A. Kasus
Seorang laki-laki berusia 28 tahun diantar keluarga ke Unit Gawat
Darurat dengan keluhan kelumpuhan pada kedua tungkai. Setelah
mengalami kecelakaan mobil.
B. Resume Literature Review
Trauma Medspin
sentral cord
syndrome
Trauma Medspin
Trauma Medspin posterior cord
Lumpuh Kedua
anterior cord syndrome
Tungkai
syndrome
Trauma Medspin
Brown Sequard
Syndrome
e) Gejala klinis
Berdasarkan anamnesis, gejala dan keluhan yang sering
muncul adalah :1
Radiologi
Foto polos posisi antero-posterior dan lateral pada
daerah yang diperkirakan mengalami trauma akan
memperlihatkan adanya fraktur dan mungkin disertai
dengan dislokasi.Pada trauma daerah servikal foto dengan
posisi mulut terbuka dapat membantu dalam memeriksa
adanya kemungkinan fraktur vertebra C1-C2.2
Evaluasi radiologis yang lengkap sangat penting
untuk menentukan adanya cedera spinal.Pemeriksan
radiologis tulang servical diindikasikan pada semua pasien
trauma dengan nyeri leher di garis tengah, nyeri saat
palpasi, defisit neurologis yang berhubungan dengan
tulang servical, atau penurunan kesadaran atau dengan
kecurigaan intoksikasi. Pemeriksaan radiologis proyeksi
lateral, anteroposterior (AP) dan gambaran odontoid open
mouth harus dilakukan.2
Pada proyeksi lateral, dasar tengkorak dan ketujuh
tulang cervicla harus tampak. Bahu pasien harus ditarik
saat melakukan foto servikal lateral, untuk menghindari
luputnya gambaran fraktur atau fraktur dislokasi di tulang
servikal bagian bawah. Bila ketujuh tulang servikal tidak
bisa divisualisasikan pada foto latural, harus dilakukan
swimmer view pada servical bawah dan thorakal atas.2
Proyeksi open mouth odontoid harus meliputi
seluruh prosessus odontoid dan artikulasi C1-C2 kanan
dan kiri. Proyeksi AP tulang servikal membantu
indenfitikasi adanya diskolasi faset unilateral pada kasus
dimana sedikit atau tidak tampak gambaran dislokasi pada
foto lateral. CT-scan aksial dengan irisan 3 mm juga dapat
dilakukan pada daerah yang dicurigai dari gambaran foto
9
1. Neurogenik shock
2. Hipoksia
3. Instabilitas spinal
4. Ileus paralitik
5. Infeksi saluran kemih
6. Kontraktur
7. Dekubitus
15
2. Syok Spinal
Syok spinal termasuk syok distributive, terjadi karena volume
darah secara abnormal berpindah tempat pada vaskuler seperti ketika darah
berkumpul dalam pembuluh darah perifer. Spinal syok atau syok pada
medula spinalis adalah suatu keadaan disorganisasi fungsi medula spinalis
yang fisiologis dan berlangsung untuk sementara waktu, keadaan ini
timbul segera setelah cedera dan dapat berlangsung dari beberapa jam
hingga beberapa minggu.4
a) Etiologi
Neurogenik syok disebabkan oleh beberapa faktor yang
menganggu CNS. Maslah ini terjadi akibat transmisi impuls yang
terhambat dan hambatan hantaran simpatik dari pusat vasomotor
pada otak. Dan penyeba utamanya adalah SCI.
Tipe syok ini bias disebabkan oleh banyak faktor yang
menstimulasi parasimpatik atau menghambat stimulasi simpatik
dari otot vaskular. Trauma pada saraf spinal atau medula dan
kondisi yang menggangu supali oksigen atau glukosa ke medulla
menyebabkan syok neurogenik akibat gangguan aktivitas simpatik.
