Anda di halaman 1dari 6

Unesa Journal of Chemistry Education

Vol. 2, No. 2, pp. 108-113 May 2013 ISSN: 2252-9454

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI POKOK


LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIH KETERAMPILAN
BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI
DI SMA NEGERI 1 PLEMAHAN KEDIRI

IMPLEMENTATION OF INQUIRY LEARNING MODEL ON BUFFER


SOLUTION MATERIAL TO EXERCISES OF HIGHER ORDER
THINKING SKILL IN CLASS OF XI
SMAN 1 PLEMAHAN KEDIRI

Tria Endah Fajariani dan Ismono


Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya
email: iara_koe@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dan
respon siswa setelah penerapan model pembelajaran inkuiri pada materi pokok larutan
penyangga. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest posttest design.
Penelitian ini dilaksanakan di keals XI IPA 2 SMA Negeri 1 Plemahan Kediri. Instrument
yang digunakan adalah lembar pengamatan keterlaksanaan sintak dan lembar tes berpikir
tingkat tinggi. Data dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa siswa telah terlatih keterampilan berpikir tingkat tingginya yang
ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai pretes dan postes dengan nilai <g> 0,66
dengan kategori sedang dan rata-rata respon siswa terhadap model pembelajaran inkuiri
pada materi pokok larutan penyangga adalah baik.

Kata kunci: inkuiri, berpikir tingkat tinggi, larutan penyangga

Abstract
The aims of this research are to know the implementation of inquiry learning model on
buffer solution material and to know student’s higher order thinking skill after exercised by
inquiry learning model on buffer solution material. The design of this research is one group
pretest posttest design. The research was carried out in class XI IPA 2 SMAN 1 Plemahan
Kediri. The instruments that used are higher order thinking skill outcome test and response
questioner sheet of implementation inquiry learning model on buffer solution material. Data
were analyzed by descriptive and quantitative method. The results showed student’s higher
order thinking skill had exercised that showed by increasing of pretest and posttest score
with <g> value 0,66 that categorized enough and generally, students had good response for
implementation inquiry learning model on buffer solution material.

Keywords: inquiry, higher order thinking, buffer solution

PENDAHULUAN
Pembelajaran IPA didasarkan pada IPA adalah pelajaran kimia. Pelajaran
teori belajar konstruktivis yang dilakukan yang di dalamnya terdapat konsep-konsep,
sendiri oleh siswa berdasarkan pengalaman fakta-fakta, dan eksperimen yang berguna
yang dimiliki sebelumnya [1]. Proses belajar untuk membuktikan suatu konsep tersebut.
dilakukan melalui tahap eksplorasi dari Pelajaran kimia pada dasarnya tidak hanya
pengalaman yang dimilikinya melalui kegiatan menitikberatkan pada pengetahuan teoritis saja,
ilmiah yang dimulai dengan observasi data tetapi harus diikuti dengan kemampuan untuk
sampai dengan memperoleh kesimpulan yang mengaplikasikan konsepnya. Pelajaran kimia
menjadi pengetahuan baru. Salah satu mata perlu memberikan kesempatan kepada siswa
pelajaran untuk membangun pengetahuannya sendiri

