ARTIKEL
oleh
Esty Faatinisa
140276
A. PENDAHULUAN
1. Dasar Pemikiran
Pada abad pengetahuan, yaitu abad 21 diperlukan sumber daya manusia
dengan kualitas tinggi yang memiliki keahlian, yaitu mampu bekerja sama,
berpikir tingkat tinggi, kreatif, terampil, memahami berbagai budaya, kemampuan
komunikasi, dan mampu belajar sepanjang hayat (life long learning) Trilling and
Hood (dalam Arnyana, 2007, hlm. 671). Sejalan Rindel (dalam Arnyana, 2007,
hlm. 671) mengemukakan agar siswa melek terhadap sains mampu memahami
materi pelajaran, mampu memanfaatkan informasi, dan mampu berkreativitas.
Dalam rangka membentuk sumber daya manusia yang handal dan kreatif
tersebut, tentu saja tidak bisa serta merta terjadi tanpa menempuh apa yang
dinamakan dengan pendidikan. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar untuk
membantu siswa dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.
Pandangan ini sejalan dengan makna pendidikan yang tercantum dalam Undang-
undang sistem pendidikan nasional no 20 tahun 2003 pasal 1, dimana melalui
pendidikan diharapkan terbentuk individu yang mampu mengembangkan potensi
dirinya secara aktif, memiliki kemampuan spiritual dan keterampilan hidup yang
diperlukan oleh dirinya, bangsa dan Negara.
Begitu pentingnya peran pendidikan dalam kehidupan manusia. Oleh
karena itu dalam proses pelaksanaannya, harus dilaksanakan secara matang dan
utuh agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Proses untuk menciptakan keberhasilan pendidikan tersebut, guru memiliki
peranan penting dalam pembentukan proses pembelajaran yang berkualitas dan
bermakna. Namun pada prosesnya dilapangan, seringkali ditemui kekeliruan yang
dilakukan oleh guru. Banyak guru yang memiliki anggapan bahwa pendidikan
hanya merupakan suatu proses penyampaian ilmu pengetahuan, tanpa
memperhatikan tingkat perkembangan siswa dan strategi yang diterapkan dalam
pokok bahasan tertentu. Pembelajaran tampak membosankan dan tidak menarik
bagi siswa.
I. Mind Mapping
1. Pengertian Mind Mapping
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa belajar merupakan aktivitas yang
tidak menyenangkan untuk sebagian siswa. Disadari atau tidak memang begitulah
kenyataannya. Banyak pakar dan cendekiawan yang telah berkali-kali mengulas
dan menelitinya namun kenyataan ini masih terjadi. Untuk itu diperlukan revolusi
belajar yang dapat membuat proses belajar itu lebh berwarna, lebih bergairah,
aplikatif dan mudah. Dari beberapa konsep pembelajaran, maka Mind mapping
bisa dikatakan sebagai sesuatu yang berbeda. Mind mapping merupakan ide
brilian dari Aristoteles yang dikembangkan oleh Tony Buzan. Dengan
pencapaiannya tersebut, maka pengenalan dan penerapan Mind mapping sudah
mulai dilakukan di dunia pendidikan dari tingkatan SD sampai SMA.
Swadarma (2013, hlm. 3) mengemukakan beberapa konsep pengertian
Mind mapping diantaranya:
a. Mind mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan
menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk
membentuk kesan
b. Mind mapping adalah cara mencatat yang efektif, efisien, kreatif dan
menarik mudah dan berdaya guna karena dilakukan dengan cara
memetakan pikiran-pikiran kita.
c. Mind mapping adalah sistem berpikir yang terancar (radiant thinking)
sehingga dapat mengembangkan ide dan pemikiran ke segala arah,
divergen, dan melihatnya secara utuh dalam berbagai sudut pandang.
d. Mind mapping adalah alat organisasional informasi yang bekerja sesuai
mekanisme kerja otak sehingga dapat memasukkan informasi dari dan
ke dalam otak dengan mudah.
II. Kreativitas
1. Pengertian Kreativitas
Kreativitas, kata yang memliki sangat banyak pengertian. Banyak definisi
yang dikemukakan oleh para ahli ataupun orang awam. Secara dangkal,
kreativitas sering diartikan sebagai terbentuknya atau terciptanya sesuatu yang
baru baik itu gagasan, ataupun produk. Seperti yang dikemukakan oleh Rogers
(dalam Al Khalili, 2005, hlm. 19) mengemukakan bahwa
pada dasarnya proses kreativitas itu adalah apa yang dibangun dan
dihasilkan darinya suatu karya cipta yang baru, sebagai ekses dari apa
yang diciptakan seseorang individu dengan gayanya yang unik dalam
menciptakannya dan apa yang ditemukan serta dihadapi dalam
lingkungannya.
Sejalan dengan apa yang dikemukakan di atas maka terlihat jelas tentang
konsep kebaruan yang menjadi salah satu aspek penting dalam kreativitas.
Berdasarkan hal tersebut kreativitas sangat berhubungan dengan munculnya ide-
ide baru, ataupun suatu produk yang memang baru atau memiliki komposisi baru.