Obat penenang, anestesi, dan stress hebat beserta nyeri juga
merupakan penyebab lainnya.
b) Manifestasi Klinis
Hilangnya sensasi, kontrol motorik, dan reflek dibawah
cedera. Suhu didalam tubuh akan menggambarkan suhu yang ada
di lingkungan, kemudian tekanan darah akan menurun. Sedangkan
frekuensi denyut nadi sering normal akan tetapi tetap disertai
tekanan darah yang selalu rendah.
c) Pemeriksaan Penunjang
Sinar X spinal : menentukan lokasi dan jenis cedera tulang
(fraktur, dislokasi) untuk kesejajaran traksi atau operasi.
CT Scan : menemukan tempat luka/jejas, mengevaluasi
gangguan struktural.
16
b. Paraplegia
g. Gagal napas
•Gerakan involunter : -
Fungsi Sensorik
•Rangsang taktil : eks sup/inf +/-
•Diskriminasi dua titik: eks sup/inf +/-
Refleks Fisiologis
•Patella: kanan/kiri ↓/N
•Achilles: kanan/kiri ↓/N
•Biceps: kanan/kiri N/N
•Triceps: kanan/kiri N/N
Refleks Patologis
•Babinsky : kanan kiri +/+
•Chadock : kanan kiri +/+
•Oppenheim: kanan kiri -/-
•Gordon : kanan kiri +/+
•Schaefer: kanan kiri +/+
•Gonda : kanan kiri +/+
•Tromner : kanan kiri -/-
•Hauffmen : kanan kiri /-
Rangsang Meningeal
•Kaku kuduk: -
•Laseque: -
•Kernig: -
•Brudzinski: -
c) Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin: Hb 11,5, Ht 29%, Leukosit 7.100, trombosit 30.000.
Rontgen: kompresi disc. intervertebra dan penyempitan corpus vertebra
T12-L1
d) Diagnosis
e) Penatalaksanaan Awal
Tatalaksana di Tempat Kejadian
1. Imobilisasi korban dengan membatasi fleksi dan gerakan lain
2. Penanganan imobilisasi dengan neck collar atau vertebral brace bila
tersedia
Tatalaksana di Unit Gawat Darurat
j) Refleksi Diri
1) Alif Hamzah
Alhamdulillah, pada cr ke 3 hari ini saya sudah mengikuti dengan
aktif dari awal hingga akhir. Pada, CR ke 3 saya masih merasa
kurang pada bagian tatalaksana awal dari masing-masing diagnosa.
Untuk itu saya akan lebih fokus pada guideline tata laksana masing-
masing diagnosis.
2) Dela Destiani Aji
Kegiatan Clinical Reasoning 3 membahas mengenai kasus
kegawatan pada medula spinalis dengan keluhan utama kedua
tungkai tidak bisa digerakan. Sebelumnya saya sudah mempelajari
beberapa penyakit yang biasa terjadi pada medulla spinalis termasuk
juga penyakit yang merupakan suatu kegawatan. Dari setiap penyakit
tersebut saya sudah mempelajari dan paham mengeni etiologi, faktor
resiko, patofisiologi dan manifestasi klinis. Namun saya masih
kesulitan dalam menentukan tatalaksana kepada pasien secara
komperhensif. Selain itu, pengetahuan saya mengenai obat dan dosis
nya masih sangat kurang. Topik yang paling penting yang harus saya
kuasai adalah mulai dari penyebab suatu penyakit hingga tatalaksana
secara komperhensif.
Strategi belajar yang paling sesuai untuk saya untuk mencapai
tujuan belajar adalah dengan mempelajari terlebih dahulu topik yang
akan dibahas secara mendalam kemudian berdiskusi dalam
kelompok. Alternatif lain untuk dapat mencapai tujuan belajar lebih
luas adalah berdiskusi dengan kelompok lain. Sumber belajar yang
saya butuhkan adalah buku terbaru yang membahas topik tersebut
atau jurnal.
3) Dhini Oktaviani
Alhamdulillah setelah dilaksanakannya CR , saya menjadi tahu
mengenai berbagai macam penyakit kegawatdaruratan neurologi
dengan kasus kelumpuhan, mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik
27
DAFTAR PUSTAKA