Makalah Kel IV Pertemuan 9
Makalah Kel IV Pertemuan 9
MK.
TERMODINAMIKA
PRODI S1
PSPF - FMIPA
OLEH :
KELOMPOK 4
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah ini kami buat untuk melengkapi
tugas mata kuliah Termodinamika.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Energi dalam ialah jumlah energi kinetik seluruh partikel gas. Rumus energi
dalam pada gas monoatomik dan gas diatomik memiliki persamaan yang berbeda.
Bahkan pada gas diatomik rumus atau persamaan energi dalam dibedakan
berdasarkan tingkatan suhu gas. Tingkatan suhu dibedakan menjadi suhu rendah,
yaitu pada suhu kisaran 300 Kelvin, suhu sedang pada kisaran 500 Kelvin, dan
suhu tinggi pada kisaran 1000 Kelvin.
Rumus energi dalam untuk gas monoatomik seperti Helium, Neon, Argon,
dan sebagainya:
3 3
𝑈 = 𝐸𝑘 = 𝑁. 𝑘. 𝑇 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑈 = 𝑛, 𝑅. 𝑇
2 2
Dimana :
U = energi dalam
Ek = energi kinetik gas
N = jumlah partikel gas
k = Konstanta Boltzmann
R = tetapan gas
T = suhu gas
Sedangkan rumus energi dalam untuk gas diatomik seperti Oksigen (O2),
Nitrogen (N2), Hidrogen (H2), dan sebagainya, bisa dihitung dengan persamaan:
a. Pada suhu rendah±300𝐾
3 3
𝑈 = 𝐸𝑘 = 𝑁. 𝑘. 𝑇 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑈 = 𝑛, 𝑅. 𝑇
2 2
2
c. Pada suhu tinggi ±1000𝐾
7 7
𝑈 = 𝐸𝑘 = 𝑁. 𝑘. 𝑇 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑈 = 𝑛, 𝑅. 𝑇
2 2
𝑄
𝐶= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑄 = 𝐶. ∆𝑇
∆𝑇
C= Kapasitas Kalor
Q = Qalor
∆T = Kenaikan Suhu
Kapasitas gas kalor adalah kalor yang diberikan kepada gas untuk
menaikan suhunya dapat dilakukan pada tekanan tetap (proses isobarik) atau
volum tetap (proses isokhorik). Karena itu, ada dua jenis kapasitas gas kalor yaitu:
Kapasitas kalor gas diperoleh dari fungsi empirik temperatur, dan biasanya
dalam bentuk yang sama. Kapasitas kalor gas sangat dipengaruhi oleh tekanan,
namun pengaruh tekanan pada sifat termodinamika tidak digunakan dalam.
Karena gas pada tekanan rendah biasanya mendekati ideal, kapasitas kalor gas
ideal bisa digunakan untuk hampir semua perhitungan gas real pada tekanan
atmosfir.
Kapasitas kalor gas adalah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu
suatu zat satu Kelvin pada tekanan tetap. tekanan system dijaga selalu konstan.
Karena yang konstan adalah tekanan, maka perubahan energi dalam, kalor, dan
kerja pada proses ini tidak ada yang bernilai nol.
3
Maka secara matematis :
𝑄 5
𝐶𝑝 = = (( 𝑃∆𝑉): ∆𝑇)
∆𝑇 2
5
𝐶𝑝 = 𝑛. 𝑅
2
Kapasitas kalor pada volum tetap artinya kalor yang diperlukan untuk
menaikan suhu suatu zat satu kelvin pada volum tetap. Artinya kalor yang
diberikan dijaga selalu konstan.
Karena volume system selalu konstan, maka system tidak bisa melakukan
kerja pada lingkungan. Demikian juga sebaliknya, lingkungan tidak bisa
melakukan kerja pada system. Jadi kalor yang ditambahkan pada system
digunakan untuk menaikan energi dalam sistem.
𝑄 3
𝐶𝑣 = =( )
∆𝑇 2𝑛𝑅∆𝑇
∆𝑇
3
𝐶𝑣 =
2𝑛𝑅
5 3
𝐶𝑝 − 𝐶𝑣 = 𝑛𝑅 − 𝑛𝑅
2 2
𝐶𝑝 − 𝐶𝑣 = 𝑛𝑅
5 7
Pada suhu sedang (± 500 K): 𝐶𝑣 = 2 𝑛𝑅 𝑑𝑎𝑛 𝐶𝑣 = 2 𝑛𝑅
4
7 9
Pada suhu tinggi (± 1000 K): 𝐶𝑣 = 2 𝑛𝑅 𝑑𝑎𝑛 𝐶𝑣 = 2 𝑛𝑅
Oleh karena itu, konstanta Laplace γ dapat dihitung secara teoretis sesuai
persamaan sebagai berikut:
5
𝐶𝑝 ( 𝑛𝑅) 5
2
Gas monoatomik: 𝛾 = 𝐶𝑣 = ( 3 ) = 3 = 1,67
( 𝑛𝑅)
2
7
𝐶𝑝 ( 𝑛𝑅) 7
2
Gas diatomik pada suhu kamar: 𝛾 = 𝐶𝑣 = ( 5 ) = 5 = 1,4
( 𝑛𝑅)
2
(C p – Cv ) = p∆V
C p – Cv= p∆V / ∆T
Akhirnya kita mendapatkan rumus lengkap usaha yang dilakukan oleh gas
seperti dibawah ini :
W = Qp - Qv = (Cp – Cv)∆T
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gas ideal adalah gas teoritis yang terdiri dari partikel-partikel titik yang
bergerak secara acak dan tidak saling berinteraksi. Gas nyata adalah gas yang
tidak mematuhi persamaan dan hukum gas lainya di semua kondisi suhu dan
tekanan.
Energi dalam ialah jumlah energi kinetik seluruh partikel gas,
3 3
𝑈 = 𝐸𝑘 2 𝑁. 𝑘. 𝑇 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑈 = 2 𝑛, 𝑅. 𝑇. Kapasitas kalor C suatu zat menyatakan
banyaknya kalor Q yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat sebesar 1 kelvin.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat dijadikan
sebagai bahan referensi dalam memahami dunia fisika khususnya mengenai
termodinamika. Makalah ini juga dapat dijadikan sebagai bahan ajar. Dan mudah-
mudahan dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
6
DAFTAR PUSTAKA
Negeri Malang
Universitas Mataram