Anda di halaman 1dari 29

Uji Hipotesis

Metode Penelitian
Intan Karlina, S.S.T., Bd., M.Keb.
Sarjana Kebidanan Kelas ABCD
16 Desember 2022
Pengertian Hipotesis
◼ Asal kata : hupo : sementara / lemah
thesis : pernyataan / teori
◼ Jawaban sementara dari pertanyaan
penelitian yang harus diuji kebenaran
secara empiris
◼ Pernyataan tentang ada tidaknya hubungan
antar variabel, yaitu variabel bebas
(independent variable) dan variabel terikat
(dependent variable)
Hipotesis :
◼ pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan

penelitian, yang harus diuji validitasnya secara empiris.


• Hipotesis tidak dinilai benar atau salah, melainkan diuji dengan
data empiris apakah sahih (valid) atau tidak.

Tidak semua jenis penelitian memerlukan hipotesis.


Penelitian deskriptif tidak memerkulan hipotesis.

Apabila dalam pertanyaan penelitian terdapat kata-kata :


◼ lebih besar, lebih kecil, berhubungan dengan, dibandingkan,

menyebabkan, terdapat korelasi,


◼ dan sejenisnya

◼ maka berarti diperlukan (satu atau lebih) hipotesis.


JENIS HIPOTESIS
HIPOTESIS NOL / HIPOTESIS STATISTIK
Menyatakan suatu kesamaan atau tidak ada
perbedaan

Contoh:
◼ Tidak ada hubungan antara status gizi ibu
hamil dan berat badan bayi yang dilahirkan
◼ Tidak ada perbedaan berat badan bayi lahir
dari ibu perokok dengan yang bukan perokok
Menurut asalnya berarti suatu kesimpulan atau pendapat yang
masih kurang (hypo = kurang dari, thesis = pendapat), karena masih
H harus dibuktikan.
I
P Jadi hipotesis didalam suatu penelitian berarti jawaban sementara
O penelitian, dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan
dalam penelitian. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian,
T
maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau
E ditolak.
S
I Hipotesis ditarik dari serangkaian fakta yang muncul sehubungan
dengan masalah yang diteliti.
S
Dari fakta rumuskan hubungan antara yang satu dgn yg lain dan
membentuk suatu konsep yang merupakan abstraksi dari hubungan
antar berbagai fakta.
PERANAN HIPOTESIS DALAM PENELITIAN
1. Membrikan batasan serta memmperkecil jangkauan penelitian dan
kerja penelitian.
2. Memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data.
3. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta
atau data
4. Membantu mengarahkan dalam mengidentifikasi variabel-variabel
yang akan diteliti.

Tinggi rendahnya kegunaan hipotesis bergantung dari :


1. Pengamatan tajam si peneliti
2. Imajinasi serta pemikiran kreatif si peneliti
3. Kerangka analisa yang digunakan si peneliti
4. Metode serta desain penelitian yang dipilih oleh peneliti
Bentuk Rumusan Hipotesis
Pada hakikatnya hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang hubungan
yang diharapkan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat yang dapat
diuji secara empiris.
Variabel bebas disini merupakan variabel penyebabnya atau variabel
pengarung, sedangkan variabel terikat merupakan variabel akibat atau variabel
terpengaruh.
Contoh : Merokok adalah penyebab kanker paru-paru.
Merokok = variabel bebas (penyebabnya)
Paru-paru = variabel terikat (akibatnya)

Hipotesis juga harus mempunyai landasan teoritis, bukan hanya


sekedar suatu dugaan yang tidak mempunyai landasan ilmiah,
melainkan lebih dekat kepada suatu kesimpulan
CIRI-CIRI HIPOTESIS YANG BAIK

1. Hipotesis penelitian harus dibedakan dengan


hipotesis yang terdapat pada uji hipotesis (“uji
statistik”, “uji kemaknaan”) yaitu hipotesis nol (H0)
dan hipotesis alternatif (Ha atau H1).
2. Dinyatakan dalam kalimat deklaratif yang jelas dan
sederhana, tidak bermakna ganda
3. Memiliki landasan teori yang kuat. Hipotesis tidak
serta merta datang dengan sendirinya, namun harus
dibangun atas dasar teori, pengalaman, serta sumber
ilmiah lain yang sahih.
4. Menyatakan hubungan antara satu variabel terikat dengan satu atau lebih
variabel bebas.
Hipotesis yang menyebutkan lebih dari satu variabel terikat (hipotesis
kompleks) harus dipecah menjadi dua atau lebih hipotesis sederhana.
• Contoh hipotesis kompleks :
– Pengetahuan ibu tentang ASI berperan dalam sikap dan perilaku pemberian
ASI.
• Meski kalimatnya pendek dan mudah dimengerti, namun hipotesis tersebut
tidak dapat diuji dengan satu uji hipotesis, dan harus dipecah menjadi :
– Pengetahuan ibu tentang ASI berhubungan dengan sikap dalam pemberian
ASI ; dan
– Pengetahuan ibu tentang ASI berhubungan dengan perilaku pemberian ASI.
5. Memungkinkan diuji secara empiris.
• Contoh hipotesis yang tidak memungkinkan diuji secara
empiris :
– Anak yang sama sekali tidak pernah berkomunikasi dengan
orang dewasa akan mengalami hambatan mental yang berat.
• Pengujian empris pada contoh di atas mustahil dilakukan,
karena praktis tidak akan ada anak yang tidak pernah
berkomunikasi dengan orang dewasa.

