Anda di halaman 1dari 26

REPRODUKSI

(Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air)

Oleh

Cahyadi Purwoprayogo
1714111004
Kelompok 4

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN


PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Reproduksi


Waktu Praktikum : Jum’at, 4 mei 2018
Tempat Praktikum : Laboratorium Perikanan dan Kelautan
Nama : Cahyadi Purwoprayogo
NPM : 1714111004
Kelompok :4
Program Studi : Budidaya Perairan
Jurusan : Perikanan dan Kelautan
Fakultas : Pertanian
Universitas : Universitas Lampung

Bandar Lampung, Senin 21 Mei 2018


Mengetahui,
Asisten Dosen

Etika Oktaviani
NPM. 1514111086
I. PENDAHULAN

1.1 latar belakang

Pembangunan di sektor perikanan mengacu kepada pembangunan Nasional yang di


selaraskan dengan kondisi wilayah dengan tidak lepas dari kebijakan pemerintah
daerah dalam mendukung konsep untuk meningkatkan daya tahan ke daerahan atas
dasar kekuatan sendiri. Perairan tawar Indonesia sebagai perairan tropis, memiliki
plasma nuftah perikanan yang sangat banyak. Spesies ikan air tawar sangat
beragam, ada yang berukuran besar dan ada yang berukuran kecil. Sebagian
diantaranya dapat dijadikan ikan hias dan sebagian lagi dijadikan ikan konsumsi,
terutama ikan yang berukuran besar.

Prospek pengembangan budidaya ikan nila juga diperkirakan memiliki peluang


yang memberi andil cepatnya perkembangan usaha budidaya ikan nila adalah
rendahnya biaya produksi, sehingga tidak mengherankan jika keuntungan yang
diperoleh juga cukup besar. Hal ini menunjukkan bahwa ikan nila merupakan
komoditas penting dalam bisnis ikan air tawar dunia. Beberapa hal yang
mendukung pentingnya komoditas nila adalah memiliki resistensi yang relatif
tinggi terhadap kualitas air dan penyakit, memilliki toleransi yang luas terhadap
kondisi lingkungan, memiliki kemampuan yang efisien dalam membentuk protein
kualitas tinggi dari bahan organik, limbah domestik dan pertanian, memiliki
kemampuan tumbuh yang baik, dan mudah tumbuh dalam sistem budidaya intensif
(Rizal, 2009)

Ikan nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas air tawar yang
memperoleh perhatian cukup besar dari pemerintah dan pemerhati masalah
perikanan dunia, terutama berkaitan dengan usaha peningkatan gizi masyarakat di
negara – negara yang sedang berkembang (Khairuman dan Amri, 2008). Rukmana
(1997), menambahkan bahwa ikan nila merupakan salah satu jenis ikan air tawar
potensial untuk sumber protein hewani yang dapat dijangkau berbagai lapisan
masyarakat.

1.1 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagi berikut :
1. Tujuan yang ingin dicapai yaitu suatu pemahaman bagi mahasiswa tentang
bagaimana membedakan tingkat kematangan gonad suatu jenis ikan
2. Mengetahui jumlah telur dari seekor hewan uji
3. Untuk mengetahui ukuran telurterhadap perkembangan individu menjelang
pemijahan
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Dan Morfologi Ikan Nila

Klasifikasi Ikan Nila


Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang termasuk dalam
famili Cichlidae dan merupakan ikan asal Afrika.
Adapun klasifikasi ikan nila ialah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Osteichthyes
Sub Class : Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphi
Sub Order : Percoidea
Family : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Species : Oreochromis niloticus ( Ardita, dkk., 2015)

Ikan Nila memiliki bagian tubuh yang memanjang ramping dan relative pipih.
Sisinya besar dan kasar, bentuknya ctenoid, gurat sisi terputus-putus di bagian
tengah badan ikan. Warna sisik abu-abu kecoklatan (nila hitam) dan putih atau
merah (nila merah). Posisi mulut terletak di ujung mulut dan terminal. Pada sirip
punggung terdapat jari-jari sirip punggung yang keras dan garis-garis vertical yang
bulat dan berwarna kemerahan. (Amri, K., Khairuman. 2008).

