yang bersifat kontinue
 Menggambarkan kondisi yang terjadi terus – menerus seperti produksi minyak tiap tahun,
nilai tukar rupiah, jumlah penduduk tiap tahun, suhu tubuh setiap jam

Grafik Berat Badan Bayi pada 10 Bulan Pertama


14

12

10

0
0 2 4 6 8 10 12

d. Diagram Lingkaran
Menyajikan data yang bersifat diskrit, tidak kontinue, dan kategorikal dalam bentuk persentase
23

Data Tingkat Pendidikan di Kabupaten Sokaraja

3% 6%
6%
SMP
20% SMA
D3
S1
8%
S2
57% S3

e. Tabulasi Silang / Crosstabs


 Menyajikan data dalam bentuk tabel silang B x K untuk analisis hubungan antar variabel
 B adalah singkatan dari baris, biasanya diletakkan variabel bebas
 K adalah singkatan dari kolom, biasanya diletakkan variabel terikat

f. Q-Q Plot
 Digunakan untuk membandingkan ukuran penyebaran pada 2 kelompok data
 Mengetahui apakah kelompok data memiliki distribusi normal atau tidak
24

 Data terdistribusi normal jika menyebar di sekitar garis lurus

g. Scatter Plot
 Mengetahui hubungan antara 2 variabel kontinue
 Kekuatan hubungan : Jika membentuk pola seperti garis lurus, maka kedua variabel
berhubungan dengan kuat
 Jenis hubungan : Apakah kedua variabel berhubungan positif atau negatif
 Mengetahui penyebaran atau pemusatan data

Berhubungan kuat
25

Hubungan positif

Hubungan negatif

Berhubungan lemah

Hubungan non linear


26

Data menyebar

Data terpusat

Terdapat data ekstrim atau outlier

Sumber : http://www.prasetyowijaya.com/2009/02/scatter-plot.html
26. B (Kuliah Hipotesis oleh dr. Muthmainah, M.Kes)
Hipotesis Alternatif / Hipotesis Kerja / H1 Hipotesis Nol / Hipotesis Statistik / H0
 Biasanya menyatakan perbedaan atau  Biasanya menyatakan persamaan
terdapat hubungan atau tidak terdapat hubungan
 Dicoba untuk diterima → Dibuktikan  Dicoba untuk ditolak dengan uji
kebenarannya secara empiris statistik (uji hipotesis)
 Selalu berlawanan dengan Ho  Selalu berlawanan dengan H1
 Merokok dapat menurunkan motilitas sperma
 Merokok tidak menurunkan
 Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan
motilitas sperma
ibu dengan pemberian ASI eksklusif
27

 Tekanan darah pada orang cemas berbeda  Tidak terdapat hubungan antara
dengan tekanan darah pada orang depresi tingkat pendidikan ibu dengan
pemberian ASI eksklusif
 Tekanan darah pada orang yang
cemas sama dengan tekanan darah
pada orang yang depresi

27. D (Kuliah Uji Beda Mean oleh Drs. Widardo, M.Si)


Penelitian tersebut menggunakan satu kelompok data, yaitu rata – rata kadar Hb pada populasi
tertentu, sehingga uji statistik yang digunakan adalah paired t test
28. C (Kuliah Besar Sampel oleh Drs. Widardo, M.Si)
a. Cross Sectional
𝑧𝛼 2 ∙ 𝑝 ∙ (1 − 𝑝) ∙ 𝑁
𝑛=
𝑑2 (𝑁 − 1) + 𝑧𝛼 2 ∙ 𝑝 ∙ (1 − 𝑝)
 N = Populasi total
 p = Proporsi kejadian tertentu
 d = Tingkat ketepatan absolut yang diinginkan
 z = 1,96 pada  = 0,05
Jika jumlah populasi total tidak diketahui, maka menggunakan rumus :
𝑧𝛼 2 ∙ 𝑝 ∙ (1 − 𝑝)
𝑛=
𝑑2
b. Cohort dan Case Control
(𝑝0 𝑞0 + 𝑝1 𝑞1 )(𝑧𝛼 + 𝑧𝛽 )2
𝑛=
(𝑝1 − 𝑝0 )2
 p0 : Proporsi pada kelompok kontrol
 p1 : Proporsi pada kelompok kasus
 z = 1,96 pada a = 0,05
 z = 1,28 pada b = 0,10
Jika nilai p bersifat kontinue atau tidak berbentuk proporsi, maka menggunakan rumus :
2(𝑧𝛼 + 𝑧𝛽 )2 𝑠 2
𝑛=
(𝑈1 − 𝑈2 )2
 s = Standard deviasi outcome
 U1 : Rata – rata outcome pada kelompok kontrol
 U2 : Rata – rata outcome pada kelompok kasus
c. Eksperimental
(𝑡 − 1)(𝑟 − 1) > 15
 t = Jumlah kelompok
 r = Jumlah replikasi
29. B
28

a. Syarat Uji Parametrik


 Skala numerik : Interval atau rasio
 Distribusi harus normal
 Varians harus sama pada beberapa kelompok yang tidak berpasangan
b. Syarat Uji Non Parametrik
 Skala kategorikal : Nominal atau ordinal
 Skala numerik yang tidak memenuhi syarat uji parametrik
Sumber : Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan oleh M. Sopiyudin Dahlan
30. A
Jenis Hipotesis
Skala Komparatif
Korelatif
Variabel Tidak Berpasangan Berpasangan
2 Kelompok > 2 Kelompok 2 Kelompok > 2 Kelompok
Uji t tidak Pearson
One way ANOVA Uji t berpasangan Repeated ANOVA
Numerik berpasangan 
  