6. Bersifat spesifik dan menggambarkan variabel-variabel


yang diukur.
• Contoh hipotesis yang tidak spesifik :
– Karakteristik ibu hamil mempengaruhi pemilihan penolong
persalinan.
JENIS HIPOTESIS
HIPOTESIS ALTERNATIF / HIPOTESIS KERJA
➢ Menyatakan suatu perbedaan atau hubungan
➢ Harus dapat memberi penjelasan masalah yang
diteliti
➢ Sebagai bentuk kesimpulan yang akan diuji

Contoh:
◼ Ada hubungan status gizi ibu hamil dengan
berat badan bayi yang dilahirkan
◼ Ada perbedaan berat badan bayi lahir dari ibu
perokok dengan yang bukan perokok
ARAH UJI HIPOTESIS

Bentuk kalimat pada hipotesis


alternatif akan menentukan arah uji
hipotesis apakah:

◼ Dua arah (two tail)


◼ Satu arah (one tail)
ARAH UJI HIPOTESIS
1. Dua arah (two tail)
Bila hipotesis alternatifnya hanya menyatakan
adanya perbedaan/hubungan tanpa ada
pernyataan yang mengatakan besar
perbedaan (lebih besar/kecil) / arah hubungan
(positif/negatif)
Contoh :
◼ Ada perbedaan berat badan bayi lahir dari ibu
perokok dengan yang bukan perokok
◼ Ada hubungan antara asupan Fe dan kadar Hb
ARAH UJI HIPOTESIS
2. Satu arah (one tail)
Bila hipotesis alternatifnya menyatakan
adanya perbedaan/hubungan dan ada
pernyataan yang mengatakan besar
perbedaan (lebih besar/kecil) / arah hubungan
(positif/negatif)
Contoh :
◼ Berat badan bayi bumil perokok lebih rendah
dari bumil bukan perokok
◼ Semakin tinggi asupan Fe semakin tinggi
kadar Hb
Prinsip Uji Hipotesis
◼ Melakukan perbandingan antara nilai
sampel dengan nilai populasi
◼ Pada uji hipotesis ada 2 kemungkinan
kesimpulan yaitu :
➢ Menolak Ho (membuktikan adanya
perbedaan / hubungan)
➢ Gagal menolak Ho (adanya perbedaan /
hubungan tidak terbukti)
Kesalahan Pengambilan Keputusan

Ada dua jenis kesalahan, yaitu :


1. Kesalahan Tipe I (α )
◼ Merupakan kesalahan menolak Ho padahal

sesungguhnya Ho benar
◼ Menyimpulkan adanya perbedaan/hubungan,

padahal sesungguhnya tidak ada


◼ Peluang kesalahan tipe I adalah α atau sering

disebut tingkat signifikansi (significance level)


atau tingkat kemaknaan.
◼ Peluang untuk tidak membuat kesalahan tipe I
(1- α) disebut tingkat kepercayaan (confidence
level)
Kesalahan Pengambilan Keputusan

Ada dua jenis kesalahan, yaitu :


2. Kesalahan Tipe II (β )
◼ Merupakan kesalahan tidak menolak Ho padahal

sesungguhnya Ho salah
◼ Menyimpulkan tidak ada perbedaan/hubungan,

padahal sesungguhnya ada perbedaan /


hubungan
◼ Peluang kesalahan tipe II adalah β

◼ Peluang untuk tidak membuat kesalahan tipe II

(1- β) disebut tingkat kekuatan uji (power of the


test)
Menentukan Tk Kemaknaan
➢ Tergantung pada tujuan dan kondisi
penelitian
➢ Nilai α yang sering digunakan adalah (10%,
5% atau 1%)
➢ Untuk penelitian kesehatan masyarakat
dapat digunakan nilai α sebesar 5% - 10%
➢ Untuk pengujian obat-obatan dapat
digunakan nilai α sebesar 1% - 5%
Keputusan Uji Hipotesis

Pendekatan Klasik
➢ Membandingkan nilai hitung dengan
nilai tabel
➢ Ho ditolak bila nilai hitung > nilai tabel
➢ Ho gagal ditolak bila nilai hitung < nilai
tabel
Keputusan Uji Hipotesis

