Anda di halaman 1dari 4

Kata ‘dispepsia’ berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘dys’ (poor) dan ‘pepse’

(digestion) yang berarti gangguan percernaan. Awalnya gangguan ini dianggap


sebagai bagian dari gangguan cemas, hipokondria, dan histeria. British Society of
Gastroenterology (BSG) menyatakan bahwa istilah ‘dispepsia’ bukan diagnosis,
melainkan kumpulan gejala yang mengarah pada penyakit/gangguan saluran
pencernaan atas.

DEFINISI

Definisi dispepsia adalah kumpulan gejala saluran pencernaan atas


meliputi rasa nyeri atau tidak nyaman di area gastro-duodenum
(epigastrium/uluhati), rasa terbakar, penuh, cepat kenyang, mual atau muntah.

KLASIFIKASI

Dispepsia diklasifikasikan menjadi dua, yaitu organik (struktural) dan


fungsional (nonorganik). Pada dispepsia organik terdapat penyebab yang
mendasari, seperti penyakit ulkus peptikum (Peptic Ulcer Disease/PUD), GERD
(GastroEsophageal Reflux Disease), kanker, penggunaan alkohol atau obat kronis.
Non-organik (fungsional) ditandai dengan nyeri atau tidak nyaman perut bagian
atas yang kronis atau berulang, tanpa abnormalitas pada pemeriksaan fisik dan
endoskopi.

EPIDEMIOLOGI

Diperkirakan sekitar 15-40% populasi di dunia memiliki keluhan dispepsia


kronis atau berulang; sepertiganya merupakan dispepsia organik (struktural).

ETIOLOGI

Etiologi terbanyak dispepsia organik yaitu ulkus peptikum


lambung/duodenum, penyakit refluks gastroesofagus, dan kanker lambung.
Namun, sebagian besar etiologi dispepsia tak diketahui (fungsional).
Patofisiologi Dispepsia

Minggu ke 3
Profil Pasien
1. Identitas Pasien
a. Nama : Ngadiem
b. Usia : 63 tahun
c. Alamat : Kedung Mendeng, RT/RW 02/03 Argasunya
d. Agama : Islam
e. Status : Menikah
f. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
g. Tinggal dirumah bersama suami
h. Jumlah anak : 3
i. Jumlah cucu : 4
j. Kondisi kesehatan : sering mengeluhkan sakit perut, mual, muntah
makan, keluhan dirasakan sejak 5 tahun yang lalu.
Ibu ngadiem adalah ibu rumah tangga, beliau bercerita awal mula kenapa beliau
bisa sering sakit perut, mual, muntah. Ternyata beliau dulu suka sekali makan
makanan yang pedas. Jadi sekarang ibu ngadiem sering mengeluhkan gejala
tersebut. Ibu ngadiem tidak punya riwayat hipertensi dan diabetes melitus. Dilihat
dari keadaan umum pasien tampak sakit ringan, kesadaran tampak komposmentis.
Ringkasan gejala
- Anoreksia : -
- Bb turun : -
- Insomnia : -
- Nyeri kepala : -
- Gg. Penglihatan : -
- Gg. Pendengaran : -
- Gg. Gigi palsu : -
- Batuk : -
- Sesak nafas : -
- Sesak waktu tidur : -
- Sembab dikaki : -
- Pingsan : -
- Nyeri telan : -
- Nyeri perut : Iya
- Gg. BAB : -
- Gg. BAK : -
- Gg. Kaki : -
- Lumpuh setempat : -
- Sering lupa : Terkadang
- Depresi : -
- Kelakuan aneh : -
2. Status Fungsional
- Mandi : bisa sendiri
- Berpakaian : bisa sendiri
- Berdandan : bisa sendiri
- BAB/BAK : bisa sendiri
- Makan : bisa sendiri
- Sediakan makan : bisa sendiri
- Atur keuangan : bisa sendiri
- Atur minum obat – obatan : bisa sendiri
Pemeriksaan laboratorium
- GDS : 119
- Tekanan darah : 100/90 mmHg
- Pemerikssan kadar CO : 4 (normal)
- Pemeriksaan protein urin : +1
- Kolestrol : 168
- Asam urat : 4,3
Obat yang sedang dikonsumsi pasien :
- Ranitidine
- Paracetamol
- Antasida
- B-complex

Anda mungkin juga menyukai