 Spearman
Ordinal Mann Whittney Kruskal-Wallis Wilcoxon Friedman  Somers’d
 Gamma
 McNemar
 Chi square  Cochrane
Koefisien
 Fisher  Marginal homogeneity
Kategorik kontingensi
 Kolmogorov-Smirnov  Wilcoxon
Lambda
 Tabel B x K  Friedman
 Prinsip B x K

Sumber : Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan oleh M. Sopiyudin Dahlan


31. D (Kuliah Korelasi dan Regresi oleh Dr. dr. Eti Poncorini Pamungkasari, M.Pd)
Koefisien determinasi = r2
= 0,7422
= 0,55024  55%
32. E (Kuliah Menulis Akademik dan Mencegah Plagiarisme oleh dr. Ari Natalia Probandari, M.P.H., Ph.D)
Beberapa cara untuk mencegah plagiarisme antara lain :
Faktor yang berisiko terhadap kejadian asma adalah jenis kelamin, kepemilikan hewan peliharaan,
perubahan cuaca, riwayat keluarga, dan asap rokok
a. Kuotasi + Citasi
“Faktor yang berisiko terhadap kejadian asma adalah jenis kelamin, kepemilikan hewan
peliharaan, perubahan cuaca, riwayat keluarga, dan asap rokok” (Purnomo et al., 2008)
b. Parafrase + Citasi
Penelitian oleh Purnomo et al. (2008) menyimpulkan bahwa selain karakteristik individu (jenis
kelamin dan riwayat keluarga), terdapat faktor – faktor risiko dalam rumah tangga yang dapat
29

mempengaruhi kejadian asma seperti hewan peliharaan dan asap rokok. Selain itu, faktor
lingkungan seperti perubahan cuaca juga ikut mempengaruhi
c. Sintesis + Citasi
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa selain faktor risiko individual (jenis kelamin, ras,
obesitas), faktor lingkungan rumah (asap rokok, polusi dalam atau luar rumah) merupakan
faktor risiko terjadinya asma pada anak (Purnomo et al. 2008; Rengganis, 2008)
d. Ringkasan + Citasi
e. Evaluasi + Citasi
f. Analisis + Citasi
33. E (Kuliah Menulis Akademik dan Mencegah Plagiarisme oleh dr. Ari Natalia Probandari, M.P.H., Ph.D)
Lihat pembahasan nomor 33
34. B
a. Random (Probability) Sampling
1) Simple Random Sampling
Misalnya akan dipilih 20 dari 200 subjek pada populasi. Maka, semua subjek diberikan
nomor urut dari 1 sampai 200 → Lihat pada tabel angka random →
 Pilih angka yang terdiri dari 3 digit
 Angka awal ditentukan secara random, misalnya dari nomor 074. Angka selanjutnya
dipilih menurut arah tertentu misalnya ke kiri, kanan, atas, atau bawah. Ingat, arah
pembacaan harus tetap mengikuti pola yang sama
 Misalnya ditentukan arah ke kanan berarti diperoleh 835, 145, 311, 648, 863, dst
 Karena jumlah sampel adalah 200, maka setiap angka yang lebih dari 200 diabaikan. Jika
terdapat angka yang sama, maka angka tersebut diabaikan
30

2) Systematic Random Sampling

3) Stratified Random Sampling


 Digunakan jika populasi dibagi menjadi beberapa strata yang berbeda menurut
karakteristik tertentu seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan
 Pemilihan sampel dari masing – masing strata dilakukan secara random
31

4) Cluster Random Sampling


 Unit pemilihan sampel adalah kelompok atau gugus tertentu misalnya kecamatan, kota,
kabupaten, desa, kampung
 Pengamatan dilakukan pada semua subjek pada kluster yang terpilih
 Digunakan jika populasi tersebar dalam area yang luas
32

5) Multi-stage Sampling
Populasi dibagi menjadi beberapa strata → Memilih sampel dari strata tingkat pertama →
Memilh sampel tingkat kedua dari strata tingkat pertama → Seterusnya sampai terpiluh
subjek dari strata terakhir

b. Non Probability Sampling


1) Convenience Sampling
 Dilakukan secara bebas tanpa restriksi dan rencana khusus
 Misalnya dari man-in-the-street atau pengunjung bazar
 Paling mudah dilakukan, tetapi sampel menjadi kurang representatif sehingga terjadi
sampling bias
33

2) Purposive Sampling
Memilih sampel dengan rencana tertentu sesuai dengan rancangan penelitian
 Fixed-exposure sampling : Memilih sampel menurut status paparan yang ditetapkan,
sedangkan status penyakit bervariasi mengikuti status paparan tersebut
 Fixed-disease sampling : Memilih sampel menurut status penyakit yang ditetapkan,
sedangkan status paparan bervariasi mengikuti status penyakit tersebut
 Restriksi : Memilih sampel menurut kriteria inklusi dan ekslusi
 Matching : Memilih sampel berdasarkan variabel perancu yang sebanding
3) Quota Sampling
 Semua subjek yang memenuhi kriteria dimasukkan sebagai sampel sampai jumlah
maksimal terpenuhi
 Tidak dipilih secara random, tetapi berdasarkan kemudahan, mungkin sedikit restriksi
 Misalnya memilih mahasiswa perempuan yang masuk kelas sampai berjumlah 50 orang
4) Expert Sampling
Memilih sampel berdasarkan pertimbangan bahwa subjek dapat memberikan informasi
yang berhubungan dengan penelitian secara lengkap (expert atau ahli)
5) Snowball Sampling
 Identifikasi satu atau dua orang subjek yang memenuhi kriteria → Meminta keterangan
tentang subjek lain yang memenuhi kritera
34