Seperti hal nya apa yang dikemukakan oleh Havvel (dalam Al Khalili, 2005, hlm.
25) menyebutkan bahwa kreativitas merupakan suatu kemampuan untuk membuat
komposisi atau sistem yang baru. Namun menjadi dilemma ketika muncul sebuah
pertanyaan untuk siapakah idea atau gagasan juga produk itu menjadi baru.
Mungkin ide yang dikemukakan oleh anak di SD tidak menjadi baru untuk anak
SMP. Sejalan dengan hal tersebut Perkins (dalam Starko, 2010, hlm. 5)
mengemukakan bahwa individu dengan kreativitas adalah individu yang
menghadapi masalah rutin dengan cara-cara yang kreatif. Dapat disimpulkan
bahwa kebaruan atau orisinalitas memang merupakan unsur yang diperhatikan
dalam kreativitas, baik dalam ide atau gagasan, produk ataupun proses dalam
penyelesaian masalah. Namun perlu diperhatikan pula bahwa kebaruan tersebut
tidak bisa digeneralisasikan ketika menentukan kreativitas seseorang, karena
kreativitas bergantung pada lingkungan tempat dia berada.
Kreativitas juga di kemukakan oleh Munandar (1999, hlm. 33) bahwa
“kreativitas adalah suatu kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan,
memperkaya dan memperinci) suatu gagasan". Sejalan dengan pertanyaan diatas
maka kreativitas adalah kemampuan untuk melihat segala sesuatau dari berbagai
sudut pandang dengan lebih rinci. Berkaitan dengan pendapat tersebut, kreativitas
bisa berarti kemampuan untuk mengungkapkan segala sesuatu dengan detail, dari
informasi yang diperolehnya. Hal yang mungkin tidak terpikirkan orang lain
namun bisa ditemukan oleh orang yang memiliki kreativitas.
Kreativitas mengacu pada suatu pemikiran divergen dan produk yang
diterima secara kreatif. Hurlock (dalam Munandar, 1999, hlm. 35) menjelaskan
dua pendekatan utama untuk mengenal pemikiran (berpikir) kreatif, yaitu:
a. Memperhatikan respon-respon subjek untuk memecahkan masalah,
dimana suatu proses kognitif khusus, yaitu memahami karakteristik
berpikir kreatif yang diharapkan berhasil. Caranya dengan mengatasi
ketetapan (overcoming), berpikir diluar kebiasaan (the breaking of
mental set).
b. Menentukan kriteria dari suatu produk yang merupakan indkator
berpikir kreatif. Caranya dengan melihat produksi divergent yang
meliputi fleksibilitas, keaslian dan kelayakan.
C. METODE KAJIAN
1. Pendekatan
Penelitian ini adalah penelitian eksploratif untuk meliah gambaran
kreativitas siswa kelas lima di SDN Andir Kidul kecamatan Cinambo Kota
Bandung.
2. Subyek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Andir Kidul yang terletak di kecamatan
Cinambo Kota Bandung. Subyek penelitiannya adalah siswa kelas V SD dengan
jumlah murid 38 siswa yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 18 siswa
perempuan.
Karakteristik kelas V di SDN Andir Kidul yaitu mereka kurang mampu
dalam mengeluarkan ide, pendapat, gagasan yang berasal dari pikiran mereka
sendiri. Mereka hanya terbatas pada apa yang disampaikan oleh guru ataupun dari
buku pegangan mereka, tanpa mengembangkan pengetahuan mereka.
3. Instrumen Penelitian
1. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan lembar pengamatan yang berisi tentang
indikator-indikator yang mencerminkan segala sesuatu yang terjadi dalam proses
pembelajaran.
2. Alat ukur
Alat ukur yang digunakan merupakan lembar kertas yang mana siswa
menggambarkan gagasan atau pikirannya mengenai materi pelajaran dalam
bentuk Mind Mapping. Mind Mapping itu sendiri dikembangkan oleh Tony
Buzan.
Deskriptor :
1. Fluency
Skor 3 : dalam hasil mind mapping terdapat 3 atau lebih kata kunci.
Skor 2 : dalam hasil mind mapping terdapat 2 kata kunci.
Skor 3 : dalam hasil mind mapping terdapat 1 kata kunci.
2. Flexibility
Skor 3 : jawaban sesuai konten dan solutif
Skor 2 : jawaban sesuai konten, tidak solutif
Skor 1 : jawaban tidak sesuai konten dan tidak solutif
3. Originalitas
Skor 3 : terdapat kata kunci dan gambar yang berbeda dengan siswa yang
lain.
Skor 2 : terdapat kata kunci yang berbeda namun gambar sama dengan
siswa yang lain, atau terdapat gambar yang berbeda tetapi kata
kunci sama dengan siswa yang lain.
Skor 1 : tidak terdapat kata kunci ataupun gambar yang berbeda dengan
siswa lain.
4. Elaboration
Buzan. (2013). Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Windura. (2013). Mind Map untuk Siswa, Guru, dan Orang Tua. Jakarta:
Gramedia.