Ikan nila memiliki ciri pada tubuh secara fisik perbandingannya adalah 2:1 antara
panjang dan tinggi. Sirip punggung dengan 16-17 duri tajam dan 11-15 duri lunak
dan pada bagian anal terdapat 3 duri dan 8-11 jari-jari. Tubuh berwarna
kehitaman atau keabuan dengan beberapa pita hitam belang yang semakin memudar
atau samar-samar kelihatan pada saat ikan dewasa. (Conel, 2008).

Untuk membedakan antara jantan dan betina dapat dilihat melalui bentuk dan alat
kelamin yang ada pada bagian tubuh ikan. Ikan jantan memiliki sebuah lubang
kelamin yang bentuknya memanjang dan menonjol. Berfungsi sebagai alat
pengeluaran sperma dan air seni. Warna sirip memerah, terutama pada saat matang
gonad. Ikan betina memiliki dua lubang kelamin di dekat anus, berbentuk seperti
bulan sabit dan berfungsi untuk keluarnya telur. Lubang yang kedua berada di
belakang saluran telur dan berbentuk bulat dan berfungsi sebagai tempat keluarnya
air seni (aliana, dkk., 2010).

2.2 Reproduksi Ikan Nila

Pada ikan betina mempunyai indung telur sedangkan ikan jantan mempunyai testis.
Baik indung telur maupun testis ikan semuanya terletak pada rongga perut di
sebelah kandung kemih dam kanal alimentari. Keadaan gonad ikan sangat
menentukan kedewasaan ikan. Kedewasaan ikan meningkat dengan makin
meningkatnya fungsi gonad Ikan Nila umumnya mempunyai sepasang gonad,
terletak pada bagian posterior rongga perut di sebelah bawah ginjal. Pada saat ikan
nila bertelur dan sperma dikeluarkan oleh ikan jantan, pada saat itu pula terjadilah
fertilasi di luar tubuh induknya (eksternal) yaitu di dalam air tempat dimana ikan
itu berada, kemudian mengerami telur di dalam mulutnya antara 4-5 hari dan telur
tersebut menetas 3-4 hari. Telur ikan yang dibuahi dan menetas dinamakan larva.
Larva tersebut mempunyai kuning telur yang masih menempel pada tubuhnya
digunakan sebagai cadangan makanan untuk awal kehidupannya (Effendi, H.
2009.)

Induk nila betina dapat matang telur setiap 45 hari. Setiap induk betina
menghasilkan larva (benih baru menetas) pada tahap awal sekitar 300 g sebanyak
250-300 ekor larva. Jumlah ini akan meningkat sampai mencapai 900 ekor larva
sesuai dengan pertambahan bobot induk betina (900 g). Setelah selesai masa
pemijahan dalam satu siklus (45 hari), induk-induk betina diistirahatkan dan
dipisahkan dari induk jantan selama 3-4 minggu dan diberi pakan dengan
kandungan protein diatas 35 %. ( Ghufran, M. dan Kordi, K.2009)

Setelah dua minggu masa pemeliharaan adaptasidi kolambiasanya induk-induk


betina mulai ada yang beranak, menghasikan larva yang biasanya masih berada
dalam pengasuhan induknya. Larva -larva tersebut dikumpulkan denga cara diserok
memakai serokan yang terbuat dari kain halus dan selanjutnya ditampung dalam
happa ukuran 2 x 0,9 x 0,9 m3. Pengumpulan larva dilakukan beberapa kali dari
pagi sampai sore, dan duusahakan larva yang terkumpul satu hari ditampung
minimal dalam satu happa. (Mulyadi, O. H. 2009)

2.3 Gonad Ikan Jantan Dan Betina Ikan Nila

Gonad kelamin pada semua vertebrata terpisah, kecuali pada beberapa ikan
berkerangka tulang. Testis merupakan sepasang alat berukuran sedang yang
masing-masing mempunyai tubulas seminifenus yang berlaku-liku. Ini merupakan
daerah yang luas untuk memproduksi bermilyad-milyad sperma ovosium ikan dan
ampitria, yang menghasilkan ribuan atau ratusan telur memenuhi sebagian besar
rongga tubuh. Pada hampir semua terbiasa, gonad resenteri rongga tubuh dan
selama hidup tetap berada di tempat itu.Testis atau gonad bersifat internal dan
bentuknya longitudinal. Pada umumnya berpasangan lamprey dan hagfish
mempunyai testis tunggal Gonad sendiri adalah organ endokrin yang memproduksi
dan mengeluarkan steroid yang mengatur pembangunan tubuh hewan
mengendalikan karakteristiknya. ( Rahardjo, dkk., 2010)

