Anda di halaman 1dari 6

Nama : Mita Agustina

NIM : 03031181621015
Shift : Jumat (08.00-11.00 WIB)
Kelompok :2

Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR)

Reaktor sebagai tempat berlangsungnya suatu reaksi kimia, sering


dinyatakan sebagai pusat suatu proses kimia. Berbagai jenis reaktor dapat
dibedakan atas dasar bentuk reaktor yang digunakan, proses yang berlangsung, atau
kondisi operasinya. Reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) atau dikenal sebagai
continuous stirred tank reactor (CSTR) merupakan salah satu jenis reaktor,
umumnya berbentuk bejana dan bekerja secara kontinu (alir), dan banyak
digunakan untuk reaksi-reaksi homogen fase cair tanpa katalis maupun dengan
katalis, serta reaksi yang terjadi di dalamnya berlangsung secara isotermal.
Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi
berlangsung, baik itu reaksi kimia atau nuklir dan bukan secara fisika. Reaktor
kimia adalah segala tempat terjadinya reaksi kimia, baik dalam ukuran kecil seperti
tabung reaksi sampai ukuran yang besar seperti reaktor skala industri. Reaktor
CSTR beroperasi pada kondisi steady state dan mudah dalam kontrol temperatur,
tetapi waktu tinggal reaktan dalam reaktor ditentukan oleh laju alir dari feed masuk
dan keluar, maka waktu tinggal sangat terbatas sehingga sulit mencapai konversi
reaktan per volume reaktor yang tinggi, karena dibutuhkan reaktor dengan volume
yang sangat besar. Reaktor merupakan tempat proses dimana bahan-bahan diubah
menjadi produk, dan perancangan reaktor untuk industri kimia yang mengikuti
faktor transfer panas, reaksi kimia, transfer massa dan keselamatan (Odina, 2014).
Reaktor yang biasanya digunakan dalam proses steady state yaitu reaktor
Continuos Stirred Tank Reactor (CSTR) dan Plug Flow Reactor (PFR). Perbedaan
antara kedua reaktor itu sendiri adalah terletak pada dasar asumsi konsentrasi
komponen-komponen yang terlibat didalam reaksi. CSTR diasumsikan dimana
pengaduk yang bekerja dalam tangki sangat sempurna sehingga konsentrasi tiap
komponen didalam reaktor sebanding dengan konsentrasi keluar reaktor.
Reaktor CSTR (Continuous Stirred Tank Reactor) adalah model
matematika yang menjelaskan betapa pentingnya tangki reaktor yang continuos,
steady, dan well agitated. Model reaktor CSTR didasarkan pada dua asumsi yaitu
operasi steady state dan kondisi yang sama (konsentrasi dan suhu) pada seluruh
volume reaktor karena pencampuran yang baik. Kondisi ini mudah dicapai dalam
reaktor agitasi pada skala yang kecil, namun di reaktor industri besar, tidak mudah
untuk mencampai pencampuran yang baik, dan perawatan khusus harus diberikan
untuk desain tangki dan agitator. Bahkan ketika kondisi yang sama di sebagian
besar reaktor, kondisi dekat saluran inlet dan dekat dinding reaktor berbeda dari
yang ada dibagian sisa dari reaktor, karena pada bagian ini biasanya mewakili
sebagian kecil dari reaktor. Model CSTR ini memberikan deskripsi yang beralasan
tentang reaktor besar yang teragitasi dengan baik (Mann, 2009).
Kecepatan produksi pada reactor CSTR tergantung pada jumlah rektan yang
terdapat dalam reactor dan tidak langsung pada ukuran dari reactor tersebut. Model
ini biasanya digunakan pada reaksi homogen di mana semua bahan baku dan
katalisnya berfasa cair, atau reaksi antara cair dan gas dengan katalis cair. Reactor
CSTR ini juga merupakan reactor yang dimasukkan sesuai pengaturan timingnya
yang dikendalikan oleh system, produk keluar secara continuos , dan juga orientasi
utama terhadap yield / produktivitas tinggi (skala industri). Produk yang dihasilkan
dengan penggunaan reactor CSTR lebih banyak daripada reactor batch .

1. Mekanisme Kerja Reaktor CSTR


Reaktor CSTR (Continuous Stirred Tank Reactor) memiliki proses yang
berjalan secara terus – menerus oleh sebab itu pencampuran merupakan hal yang
terpenting untuk menjadikan reaksinya menjadi homogen. Saat reaktor CSTR
terdapat satu atau lebih reaktan yang masuk dalam suatu bejana maka jumlah yang
masuk bejana tersebut sama dengan jumlah yang dikeluarkan (produk) dari reaktor.