Pendekatan Probabilistik
➢ Membandingkan nilai p (p-value)
dengan nilai α
➢ Ho ditolak bila p-value < α
➢ Ho gagal ditolak bila p-value >α
ANALISA PARAMETRIK

SYARAT:
➢ Jenis data : salah satu data adalah
data numerik
➢ Jumlah sampel besar (sampel
minimal terpenuhi)
➢ Data berdistribusi normal
Normalitas Data

Cara mengetahui suatu data berdistribusi


normal atau tidak:

➢ Dilihat dari nilai mean, median dan


modus
➢ Menggunakan grafik histogram atau
box plot
➢ Test of normality
DESKRIPTIVE ANALYSIS
Descriptives

Statistic Std. Error


Average Temperature (C) Mean 27,187 ,0757
95% Confidence Lower Bound 27,035
Interval for Mean Upper Bound
27,338

5% Trimmed Mean 27,189


Median 27,200
Variance ,344
Std. Deviation ,5861
Minimum 25,7
Maximum 28,4
Range 2,7
Interquartile Range ,700
Skewness -,291 ,309
Kurtosis -,014 ,608
Rainfall (mm) Mean 139,0550 17,96813
95% Confidence Lower Bound 103,1009
Interval for Mean Upper Bound
175,0091

5% Trimmed Mean 122,0370


Median 94,9500
Variance 19371,226
Std. Deviation 139,18055
Minimum ,00
Maximum 719,20
Range 719,20
Interquartile Range 149,6750
Skewness 2,199 ,309
Kurtosis 6,199 ,608
HISTOGRAM & BOXPLOT
Histogram 29,0
20

28,5

28,0

27,5
10

27,0
Frequency

26,5
Std. Dev = ,59
Mean = 27,19
26,0
0 N = 60,00
25
26 5
26 0
26 5
26 0
27 5
27 0
27 5
27 0
28 5
28 0
28 5
50
,7
,0
,2
,5
,7
,0
,2
,5
,7
,0
,2
,5
0
25,5
N= 60

Average Temperature
Average Temperature (C)

Histogram 800
20
49

50
600

400

10

200
Frequency

Std. Dev = 139,18 0


Mean = 139,1
0 N = 60,00
0,0 50, 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700
0 ,0 ,0 ,0 ,0 ,0 ,0 ,0 ,0 ,0 ,0 ,0 ,0 ,0 -200
N= 60

Rainfall (mm)

Rainfall (mm)
NORMALITY TEST

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Average Temperature (C) ,108 60 ,077 ,974 60 ,240
Rainfall (mm) ,159 60 ,001 ,788 60 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
PEMILIHAN UJI STATISTIK

JENIS VARIABEL HUB VARIABEL UJI PARAMETRIK UJI NON-PARAMETRIK

VARIABEL 1 VARIABEL 2

KATEGORI KATEGORI INDEPENDENT - CHI SQUARE

KATEGORI KATEGORI DEPENDENT - MC NEMAR

KATEGORI NUMERIK

*K=2 INDEPENDENT INDEPENDENT T TEST U MANN WHITNEY

DEPENDENT PAIRED T TEST WILCOXON

*K>2 INDEPENDENT ANOVA KRUSKAL WALIS

DEPENDENT MANOVA FRIEDMAN

PEARSON SPEARMAN
NUMERIK NUMERIK CORRELATION CORRELATION
JENIS HIPOTESIS (ASOSIASI)
MASALAH Komparatif
SKALA Korelatif
PENGUKUR Tidak Berpasangan Berpasangan
AN >2 >2
2 Kelompok 2 Kelompok
Kelompok Kelompok
Uji t tidak Uji t Pearson
One way Repeated
Numerik berpasangan berpasangan
ANOVA ANOVA
(t test) (Paired t test)
Spearman
Kategorik Mann Kruskal
Wilcoxon test Friedman test Somers’ d
(Ordinal) Whitney test Wallis test
Gamma
Chi square test McNemar, Cochran
Kategorik Koefisien
Fischer test Marginal Homogeneity
(Nominal/ kontingensi
Kolmogorov-Smirnov test Wilcoxon, Friedman
Ordinal) Lambda
(tabel B x K) (prinsip P x K)
TUGAS
1. Tugas individu di kumpulkan ke Ketua kelas
A/B paling lambat tgl 7 April 2020 Pkl 11.00
WIB
2. Ketua Kelas Mengumpulkan kepada Dosen
dalam bentuk WORD (satu word diberi cover )
paling lambat tgl 7 April 2020 PKL 15.00 WIB
ke email tugasdosenintankarlina@gmailcom
3. Soal ada di e-learning STIKES Rajawali
LANJUTAN
1. Buat rangkuman tentang hipotesis dari 2
sumber

Anda mungkin juga menyukai