Jenis kelamin suatu individu ditentukan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan
Kedua faktor tersebut akan bekerja secara sinergis untuk menentukan ekspresi
fenotipe suatu karakter. Faktor genetik yang memegang peranan utama dalam
menentukan jenis kelamin disebut kromosom kelamin (gonosom), sedangkan
kromosom yang tidak menentukan jenis kelamin autosom ikan nila dapat dibedakan
jantan dan betinanya pada saat berumur 3-6 bulan, karena pada umur tersebut ikan
nila telah mampu untuk berkembang biak. ( Suyanto, SR.2008)
Dilihat dari ciri kelamin primer, ikan nila jantan dan betina dapat dibedakan
berdasarkan jumlah lubang disekitar anus, pada ikan nila jantan terdapat dua lubang
yaitu lubang anus dan lubang urogenital. (tempat keluarnya urine dan sperma)
sedangkan pada betina terdapat 3 lubang yaitu anus, ureter (tempat kelauarnya
urine) dan genital (tempat keluarnya telur). Sedangkan ciri sekunder pada ikan nila
biasanya nila jantan memiliki tubuh yang lebih besar pada ukuran yang sama dan
juga warnanya lebih gelap dibandingkan warna betinanya (Wiryanta, 2010).

Induk ikan nila yang akan ditebar terlebih dahulu di seleksi berdasarkan morfologi
dan kelaminnya. Setelah di seleksi induk kemudian ditimbang untuk mengetahui
berat induk dan menentukan banyaknya pakan yang harus diberikan setiap harinya.
Sebanyak 3 pasang induk yaitu 3ekor ikan nila jantan dan 9 ekor ikan nila betina di
tebar di wadah pemeliharaan induk. Seleksi induk diawali oleh penentuan jenis
kelamin induk, perbedaan induk mengandung telur dibandingkan induk gemuk dan
perbedaan induk gonad muda (fase pertumbuhan) dibandingkan gonad matang.
Pada kebanyakan ikan air tawar, sexual dimorphism induk jantan dan betina dapat
mudah dibedakan (Marlan dan Agustina, 2014)

2.4 TKG, IKG, Fekunditas

Tingkat kematangan gonad merupakan pengelompokan kematangan gonad ikan


berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi pada gonad. Digunakannya
Kesteven dalam penentuan Tingkat Kematangan Gonad pada ikan dikarenakan isi
lebih spesifik. Dimana maksudnya adalah mewakili keadaan tahap-tahap
perkembangan kematangan gonad. KG III biasanya memiliki nilai GSI/GI dalam
kisaran yang luas, menunjukkan tahap pematangan itu berlangsung relatif lebih
lama dibanding TKG lainnya. Perbedaan spesifik dari tiap TKG bisa diketahui dari
pengamatan mikroskopis terhadap ukuran diameter & penampakan ova, atau irisan
histologis dari gonad/ovary. ( Effendi,M.I.2008)

TKG (tingkat kematangan gonad) menunjukkan suatu tingkatan kematangan sexual


ikan. Sebagian besar hasil metabolisme digunakan selama fase perkembangkan
gonad. Umumnya pertambahan berat gonad pada ikan betina sebesar 10-25% dari
berat tubuh, sedangkan untuk ikan jantan berkisar antara 5-10%. Dalam mencapat
kematangan gonad, dapat dibagi daam beberapa tahapan. Secara umum tahap
tersebut adalah akan memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah. Ukuran
ikan saat pertama kali matang gonad (length at first maturity, Lm) bergantung pada
pertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor lingkungan. Pembagian tahap kematangan
gonad dilakukan dalam dua cara, yakni analisis laboratorium dan pengamatan
visual. Cara yang umum digunakan ialah metode pengamatan visual berdasarkan
ukuran & penampakan gonad, sebagi catatan metode ini bersifat subyektif (Cholik,
F., Rachmansyah, dan Tonnek, S. 2008)

Di dalam proses reproduksi, sebelum terjadi pemijahan, sebagian besar hasil


metabolisme tertuju untuk perkembangan gonad. Gonad semakin bertambah berat
dibarengi dengan semakin bertambah besar ukurannya termasuk garis tengah
telurnya. Berat gonad akan mencapai maksimum sesaat ikan akan berpijah,
kemudian berat gonad akan menurun dengan cepat selama pemijahan sedang
berlangsung sampai selesai. (Marlan dan Agustina, 2014)

Telah dikemukakan bahwa secara morfologi perubahan-perubahan kondisi tersebut


dapat dinyatakan dengan tingkat kematangan. Namun hal ini belum menyatakan
suatu perhitungan secara kuantitatif. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi
dalam gonad tersebut secara kuantitatif. Dapat dinyatakan dengan suatu indeks
yang dinamakan Indeks Kematangan Gonad, atau IKG. Indeks ini dinamakan juga
Maturity atau Gonad Somatic Indeks (GSI) yaitu suatu nilai dalam persen sebagai
hasil dari perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad
dikalikan dengan 100%.