108
Unesa Journal of Chemistry Education
Vol. 2, No. 2, pp. 108-113 May 2013 ISSN: 2252-9454

dengan kemampuan dasar bekerja ilmiah eksperimen maupun diskusi kelompok. Selain
memberi pengetahuan, berpikir dasar dan itu, berdasarkan wawancara kepada salah satu
berpikir tingkat tinggi, mengembangkan sikap guru pelajaran kimia di SMAN 1 Plemahan
kritis, logis, sistematis, disiplin, objektif, Kediri, hampir pada setiap pertemuan guru
terbuka dan jujur, kooperatif serta rasa ingin mengajar menggunakan metode ceramah yaitu
tahu. sekitar 85% menggunakan metode ceramah
Mata pelajaran kimia perlu diajarkan dalam satu semester.
untuk tujuan yang lebih khusus yaitu Salah satu masalah yang sedang
membekali peserta didik pengetahuan, dihadapi saat ini adalah kebanyakan guru
pemahaman dan sejumlah kemampuan yang hanya mengajar bagaimana suatu materi tuntas
dipersyaratkan untuk memasuki jenjang disampaikan kepada siswa serta bagaimana
pendidikan yang lebih tinggi serta siswa dapat memperleh ketuntasan belajara
mengembangkan ilmu dan teknologi. Tujuan sesuai SKM yang ditetapkan sekolah tanpa
mata pelajaran kimia dicapai oleh peserta didik. memikirkan bagaimana siswa belajar dan
melalui berbagai pendekatan, antara lain mengembangkan kemampuan yang
pendekatan induktif dalam bentuk proses dimilikinya, salah satunya adalah keterampilan
inkuiri ilmiah pada tataran inkuiri terbuka. berpikir tingkat tinggi. Faktanya, siswa hanya
Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan dituntut untuk menghafalkan informasi yang
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap disampaikan oleh guru, hal tersebut tentu tidak
ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu dapat mengembangkan kemampuan berpikir
aspek penting kecakapan hidup [2]. siswa. Cara belajar demikan, bukanlah cara
Salah satu model pembelajaran yang belajar yang bermakna dan tidak dapat
sesuai dengan fakta di atas yaitu model tersimpan dalam memori jangka panjang.
pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran ini Berdasarkan data yang diperoleh di
merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran kelas XI IPA-2 SMAN 1 Plemahan Kediri,
yang menekankan pada proses berpikir secara rata-rata sebanyak 71% keterampilan berpikir
kritis dan analitis untuk mencari dan tingkat tinggi siswa kelas XI IPA-2 SMAN 1
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah Plemahan Kediri belum terlatih secara
yang dipertanyakan sehingga menempatkan maksimal. Dengan adanya penerapan model
siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran inkuri akan berdampak pada
pembelajaran inkuiri guru hanya sebagai kemampuan berpikir siswa (thinking skill).
fasilitator dan motivator belajar siswa. Karena model pembelajaran inkuri melibatkan
Penerapan model pembelajaran inkuri juga proses ilmiah dari eksplorasi aktif yang mana
diperkuat dengan hasil wawancara dengan menggunakan keterampilan berpikir kritis,
salah satu guru bidang studi kimia di SMA logis, dan kreatif untuk menjawab pertanyaan
Negeri 1 Plemahan bahwa metode yang diajukan [3].
pembelajaran yang sering diterapkan adalah Materi larutan penyangga mempelajari
ceramah dan tanya jawab, praktikum hanya tentang pengertian larutan penyangga, pH
dilakukan saat ujian praktek, khususnya kelas larutan penyangga, dan fungsi larutan
XII saat menempuh ujian akhir kelulusan. penyangga dalam makhluk hidup dan
Selain itu, berdasarkan angket yang disebarkan kehidupan sehari-hari. Materi pokok larutan
kepada 46 siswa kelas XII-IPA 2 SMA Negeri penyangga merupakan konsep yang tidak
1 Plemahan diperoleh data 60,86% siswa cukup dihafal saja namun terdapat konsep-
menyatakan metode pembelajaran yang sering konsep yang perlu diobservasi melalui kegian
diterapkan adalah ceramah, sebanyak 63,04% ilmiah berupa praktikum, kegiatan ini sangat
siswa pembelajaran akan lebih menarik jika penting untuk membuktikan konsep-konsep
dapat bereksperimen. Siswa belum dituntut yang telah ada. Selain itu pada kelas XII-IPA 2,
untuk membangun pengetahuannya sendiri 67,39% siswa menyatakan bahwa materi
untuk mendapatkan pengetahuan atau konsep larutan penyangga cukup sulit dipahami.
baru melalui suatu kegiatan pembelajaran Melaui model pembelajaran yang tepat

