Anda di halaman 1dari 14

4.1.

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

Setelah mengamati Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang disusun oleh pengguna jasa,
serta memahami berbagai substansi kegiatan yang diarahkan dalam KAK, berikut ini
penyedia jasa menyampaikan tanggapan terhadap KAK. Dalam bab ini lebih lanjut
disampaikan tanggapan secara umum dan secara detail.

I. Latar Belakang

Penyediaan air bersih adalah kebutuhan dasar dan hak sosial ekonomi
masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Pusat dan Daerah. Ketersediaan
air bersih ini menjadi salah satu penentu dalam peningkatan kesehatan,
kesejahteraan dan produktifitas masyarakat dalam bidang ekonomi. Oleh karena itu,
penyediaan sarana dan prasarana air bersih menjadi salah satu kunci dalam
pengembangan ekonomi di daerah dan untuk meningkatkan kualitas derajat
kesehatan masyarakat.

Salah satu target universal acces yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019
adalah 100% capaian pelayanan akses air minum/air bersih. Hal ini sangat penting
karena air bersih sangat dibutuhkan dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan
terkait dengan ketahanan sosial, derajat kesehatan dan pengurangan tingkat
kemiskinan. Pelayanan air minum sendiri merupakan salah satu sektor yang saat ini
menjadi prioritas pemerintah karena terkait dengan peningkatan pelayanan sektor
lainnya, diantaranya ialah sektor sanitasi dan kawasan kumuh.

Hingga sekarang program pengembangan sarana dan prasarana air bersih di


Kabupaten Bandung belum dapat dilaksanakan secara maksimal disebabkan oleh
kondisi geografi, geologi, topografi, ketersediaan sumber air baku dan juga

D-1
kemampuan sumber daya manusia yang belum memadai. Oleh karena itu
dibutuhkan salah satu perencanaan teknis sistem penyediaan air bersih guna
menjamin ketersediaan air bersih bagi masyarakat yang berkelanjutan.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat, langkah pertama


sebelum pembangunan dan atau pengembangan infrastruktur seperti instalasi
pengolahan sampai pada jaringan distribusi dan perpipaan adalah pemetaan dan
pengintegrasian potensi dan kebutuhan dalam suatu yang menjadi dasar
perencanaan yang menjadi dasar pembangunan selanjutnya sebagaimana
tercantum pada PP 122 Tahun 2015 Tentang Sistem Penyediaan Air Minum yang
menyebutkan bahwa pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di wilayahnya merupakan
wewenang dan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah dan
pemerintah propinsi dapat memfasilitasi kegiatan pengembangan SPAM sesuai
kewenangannya. Secara lebih jelas wewenang pemerintah dalam kaitannya dengan
pengembangan SPAM adalah memfasilitasi pemenuhan air bakudan bantuan teknis
penyelenggaraan dan pengelolaan SPAM

Sehubungan hal tersebut diatas, maka pemerintah Kabupaten Bandung


melalui Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan akan
melaksanakan pekerjaan Perencanaan Teknis Penyediaan Air Bersih Perdesaan.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pekerjaan Perencanaan Teknis Penyediaan Air Bersih Perdesaan


ini adalah merupakan salah satu bentuk upaya untuk percepatan capaian target 100%
terhadap akses pelayanan air bersih.

Adapun Tujuan pekerjaan Perencanaan Teknis Penyediaan Air Bersih Perdesaan


tersusunnya dokumen perencanaan yang dapat digunakan oleh pemerintah sebagai
dasar dalam pelaksanaan program-program untuk meningkatkan cakupan pelayanan
air minum bagi masyarakat berdasarkan standarpelayanan minimal.

D-2
III. LINGKUP KEGIATAN

3.1. Ruang Lingkup Lokasi Pekerjaan

Ruang lingkup lokasi pekerjaan Perencanaan Teknis Penyediaan Air Bersih


Perdesaan Paket-02 tersebar di 31 desa dan di 3 kecamatan di Kabupaten Bandung,
yaitu:

D-3
3.2. Ruang lingkup pekerjaan

Ruang lingkup pekerjaan Perencanaan Teknis Penyediaan Air Bersih Perdesaan


Paket-02, meliputi :

a. Pengumpulan data sekunder yang meliputi :

1 ) Dokumen RTRW

2 ) Data dan peta gambaran umum hidrologi, sumber air, topografi,


klimatografi, fisiografi dan geologi.

3 ) Data curah hujan dan tangkapan air.

4 ) Penggunaan lahan dan rencana tata guna lahan.

5 ) Data demografi saat ini dan 10 tahun terakhir, penyebaran dan


kepadatan penduduk

6 ) Data sosial ekonomi : karakteristik wilayah dan kependudukan


ditinjau dari aspek sosial, ekonomi dan budaya

7 ) Data kesehatan : kondisi sanitasi dan kesehatan lingkungan

8 ) Sarana dan prasarana infrastruktur yang ada

b. Melakukan evaluasi kondisi wilayah perencanaan, yang bertujuan untuk


mengetahui karakter, fungsi strategis dan kontek wilayah perencanaan.

c. Melakukan evaluasi terhadap kondisi eksisting SPAM perdesaan, sistem


SPAM perpipaan dan non perpipaan.

c.1. Untuk SPAM perpipaan meliputi :

1 ) Aspek Teknis : meliputi semua komponen SPAM, dimulai dari unit


air baku, sistem produksi/pengolahan, transmisi, distribusi utama
sampai area pelayanan

2 ) Aspek Non Teknis : meliputi aspek pembiayaan dan kelembagaan


lembaga pengelola

D-4
c.2. Spam non perpipaan

a. Mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan SPAM


meliputi,antara lain :

1 ) Tingkat dan cakupan pelayanan yang ada

2 ) Kinerja pelayanan

3 ) Adanya kapasitas belum dimanfaatkan (iddle capacity)

4 ) Kebutuhan penyambung jaringan distribusi dan/atau kapasitas


pengolahan

5 ) Aspek Kelembagaan

6 ) Aspek Keuangan

b. Menentukan Kriteria dan Standar pelayanan. Kriteria dan standar


pelayanan diperlukan dalam perencanaan dan pembangunan SPAM untuk
dapat memenuhi tujuan tersedianya air dalam jumlah yang cukup dengan
kualitas yang memenuhi persyaratan air minum, tersedianya air setiap
waktu atau kesinambungan serta tersedianya air dengan harga yang
terjangkau oleh masyarakat atau pemakai.

c. Melakukan survey sosial ekonomi, untuk mengetahui potensi penduduk


daerah perencanaan.

d. Menghitung perkiraan kebutuhan air berdasarkan data eksisting dan


proyeksi penduduk.

e. Melakukan survey dan identifikasi terkait kecukupan pemenuhan


kebutuhan airsampai akhir tahun perencanaan. Identifikasi dilakukan
terhadap :

1) Sumber air bakuyang sudah mendapatkan rekomendasi dan ijin


pengambilan sumber mata air

2) Debit optimum (safe yield) sumber air

3) Kualitas air dan pemakaian sumber air eksisting (bila ada)

D-5
4) Jarak dan beda tinggi terhadap area pelayanan

5) Rencana daerah pelayanan

6) Mengukur jalur pipa transmisi, pipa distribusi dan menentukan rencana


bak penampung

7) Membuat peta lokasi–lokasi sumber air baku dan jalur pipa transmisi
air baku

8) Buat foto-foto lokasi sumber air baku berkaitan dengan rencana sistem
penyediaan air minum.

f. Menyusun beberapa alternatif rencana pengembangan SPAM.

Alternatif disusun dengan memperhatikan keterpaduan dengan prasarana


dansarana sanitasi. Setiap alternatif harus dikaji aspek teknis dan
ekonomis. Alternatif terpilih adalah yang terbaik ditinjau dari berbagai
aspek tersebut. Pradesain dan alternatif terpilih merupakan dasar dalam
prakiraan biaya investasi dan pra kelayakan teknis.

g. Menentukan alternatif sistem terbaik berdasarkan kajian yang sudah


dilakukan.

h. Menyusun analisa pembiayaan dan pola investasi kebutuhan


pengembangan spam untuk jangka pendek (1 – 2 tahun), jangka
menengah (5 tahun) dan jangka panjang (15 – 20 tahun) di wilayah studi
baik untuk kawasan perkotaan maupun perdesaan dengan
mempertimbangkan :

 Sumber dana

 Kemampuan dan kemauan masyarakat

 Kemampuan keuangan daerah

IV. DASAR ACUAN

Penyusunan Perencanaan Teknis Penyediaan Air Bersih Perdesaan pada dasarnya


harus bertitik tolak (mengacu) kepada peraturan perundangan maupun kebijaksanaan yang

D-6
ada. Peraturan dan Perundangan maupun kebijakan yang perlu diacu tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut :

A. Undang-Undang

 Undang Undang Dasar 1945

 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1974 Tentang Sumber


Daya Air.

