Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN

MOTORIK KASAR ANAK USIA ( 3 - 5 TH )

Nur Hasanah*
Muhsinin Nisa Ansori**

*Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan


**Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan

ABSTRAK

Anak bukan orang dewasa tetapi individu yang unik dan mempunyai
kebutuhan khusus. Perkembangan optimal di mulai usia 0-5 tahun, di negara
berkembang masih tingginya keterlambatan perkembangan motorik kasar usia 3-5
tahun (49%) masih terdapat keterlambatan 8,83%. sehingga ibu harus
memperhatikan perkembangan anaknya sesuai dengan umurnya. Jenis penelitian
observasional pendekatan secara crossectonal, instrumen menggunakan DDST,
populasi sebanyak 38 ibu, sampel 34 di ambil secara sample randem sampling, uji
korelasi spearmen dengan tingkat kemaknaan α = 0,05.
Hasil penelitian bahwa dari 34 responden didapatkan (58,83%) sebagian
besar ibu memiliki pengetahuan baik, (88,23%) perkembangan motorik kasar
terhambat. Setelah di lakukan uji korelasi spearmen ternyata hasilnya 0,001<
0,05 maka H0 di tolak. simpulan ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan
perkembangan motorik kasar anak usia 3-5 tahun. Maka pengetahuan ibu tentang
perkembangan motorik kasar di tingkatkan sehingga perkembangan anak tidak
terhambat dan akan sesuai tahap perkembangannya hal ini sama dengan pendapat.

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan Ibu, Perkembangan Motorik Kasar

PENDAHULUAN pengertian yang sama (Nursalam,


Pertumbuhan dan 2005).
perkembangan merupakan aspek Perkembangan motorik kasar
yang menjelaskan mengenai proses pada anak dibawah umur lima tahun
pembentukan seseorang, baik secara tercatat sebanyak 49%, akibat
fisik maupun psikososial. Namun pengetahuan ibu yang terjadi di
sebagian orang tua belum memahami negara berkembang. Kelambatan
hal ini, terutama orang tua yang perkembangan motorik kasar
mempunyai tingkat pengetahuan dan sebanyak 50 % di Asia, di Afrika
sosial ekonomi yang sangat rendah. sebanyak 30 %, dan 20% terjadi pada
Mereka menganggap bahwa selama anak-anak di Amerika Latin
anak tidak sakit, berarti anak tidak (Wordpress, 2009).
mengalami masalah kesehatan Perkembangan anak melalui
termasuk pertumbuhan dan perkembangan fisik, kognitif, emosi,
perkembangan anak tersebut. Sering bahasa, motorik (kasar dan halus).
juga para orang tua mempunyai Personal sosial, deteksi dini dan
pemahaman bahwa pertumbuhan dan intervensi dini sangat membantu agar
perkembangan mempunyai tumbuh kembang anak dapat