109
Unesa Journal of Chemistry Education
Vol. 2, No. 2, pp. 108-113 May 2013 ISSN: 2252-9454

diharapkan materi ini dapat dengan mudah Perangkat pembelajaran merupakan


dipahami oleh siswa dan masuk memori jangka alat yang digunakan dalam kegiatan
panjang. Oleh sebab itu, pada penelitian ini pembelajaran. Perangkat yang digunakan
diterapkan model pembelajaran inkuiri yang dalam penelitian ini adalah silabus, Rancangan
didalamnya terdapat kegiatan eksperimen Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar
untuk menemukan suatu konsep, sehingga Kerja Siswa (LKS), dan buku siswa. Instrumen
melalui model pembelajaran ini siswa dapat dalam penelitian digunakan untuk memperoleh
terlatih membangun pengetahuannnya sendiri data. Instrumen yang digunakan dalam
melalui kegiatan ilmiah. penelitian ini adalah lembar pengamatan
keterlaksanaan pembelajaran dan lembar tes
METODE PENELITIAN keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
Pada penelitian ini, rancangan Teknik pengumpulan data dalam
penelitiannya menggunakan “One Group penelitian ini menggunakan metode angket
Pretest-Postest Design”. Jadi, dilakukan pretest mengenai penerapan model pembelajaran
di awal pembelajaran untuk mengetahui tingkat inkuiri pada materi pokok larutan penyangga,
keterampilan berpikir kritis awal siswa. Setelah dilakukan dengan menyebarkan angket respon
itu, diberikan suatu perlakuan dalam hal ini siswa kepada siswa yang berisi pernyataan
penerapan model pembelajaran inkuiri pada yang berisi tingkatan pilihan respon siswa yaitu
materi pokok larutan penyangga kemudian 1 untuk tidak baik, 2 untuk kurang baik, 3
diberikan posttest di akhir pembelajaran. untuk baik, dan 4 untuk sangat baik. Selain itu
Rancangan penelitian dapat digambarkan juga menggunakan metode tes untuk
sebagai berikut [4]. mengetahui keterampilan berpikir tingkat
tinggi siswa melaui pretes dan postes. Hasil
Tabel 1. Rancangan Penelitian “One Group postes menunjukkan seberapa besar
Pretest-Postest Design” keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa
Pretest Perlakuan Postest setelah diajar menggunakan model
pembelajaran inkuiri pada materi larutan
O1 X O2
penyangga.
Teknik analisis data secara deskriptif
Keterangan: kuantitatif antara analisis tes keterampilan
O1 :pretest, untuk mengetahui keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dan analisis respon
berpikir kritis awal siswa pada materi siswa terhadap penerapan model pembelajaran
pokok larutan penyangga inkuiri pada materi pokok larutan penyangga.
X :perlakuan, penerapan model Melalui analisis data dapat diketahui
pembelajaran inkuiri keterampilan berpikir kritis siswa dan respon
O2 :posttest, untuk mengetahuiketerampilan siswa terhadap penerapan model pembelajaran
berpikir kritis sisw siswa pada materi inkuiri. Perhitungan hasil keterampilan
pokok larutan penyangga berpikir kritis siswa dan respon siswa adalah
Peneliti mengidentifikasi kondisi awal sebagai berikut.
pada sekelompok sampel siswa kelas XI IPA-2 Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
SMAN 1 Plemahan Kediri dengan Siswa dikatakan telah terlatih
melaksanakan pretes. Kemudian dilakukan keterampilan berpikir tingkat tinggi bila nilai
suatu kegiatan (perlakuan = treatment) dalam postes yang didapatkan telah mengalami
hal ini penerapan model pembelajaran inkuiri peningkatan dibandingkan nilai prestes.
pada materi pokok larutan penyangga
kemudian diberikan posttest di akhir ∑
pembelajaran. Pada akhir kegiatan kondisinya
Selanjutnya dilakukan uji t untuk mengetahui
diukur (postes). Hasil pretes dibandingkan
apakah terdapat perbedaan antara nilai pretes
dengan hasil postes, kemudian disimpulkan.
dan postes setelah diterapkan model
pembelajaran inkuiri [5].

110
Unesa Journal of Chemistry Education
Vol. 2, No. 2, pp. 108-113 May 2013 ISSN: 2252-9454

dilatihkan melalui pembelajaran inkuiri yang


menggunakan LKS berorientasi inkuiri dan
∑ keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu

menetukan rumusan masalah, analisis data, dan
penarikan kesimpulan.
Jika terdapat perbedaan, kemudian dilakukan Berdasarkan data nilai pretes dan
analisis perhitungan nilai <g> untuk postes diperoleh, dilakukan uji t untuk
mengetahui untuk mengetahui sejauh mana mengetahui apakah terdapat perbedaan antara
perbedaan antara nilai pretes dan postes setelah nilai pretes dan postes setelah diterapkan model
diterapkan model pembelajran inkuiri [6]. pembelajaran inkuiri. Berdasarkan perhitungan,
diperoleh nilai t hitung sebesar 22,37.
Selanjutnya nilai t hitung dibandingkan dengan
nilai t tabel. Dengan menggunakan taraf
kepercayaan 95% dan dk = n-1 = 45, diperoleh
Besarnya peningkatan nilai pretes dan postes t tabel sebesar 2,0105. Karena t hitung lebih
yang telah dicapai siswa dapat dianalais besar dari t tabel, maka H1 diterima, artinya
melalui nilai <g>. terdapat perbedaan antara nilai pretes dan
Respon Siswa postes setelah diterapkan model pembelajaran
Hasil angket dalam bentuk frekuensi inkuiri.
diubah ke dalam bentuk persentase Selanjutnya,untuk mengetaui seberapa
menggunakan rumus sebagai berikut: jauh perbedaan antara nilai pretes dan postes,
dilakukan analisis melalui penentuan nilai gain
<g>. Hasil pretes dan postes dihitung
Keterangan : menggunakan nilai <g> sehingga akan
p = persentase jawaban siswa diketahui dan dibandingkan keterampilan
f = jumlah jawaban siswa berpikir tingkat tinggi siswa sebelum
n = jumlah responden penerapan model pembelajaran inkuiri dan
setelah penerapan model pembelajaran inkuiri.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian penerepanan model Tabel 2. Rata-rata Keterampilan Bepikir
pembelajaran inkuiri pada materi pokok larutan Tingkat Tinggi Siswa yang Terlatihkan
penyangga adalah sebagai berikut.
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Skor
Sebelum diterapkan model
Rata-rata Rata-rata
pembelajaran inkuri, dilaksanakan pretes untuk <g> Kriteria
Pretes Postes
mengetahui sejauh mana keterampilan awal
berpikir tingkat tinggi siswa. Selanjutnya 25,77 74,78 0,66 sedang
dilaksanakan postes setelah penerapan model
pembelajaran inkuiri. Soal-soal prestes dan
Rata-rata nilai pretes keterampilan
postes yang digunakan adalah soal dengan
berpikir tinggi sebesar 25,77 dan rata-rata nilai
ranah kognitif C4 dan C5 yang menurut Bloom
keterampilan berpikir tingkat tinggi setelah
masuk dalam kategori soal-soal berpikir tingkat
dilatihkan dengan model pembelajaran inkuiri
tinggi [7].
(postes) sebesar 74,78.
Sebelum dilaksanakan postes,
keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa

111
Unesa Journal of Chemistry Education
Vol. 2, No. 2, pp. 108-113 May 2013 ISSN: 2252-9454

Perbedaaan nilai pretes dan postes perlakuan yang diberikan guru selama proses
dapat digambarkan melalui diagram berikut. pembelajaran menggunakan model
80 pembelajaran inkuiri. Siswa diberikan
pertanyaan-pertanyaan tentang kegiatan selama
60 proses pembelajaran yang diberikan oleh
guru/peneliti. Data respon siswa terhadap
40 pembelajaran menggunakan model
pembelajaran inkuiri disajikan dalam tabel 3.
20

0 Tabel 3. Data Respon Siswa


pretes postes
Respon Siswa (%)
No PERTANYAAN
Gambar 1. Diagram Perbedaan Nilai Pretes 1 2 3 4
dan Postes Keterampilan Berpikir Tingkat 1 Pembelajaran kimia dengan - 2,27 70,45 27,27
model inkuiri sangat menarik
Tinggi dan menyenangkan
2 Model pembelajaran inkuiri - 13,64 63,64 22,73
menjadikan saya lebih aktif
Berdasakan gambar 1, terdapat dalam proses pembelajaran
perbedaaan yang signifikan dari rata-rata nilai 3 Model pembelajaran inkuiri - 22,73 56,82 20,45
pretes dan postes. Perbedaan tersebut dapat menjadikan saya lebih mudah
memahami materi larutan
dianalisis menggunakan skor gain <g>. penyangga
Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai <g> 4 Model pembelajaran inkuiri - 18,18 54,55 15,91
menjadikan saya lebih mudah
sebesar 0,66 dengan kategori sedang, dapat mnyelesaikan soal-soal dan
dikatakan bahwa melalui tugas-yang yang diberikan
oleh guru
pembelajaran inkuiri, keterampilan berpikir
5 Model pembelajaran inkuiri - 15,91 59,09 25
tingkat tinggi siswa dapat dilatihkan. dapat memotivasi saya untuk
Hal ini karena pembelajaran inkuri belajar dan berprestasi
6 Dengan model pembelajaran - 20,46 59,09 18,18
melibatkan proses ilmiah dari eksplorasi aktif inkuiri, pelajaran kimia pada
yang mana menggunakan keterampilan berpikir materi larutan penyangga
terasa tidak sulit
kritis, logis, dan kreatif untuk menjawab
7 Dengan model pembelajaran - 11,36 56,82 31,82
pertanyaan yang diajukan, sehingga inkuiri, pelajaran kimia pada
keterampilan berpikir kritis siswa dapat materi larutan penyangga
terasa tidak membosankan
dikembangkan [3].
Dengan adanya peningkatan Keterangan:
keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, 1 = Tidak baik
menunjukkan bahwa penerapan model 2 = Kurang baik
pembelajaran inkuiri dapat melatih dan 3 = Baik
membangun struktur kognitif siswa. Pernyataan 4 = Sangat baik
ini juga didukung oleh teori konstruktivis Berdasarkan data respon yang
Piaget yang menyatakan bahwa perkembangan diperoleh, dapat dianalisis dengan mengambil
anak bermakna membangun struktur persentase tebanyak. Yaitu sebanyak 70,45%
kognitifnya menunjang pembelajaran inkuiri. siswa menyatakan bahwa pembelajaran
Pembelajaran inkuiri yang diterapkan pada menggunakan model inkuiri menarik dan
menyenangkan, 63,64% siswa menyatakan
siswa SMA dapat membangun struktur
pembelajaran inkuiri menjadikan mereka lebih
kognitifnya karena dilatihkan keterampilan aktif selama proses pembelajaran, 54,55%
berpikir tingkat tinggi melalui kegiatan siswa menyatakan melalui pembelajaran inkuiri
penemuan konsep [8]. menjadikan mereka lebih memahami materi
Respon Siswa larutan penyangga, selain itu sebanyak 20,45%
Data respon siswa diperoleh dengan siswa sangat setuju bahwa melalui
menyebarkan angket kepada siswa kelas XI pembelajaran inkuiri mereka dapat lebih
memahami materi larutan penyangga, hal
IPA-2. Siswa memberikan tanggapan terhadap tersebut sesuai dengan pendapat Llewellyn