 Misalnya menemui satu pasien HIV/AIDS kemudian menanyakan tempat tinggal pasien
HIV/AIDS yang lain
 Digunakan jika peneliti hanya mengetahui sedikit informasi tentang penyebaran sampel
atau sampel yang dipilih cukup jarang

Sumber : Populasi dan Sampel oleh Prof. Dr. dr. Bhisma Murti, M.P.H., M.Sc., Ph.D, Dasar – dasar Metodologi Penelitian
Klinis oleh Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismael, dan Research Methodology A Step-by-step Guide for Beginners by
Ranjit Kumar
35. E (Kuliah Pengantar Metodologi Penelitian Kuantitatif oleh Prof. Dr. dr. Hartono, M.Si)
Lihat pembahasan nomor 13
36. D
Lihat pembahasan nomor 34
37. A (Kuliah Review of Error oleh Prof. Dr. dr. Bhisma Murti, M.P.H., M.Sc., Ph.D)
a. Sampling Error (Random Error)
 Hasil pengukuran kurang teliti karena faktor peluang, beberapa nilai akan lebih tinggi atau
lebih rendah dari nilai yang sebenarnya
 Bersifat acak, tidak sistematis, kurang presisi
 Perbedaan nilai yang diharapkan dan hampir selalu ditemukan
Faktor yang menyebabkan kesalahan acak antara lain :
 Ukuran sampel yang kecil
 Pengukuran yang kurang reliable karena berbagai faktor
 Kesalahan alami
35

b. Sampling Bias
 Kesalahan pengukuran karena bias informasi, bias seleksi, dan variabel perancu
 Bersifat sistematis, tidak acak, dan kurang akurat
 Menyebabkan kesalahan pemilihan uji statistik dan penarikan kesimpulan yang salah
Faktor yang menyebabkan kesalahan acak antara lain :
 Pemilihan subjek yang salah dan tidak mewakili karakteristik populasi
 Pengukuran yang tidak akurat

38. C (Kuliah Korelasi dan Regresi oleh Dr. dr. Eti Poncorini Pamungkasari, M.Pd)
 Regresi linear digunakan jika variabel terikat memiliki skala numerik
 Regresi logistik digunakan jika variabel terikat memiliki sakal kategorikal
39. E (Kuliah Korelasi dan Regresi oleh Dr. dr. Eti Poncorini Pamungkasari, M.Pd)
Syarat Cara Mendeteksi
Hubungan antara variabel bebas dan  Membuat scatter plot antara variabel bebas dan terikat
variabel terikat harus linear  Scatter harus berada di sekitar garis diagonal
 Histogram harus berbentuk seperti lonceng
Error harus memiliki distribusi normal
 Uji normalitas memiliki nilai p > 0,05
Error harus memiliki mean = 0 Membuat statistik deskriptif dari error
Error tidak memiliki korelasi yang kuat  Korelasi antara error dengan variabel bebas harus < 0,8
dengan variabel bebas  Nilai Durbin Watson sekitar 2
36

 Membuat scatter plot antara standarized residual


Varians dari error adalah konstan dengan standarized predicted value
 Scatter tidak boleh membentuk pola tertentu
Tidak terdapat korelasi yang kuat  Korelasi antar variabel bebas harus < 0,8
antara variabel bebas  Nilai tollerance pada collinearity diagnostif > 0,4

Error adalah variabel atau faktor lain yang mempengaruhi nilai variabel terikat. Misalnya pada
persamaan regresi : Nilai ujian blok = 1,86 + 34,5(tingkat kehadiran)
Tingkat kehadiran bukan satu – satunya variabel yang dapat memprediksikan nilai ujian blok
karena pasti terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi seperti motivasi belajar, derajat
intelegensia, dan lain – lain
Persamaan tersebut dapat ditulis menjadi : Nilai ujian blok = 1,86 + 34,5(tingkat kehadiran) +
Penjelasan lainnya. Penjelasan lainnya sering disebut dengan istilah error atau residu
Sumber : Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan oleh M. Sopiyudin Dahlan
40. B (Kuliah Korelasi dan Regresi oleh Dr. dr. Eti Poncorini Pamungkasari, M.Pd)
Penelitian tersebut ingin memprediksi pengaruh variabel bebas (pengetahuan tentang penyusunan
menu) terhadap variabel terikat (lingkar pinggang) yang berskala kontinue sehingga uji statitistik
yang digunakan adalah regresi linear
41. ?? (Kuliah Besar Sampel oleh Drs. Widardo, M.Si)
Diketahui
d = 0,10
p = 0,30
 = 0,05
z = 1,96
𝑧𝛼 2 ∙ 𝑝 ∙ (1 − 𝑝)
𝑛=
𝑑
1,962 ∙ 0,3 ∙ 0,7
𝑛=
0,12
𝑛 = 80,6736 → 81 orang
Jadi, jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 81 orang
42. E (Kuliah Penelitian Observasional oleh dr. Ari Natalia Probandari, M.P.H., Ph.D)
Penelitian tersebut merupakan case control karena dilakukan identifikasi efek (kecelakaan kerja)
kemudian faktor risiko (penggunaan APD) diteliti secara retrospektif
Ukuran risiko untuk case control adalah odds ratio. Odds adalah peluang terjadi kasus
dibandingkan peluang tidak terjadi kasus, sedangkan Odds ratio (OR) adalah perbandingan antara
odds pada kasus dengan odds pada control
37