60
Jurnal Midpro, edisi 2 /2013
berlangsung seoptimal mungkin. Penginderaan terjadi melalui panca
Peran orang tua dalam tumbuh indera manusia, yakni indera
kembang anak sangat besar ( penglihatan, pendengaran,
Soetjiningsih, 1995). penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
Akibatnya, pada umur besar pengetahuan manusia diperoleh
tertentu anak belum bisa melakukan melalui mata dan telinga.
tugas perkembangan yang sesuai Pengetahuan atau kognitif
dengan kelompok umurnya. merupakan domain yang sangat
Bahayanya penyebab terlambatnya penting dalam membentuk tindakan
perkembangan motorik, sebagian seseorang
dapat dikendalikan dan sebagian lagi
tidak. Kurangnya stimulasi terjadi Tingkatan Pengetahuan
terlambatnya motorik kasar yang Menurut Notoatmodjo
disebabkan gangguan organis di otak (2003) pengetahuan yang tercakup
yang berupa dispraxia adalah dalam domain kognitif mempunyai 6
gangguan di pusat-pusat tertentu tingkatan, yaitu
yang mengalami kesulitan meski 1. Tahu (know)
sudah terlatih (Tedjasaputra, 2003) 2. Memahami (comprehension)
Cara terbaik untuk mencegah 3. Aplikasi (aplication)
kelambatan pertumbuhan dan 4. Analisis (analysis)
perkembangan adanya masalah dan 5. Sintesis (synthesis)
ibu harus mempunyai pengetahuan 6. Evaluasi (evaluation)
untuk memperhatikan pertumbuhan
dan perkembangan anaknya misalnya Pengukuran Pengetahuan
dalam Faktor internal kecerdasan, Pengukuran pengetahuan
pengaruh Hormonal, pengaruh dapat dilakukan dengan wawancara
emosi. Faktor lingkungan misalnya atau angket yang menanyakan
pada pra natal, lingkungan, nutrisi. tentang isi materi yang ingin di ukur
Adapun pengetahuan pertumbuhan dari subjek penelitian atau
dan perkembangan harus selalu responden.
diperhatikan sama ibu untuk anaknya Indikator yang dapat digunakan
sehingga pertumbuhan dan untuk mengetahui tingkat
perkembangan anak tidak terhambat pengetahuan, dapat dikelompokkan
dan tidak dengan sesuai umurnya ( menjadi (Notoatmodjo, 2003)
Narendra, 2002 )
Pengetahuan tentang sakit
TUJUAN PENELITIAN Pengetahuan tentang sakit dan
Menganalisis hubungan penyakit yang meliputi :
tingkat pengetahuan ibu dengan 1. Pengobatan, atau kemana
perkembangan motorik kasar anak mencari pengobatan.
usia (3-5 tahun). a. Bagaimana cara
penularannya.
TINJAUAN PUSTAKA b. Bagaimana cara
Konsep Dasar Pengetahuan pencegahannya.
Pengetahuan merupakan hasil 1. Pengetahuan tentang cara
dari tahu, dan ini terjadi setelah pemeliharaan kesehatan dan cara
orang melakukan penginderaan hidup sehat.
terhadap suatu objek tertentu.

61
Jurnal Midpro, edisi 2 /2013
2. Pengetahuan tentang kesehatan juga dapat di lakukan tes lainnya
lingkungan. seperti evaluasi dalam lingkungan
anak yaitu interaksi anak selama ini,
Konsep Dasar Anak evaluasi fungsi penglihatan,
Anak adalah seseorang yang pendengaran, bicara, bahasa, serta
belum mencapai umur 21 tahun dan melakukan pemeriksaan fisik lainnya
belum pernah kawin. Batasan umur seperti pemeriksaan neurologis,
ini di tetapkan oleh karena metabolik, dan lain – lain
berdasarkan pertimbangan usaha Dalam tes skrining test ini
kesejahteraan sosial, kematangan banyak beberapa tes yang dapat di
pribadi dan kemantangan mental gunakan di antaranya tes intelegensi
seorang anak di capai pada umur 21 wechsler untuk anak prasekolah dan
tahun. sekolah, skala perkembangan
menurut gesell ( gesell infant scale ),
Prinsip-Prinsip Anak skala bayle ( bayley infant scale of
1. Anak adalah bukan miniatur development ), tes bentuk geometrik,
orang dewasa tetapi merupakan tes motor visual bender gestalk, tes
sosok individu yang unik yang menggambar orang, tes
mempunyai kebutuhan khusus perkembangan adaptasi sosial ,
sesuai dengan tahapan DDST, diagnostik perkembangan
perkembangan dan pertumbuhan. fungsi munchen tahun pertama.
2. Berdasarkan kepada pertumbuhan Dalam cara penelitian tes
dan perkembangan anak sehingga perkembangan dalam hal yang akan
permasalahan perawatan terhadap di jelaskan adalah cara menurut
klien sesuai dengan tahapan denver ( DDST ) dan diagnostik
perkembangan anak. perkembangan fungsi muncshen
3. Asuhan kesehatan yang di berikan tahun pertama
menggunakan pendekatan sistem.
Konsep Dasar Denver
Konsep Dasar Perkembangan Developmental Screening Test
Perkembangan adalah Denver II adalah revisi utama
bertambahnya kemampuan ( skill ) dari standardisasi ulang dari Denver
dalam struktur dan fungsi tubuh yang Development Screening Test
lebih kompleks dalam pola yang (DDST) dan Revisied Denver
teratur sebagai dari proses Developmental Screening Test
pematangan. (DDST-R). Adalah salah satu dari
metode skrining terhadap kelainan
Penilaian Perkembangan perkembangan anak. Tes ini bukan
Untuk menilai perkembangan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu
anak pertama yang dapat di lakukan yang dibutuhkan 15-20 menit.
adalah dengan wawancara tentang
faktor kemungkinan yang Aspek Perkembangan yang Dinilai
menyebabkan gangguan dalam Terdiri dari 125 tugas
perkembangan, kemungkinan perkembangan.
melakukan tes skrining Tugas yang diperiksa setiap kali
perkembangan anak dengan denver skrining hanya berkisar 25-30 tugas.
devolopmental screening test, tes IQ Ada 4 sektor perkembangan yang
dan tes psikologi lainnya selain itu dinilai:

62
Jurnal Midpro, edisi 2 /2013
1. Personal Social (perilaku sosial) 1. Tetapkan umur kronologis anak,
Aspek yang berhubungan tanyakan tanggal lahir anak yang
dengan kemampuan mandiri, akan diperiksa. Gunakan patokan
bersosialisasi dan berinteraksi 30 hari untuk satu bulan dan 12
dengan lingkungannya. bulan untuk satu tahun.
2. Fine Motor Adaptive (gerakan 2. Jika dalam perhitungan umur
motorik halus) kurang dari 15 hari dibulatkan ke
3. Language (bahasa) bawah, jika sama dengan atau
4. Gross motor (gerakan motorik lebih dari 15 hari dibulatkan ke
kasar) atas.
Alat yang digunakan 3. Tarik garis berdasarkan umur
1. Alat peraga: benang wol merah, kronologis yang memotong garis
kismis/ manik-manik, Peralatan horisontal tugas perkembangan
makan, peralatan gosok gigi, pada formulir DDST.
kartu/ permainan ular tangga, 4. Setelah itu dihitung pada masing-
pakaian, buku gambar/ kertas, masing sektor, berapa yang P dan
pensil, kubus warna merah- berapa yang F.
kuning-hijau-biru, kertas warna 5. Berdasarkan pedoman, hasil tes
(tergantung usia kronologis anak diklasifikasikan dalam: Normal,
saat diperiksa). suspek
2. Lembar formulir DDST II Penilaian
Buku petunjuk sebagai referensi Untuk menilai DDST
yang menjelaskan cara-cara keseluruhan menurut (Heru Santoso:
melakukan tes dan cara 2009) meliputi Jika Lulus (Passed =
penilaiannya. P), gagal (Fail = F), ataukah anak
tidak mendapat kesempatan
Uprosedur DDST melakukan tugas (No Opportunity =
Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, NO).
yaitu: 1) Normal / Sesuai
1. Tahap pertama: secara periodik Interprestasi NORMAL di
dilakukan pada semua anak yang berikan jika tidak ada skor ”
berusia: Terlambat ” ( 0 T ) dan atau
1) 3-6 bulan maksimal 1 ” peringatan ” ( 1 P ).
2) 9-12 bulan Jika hasil ini di dapat, lakukan
3) 3-24 bln pemeriksaan ulang pada kunjungan
4) 3 tahun berikutnya.
5) 4 tahun 2) Suspek / Meragukan
6) 5 tahun Interprestasi SUSPEK di berikan jika
2. Tahap kedua: dilakukan pada terdapat satu atau lebih skor ”
mereka yang dicurigai adanya terlambat ” (1 P) dan atau dua atau
hambatan perkembangan pada tahap lebih ” peringatan ” ( 2 P ).
pertama. Kemudian dilanjutkan Ingat,dalam hal ini, T dan P harus di
dengan evaluasi diagnostik yang sebabkan oleh kegagalan ( G ),
lengkap. bukan oleh penolakan ( M ). Jika
hasil ini di dapat, lakukan uji ulang
Cara Pengukuran Pemeriksaan dalam 1-2 minggu mendatang
DDST untukmenghilangkan faktor- faktor