 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan


Ruang;

 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan


dan Kawasan Permukiman.

B. Peraturan Pemerintah

 Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 1982 Tentang Tata Pengaturan Air;

 Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1985 Tentang Jalan;

 Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun1993 Tentang Analisa Mengenai Dampak


Lingkungan.

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 294/PRT/M/2005 Tentang Badan


Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 13/PRT/M/2013 Tentang Kebijakan


dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 01/PRT/M/2014 Tentang Standar


Minimal Pelayanan Minimal Bidang Pekerjan Umum dan Penataan Ruang.

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 121 Tahun 2015 Tentang


Pengusahaan Sumber Daya Air (SDA).

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2015 Tentang


Sistem Penyediaan Air Minum.

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 19 tahun


2016 Tentang Dukungan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah Dalam
Kerjasama Penyelenggaraan SPAM.

D-7
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 25 tahun
2016 Tentang Pelaksanaan Penyelenggaraan SPAM untuk memenuhi kebutuhan
sendiri oleh Badan Usaha.

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27 tahun

 2016 Tentang Penyelenggaraan SPAM.

C. Peraturan Daerah

 Peraturan Bupati Bandung Nomor 38 tahun 2014 Tentang Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum Kabupaten Bandung.

V. WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu yang dibutuhkan hingga selesai kegiatan ini adalah selama 120 (seratus
dua puluh) hari kalender, dimulai sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
dikeluarkan oleh pihak pemberi kegiatan.

VI. METODOLOGI

Langkah-langkah kegiatan Penyusunan Perencanaan Teknis Penyediaan Air


Bersih Perdesaan, antara lain :

1. Konsultan diwajibkan untuk melakukan seluruh persiapan dan mobilisasi


sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas seperti tercantum
pada ruang lingkup;

2. Dalam pelaksanaan pekerjaannya konsultan agar selalu berkonsultasi dengan


Tim Teknis;

3. Menyiapkan perangkat survey dan observasi yang dibutuhkan untuk


kelengkapan data yang dibutuhkan;

4. Melakukan sosialisasi ditingkat kecamatan terkait dengan rencana pekerjaan


dengan mengundang seluruh desa yang ada di wilayah kecamatan tersebut.

D-8
5. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait di Kabupaten Bandung
termasuk dengan beberapa instansi teknis ditingkat kecamatan, kelurahan dan
RW untuk menjaring saran dan masukan dalam perencanaan tersebut;

6. Melakukan pengumpulan data, peta dan informasi terkait.

7. Melakukan kajian dan evaluasi terhadap data hasil survey;

8. Melakukan evaluasi kondisi eksisting sistem jaringan air bersih, yang


dilakukan dengan menginventarisasi sarana dan prasarana sistem penyediaan
air bersih eksisting.

9. Merencanakan detail engineering design sistem penyediaan air bersih berikut


kelengkapan lainnya yang dibutuhkan;

10. Perumusan program dan kegiatan pengembangan dalam penyusunan rencana


induk meliputi identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan,
perkiraan kebutuhan air dan identifkasi air baku termasuk di dalamnya adalah
indikasi besaran biaya tingkat awal,sumber dan pola pembiayaan.Perhitungan
biaya tingkat awal seluruh komponen pekerjaan perencanaan, pekerjaan
konstruksi, pajak, pembebasan tanah,dan perizinan.

VII. TENAGA AHLI

Tenaga Ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan latar
belakang ilmu dan pengalaman yang cukup dalam bidangnya, sehingga dapat
memenuhi sasaran dan tujuan yang diinginkan dalam pekerjaan ini. Tenaga ahli
yang diperlukan adalah sebagai berikut :

1. Team Leader

1 (satu) orang Sarjana Teknik Lingkungan/Teknik Sipil (S1/S2),


berpengalaman menjadi Team Leader pekerjaan sejenis minimal 3 (Tiga)
tahun, SKA Ahli Muda.