Efek
Kasus Kontrol Jumlah
Terpapar a b a+b
Kausa

Tidak terpapar c d c+d


Jumlah a+c b+d
𝑎𝑑
𝑂𝑅 =
𝑏𝑐
Kecelakaan Kerja
Ya Tidak Jumlah
Tidak 40 20 60
Pelatihan

Ya 10 30 40
Jumlah 50 50
40 ∙ 30 1200
𝑂𝑅 = =
20 ∙ 10 200
Interpretasi nilai OR adalah
 OR = 1 berarti tidak terdapat pengaruh, bersifat netral
 OR > 1 berarti merupakan faktor risiko
 OR < 1 berarti merupakan faktor protektif
OR = 6 berarti pekerja yang tidak menggunakan APD memiliki kecenderungan untuk mengalami
kecelakaan kerja 6 kali lebih besar daripada pekerja yang menggunakan APD
Sumber : Dasar – dasar Metodologi Penelitian Klinis oleh Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismael
43. D (Kuliah Etika Penelitian oleh Dra. Yulia Sari, M.Si)
Prinsip dasar etika penelitian antara lain :
 Menghormati orang lain (respect for person)
 Memberikan manfaat maksimal untuk orang lain (beneficence)
 Tidak membahayakan subjek dan minimalisasi dampak negatif (non maleficence)
 Keadilan dan tidak diskriminasi (justice)
44. E (Kuliah Etika Penelitian oleh Dra. Yulia Sari, M.Si)
45. C (Kuliah Etika Penelitian oleh Dra. Yulia Sari, M.Si)
46. B (Kuliah Etika Penelitian oleh Dra. Yulia Sari, M.Si)
a. Reduction
Berusaha mengurangi jumlah hewan percobaan dengan bantuan ilmu stastistik, program
computer, dan teknik biokimia
b. Replacement
 Replacement relative : Tetap menggunakan hewan percobaan sebagai donor organ,
jaringan, atau sel
38

 Replacement absolut : Sama sekali tidak memanfaatkan hewan percobaan, diganti dengan
galur sel atau program komputer
c. Refinement
Berusaha mengurangi penderitaan hewan percobaan sebelum, selama, dan sesudah penelitian
Sumber : Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan oleh Jusuf Hanafiah dan Amri Amir
47. E (Kuliah Mencari Literatur Ilmiah oleh dr. Bulan Kakanita Hermasari)
MeSH merupakan kumpulan vocabulary seperti kamus yang diterbitkan oleh U.S. National Library of
Medicine. Karena berbentuk kamus, maka keyword yang dimasukkan harus berupa istilah tertentu,
bukan nama jurnal atau nama pengarang
MeSH (Medical Subject Heading) is the authority list of the vocabulary terms used for subject
analysis of biomedical literature at NLM. MeSH vocabulary is used for indexing journal articles for
MEDLINE and is also used for cataloging books and audiovisuals
MeSH descriptors are arranged in both alphabetic and hierarchical structure. At the most
general level of the hierarchical structure are very broad headings such as "Anatomy" or "Mental
Disorders." More specific headings are found at more narrow levels of the thirteen-level hierarchy,
such as "Ankle" and "Conduct Disorder." There are 27,883 descriptors in 2016 MeSH with over
87,000 entry terms that assist in finding the most appropriate MeSH Heading, for example, "Vitamin
C" is an entry term to "Ascorbic Acid." In addition to these headings, there are more than
232,000 Supplementary Concept Records (SCRs) within a separate file. Generally SCR records
contain specific examples of chemicals, diseases, and drug protocols. They are updated more
frequently than descriptors. Each SCR is assigned to a related descriptor via the Heading Map
field. The Heading map is used to rapidly identify the most specific descriptor class and include it in
the citation
MeSH vocabulary is organized into 16 main branches :
 Anatomy
 Organisms
 Diseases
 Chemical and Drugs
 Analytical, diagnostic, and therapeutic techniques and equipment
 Psychiatry and Psychology
 Phenomena and Processes
 Disciplines and Occupations
 Anthropology, Education, Sociology, and Social Phenomena
 Technology, Industry, Agriculture
 Humanities
 Information Science
 Named Groups
 Health Care
39

 Publication characteristics
 Geographicals
Sumber : https://www.nlm.nih.gov/bsd/disted/pubmedtutorial/015_025.html, https://www.nlm.nih.gov/pubs/
factsheets/mesh.html