112
Unesa Journal of Chemistry Education
Vol. 2, No. 2, pp. 108-113 May 2013 ISSN: 2252-9454

bahwa pembelajaran inkuri melibatkan proses DAFTAR PUSTAKA


ilmiah dari eksplorasi aktif yang mana siswa
terlibat aktif dalam pembelajran sehingga siswa 1. Ramsey, J. 1993. Reform Movement
akan lebih mudah memahami materi yang Implication Social Responbility. Science
diajarkan melalui kegiatan eksperimen [3]. Education, 77(2). 235-258.
Sebanyak 59,09% siswa menyatakan lebih
termotivasi dan sebanyak 25% sangat
termotivasi untuk belajar melalui model 2. Mulyasa. 2010. Kurikulum Berbasis
pembelajaran inkuiri, hal tersebut karena dalam Kompetensi Konsep Karakteristik dan
pembelajaran inkuiri terdapat fenomena yang Implementasi. Bandung: PT Remaja
menghubungkan materi dengan kehidupan Rosdakarya
sehari-hari.
Sebanyak 59,09% siswa menyatakan 3. Llewellyn, Douglas. 2005. Teaching High
melalui pembelajaran inkuiri materi larutan
School Science Trough Inquiry.
penyangga terasa tidak sulit untuk dipelajari
dan sebanyak 18,18% siswa menyatakan sangat Amerika:Corwin Press
setuju bahwa melalui pembelajaran inkuiri
materi larutan penyangga terasa tidak sulit. 4. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Sebanyak 56,82% siswa menyatakan dengan Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan
pembelajaran inkuiri materi larutan penyangga R&D.Bandung:Alfabeta
terasa tidak membosankan dan sebanyak
31,28% siswa menyatakan sangat setuju bahwa
5. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
dengan pembelajaran inkuiri materi larutan
penyangga tidak membosankan. Dapat Penelitian Suatu Pendekatan
dikatakan bahwa secara keseluruhan siswa Praktik.Jakarta:Rineka Cipta
memberikan respon yang baik terhadap
penerapan model pembelajaran inkuiri pda 6. Hake. 1998. Interactive Engagement
materi larutan penyangga. Method in Introductory Mechanics
Course. Departemen of physics, Indiana
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data University. Bloomingtoon. (Online).
penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan (http://www.physics.indiana.edu/sdi/TEM
sebagai berikut: -2b.pdf diakses tanggal 3 Maret 2013)
1. Siswa telah terlatihkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi melalui model 7. Anderson, Lorin dan Krathwohl, David.
pembelajaran inkuiri dengan adanya Tanpa Tahun. A Taxonomi For Learning
peningkatan nilai pretes dan postes dengan Teaching and Assesing. New
nilai <g> 0,66 yang dikategorikan sedang. York:Logman
2. Penerapan model pembelajaran inkuiri pada
materi pokok larutan penyangga 8. Nur, Mohamad & Prima, Retno. 2008.
mendapatkan respon baik dari siswa dengan Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan
persentase rata-rata di atas 69%. Pendekatan Konstruktivis dalam
Pengajaran (edisi 5). Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.

113

Anda mungkin juga menyukai