Oleh
Cahyadi Purwoprayogo
1714111004
Kelompok 4
Etika Oktaviani
NPM. 1514111086
I. PENDAHULAN
Ikan nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas air tawar yang
memperoleh perhatian cukup besar dari pemerintah dan pemerhati masalah
perikanan dunia, terutama berkaitan dengan usaha peningkatan gizi masyarakat di
negara – negara yang sedang berkembang (Khairuman dan Amri, 2008). Rukmana
(1997), menambahkan bahwa ikan nila merupakan salah satu jenis ikan air tawar
potensial untuk sumber protein hewani yang dapat dijangkau berbagai lapisan
masyarakat.
Ikan Nila memiliki bagian tubuh yang memanjang ramping dan relative pipih.
Sisinya besar dan kasar, bentuknya ctenoid, gurat sisi terputus-putus di bagian
tengah badan ikan. Warna sisik abu-abu kecoklatan (nila hitam) dan putih atau
merah (nila merah). Posisi mulut terletak di ujung mulut dan terminal. Pada sirip
punggung terdapat jari-jari sirip punggung yang keras dan garis-garis vertical yang
bulat dan berwarna kemerahan. (Amri, K., Khairuman. 2008).
Ikan nila memiliki ciri pada tubuh secara fisik perbandingannya adalah 2:1 antara
panjang dan tinggi. Sirip punggung dengan 16-17 duri tajam dan 11-15 duri lunak
dan pada bagian anal terdapat 3 duri dan 8-11 jari-jari. Tubuh berwarna
kehitaman atau keabuan dengan beberapa pita hitam belang yang semakin memudar
atau samar-samar kelihatan pada saat ikan dewasa. (Conel, 2008).
Untuk membedakan antara jantan dan betina dapat dilihat melalui bentuk dan alat
kelamin yang ada pada bagian tubuh ikan. Ikan jantan memiliki sebuah lubang
kelamin yang bentuknya memanjang dan menonjol. Berfungsi sebagai alat
pengeluaran sperma dan air seni. Warna sirip memerah, terutama pada saat matang
gonad. Ikan betina memiliki dua lubang kelamin di dekat anus, berbentuk seperti
bulan sabit dan berfungsi untuk keluarnya telur. Lubang yang kedua berada di
belakang saluran telur dan berbentuk bulat dan berfungsi sebagai tempat keluarnya
air seni (aliana, dkk., 2010).
Pada ikan betina mempunyai indung telur sedangkan ikan jantan mempunyai testis.
Baik indung telur maupun testis ikan semuanya terletak pada rongga perut di
sebelah kandung kemih dam kanal alimentari. Keadaan gonad ikan sangat
menentukan kedewasaan ikan. Kedewasaan ikan meningkat dengan makin
meningkatnya fungsi gonad Ikan Nila umumnya mempunyai sepasang gonad,
terletak pada bagian posterior rongga perut di sebelah bawah ginjal. Pada saat ikan
nila bertelur dan sperma dikeluarkan oleh ikan jantan, pada saat itu pula terjadilah
fertilasi di luar tubuh induknya (eksternal) yaitu di dalam air tempat dimana ikan
itu berada, kemudian mengerami telur di dalam mulutnya antara 4-5 hari dan telur
tersebut menetas 3-4 hari. Telur ikan yang dibuahi dan menetas dinamakan larva.
Larva tersebut mempunyai kuning telur yang masih menempel pada tubuhnya
digunakan sebagai cadangan makanan untuk awal kehidupannya (Effendi, H.
2009.)