Gambar 1.1 Reaktor CSTR


(Sumber: Mann, 2009)
Pengaduk dirancang sehingga campuran teraduk dengan sempurna dan
diharapkan reaksi berlangsung secara optimal. Waktu tinggal dapat diketahui
dengan membagi volume reaktor dengan kecepatan volumetrik cairan yang masuk
reaktor. Dengan perhitungan kinetika reaksi, konversi suatu reaktor dapat
diketahui. Beberapa hal penting mengenai reaktor CSTR yaitu reaktor berlangsung
secara continue, sehingga jumlah yang masuk setara dengan jumlah yang ke luar
reaktor, jika tidak tentu reaktor akan berkurang atau bertambah isinya, kemudian
perhitungan reaktor CSTR mengasumsikan pengadukan terjadi secara sempurna
sehingga semua titik dalam reaktor memiliki komposisi yang sama. Dengan asumsi
ini, komposisi keluar reaktor selalu sama dengan bahan di dalam reaktor dan
terakhir untuk menghemat digunakan banyak reaktor yang disusun secara seri
daripada menggunakan reaktor tunggal yang besar.
Reaksi yang berlangsung pada fase cair umumnya dilaksanakan di dalam
suatu reaktor alir tangki yang berpengaduk dan prosesnya berlangsung secara
isotermal. Pada kondisi isotermal atau suhu tetap, suhu umpan sama dengan suhu
larutan di dalam reaktor maupun suhu larutan keluar reaktor. Untuk
mempertahankann kondisi tersebut umumnya reaktor dilengkapi dengan pendingin
(reaksi eksotermis) atau pemanas (reaksi endotermis). Dalam perancangan reaktor
selain persamaan kecepatan reaksi yang terjadi, perlu disusun persamaan neraca
massa maupun neraca panas di reaktor tersebut (Sumarni, 2009).
Kinerja pencampuran dari CSTR dapat dicirikan oleh distribusi waktu
tinggal (RTD) analisis. Ini memberikan informasi tentang berapa lama berbagai
elemen fluida telah berada di reaktor. Karena memberikan ukuran kuantitatif dari
tingkat backmixing dalam sebuah sistem, pengetahuan tentang RTD cair sangat
penting untuk merancang reaktor non-ideal (Rajavathsavai, 2014)
Reaktor CSTR dapat digunakan jika reaksi memerlukan pengadukan dan
konfigurasi seri untuk aliran konsentrasi yang berbeda. Fase zat yang dapat
digunakan adalah liquid, gas-liquid, maupun solid-liquid. Kelemahan dari reaktor
CSTR ada enam yaitu rata-rata reaksi volumetrik yang lebih rendah akan
menghasilkan produktivitas rendah, tidak sesuai untuk keseluruhan emulsi proses
polimerisasi pada tahap pertama penggunaan CSTR, timbul endapan di dasar akibat
gaya sentrifugal CSTR, biaya tinggi dimana semakin besar CSTR yang digunakan
atau semakin banyak CSTR kecil yang digunakan semakin besar biaya yang
dikeluarkan, waktu menunggu (proses) yang lebih lama.
Kelemahan reaktor CSTR yaitu ada lima antara lain operasi dalam keadaan
tetap menyebabkan peralatan produk lebih stabil, reaktor CSTR ini mudah dalam
control temperatur, penggunaan energi yang kualitasnya meningkat , produktivitas
yang lebih tinggi dalam reduksi pada periode tidak aktif (pengisian, pemanasan,
pendinginan, dan pengosongan) dan campuran lebih rata karena pengadukan.

2. Aspek Penting dalam Reaktor CSTR


Reaktor CSTR (Continuos Stirred Tank Reactor) dimana satu atau lebih
pereaksi cairan dimasukkan ke dalam reaktor tangki yang dilengkapi dengan
impeller sementara sisa reaktor di recovery. Impeller membangkitkan reagen untuk
memastikan pencampuran yang tepat. Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa dalam
reaktor-reaktor ini, reaktan secara terus-menerus diumpankan ke bejana pertama,
sementara dicampur secara menyeluruh di masing-masing vessels. Meskipun
komposisi seragam di masing-masing vessel, tetapi gradien konsentrasi ada dalam
sistem secara keseluruhan. Jumlah rata-rata waktu yang dihabiskan oleh kuantitas
reagen dalam tangki atau waktu tinggal dapat diperoleh hanya dengan membagi
volume tangki dengan laju alir volumetrik rata-rata melalui tangki. (Nanda, 2008).
Beberapa aspek penting dalam reaktor CSTR yaitu diantaranya dalam
keadaan tetap, fluida yang masuk harus sama dengan fluida yang keluar , semua
kalkulasi yang dilakukan CSTR diasumsikan sebagai pencampuran sempurna, dan
terakhir untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak dalam waktu yang sama, dapat
dilakukan dengan memparalelkan CSTR ini .Continous flow stirred tank reactor
digunakan dengan luas dalam industri proses kimia. Meskipun satu reaktor dapat
digunakan biasanya juga menggunakan reaktor yang disusun seri (battery)
tergantung pada jumlah reaktor yang digunakan. Keefektifan dari beberapa battery
tergantung pada jumlah reaktor yang digunakan.
3. Konfigurasi Reaktor Alir Tangki Berpengaduk
Reaktor dengan model berupa tangki berpengaduk dan diasumsikan
pengaduk yang bekerja dalam tangki sangat sempurna sehingga konsentrasi tiap
komponen dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran yang keluar dari
reaktor. Reaktor jenis ini merupakan reaktor yang umum digunakan dalam suatu
industri. Operasi dalam reaktor digunakan dalam jumlah lebih dari satu dengan
rangkaian reaktor disusun secara seri maupun paralel. Pemilihan susunan rangkaian
reaktor dipengaruhi oleh berbagai pertimbangan, tergantung keperluan dan maksud
dari operasinya. Secara umum, rangkaian reaktor yang disusun secara seri itu lebih
baik dibanding secara paralel. Setidaknya ada 2 sisi yang dapat menjelaskan kenapa
rangkaian reaktor secara seri itu lebih baik. Pertama, ditinjau dari konversi reaksi
yang dihasilkan dan yang kedua ditinjau dari sisi ekonomisnya.
3.1 Konversi reaksi
Feed yang masuk ke reaktor pertama dalam suatu rangkaian reaktor susunan
seri akan bereaksi membentuk produk yang mana pada saat pertama ini masih
banyak reaktan yang belum bereaksi membentuk produk di reaktor pertama,
sehingga reaktor selanjutnya berfungsi untuk mereaksikan kembali reaktan yang
belum bereaksi dan seterusnya sampai mendapatkan konversi yang optimum.
Secara sederhana, reaksi yang berlangsung itu dapat dikatakan berkali-kali sampai
konversinya optimum. Konversi yang optimum merupakan maksud dari suatu
proses produksi. Sementara itu jika dengan reaktor susunan paralel, dengan jumlah
feed yang sama, maka reaksi yang terjadi itu hanya sekali .
3.2 Tinjauan ekonomisnya
Pengoperasian reaktor Continuos Stirred Tank Reactor (CSTR) secara
signifikan berdampak pada kelayakan ekonomi banyak manufaktur kimia proses.
Operasi CSTR yang menantang saat ini masalah karena loop terbuka kompleks
nonlinear perilaku dinamis seperti input dan output perilaku multiplisitas,
pengapian / pemadaman, kepekaan parametrik, dan osilasi nonlinier . Pengadaan
alat yang lain, misal jika seri hanya memerlukan satu wadah untuk bahan baku dan
konveyor yang digunakan juga cukup satu. Namun jika paralel mungkin
memerlukan wadah lebih dari satu ataupun konveyor yang lebih dari satu untuk
memasukkan feed ke masing-masing reaktor. Konsekuensi yang lain dari suatu
reaktor rangkain paralel adalah karena masih ada reaktan yang banyak belum
bereaksi maka dibutuhkanlah suatu recycle untuk menghemat biaya.
DAFTAR PUSTAKA

Mann, U. 2009. Principles of Chemical Reactor Analysis and Design. 2nd edition.
Texas: John Wiley & Sons, Inc.
Odina, M. 2014. reaktor cstr. (Online). https://www.scribd.com/document/241224
962/reaktor-cstr. (Diakses pada 24 September 2018)
Sumarni, A. 2009. Pemanfaatan Metoda Newton-Raphson Dalam Perancangan
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk. Jurnal Teknologi. Vol. 2 (2): 185- 193.
Nanda dan Pharm. 2008. Reactors and Fundamentals of Reactors Design for
Chemical Reaction. Delhi: Dept. of Pharmaceutical Sciences M.D.
University Rohtak.
Rajavathsavai, D., Khapre, A., dan Munshi, B. 2014. Study Of Mixing Behavior Of
CSTR Using CFD. Brazilian Journal of Chemical engineering. Vol. 31 (1):
119-129.

Anda mungkin juga menyukai