63
Jurnal Midpro, edisi 2 /2013
sesaat, seperti rasa takut, sakit atau
kelelahan. Tujuan PAUD
3) Tidak dapat di uji / Penyimpangan 1. Tujuan utama
Interprestasi TIDAK DAPAT Untuk membentuk anak
DI UJI di berikan jika terdapat satu Indonesia yang berkualitas, yaitu
atau lebih ”Peringatan ” (2 P ). Ingat, anak yang tumbuh dan berkembang
dalam hal ini, T dan P harus di sesuai dengan tingkat
sebabkan oleh penolakan ( M ), perkembangannya sehingga memiliki
bukan oleh kegagalan ( G). Jika hasil kesiapan yang optimal di dalam
ini di dapat, lakukan uji ulang dalam memasuki pendidikan dasar serta
1- 2 minggu mendatang. mengarungi kehidupan di masa
Catatan : Jika hasil tes berulang kali dewasa.
menunjukan SUSPEK atau TIDAK 2. Tujuan penyerta
DAPAT DI UJI, anak perlu Untuk membantu menyiapkan
menjalani sesi konsultasi dengan anak mencapai kesiapan belajar
seorang ahli guna menentukan (akademik) di sekolah.
keadaan klinis anak berdasarkan
1. profil hasil tes ( item yang Ruang Lingkup Pendidikan Anak
mendapat nilai “ Peringatan “ Usia Dini
atau “ Terlambat” 1. Infant (0-1 tahun)
2. jumlah “ Peringatan “ dan 2. Toddler (2-3 tahun)
“Terlambat “ 3. Preschool/ Kindergarten children
3. tingkat perkembangan (3-6 tahun)
sebelumnya 4. Early Primary School (SD Kelas
4. perhatian klinis lainnya ( riwayat Awal) (6-8 tahun)
klinis, pemeriksaan kesehatan
dll.) Bahan dan Perlengkapan Belajar
5. sumber rujukan yang tersedia. ( 1. Sederhana,
Heru Santoso: 2009) 2. Konkrit
Meragukan dan tidak dapat 3. Sesuai dengan dunia kehidupan
dites.Menurut (Soetjiningsih, 1995). anak
4. Terkait dengan situasi pengalaman
Konsep Dasar Pendidikan Anak langsung
Usia Dini 5. Atraktif dan berwarna
Pendidikan anak usia dini 6. Mengundang rasa ingin tahu anak
(PAUD) adalah jenjang pendidikan 7. Bermanfaat, dan
sebelum jenjang pendidikan dasar 8. Terkait dengan aktivitas-aktivitas
yang merupakan suatu upaya bermain anak. Belajar berbagai
pembinaan yang ditujukan bagi anak hal bagi anak. (Departemen
sejak lahir sampai dengan usia enam Pendidikan Nasional, 2002)
tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan Penilaian
untuk membantu pertumbuhan dan 1. Hendaknya lebih ditekankan
perkembangan jasmani dan rohani penggunaannya adalah yang
agar anak memiliki kesiapan dalam bersifat autentik dan natural,
memasuki pendidikan lebih lanjut, yang lazim dikenal dengan
yang diselenggarakan pada jalur penilaian portofolio
formal, nonformal, dan informal.

64
Jurnal Midpro, edisi 2 /2013
2. Penilaian yang bersifat autentik Jenis penelitian analitik
memiliki beberapa karakteristik observasional dengan cross
berikut: sectional, populasi sebanyak 38 ibu
1) Tidak disajikan dalam bentuk yang mempunyai anak usia 3 – 5
nilai yang disimbolkan dengan tahun, Sampel 34 orang dengan cara
angka dan huruf; Simple random sampling, analisa
2) Mendorong anak untuk data digunakan adalah uji spearman.
mengevaluasi karyanya sendiri
dan untuk menentukan pada HASIL PENELITIAN
bagian mana diperlukan adanya Hasil penelitian bahwa
upaya peningkatan; seluruhnya 17 (100%) responden
3) Kesalahan-kesalahan yang berpengetahuan baik dengan
dipandang sebagai sesuatu yang perkembangan motorik kasar anak
wajar dan merupakan bagian usia 3 – 5 tahun sesuai tahap
yang diperlukan dari kegiatan perkembangannya, dan tidak satupun
belajar; 0 (0%) responden berpengetahuan
4) Terutama dilakukan melalui kurang dengan perkembangan
observasi dan pencatatan; motorik kasar anak usia 3 – 5 tahun
5) Kemajuan anak dilaporkan sesuai tahap perkembangannya.
kepada orang tua dalam bentuk Dari hasil statistik uji korelasi
komentar-komentar yang bersifat spearman ( rs ) didapatkan ( rs ) =
naratif; 0,562, nilai Sig 2 tailed ( p ) = 0,001
6) Kemajuan dilaporkan dengan dan dengan uji SPSS versi 16,0
membandingkan prestasi anak dengan p : < 0,05, maka Ho ditolak
sekarang dengan yang pernah dan H1 diterima yang berarti ada
diperolehnya pada masa-masa hubungan pengetahuan ibu dengan
lampau; perkembangan motorik kasar anak
7) Orang tua diberi informasi secara usia 3 – 5 tahun.
umum tentang bagaimana
keadaan anaknya bila dibanding PEMBAHASAN
dengan rata-rata penampilan anak Pengetahuan Ibu
pada umumnya; Hasil pengetahuan ibu bahwa
8) Anak tidak “dipromosikan” dan sebagian besar sebanyak 17 (50%)
tidak perlu dianggap mengalami responden berpengetahuan baik
“kegagalan”; dengan perkembangan motorik kasar
9) Tinggal kelas dihindari karena anak usia 3 – 5 tahun dan sebagian
alasan dampak psikologis yang kecil sebanyak 3 ( 8,82%) responden
negatif terhadap rasa harga diri berpengetahuan kurang dengan
anak perkembangan motorik kasar anak
usia 3- 5 tahun.
HIPOTESIS Pada kenyataannya
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan sangat berpengaruh
pengetahuan ibu dengan bagi ibu apalagi tentang
perkembangan motorik kasar anak perkembangan motorik kasar.
usia (3 – 5 tahun). Banyak ibu yang mengetahui apa
dan bagaimana cara merawat
METODE PENELITIAN anaknya tanpa memperhatikan
keadaan anaknya.