Induk nila betina dapat matang telur setiap 45 hari. Setiap induk betina
menghasilkan larva (benih baru menetas) pada tahap awal sekitar 300 g sebanyak
250-300 ekor larva. Jumlah ini akan meningkat sampai mencapai 900 ekor larva
sesuai dengan pertambahan bobot induk betina (900 g). Setelah selesai masa
pemijahan dalam satu siklus (45 hari), induk-induk betina diistirahatkan dan
dipisahkan dari induk jantan selama 3-4 minggu dan diberi pakan dengan
kandungan protein diatas 35 %. ( Ghufran, M. dan Kordi, K.2009)
Gonad kelamin pada semua vertebrata terpisah, kecuali pada beberapa ikan
berkerangka tulang. Testis merupakan sepasang alat berukuran sedang yang
masing-masing mempunyai tubulas seminifenus yang berlaku-liku. Ini merupakan
daerah yang luas untuk memproduksi bermilyad-milyad sperma ovosium ikan dan
ampitria, yang menghasilkan ribuan atau ratusan telur memenuhi sebagian besar
rongga tubuh. Pada hampir semua terbiasa, gonad resenteri rongga tubuh dan
selama hidup tetap berada di tempat itu.Testis atau gonad bersifat internal dan
bentuknya longitudinal. Pada umumnya berpasangan lamprey dan hagfish
mempunyai testis tunggal Gonad sendiri adalah organ endokrin yang memproduksi
dan mengeluarkan steroid yang mengatur pembangunan tubuh hewan
mengendalikan karakteristiknya. ( Rahardjo, dkk., 2010)
Jenis kelamin suatu individu ditentukan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan
Kedua faktor tersebut akan bekerja secara sinergis untuk menentukan ekspresi
fenotipe suatu karakter. Faktor genetik yang memegang peranan utama dalam
menentukan jenis kelamin disebut kromosom kelamin (gonosom), sedangkan
kromosom yang tidak menentukan jenis kelamin autosom ikan nila dapat dibedakan
jantan dan betinanya pada saat berumur 3-6 bulan, karena pada umur tersebut ikan
nila telah mampu untuk berkembang biak. ( Suyanto, SR.2008)
Dilihat dari ciri kelamin primer, ikan nila jantan dan betina dapat dibedakan
berdasarkan jumlah lubang disekitar anus, pada ikan nila jantan terdapat dua lubang
yaitu lubang anus dan lubang urogenital. (tempat keluarnya urine dan sperma)
sedangkan pada betina terdapat 3 lubang yaitu anus, ureter (tempat kelauarnya
urine) dan genital (tempat keluarnya telur). Sedangkan ciri sekunder pada ikan nila
biasanya nila jantan memiliki tubuh yang lebih besar pada ukuran yang sama dan
juga warnanya lebih gelap dibandingkan warna betinanya (Wiryanta, 2010).
Induk ikan nila yang akan ditebar terlebih dahulu di seleksi berdasarkan morfologi
dan kelaminnya. Setelah di seleksi induk kemudian ditimbang untuk mengetahui
berat induk dan menentukan banyaknya pakan yang harus diberikan setiap harinya.
Sebanyak 3 pasang induk yaitu 3ekor ikan nila jantan dan 9 ekor ikan nila betina di
tebar di wadah pemeliharaan induk. Seleksi induk diawali oleh penentuan jenis
kelamin induk, perbedaan induk mengandung telur dibandingkan induk gemuk dan
perbedaan induk gonad muda (fase pertumbuhan) dibandingkan gonad matang.
Pada kebanyakan ikan air tawar, sexual dimorphism induk jantan dan betina dapat
mudah dibedakan (Marlan dan Agustina, 2014)
jumlah telur yang terdapat dalam ovarium induk ikan dinamakan fekunditas
individu. Dalam hal ini ia akan memperhitungkan telur yang ukurannya berbeda-
beda. Oleh karena itu dalam untuk memperhitungkannya harus disertakan semua
ukuran telur dan masing-masing harus mendapatkan kesempatan yang sama. Bila
ada telur yang jelas kelihatan ukurannya berlainan dalam daerah yang berlainan
dengan perlakuan yang sama harus dihitung terpisah. (Effendi, H. 2009)
3.3Metode Kerja
Adapun metode kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Ikan dikeringkan dengan tisu atau kain lap lalu diukur panjang dan beratnya
3. Ikan dibedah dengan alat bedah, kemudian gonad ikan diambil
4. Gonad ditimbang dan tentukan tingkat kematangan gonad (TKG)
5. Lalu dimasukan dalam botol film dan awetkan dengan diberi formalin 4%
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang di dapatkan yang diperoleh dari hasil praktikum didapatkan
bahwa terdapat 12 ikan nila Jantan dengan tingkat kematangan gonad tingkat ke 3
dengan jumlah keseluruhan 12 buah gonad dengan presentase sebesar 92,3%
dengan ciri- morfologi Gonad mengisi ½ rongga tubuhnya. Gonad berwarna putih.