Broader

Narrower

48. B (Kuliah Korelasi dan Regresi oleh Dr. dr. Eti Poncorini Pamungkasari, M.Pd)
BMD = 0,7 + 0,8(berat badan) dengan nilai p = 0,034
 Nilai p < 0,05 berarti H0 ditolak sehingga berat badan berpengaruh signifikan terhadap BMD
 Konstanta bernilai 0,7 berarti jika tidak terdapat berat badan, maka BMD adalah 0,7
 Koefisien bernilai 0,8 berarti setiap peningkatan 1 berat badan, maka BMD akan meningkat
sebesar 0,8
 Misalnya berat badan adalah 50 kg berarti BMD adalah 0,7 + 0,8(50) = 40,7
40

49. D (Kuliah Korelasi dan Regresi oleh Dr. dr. Eti Poncorini Pamungkasari, M.Pd)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Riwayat keluarga .747 .185 16.284 1 .000 2.110
Constant -2.203 .109 410.867 1 .000 .110

 Exp(B) bernilai 2,110 berarti OR bernilai 2,110 sehingga riwayat keluarga merupakan faktor
risiko osteoporosis
 Nilai p (Sig.) < 0,05 berarti riwayat keluarga berpengaruh signifikan terhadap osteoporosis
 Persamaan regresi logistik adalah Osteoporosis = 0,747(riwayat keluarga) – 2,203
Sumber : Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan oleh M. Sopiyudin Dahlan
50. A (Kuliah Etika Penelitian oleh Dra. Yulia Sari, M.Si)
Dokumen – dokumen Internasional dan Nasional yang digunakan untuk menyusun pedoman etika
penelitian adalah :
a. Nuremberg Code (1947)
Kode Nuremberg merupakan instrumen pertama tentang etika penelitian kedokteran pada
manusia. Kode ini diciptakan sebagai tindak lanjut dari keputusan pengadilan terhadap dokter –
dokter NAZI yang telah melakukan penelitian kesehatan secara paksa terhadap tawanan kamp
konsentrasi selama perang dunia II, tanpa tujuan ilmiah yang rasional dan dilakukan oleh
personel yang tidak memenuhi syarat. Kode ini bertujuan untuk melindungi integritas subjek
penelitian. Salah satu butir penting dalam Kode Nuremberg adalah “The voluntary consent of
the human subject is absolutely essential”
b. Universal Declaration of Human Rights (1948)
Deklarasi ini diambil dari Sidang Umum PBB pada tahun 1948 dan pada sidang tahun 1966
ditetapkan International Covenant on Civil and Political Rights, yang menyatakan bahwa “No one
shall be subjected to torture or to cruel, inhuman or degrading treatment or punishment. In
particular, no one shall be subjected without his free to medical or scientific experimentation”
c. The Declaration of Helsinki (WMA, 2000)
Deklarasi ini dikeluarkan oleh World Medical Association (WMA) pertama kali tahun 1964 dan
merupakan dokumen utama untuk etika penelitian kesehatan. Deklarasi ini sudah mengalami 6
kali amandemen, yang terakhir di Washington D.C. tahun 2002 berisi pedoman etika penelitian
kesehatan baik klinis atau non klinis
d. Operational Guidelines for Ethics Committee that Review Biomedical Research (WHO, 2000)
Dokumen ini membahas cara pembentukan Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK), tujuan,
keanggotaan, tata cara kerja, cara pengajuan proposal, pengkajian protokol, pembuatan
keputusan, dan lain – lain
e. International Ethical Guidelines for Biomedical Research Involving Human Subjects (CIOMS)
Council of International Organizations of Medical Sciences (CIOMS) adalah organisasi swasta
yang bergabung dengan WHO. Dokumen I diterbitkan tahun 1982, dokumen II tahun 1993, dan
41

dokumen III tahun 2002. Pedoman CIOMS ini memberikan perhatian khusus pada etika
penelitian kesehatan di negara berkembang
f. Pedoman Cara Uji Klinik yang Baik di Indonesia (BPOM, 2001)
Pedoman ini adalah standard etika dan ilmiah untuk mendesain, melaksanakan, mencatat, dan
melaporkan uji klinis yang melibatkan manusia. Naskah ini berasal dari Guideline for Good
Clinical Practice (International Conference on Harmonization of Technical Requirements for
Registration of Pharmaceuticals for Human Use, 1966)
Sumber : Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan oleh Jusuf Hanafiah dan Amri Amir
51. D (Kuliah Etika Penelitian oleh Dra. Yulia Sari, M.Si)
 Fabrikasi adalah mengarang, memalsukan, dan membuat data tanpa bukti yang jelas. Misalnya
menyajikan data persebaran penduduk secara kira – kira tanpa melakukan survei atau
mengambil data dari instansi yang berhubungan
 Falsifikasi adalah mengubah data sehingga sesuai dengan yang diinginkan, termasuk manipulasi
alat, bahan, proses, dan membuang data yang berbeda
 Plagiarisme adalah menggunakan gagasan, pikiran, atau kata – kata orang lain tanpa
memberikan penghargaan (acknowledgement). Dengan kata lain, meniru hasil karya orang lain
tanpa menyebutkan sumbernya termasuk menulis satu kalimat secara utuh dari naskah tertentu
 Dupliksi adalah publikasi naskah yang sama ke berbagai penerbit tanpa mengubah isi
 Academic misconduct is any action or attempted action that may result in creating unfair
academic advantage for oneself or unfair academic advantage or disadvantage for other
member or members of the academic community. This includes wide variety of behaviors such
as cheating, plagiarism, altering academic documents or transcripts, gaining access to materials
before they are intended to be available, and helping friend to gain unfair academic advantage
Sumber : http://sa.berkeley.edu/conduct/integrity/definition dan https://satukataku.wordpress.com/tag/fabrikasi/
52. A
The ICMJE recommends that authorship be based on the following 4 criteria :
 Substantial contributions to the conception or design of the work; or the acquisition, analysis, or
interpretation of data for the work
 Drafting the work or revising it critically for important intellectual content
 Final approval of the version to be published
 Agreement to be accountable for all aspects of the work in ensuring that questions related to
the accuracy or integrity of any part of the work are appropriately investigated and resolved
In addition to being accountable for the parts of the work he or she has done, the author should
be able to identify which co-authors are responsible for specific other parts of the work. In addition,
authors should have confidence in the integrity of the contributions of their co-authors
All who meet the four criteria should be identified as authors. Those who do not meet all four
criteria should be acknowledged. Examples of activities that alone do not qualify contributor for
42