IKG = Bg/Bt X 100%

Dimana: IKG = Indek kematangan gonad

Bg = Berat gonad dalam gram

Bt = Berat tubuh dalam gram ( Saanin, H. 2008.)


Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat pada induk ikan betina yang telah
matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada proses pemijahan. Pengetahuan
tentang fekunditas dalam bidang budidaya perikanan sangat penting karena untuk
memprediksi berapa banyak jumlah telur yang akan dihasilkan oleh induk ikan pada
waktu mijah sedangkan dalam bidang biologi perikanan untuk memprediksikan
berapa jumlah stok suatu populasi ikan dalam lingkungan perairan. Banyaknya
jumlah telur yang belum dikeluarkan sebelum ikan memijah atau biasa disebut
dengan fekunditas memiliki nilai yang sangat bervariasi sesuai dengan spesies ikan.
Jumlah telur yang dihasilkan merupakan dari hasil pemijahan yang tingkat
kelangsungan hidupnya dialam sampai menetas dan mencapai ukuran dewasa
sangat ditentukan oleh faktor lingkungan. Dalam pendugaan stok ikan dapat
diketahui dengan melihat tingkat fekunditasnya. Tingkat fekunditas ikan air laut
biasanya relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan ikan air tawar. (Conel, 2008)

jumlah telur yang terdapat dalam ovarium induk ikan dinamakan fekunditas
individu. Dalam hal ini ia akan memperhitungkan telur yang ukurannya berbeda-
beda. Oleh karena itu dalam untuk memperhitungkannya harus disertakan semua
ukuran telur dan masing-masing harus mendapatkan kesempatan yang sama. Bila
ada telur yang jelas kelihatan ukurannya berlainan dalam daerah yang berlainan
dengan perlakuan yang sama harus dihitung terpisah. (Effendi, H. 2009)

Rumus Menghitung Fekunditas

Hasil Fekunditas Total

Rumus : Fekunditas total (FT) = n.(Wt/Ws)

Dimana n = jumlah telur yang diambil (1000)

Wt = berat gonad total yang ditimbang (g)

Ws = berat telur 1000 yang ditimbang (g) (Rahardjo, dkk.)


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada Jumat, 4 Mei 2018 di Laboratorium Perikanan dan
Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

3.2Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah penggaris, timbangan, botol film
(sampel), kertas label, jarum pentul, alat bedah, baki, alat tulis, kantong plastik, dan
tisu/kain lap. Sedangkan bahan yang digunakan adalah ikan nila dan formalin 4%.

3.3Metode Kerja
Adapun metode kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Ikan dikeringkan dengan tisu atau kain lap lalu diukur panjang dan beratnya
3. Ikan dibedah dengan alat bedah, kemudian gonad ikan diambil
4. Gonad ditimbang dan tentukan tingkat kematangan gonad (TKG)
5. Lalu dimasukan dalam botol film dan awetkan dengan diberi formalin 4%
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Tabel 1. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Nila Jantan
Morfologi
TKG ∑ Persentase
Gonad

Gonadnya sangat kecil dan terlihat seperti


benang yang transparan. Pada ikan jantan
I 0 0%
penampang dari gonadnya pipih
berwarna kelabu.

Gonad mengisi ¼ tubuh. Warnanya


II 0 0%
kelabu atau putih dan bentuknya pipih.

Gonad mengisi ½ rongga tubuhnya.


III 12 92,3%
Gonad berwarna putih.

Gonad mengisi ¾ rongga tubuhnya.


IV Gonad jantan berwarna putih berisi cairan 1 7,7%
putih.