65
Jurnal Midpro, edisi 2 /2013
Ada hubungan tingkat
Perkembangan Motorik Kasar pengetahuan ibu dengan
Anak Usia 3 – 5 Tahun perkembangan motorik kasar anak
Hasil penelitian bahwa usia 3-5 tahun.
hampir seluruhnya 30 (88,23%)
responden sesuai tahap Saran
perkembangan dan sebagian kecil 1 ( Petugas kesehatan agar
2,94%) responden meragukan memberikan penyuluhan tentang
perkembangan motorik kasar anak pentingnya perkembangan motorik
usia 3 – 5 tahun. kasar anak usia 3 – 5 tahun.
Untuk menilai perkembangan
anak pertama yang dapat dilakukan DAFTAR PUSTAKA
dengan wawancara kemudian Admin, 2008. Ilmu kesehatan Anak ,
melakukan tes skrining EGC. Jakarta
perkembangan anak dengan denver
devolopmental screening test, tes IQ
Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur
dan tes psikologi lainnya selain itu
juga dapat dilakukan tes lainnya Penelitian Suatu Pendekatan
seperti evaluasi dalam lingkungan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta.
anak yaitu interaksi anak selama ini,
evaluasi fungsi penglihatan, Heru Santoso, 2009. Panduan DDST,
pendengaran, bicara, bahasa, serta EGC. Jakarta
melakukan pemeriksaan fisik lainnya
seperti pemeriksaan neurologis,
Narendra. 2002. Ilmu Kesehatan
metabolik, dan lain – lain
Anak. EGC. Jakarta
Hubungan Tingkat Pengetahuan
Ibu Dengan Perkembangan Notoatmodjo, Soekidjo, 2003.Ilmu
Motorik Kasar Anak Usia 3 – 5 Kesehatan Masyarakat.
Tahun Cetakan 1. EGC: Jakarta
Berdasarkan penelitian
bahwa seluruhnya 17 (100%)
Nursalam, 2005. Konsep Dan
responden berpengetahuan baik
dengan perkembangan motorik kasar Penerapan Metodologi
anak usia 3 – 5 tahun sesuai tahap Penelitian Ilmu Keperawatan.
perkembangannya, dan tidak satupun Salemba Medika. Jakarta
0 (0%) responden berpengetahuan
kurang denagn perkembangan Soetjiningsih. 1995. Tumbuh
motorik kasar anak usia 3 – 5 tahun
Kembang Anak . EGC. Jakarta
sesuai tahap perkembangannya.
Pengetahuan ibu sangat
berpengaruh pada perkembangan Tedjasaputra, 2003. Asuhan
motorik kasar anak usia 3 – 5 tahun Kesehatan Anak. Jakarta
karena dalam masa ini sangat penting
untuk perkembangan anak . Wordpress, 2009. www Pertumbuhan
Dan Perkembangan Anak.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan

66
Jurnal Midpro, edisi 2 /2013

Anda mungkin juga menyukai