authorship are acquisition of funding, general supervision of research group or general


administrative support, writing assistance, technical editing, language editing, and proofreading
Sumber : http://www.icmje.org/recommendations/browse/roles-and-responsibilities/defining-the-role-of-authors-and-
contributors.html
53. C

Sumber : Buku Panduan Skripsi FK UNS


54. D

Sumber : Buku Panduan Skripsi FK UNS


55. D (Kuliah Penelitian Eksperimental oleh dr. Brian Wasita, Sp.PA., Ph.D)
Randomisasi merupakan ciri khas dari penelitian true experiemntal
Pre Experimental True Experimental Quasi Experimental
 Penelitian pendahuluan
 Hampir sama seperti true
sebelum true experimental
 Merupakan eksperimen yang experimental tetapi tidak
atau quasi experimental
sebenarnya dilakukan randomisasi
 Masih terdapat variabel
Karakteristik  Subjek dibagi menjadi  Memiliki kelompok kontrol
perancu karena tidak
kelompok perlakuan dan tetapi tidak dapat
terdapat kelompok kontrol
kontrol secara random sepenuhnya mengontrol
dan sampel tidak dipilih
variabel luar
secara random
Kelompok 1 kelompok 2 kelompok 2 kelompok
Kontrol Tidak Ya Ya
Randomisasi Tidak Ya Tidak
Perlakuan Ya Ya Ya
43

 One-shot case study  Postest-only control  Time series


 One group pretest-postest  Randomized pretest-postest  Non equivalent pretest-
Jenis
 One group time series control group design postest control group design
 Static group comparison  Solomon design  Factorial design

a. Pre Experimental
1) One-Shot Case Study
 Kelompok diberikan perlakuan kemudian diamati hasilnya
 Skema : X  O
 Kelemahan : Tanpa kelompok pembanding sebagai kontrol terhadap variabel perancu
2) One Group Pretest-Postest
 Dilakukan pengukuran (pretest) sebelum perlakuan  Membandingkan hasil
pengukuran sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
 Mengetahui hasil perlakuan secara lebih akurat
 Skema : O1  X  O2
 Kelemahan : Tidak dilakukan randomisasi sebelum dan sesudah perlakuan
3) One Group Time Series
 Hampir sama seperti one group pretest-postest, tetapi pengukuran dilakukan beberapa
kali, baik sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
 Dapat melihat pengaruh variabel perancu dengan membandingkan perubahan variabel
terikat sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
 Skema : O1.1  O1.2  X  O2.1  O2.2
4) Static Group Design
 Satu kelompok dibagi menjadi 2 menjadi kelompok perlakuan dan kontrol
 Skema : X  O1, O2
Contohnya adalah penelitian untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap
nilai ujian blok pada mahasiswa semester 4. Terdapat 2 kelas untuk setiap angkatan, yaitu
kelas A dan B. Kelas A diberikan materi dengan metode demonstrasi (O1) dan kelas B
diberikan materi dengan metode ceramah (O2)
b. True Experimental
1) Postest-Only Control Design
 2 kelompok yang dipilih secara random  Salah satu kelompok diberikan perlakuan 
Pengukuran pada kedua kelompok (postest)
 Skema : R1  X  O1 dan R2   O2
2) Randomized Pretest-Postest Control Group Design
 2 kelompok dipilih secara random  Pengukuran (pretest) pada kedua kelompok 
Salah satu kelompok diberikan perlakuan  Pengukuran pada kedua kelompok
 Pretest dilakukan untuk mengetahui perbedaan kondisi awal pada kedua kelompok
 Hasil pretest yang baik adalah jika nilai kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan
44

 Skema : R1 O1  X  O2 dan R2 O3   O4
c. Quasi Experimental
1) Time Series
 Diberikan pretest beberapa kali untuk mengetahui stabilitas dan konsistensi kelompok
sebelum diberikan pretest yang baik adalah
 Jika pretest selama 4 kali hasilnya berbeda, maka kondisi kelompok tersebut tidak stabil
dan tidak konsisten
 Setelah kondisi stabil, maka baru mulai diberikan perlakuan
 Skema : Kelompok 1 O1.1  O1.2  O1.3  O1.4  X  O2.1  O2.2  O2.3  O2.4
dan Kelompok 2 O1.1  O1.2  O1.3  O1.4  X  O2.1  O2.2  O2.3  O2.4
2) Non Equivalent Pretest-Postest Control Group Design
Hampir sama seperti randomized pretest-postest control group design tetapi tidak dilakukan
randomisasi sehingga tidak dapat mengontrol variabel perancu
Sumber : Metode Penelitian Eksperimen oleh Tjutju Soendari Jurusan PLB FIP UPI
56. C
The probit regression procedure fits probit sigmoid dose-response curve and calculates values (with
95% CI) of the dose variable that correspond to a series of probabilities. For example the ED50
(median effective dose) or (LD50 median lethal dose) are the values corresponding to a probability of
0.50, the Limit-of-Detection (CLSI, 2012) is the value corresponding to a probability of 0.95
Logistic regression is a statistical method for analyzing dataset in which there are one or more
independent variables that determine an outcome. The outcome is measured with dichotomous
variable (in which there are only two possible outcomes). In logistic regression, the dependent
variable is binary or dichotomous, i.e. it only contains data coded as 1 (true, success, pregnant, etc.)
or 0 (false, failure, non-pregnant, etc.)
Sumber : https://www.medcalc.org
57. A (Kuliah Review of Error oleh Prof. Dr. dr. Bhisma Murti, M.P.H., M.Sc., Ph.D)
45

Restriksi

Perancu dalam
Matching
desain
Mengontrol perancu

Randomisasi

Teknik Mantel-
Stratifikasi
Haenszel

Perancu dalam
Regresi linear
analisis

Analisis multivariat Regresi logistik

ANCOVA

Definitions Pros Cons


Subjects or groups of subjects Sample size may not be large
With sufficient sample size,
are randomly assigned to enough to control confounding
Randomization virtually assures that both known
hypothesized preventive or since many persons are unwilling
and unknown are controlled
therapeutic intervention to be randomized
 Too much restriction will
reduce external validity
 Sufficiently narrow
restriction range may
severely reduce the number
Study participation is restricted  Straight forward, convenient, of eligible participants
to individuals who fall within inexpensive  If restriction criteria are not
Restriction
specified category or categories  Does not affect internal sufficiently narrow,
of the confounders validity between groups possibility of residual
confounding exists
 Does not permit evaluation
of the association between
exposure and disease for
varying levels of the factor
 Can be difficult, time
All levels of the confounding  Great intuitive appeal consuming, and expensive to
factor are allowable for study  May provide greter analytic find comparison subject with
inclusion, but subjects are efficiency by insuring set of characteristics on each
Matching
selected in way that potential adequate number of cases matching variable
confounders are distributed and control at each level of  Does not control potential
equally among the study groups the confounder confounding by factors other
than those matched on
46

Evaluation of the exposure or  Intuitively appealing, straight  Impractical for simultaneous


disease association within forward, and enhances control of multiple
Stratification
homogenous categories or strata understanding of intricacies confounders, especially
of the confounding variable of the data those with multiple strata
Involves construction of
mathematical model that
 Can simultaneously control  Process of efficient
efficiently describes the
Multivariate for multiple confounders mathematical modelling can
association between exposure
analysis when stratified analysis is occur at the expense of clear
and disease, as well as other
impractical understanding of the data
variable that may confound or
modify the effect of exposure

58. C (Kuliah Variabel dan Definisi Operasional oleh dr. Muthmainah, M.Kes)
 Variabel bebas : Variabel yang mempengaruhi variabel terikat
 Variabel terikat : Variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas
 Variabel perancu : Faktor luar yang dapat mempengaruhi nilai variabel bebas sehingga harus
dikendalikan
Variabel Bebas Variabel Terikat
 Independen ↑  Dependen
 Faktor risiko Variabel Perantara  Efek
 Kausa  Hasil
 Pengaruh  Respons
 Perlakuan  Outcome
↑ ↑
Variabel Luar Variabel Luar
Misalnya pengaruh kebiasaan minum kopi terhadap penyakit jantung koroner pada laki – laki
Variabel Bebas Variabel Terikat
Minum kopi PJK
↑ ↑
Variabel Luar Variabel Luar
 Jumlah kopi  Umur
 Jenis kopi  Merokok
 Ketahanan fisik
 Aktivitas fisik
 Olahraga
59. D (Kuliah Analisis Multivariat oleh Dr. dr. Eti Poncorini Pamungkasari, M.Pd)
 Nilai p untuk berat badan < 0,05 berarti berat badan berpengaruh signifikan terhadap BMD
 Nilai p untuk usia < 0,05 sehingga usia berpengaruh signifikan terhadap BMD
 Koefisien untuk usia bernilai -0,3 berarti setiap peningkatan 1 umur, maka BMD akan menurun
sebesar 0,3
47

 Koefisien untuk berat badan bernilai 0,8 berarti setiap peningkatan 1 berat badan, maka BMD
akan meningkat sebesar 0,8
60. D

Sumber : Buku Panduan Skripsi FK UNS

SEDIKIT CATATAN TAMBAHAN

1. Cara Mengetahui Normalitas Data


a. Metode Deskriptif
Kriteria Keterangan
Nilai koefisien varians SD
Koefisien varians ×100%
< 30% Mean
Skewness
Rasio skewness
Nilai rasio dari -2 SE skewness
sampai 2 Kurtosis
Rasio kurtosis
SE kurtosis

 Simetris
 Tidak miring ke
Histogram kanan atau kiri
 Tidak terlalu tinggi
atau rendah
48

 Simetris
 Median tepat di
Box plot tengah
 Tidak terdapat
outlier

Data menyebar
Normal Q-Q plot
sekitar garis

Data menyebar di
Detrended Q-Q plot
sekitar garis 0

b. Metode Analisis
Kriteria Keterangan
Uji Kolmogorov-Smirnov P > 0.05 Untuk sampel besar > 50
Uji Shapiro-Wilk p > 0.05 Untuk sampel kecil < 50

2. Pemilihan Uji Statistik


Jenis Hipotesis
Skala Komparatif
Korelatif
Variabel Tidak Berpasangan Berpasangan
2 Kelompok > 2 Kelompok 2 Kelompok > 2 Kelompok
Uji t tidak Pearson
One way ANOVA Uji t berpasangan Repeated ANOVA
Numerik berpasangan 
  

49

 Spearman
Ordinal Mann Whittney Kruskal-Wallis Wilcoxon Friedman  Somers’d
 Gamma
 McNemar
 Chi square  Cochrane
Koefisien
 Fisher  Marginal homogeneity
Kategorik kontingensi
 Kolmogorov-Smirnov  Wilcoxon
Lambda
 Tabel B x K  Friedman
 Prinsip B x K

3. Interpretasi Uji Statistik jika p < 0,05


Nama Uji Keterangan jika p < 0,05
Uji Kolmogorov-Smirnov
Distribusi data tidak normal
dan Shapiro-Wilk
Uji varians Levene’s test Memiliki varians yang berbeda (tidak homogen)
Uji t berpasangan
Uji t tidak berpasangan Terdapat perbedaan rata – rata yang signifikan antara
Uji Wilcoxon 2 kelompok data
Uji Mann-Whitney
Uji ANOVA  Minimal terdapat 2 kelompok data yang memiliki
Uji Friedman perbedaan rata – rata yang signifikan
 Untuk mengetahui kelompok yang berbeda secara
Uji Kruskal-Wallis
signifikan, maka dilakukan analisis Post-Hoc
Uji McNemar Terdapat perbedaan proporsi yang signifikan antara 2
Uji Homogeneity kelompok data
 Minimal terdapat 2 kelompok data yang memiliki
perbedaan proporsi yang signifikan
Uji Cochran
 Untuk mengetahui kelompok yang berbeda secara
signifikan, maka dilakukan analisis Post-Hoc
Uji Chi square
Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel A
Uji Kolmogorov-Smirnov
dengan variabel B
Uji Fischer
Uji Pearson
Uji Spearman
Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel A
Uji Koefisien kontingensi
dengan variabel B
Uji Lambda
Uji Gamma and Somers’d

4. Korelasi
50

 Digunakan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel dengan skala tertentu


 Menjawab pertanyaan “seberapa kuat hubungan linear antara 2 variabel ?”
Variabel 1 Variabel 2 Uji Korelasi
Nominal Nominal  Koefisien kontingensi
Nominal Ordinal  Lambda
 Spearman
Ordinal Ordinal  Gamma
 Somers’d
Ordinal Numerik Spearman
 Pearson
Numerik Numerik
 Spearman
a. Koefisien Kontingensi dan Lambda
 Koefisien kontingensi untuk 2 variabel yang setara
 Lambda untuk 2 variabel yang tidak setara
Maksud dari tidak setara adalah salah satu variabel dianggap sebagai variabel bebas, sedangkan
variabel lain dianggap sebagai variabel terikat
b. Korelasi Gamma vs Somers’d
 Keduanya untu uji korelasi antara variabel ordinal dengan ordinal dimana kategori variabel
ordinal tersebut sedikit sehingga dapat dibuat tabel B x K
 Gamma untuk 2 variabel yang setara
 Somer’s untuk 2 variabel yang tidak setara
c. Korelasi Pearson vs Spearman
 Pearson untuk uji parametrik
 Spearman untuk uji non parametrik
51

Data

Distribusi
Tidak normal
normal

Pearson Transformasi

Distribusi
Tidak normal
normal

Pearson Spearman

5. Interpretasi Korelasi
a. Kekuatan Korelasi
Mengukur derajat hubungan linear antara 2 variabel, dinyatakan dalam r yang nilainya selalu di
antara -1 dan +1
 0,00 – 0,199 : Sangat lemah
 0,20 – 0,399 : Lemah
 0,40 – 0,599 : Sedang
 0,60 – 0,799 : Kuat
 0,80 – 1,00 : Sangat kuat
b. Nilai p
Menunjukkan signifikansi hubungan antara 2 variabel. Tidak semua korelasi yang kuat atau
positif, bernilai signifikan secara statistik
 p < 0,05 : Korelasi yang bermakna antara 2 variabel
 p > 0,05 : Korelasi yang tidak bermakna antara 2 variabel
c. Arah Korelasi
 Positif : Berbanding lurus, semakin besar nilai salah satu variabel maka nilai variabel yang
lain juga semakin besar
 Negatif : Berbanding terbalik, semakin besar nilai salah satu variabel maka nilai variabel
yang lain akan semakin kecil
52

Sumber : Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan oleh M. Sopiyudin Dahlan

☼☼☼

Hai orang – orang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita,

maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada

suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas

perbuatanmu itu

(Q.S. Al Hujurat : 6)

Anda mungkin juga menyukai