Berdasarkan data yang di dapatkan yang diperoleh dari hasil praktikum didapatkan
bahwa terdapat 12 ikan nila Jantan dengan tingkat kematangan gonad tingkat ke 3
dengan jumlah keseluruhan 12 buah gonad dengan presentase sebesar 92,3%
dengan ciri- morfologi Gonad mengisi ½ rongga tubuhnya. Gonad berwarna putih.
Selanjutnya pada tingkat kematangan gonad tingkat ke-4 terdapat 1 buah gonad
dengan presentase sebesar 7,7% dengan ciri-ciri morfologi Gonad mengisi ¾
rongga tubuhnya. Gonad jantan berwarna putih berisi cairan putih.

Tabel 2. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Nila Betina

Morfologi
TKG ∑ Persentase
Gonad

Gonadnya sangat kecil dan terlihat


I seperti benang yang transparan. Pada 0 0%
ikan betina ada bulat-bulat kemerahan.

Gonad mengisi ¼ tubuh. Warnanya


II kemerahan atau kuning pucat berbentuk 0 0%
bulat dan telurnya tidak terlihat.

Gonad mengisi ½ rongga tubuhnya.


III 5 38,47%
Gonad berwarna putih.

Gonad mengisi ¾ rongga tubuhnya.


IV Gonad jantan berwarna putih berisi 8 61,53%
cairan putih.

Berdasarkan data yang di dapatkan yang diperoleh dari hasil praktikum didapatkan
bahwa terdapat 12 ikan nila Betina dengan tingkat kematangan gonad tingkat ke 3
dengan jumlah keseluruhan 5 buah gonad dengan presentase sebesar 38,4% dengan
ciri- morfologi Gonad mengisi ½ rongga tubuhnya. Gonad berwarna putih.
Selanjutnya pada tingkat kematangan gonad tingkat ke-4 terdapat 1 buah gonad
dengan presentase sebesar 61,53% dengan ciri-ciri morfologi Gonad mengisi ¾
rongga tubuhnya. Gonad jantan berwarna putih berisi cairan putih.
4.2 Indeks Kematangan Gonad Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Tabel 3. Indeks Kematangan Gonad Ikan Nila Betina

Berat Berat

TKG Gonad Ikan IKG Rata-rata (%)

Rata-rata (g) Rata-rata (g)

III 0,776 43,028 2,5%

IV 1,5325 65,0025 2,006375%

Berdasarkan data yang di dapatkan yang diperoleh dari hasil pengamatan ikndeks
kematangan gonad pada ikan nila betina pada tingkat kematangan gonad 3 dan
tingkat kematangan gonad 4. Pada TKG ke-3 dengan berat gonad rata-rata adalah
0.776 g dan berat rata-rata ikan 43.028 gram dengan berat IKG rata-rata 2.5%. pada
tingkat kematangan gonad ke-4 dengan berat gonad rata-rata adalah 1.5325 g dan
berat rata-rata ikan 65.0025 gram dengan berat IKG rata-rata 2.006375%.

4.3 Indeks Gonad Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Tabel 4. Indeks Gonad Ikan Nila Betina

TKG Frekuensi IG(%)

III 5 38,47%

IV 8 61,53%

Jumblah 13 100%

Berdasarkan data indeks kematangan gonad kemudian di peroleh data tentang


indeks gonad ikan nila betina. Pada TKG ke-3 dengan frekuensi banyaknya gonad
sebesar 5 buah diperoleh indeks gonad sebesar 38.47% Pada TKG ke-4 dengan
frekuensi banyaknya gonad sebesar 8 buah diperoleh indeks gonad sebesar 61.53%

Grafik 1. Indeks Gonad Ikan Nila Betina

Indeks Gonad Ikan Betina

38%
III IV

62%

4.4 Hubungan IKG dengan Berat Tubuh Ikan Nila Betina

Grafik 2. Hubungan IKG dengan Berat Tubuh Ikan Nila Betina

Hubungan IKG dengan


Berat Tubuh
100
Berat Tubuh Ikan

80

y60= -3.2913x + 63.779 Berat tubuh


40 R² = 0.0901 Ikan
20 Linear (Berat
0 tubuh Ikan)
0 2 4 6
IKG

4.5 Hubungan IKG dengan Panjang Tubuh Ikan Nila Betina


Grafik 3. Hubungan IKG dengan Panjang Tubuh Ikan Nila Betina

Grafik 3. Hubungan IKG


dengan Panjang Tubuh Ikan
Nila Betina
20
Panjang Tubuh Ikan

15y = -0.1111x + 15.121


R² = 0.0121 Panjang Ikan
10
Total
5
Linear (Panjang
0
Ikan Total)
0 2 4 6
IKG

Hubungan antara IKG dan panjang tubuh ikan yaitu semakin panjang tubuh ikan
nila betina maka jumlah penyimpanan gonad telur ikan akan semakin banyak dan
proses pematangan gonag okan akan senakin cepat. Dan pada praktikum ini ikan
nila betina yang memiliki TKG yang telah matang memiliki panjang tubuh yang
relative panjang