2. Ahli Teknik Lingkungan

1 (satu) orang Sarjana Teknik Lingkungan yang berpengalaman dalam


pekerjaan sejenis minimal 2 (Dua) tahun.

D-9
3. Ahli Teknik Sipil

1 (satu) orang Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman di pekerjaan sejenis


minimal 2 (Dua) tahun.

4. Tenaga Ahli Geodesi

1 (satu) orang SarjanaTeknik Geodesi yang berpengalaman dalam bidang


pemetaan minimal 2 (Dua) tahun.

5. Tenaga Ahli Perkiraan Biaya (Cost Estimator)

1 (satu) orang Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman di pekerjaan sejenis


minimal 2 (Dua) tahun.

6. TenagaAhli Jaringan Perpipaan

1 (satu) orang Sarjana Teknik Sipil/Teknik Lingkungan yang berpengalaman


dibidang jaringan perpipaan SPAM minimal 2 (Dua)tahun.

7. Ahli Sosial Ekonomi

1 (satu) orang Sarjana Sosial/ekonomi yang berpengalaman dalam bidang


sosial/ekonomi masyarakat minimal 2 (Dua) tahun.

Adapun Tenaga Pendukung yang dilibatkan dalam pekerjaan ini adalah :

1. 6 (enam) orang Surveyor (D3) Teknik Sipil yang membantu dalam


pengumpulan/penghimpunan data dan mampu melakukan pemetaan,
dengan pengalaman kerja minimal 2 (Dua) tahun.

2. 3 (tiga) orang CAD Operator/Draftman (D3) yang berpengalaman


dipekerjaan sejenis, dengan pengalaman kerja minimal 2 (Dua) tahun.

3. 3 (tiga) orang Estimator (D3) yang berpengalaman di pekerjaan sejenis,


dengan pengalaman kerja minimal 2 (Dua) tahun.

4. 1 (satu) orang Operator Komputer yang berpengalaman dalam


membantu menyelesaikan pengetikan laporan hasil pekerjaan.

D-10
VIII. LAPORAN HASIL PEKERJAAN

Sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan dalam KAK ini Keluaran dari
Penyusunan Perencanaan Teknis Penyediaan Air Bersih Perdesaan adalah :

1. Dokumen pelaporan yang terdiri dari :

a. Kebutuhan pelayanan air bersih sampai dengan 10 tahun mendatang


yang diuraikan menjadi rencana detail bangunan sumber air baku, unit
transmisi, instalasi pengolahan, jaringan distribusi dan pelayanan SR
berikut kelengkapan komponen lain yang dibutuhkan;

b. Uraian kegiatan beserta besaran biayanya;

c. Semua hasil perencanaan diatas dituangkan dalam bentuk gambar-gambar


teknis.

2. Laporan

Laporan yang harus dibuat dan diserahkan oleh Konsultan pada pekerjaan ini
terdiri dari :

a. Laporan Pendahuluan (Inception Report), berupa Buku Laporan


Pendahuluan yang dibuat dalam rangka persiapan pekerjaan survey
lapangan yang berisikan rencana survey serta mengemukakan pula rencana
kerja secara terinci. Laporan Pendahuluan paling kurang berisi latar
belakang pekerjaan, maksud dan tujuan, lingkup wilayah perencanaan dan
keluaran yang diharapkan. Dan diserahkan paling lambat 15 hari setelah
menerima SPMK/mobilisasi, sebanyak 5 buku.

b. Laporan Kemajuan (Interim Report), berupa Buku Laporan Fakta dan


Analisa yang berisikan proses identifikasi data terhadap karakteristik
wilayah perencanaan, proses kajian dan analisa terhadap kondisi dan
kebutuhan pengembangan SPAM yang disajikan dalambentuk uraian / teks
yang dilengkapi dengan peta, tabel, grafik, diagram dansebagainya.
Laporan ini sudah memuat alternatif rencana pengembangan beserta
penentuan alternatif terpilih.

D-11
c. Laporan Akhir Sementara (Draft Final Report), berupa Buku Laporan
Rancangan Rencana, paling kurang berisi pradesain pengembangan
SPAM dan Konsep detail hasil perencanaan menyangkut bangunan sarana
air bersih berikut desain arsitektural dan lanscapingnya. Selanjutnya
laporan ini dipresentasikan dalam sebuah diskusi/seminar untuk
mendapatkan masukan bagi penyempurnaannya. Dan diserahkan paling
lambat 100 hari setelah SPMK sebanyak 5buku.

d. Laporan Akhir (Final Report), berupa Buku Laporan Rencana yang


merupakan hasil penyempurnaan Buku Laporan Rancangan Rencana
sesuai dengan berita acara hasil diskusi/seminar. Buku Laporan Rencana ini
dilengkapi dengan :

1. Laporan hasil perencanaan

2. Catatan perhitungan teknis (design note)

3. Dokumen Pengadaan (spesifikasi teknis, bill of quantity (BoQ)),


daftar kuantitas dan harga

4. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Executive Summary yang berisikan


ringkasan laporan hasil perencanaan, Rencana Anggaran Biaya (RAB)
dan gambar-gambar serta di jilid masing-masing satu buku untuk satu
kecamatan.

5. Gambar perencanaan A3, meliputi : gambar pengukuran, site plan,


potongan memanjang, potongan melintang, gambar detail konstruksi.
Dan diserahkan paling lambat 120 hari setelah SPMK sebanyak 5 buku.

Teknik Penyajian Laporan meliputi ketentuan sebagai berikut :

a. Pengetikan 1,5 spasi dengan kertas HVS ukuran B5.

b. Buku laporan dijilid soft cover berwarna dengan desain yang


merefleksikan sistem penyediaan air bersih di Kabupaten Bandung.

c. Jenis laporan & ukuran kertas :

1 ) Buku Laporan Pendahuluan, ukuran kertas B5 sebanyak 5 buku dan


ringkasan untuk kepentingan pembahasan;

D-12
2 ) Buku Laporan Fakta dan Analisa, ukuran kertas B5 sebanyak 5
buku dan ringkasan untuk kepentingan pembahasan;

3 ) Buku Laporan Rancangan Rencana, ukuran kertas B5 sebanyak 5


buku dan ringkasan untuk kepentingan pembahasan;

4 ) Buku Laporan Akhir, ukuran kertas B5 dengan rincian :

Buku 1 : Laporan Hasil Perencanaan 5 buku

Buku 2 : Buku catatan perhitungan teknis (design note) 5 Buku

Buku 3 : Dokumen Pengadaan 5 Buku

Buku 4 : Daftar Kuantitas dan Harga 5 Buku

Buku 5 : Executive Summary 15 Buku

Gambar Perencanaan (A3) 5 Buku

5 ) Presentase Laporan : dilakukan sebanyak 2 Kali, yakni :

 Presentase Laporan Fakta dan Analisa / Laporan Antara

 Presentase Laporan Rancangan Rencana (Draft Final Report)

6 ) Soft Copy (External Hardisk 1 Tera) berisi hasil perencanaan

IX. KONSULTASI DAN PENDAMPINGAN

Dalam pekerjaan perencanaan teknis air bersih perdesaan Paket-02, pihak ketiga
harus berkonsultasi dengan Tim Teknis yang dibentuk oleh Pengguna Anggaran
dengan metode dan tata cara yang disepakati bersama. Hasil konsultasi dituangkan
dalam Berita Acara Konsultasi dan sepanjang tidak bertentangan dengan Kerangka
Acuan Kerja, hasil konsultasi wajib ditindaklanjuti oleh pihak ketiga.

D-13
4.2. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONIL/ FASILITAS
PENDUKUNG DARI PPK

Konsultan sudah memahami mengenai peralatan, material, personil/fasilitas


pendukung dari PPK yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa:

 Laporan dan Data, meliputi Studi terdahulu dan data pendukung lainnya yang ada di
Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bandung.

 Pejabat Pembuat Komitmen tidak menyediakan akomodasi dan ruang kantor, serta
perlengkapannya, sehingga penyedia jasa perlu menyediakan sendiri.

 Pejabat Pembuat Komitmen akan menunjuk pejabat/petugas selaku Direksi dan


Pengawas Pekerjaan, yang akan mendampingi dan mengawasi secara langsung
pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi.

D-14

Anda mungkin juga menyukai