Selanjutnya pada tingkat kematangan gonad tingkat ke-4 terdapat 1 buah gonad
dengan presentase sebesar 7,7% dengan ciri-ciri morfologi Gonad mengisi ¾
rongga tubuhnya. Gonad jantan berwarna putih berisi cairan putih.
Morfologi
TKG ∑ Persentase
Gonad
Berdasarkan data yang di dapatkan yang diperoleh dari hasil praktikum didapatkan
bahwa terdapat 12 ikan nila Betina dengan tingkat kematangan gonad tingkat ke 3
dengan jumlah keseluruhan 5 buah gonad dengan presentase sebesar 38,4% dengan
ciri- morfologi Gonad mengisi ½ rongga tubuhnya. Gonad berwarna putih.
Selanjutnya pada tingkat kematangan gonad tingkat ke-4 terdapat 1 buah gonad
dengan presentase sebesar 61,53% dengan ciri-ciri morfologi Gonad mengisi ¾
rongga tubuhnya. Gonad jantan berwarna putih berisi cairan putih.
4.2 Indeks Kematangan Gonad Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Berat Berat
Berdasarkan data yang di dapatkan yang diperoleh dari hasil pengamatan ikndeks
kematangan gonad pada ikan nila betina pada tingkat kematangan gonad 3 dan
tingkat kematangan gonad 4. Pada TKG ke-3 dengan berat gonad rata-rata adalah
0.776 g dan berat rata-rata ikan 43.028 gram dengan berat IKG rata-rata 2.5%. pada
tingkat kematangan gonad ke-4 dengan berat gonad rata-rata adalah 1.5325 g dan
berat rata-rata ikan 65.0025 gram dengan berat IKG rata-rata 2.006375%.
III 5 38,47%
IV 8 61,53%
Jumblah 13 100%
38%
III IV
62%
80
Hubungan antara IKG dan panjang tubuh ikan yaitu semakin panjang tubuh ikan
nila betina maka jumlah penyimpanan gonad telur ikan akan semakin banyak dan
proses pematangan gonag okan akan senakin cepat. Dan pada praktikum ini ikan
nila betina yang memiliki TKG yang telah matang memiliki panjang tubuh yang
relative panjang
Kelas I II III IV
13-14 0 0 5 1
15-16 0 0 0 5
17-18 0 0 0 2
Grafik 4. Hubungan TKG dengan Panjang Tubuh Ikan Nila Betina
4
3 IV
2 III
1
0
13-14 15-16 17-18
Selang Kelas
Kelas I II III IV
12,0-13,0 0 0 6 0
13,1-14,0 0 0 2 1
14,1-15,0 0 0 2 0
15,1-16,0 0 0 2 0
5
IV
0 III
12,0-13,0 13,1-14,0 14,1-15,0 15,1-16,0
Selang Kelas
4.7 Hubungan IKG dengan TKG Ikan Nila Betina
Kelas I II III IV
1,1-2,0 0 0 1 4
2,1-3,0 0 0 0 1
3,1-4,0 0 0 2 0
4,1-5,0 0 0 2 1
Dari pengamatan tentang panjang tubuh dengan panjang gonad diperoleh dengan
selang kelas berat gonad 1,1-2,0 gram dengan TKG 4 jumlah yang di dapat
sebanyak 1 buah ikan, dan pada TKG ke-4 terdapat 4 buah. Pada selang kelas berat
gonad 2,1-3,0gram dengan TKG 3 jumlah yang di dapat sebanyak 10buah ikan, dan
pada TKG ke-4 terdapat 1 buah. Pada selang kelas berat gonad 3,1-4,0 gram dengan
TKG 3 jumlah yang di dapat sebanyak 2 buah ikan, dan pada TKG ke-4 terdapat 0
buah. Pada selang kelas berat gonad 4,1-5,0 gram dengan TKG 3 jumlah yang di
dapat sebanyak 2 buah ikan, dan pada TKG ke-4 terdapat 1 buah.
2.5
2 III
1.5 IV
1
0.5
0
0-1,0 1,1-2,0 2,1-3,0 3,1-4,0 4,1-5,0
Selang Kelas
4.8 Hubungan TKG dengan Telur Ikan Nila
Diameter Telur
III % IV %
(mm)
3,1-4,0 0 0% 0 0%
4,1-5,0 0 0% 41 100%
5,1-6,0 0 0% 14 100%
Dari pengamatan tentang IKG total ikan nila terdapat beberapa selang kelas dengan
kategori yang berbeda, kategori yang pertama dengan selang kelas 0,1-1,0 Pada
TKG ke 3terdapat sebanyak 166 butir terlur dengan presentasi sebesar 50.31%dan
pada TKG ke 4 terdapat 164 buah butir telur dengan presentase 49.69%. pada TKG
dengan selang kelas 1,1-2,0 terdapat sebanyak 83 butir terlur dengan presentasi
sebesar 36.73 %dan pada TKG ke 4 terdapat 143 buah butir telur dengan presentase
63,27% . %. pada TKG dengan selang kelas 2,1-3,0 Pada TKG ke 3 terdapat
sebanyak 1 butir terlur dengan presentasi sebesar 2,60% dan pada TKG ke 4
terdapat 38 buah butir telur dengan presentase 97,40%.. Pada TKG dengan selang
kelas 3,1-4,0 Pada TKG ke 3 terdapat sebanyak 0 butir terlur dengan presentasi
sebesar 0% dan pada TKG ke 4 terdapat 0 buah butir telur dengan presentase 0%.
Pada TKG dengan selang kelas 4,1-5,0 Pada TKG ke 3 terdapat sebanyak 0 butir
terlur dengan presentasi sebesar 0% dan pada TKG ke 4 terdapat 41 buah butir telur
dengan presentase 100% Pada TKG dengan selang kelas 4,1-5,0 Pada TKG ke 3
terdapat sebanyak 0 butir terlur dengan presentasi sebesar 0% dan pada TKG ke 4
terdapat 14 buah butir telur dengan presentase 100%
Grafik 7. Hubungan TKG dengan Telur Ikan Nila
300
250
200
150 TKG IV
50
0
0,1-1,0 1,1-2,0 2,1-3,0 3,1-4,0 4,1-5,0 5,1-6,0
Selang Kelas Diameter Telur (mm)
(grafik
line)
140
120
100
80 TKG III
60 TKG IV
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Selang Kelas Diameter Telur (mm)
(grafik scatter)
Gabungan 695,307692
Pada praktikum ini didapatkan ikan dengan fekunditas rata-rata 695.307.692 butir
hal ini menunjukan bawha telur yang terkandung dalam tubuh ikan telah banyak
dan siap memijah
Grafik 8. Fekunditas Ikan Nila
1500
Fekunditas
1000
Ikan Ke-
500 Fekunditas
0
1 3 5 7 9 11 13
Ikan Ke-
15
10
5 Panjang Ikan
0
0 1000 2000
Fekunditas
(grafik scatter)
Grafik 9. Hubungan Fekunditas dengan
Panjang Tubuh Ikan Nila
2000
1500
Fekunditas
1000
Panjang Ikan
500 Fekunditas
0
1 3 5 7 9 11 13
Ikan Ke-
(grafik line)
Proposi Jenis 50 50
Pada praktikum ini jenis proporsi jenis kelamin dengan rasio yang seimbang dengan
jenis kelamin jantan 50 ekor begitu juga dengan kelamin betina sebesar 50 ekor
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
3. Pada praktikum ini di buktikan bahwa panjang badan dan berat badan
berpengaruh pada tingkat kematangan gonad ikan
4.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan dari kami yaitu diharapkan agar dalam praktikum
selanjutnya semua peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum sudah ada
di laboratorium.