4.6 Hubungan TKG dengan Panjang Tubuh Ikan Nila Betina

Tabel 5. Hubungan TKG dengan Panjang Tubuh Ikan Nila Betina


Selang Jumlah Ikan Pada TKG

Kelas I II III IV

13-14 0 0 5 1

15-16 0 0 0 5

17-18 0 0 0 2
Grafik 4. Hubungan TKG dengan Panjang Tubuh Ikan Nila Betina

Grafik 4. Hubungan TKG dengan


Panjang Tubuh Ikan Nila Betina
7
6
5
Jumlah

4
3 IV
2 III
1
0
13-14 15-16 17-18
Selang Kelas

Tabel 6. Hubungan TKG dengan Panjang Tubuh Ikan Nila Jantan


Selang Jumlah Ikan Pada TKG

Kelas I II III IV

12,0-13,0 0 0 6 0

13,1-14,0 0 0 2 1

14,1-15,0 0 0 2 0

15,1-16,0 0 0 2 0

Grafik 5. Hubungan TKG dengan Panjang Tubuh Ikan Nila Jantan

Tabel 5. Hubungan TKG dengan Panjang Tubuh Ikan


Nila Jantan
10
Jumlah

5
IV
0 III
12,0-13,0 13,1-14,0 14,1-15,0 15,1-16,0
Selang Kelas
4.7 Hubungan IKG dengan TKG Ikan Nila Betina

Tabel 7. Hubungan IKG dengan TKG Ikan Nila Betina


Selang Jumlah Ikan Pada TKG

Kelas I II III IV

1,1-2,0 0 0 1 4

2,1-3,0 0 0 0 1

3,1-4,0 0 0 2 0

4,1-5,0 0 0 2 1

Dari pengamatan tentang panjang tubuh dengan panjang gonad diperoleh dengan
selang kelas berat gonad 1,1-2,0 gram dengan TKG 4 jumlah yang di dapat
sebanyak 1 buah ikan, dan pada TKG ke-4 terdapat 4 buah. Pada selang kelas berat
gonad 2,1-3,0gram dengan TKG 3 jumlah yang di dapat sebanyak 10buah ikan, dan
pada TKG ke-4 terdapat 1 buah. Pada selang kelas berat gonad 3,1-4,0 gram dengan
TKG 3 jumlah yang di dapat sebanyak 2 buah ikan, dan pada TKG ke-4 terdapat 0
buah. Pada selang kelas berat gonad 4,1-5,0 gram dengan TKG 3 jumlah yang di
dapat sebanyak 2 buah ikan, dan pada TKG ke-4 terdapat 1 buah.

Grafik 6. Hubungan IKG dengan TKG Ikan Nila Betina

Grafik 6. Hubungan IKG dengan TKG Ikan Nila


Betina
4.5
4
3.5
3
Jumlah

2.5
2 III
1.5 IV
1
0.5
0
0-1,0 1,1-2,0 2,1-3,0 3,1-4,0 4,1-5,0
Selang Kelas
4.8 Hubungan TKG dengan Telur Ikan Nila

Tabel 8. Hubungan TKG dengan Telur Ikan Nila


Selang Jumlah Telur Diameter Ikan

Diameter Telur
III % IV %
(mm)

0,1-1,0 166 50,31% 164 49,69%

1,1-2,0 83 36,73% 143 63,27%

2,1-3,0 1 2,60% 38 97,40%

3,1-4,0 0 0% 0 0%

4,1-5,0 0 0% 41 100%

5,1-6,0 0 0% 14 100%

Dari pengamatan tentang IKG total ikan nila terdapat beberapa selang kelas dengan
kategori yang berbeda, kategori yang pertama dengan selang kelas 0,1-1,0 Pada
TKG ke 3terdapat sebanyak 166 butir terlur dengan presentasi sebesar 50.31%dan
pada TKG ke 4 terdapat 164 buah butir telur dengan presentase 49.69%. pada TKG
dengan selang kelas 1,1-2,0 terdapat sebanyak 83 butir terlur dengan presentasi
sebesar 36.73 %dan pada TKG ke 4 terdapat 143 buah butir telur dengan presentase
63,27% . %. pada TKG dengan selang kelas 2,1-3,0 Pada TKG ke 3 terdapat
sebanyak 1 butir terlur dengan presentasi sebesar 2,60% dan pada TKG ke 4
terdapat 38 buah butir telur dengan presentase 97,40%.. Pada TKG dengan selang
kelas 3,1-4,0 Pada TKG ke 3 terdapat sebanyak 0 butir terlur dengan presentasi
sebesar 0% dan pada TKG ke 4 terdapat 0 buah butir telur dengan presentase 0%.
Pada TKG dengan selang kelas 4,1-5,0 Pada TKG ke 3 terdapat sebanyak 0 butir
terlur dengan presentasi sebesar 0% dan pada TKG ke 4 terdapat 41 buah butir telur
dengan presentase 100% Pada TKG dengan selang kelas 4,1-5,0 Pada TKG ke 3
terdapat sebanyak 0 butir terlur dengan presentasi sebesar 0% dan pada TKG ke 4
terdapat 14 buah butir telur dengan presentase 100%
Grafik 7. Hubungan TKG dengan Telur Ikan Nila

Grafik 7. Hubungan TKG dengan Telur Ikan Nila


350
Jumlah Telur Diameter Ikan

300
250
200
150 TKG IV

100 TKG III

50
0
0,1-1,0 1,1-2,0 2,1-3,0 3,1-4,0 4,1-5,0 5,1-6,0
Selang Kelas Diameter Telur (mm)
(grafik
line)

Grafik 7. Hubungan TKG dengan Telur Ikan Nila


180
160
Jumlah Telur Diameter Ikan

140
120
100
80 TKG III
60 TKG IV
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Selang Kelas Diameter Telur (mm)

(grafik scatter)

4.9 Fekunditas Ikan Nila


Tabel 9. Fekunditas Ikan Nila

Metode Fekunditas Rata-rata Butir

Gabungan 695,307692

Pada praktikum ini didapatkan ikan dengan fekunditas rata-rata 695.307.692 butir
hal ini menunjukan bawha telur yang terkandung dalam tubuh ikan telah banyak
dan siap memijah
Grafik 8. Fekunditas Ikan Nila

Grafik 8. Fekunditas Ikan Nila


2000

1500
Fekunditas

1000
Ikan Ke-
500 Fekunditas

0
1 3 5 7 9 11 13
Ikan Ke-

Grafik 9. Hubungan Fekunditas dengan Panjang Tubuh Ikan Nila

Grafik 9. Hubungan Fekunditas


dengan Panjang Tubuh Ikan Nila
20
Panjang Tubuh Ikan

15
10
5 Panjang Ikan
0
0 1000 2000
Fekunditas

(grafik scatter)
Grafik 9. Hubungan Fekunditas dengan
Panjang Tubuh Ikan Nila
2000

1500
Fekunditas

1000
Panjang Ikan
500 Fekunditas
0
1 3 5 7 9 11 13
Ikan Ke-

(grafik line)

4.10 Rasio Kelamin


Tabel 10. Rasio Kelamin Ikan Nila
Parameter Jantan Betina

Proposi Jenis 50 50

Pada praktikum ini jenis proporsi jenis kelamin dengan rasio yang seimbang dengan
jenis kelamin jantan 50 ekor begitu juga dengan kelamin betina sebesar 50 ekor
IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Reproduksi adalah proses biologis suatu individu untuk menghasilkan individu


baru. Reproduksi merupakan cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan
oleh semua bentuk kehidupan oleh pendahulu setiap individu organisme untuk
menghasilkan suatu generasi selanjutnya.

2. Tingkat kematangan gonad merupakan pengelompokan kematangan gonad


ikan berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi pada gonad.
Digunakannya Kesteven dalam penentuan Tingkat Kematangan Gonad pada
ikan dikarenakan isi lebih spesifik.

3. Pada praktikum ini di buktikan bahwa panjang badan dan berat badan
berpengaruh pada tingkat kematangan gonad ikan

4.2 Saran

Saran yang dapat kami berikan dari kami yaitu diharapkan agar dalam praktikum
selanjutnya semua peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum sudah ada
di laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai