PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Di Indonesia pembangunan pertanian berekalanjutan dalam kebijakan pembangunan pertanian
telah tercantum dalam Garis-garis besar Haluan Negara (GBHN) 1993 sebagai kebijakan pemerintah
dalam pembanguan selama Repelita VI. Pertanian berkelanjutan sebagai kebijakan, prinsip dan
teknologi juga tercantum pada Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.
Meskipun pertanian berkelanjutan telah merupakan kebijakan pembangunan nasional, tetapi dalam
pelaksanaannya di tingkat lapangan masih dijumpai berbagai kontroversi antar beberapa implementor.
Banyak pula berkembang perbedaan persepsi di antara para pakar, pengambil keputusan, petugas
lapangan, dunia usaha, LSM, serta masyarakat tentang pertanian berkelanjutan. Ada kalangan yang
berpendapat bahwa pertanian berkelanjutan adalah identik dengan pertanian primitif, tradisional, dan
subsisten yang memiliki produktivitas rendah. Pandangan ini tidak sejalan dengan prinsip pembangunan
pertanian berkelanjutan sebagai suatu inovasi dalam pembangunan pertanian.
Beberapa contoh teknologi pertanian yang menganut prinsip pertanian berkelanjutan, seperti:
1. pertanian alternatif (alternative agriculture),
2. pengendalian hama terpadu (PHT),
3. bioteknologi pertanian,
4. pertanian bersih (clean agriculture),
5. wana-tani (agro-forestry),
6. pertanian alami model Fukuoka,
7. pertanian akrap lingkungan mengembangkan EM4 (bogasi),
8. masukan eksternal rendah dan pertanian berkelanjutan (LEISA – low external input
and sustainable agriculture), dan
9. pertanian organik.
Mengingat sebagian besar penduduk Indonesia berada dipedesaan dan kehidupan mereka terutama
dari usaha pertanian, maka setiap kegiatan pembangunan pertanian seharusnya dapat mencapai berbagai
tujuan berikut ini, secara simultan yaitu:
a) peningkatan produksi,
b) peningkatan penghasilan dan kesejahteraan masyarakat setempat serta pengentasan
kemiskinan,
c) peningkatan pemerataan dan keadilan,
d) penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat tani,
Prinsip dan tujuan simultan tersebut dapat dicapai melalui penerapan pertanian berwawasan
lingkungan atau pertanian berkelanjutan.
Uraian ini menjelaskan bahwa keuntungan pengembangan pertanian berkelanjutan dengan
pendekatan teoritis dan praktis, sebagai salah satu wacana yang dapat menumbuhkan kesadaran akan
pentingnya pengembangan pertanian berkelanjutan yang memiliki keunggulan komparatif atau
kompetitif dalam perdagangan bebas.
Sejalan dengan hal tersebut, kementerian pertanian Republik Indonesia mencanangkan 4 sukses
yang harus dicapai sebagai prioritas pembangunan pertanian, antara lain :
1. Swasembada pangan dan swasembada pangan berkelanjutan
2. Diversifikasi pangan
3. Peningkatan daya saing ekspor ( kompetitif dan komperatif )
4. Peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Untuk mendukung program tersebut di atas, Pemerintah Provinsi sulawesi Selatan sejak tahun
2008 telah mencanagkan program surplus beras 2 juta ton dan 1,5 juta ton jagung, yang di tinjak lanjuti
masing-masing kabupaten sesuai potensi dan kompetensi yang dimiliki. Namun tantanagn dan
permasalahan yang dihadapi adalah rendahnya tingkat produktivitas usahatani sebagaia akibat dari
rendahnya adopsi dan penerapan teknologi pertanian.
Sabagai antisipasi dari berbagai permasalahan yang di hadapi serta untuk mendukung program
pemerintah pusat dan provinsi sulawesi selatan tersebut diatas. Pemerintah kabupaten Gowa melalui
Dinas pertanian bersama seluruh komponen masyarakat mampu menciptakan suasana yang
konduktif bagi terselenggaranya pembangunan daerah sejak dari perencanaan hingga proses monitoring
dan evaluasi sehingga diharapkan bahwa setiap program pembangunan dapat terwujud dengan baik.
Kondisi ini sejalan dengan Undang-undang No. 25 tahun 2009, tentang sistem perencanaan dan
pembangunan nasional.
2. Maksud dan tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami proses penyusunan perencanaan
2. Untuk mengetahui dan memahami penyusunan kebijakan
3. Mengetahui bentuk kebijakan yang dikeluarkan oleh Dinas Pertanian/ Dinas Perkabunan dan
kehutanan
Istilah kebijakan publik dalam beberapa literatur disebut juga dengan istilah kebijaksanaan publik.
Hingga saat ini belum ada kesatuan terkait dengan definisi kebijakan publik dikalangan para ahli.
Beberapa ahli mendefinisikan kebijakan publik yaitu
a. Harold D. Laswell Kebijakan publik adalah suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan
praktek-praktek yang terarah.
b. Thomas R. Dye Kebijakan publik adalah apa saja yang dilakukan maupun tidak dilakukan oleh
pemerintah. (“public policy is whatever governmentchoose to do or not to do”).
Kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah
dalam suatu lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan-hambatan, dan kesempatan-
kesempatan terhadap pelaksanaan kebijakan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Dokumen Renstra-SKPD Dines Pertanian memiliki keterkaitan dengan RPJM Kab.Gowa karena
RPJM ini di jadikan sebagai acuan dalam penyusunannya. Disamping itu Visi , Misi dan
Kebijakan Pembangunan Jangka Menegah harus berpedoman tersebut RPJM ini di jadikan acuan bagi
Dines Pertanian Kab. Gowa dalam menyusun rencana Strategi (RENSTRA) SKPD untuk di pedomani
selama lima tahun yang di susun berdasarkan Tugas Pokok dan fungsi Dines Pertanian Kab. Gowa yang
bersikaf indikatif dan di ikat dengan peraturan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam hal ini
kepala dinas.
RPJM Dines Kab. Gowa di jabarkan dalam Rencana Kerja Perangkat Daerah (RPJM) yang
memuat rencana program pengembangan pertanian , prioritas peningkatan produktivitas dan kualitas
Provinsi Sulawesi Selatan sejak tahuan 2008 telah merencanakan program surplus beras 2 juta ton
dan 1,5 ton jagung , yang di tindak lanjuti masing-masing kabupaten sesuai potensi dan kompetensi
yang dimiliki. Namun tantangan dan permasalahan yang dihadapi adalah rendahnya tingkat
produktivitas usaha tani sebagai akibat dari rendahnya adopsi dan penerapan teknologi pertanian,
Ini di sebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia serta minimnya sarana dan prasarana
yang dapat menunjang kegiatan pembangunan pertanian sehingga petanisulitmengakses informasi
teknologi dan pasar. Di samping itu indikasi semakin sempitnya areal intensifikasi padi dan palawija
horticultural sebagai akibat pergeseran alih fungsi lahan menjadi tempat pemukiman, industri , dan
pembagunan fasilitas umum merupakan tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan pembagunan di
sector pertanian.
Kabupaten gowa terletak pada 12 73’17’ sampai 13 15’57 bujur timur dan 5 5’64” sampai 5 –
34’13” Lintang Selatan yang berbatasan langsung dengan :
Sebelah Utara : Kota Makassar, Kab. Maros dan Kab. Bone .
Sebelah Timur : Kabupaten Sinjai , Bulukumbah dan Bantaeng .
Sebelah Selatan : Kabupaten Takalar dan Jeneponto .
Sebelah Barat : Kota Makassar dan Takalar .
Kabupaten gowa dengan ibu kotanya sungguminasa merupakan satuan wilayah dan pemerintahan
dan sebagai suatu kawasan yang dapat di andalkan karena secara fisik daerah ini cenderung lengkap
dengan keadaan luas hamparan di dataran rendah hingga kedaratan tinggi.
2. Proyeksi Kedepan
Mewujudkan produk pertanian yang memiliki kemampuan daya saing yang tiinggi, yang akan
menjadikan Kabupaten Gowa siap menghadapi tantangan yang di sentralisasikan dan mampu
memanfaatkan peluang yang ada untuk memperkuat daya saing Kabupaten Gowa.
B. TUJUAN
Mengacu para Visi dan Misi Dinas, maka dirumuskan tujuan untuk meningkatkan produksi dan
mutu hasil pertanian guna memenuhi kabutuhan daerah serta ketahanan pangan masyarakat senagai
berikut:
1. Meningkatkan produktivitas padi, Palawija dan Holtikultura
2. Meningkatkan pertanaman padi, Palawija dan Hortikultura
B. STRATEGI
Strategi pelaksanana program kerja Dines Pertanian adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan mutu dan intesivikasi dengan penerapan paket teknologi sesuai rekomendasi teknis.
2. Perluasan areal tanaman melalui peningkatan IP dan tumpang sari
3. Penggunaan alat perontok padi dan alat pemipil jagung
4. Memanfaatkan lahan sesuai pola tanam yang ada dengan komoditi padi, palawija dan horticultural
C. KEBIJAKAN
Peningkatan mutu intensifikasi padi dan palawija
1. Padi : 52.500 Ha
2. Jagung : 40.400 Ha
3. Ubi kayu : 12.652 Ha
4. Ubi jalar : 1.150 Ha
5. Kedelai : 800 Ha
6. Kacang tanah : 1.075 Ha
7. kacang hijau : 7.100 Ha
Peningkatan Intensitas Pertanaman
1. Tanam Jagung Sebelum Padi : 10.00 Ha
2. Tumpangsari Jagung = Ubi Kayu : 1.000 Ha
Penambahan jumlah alat dan mesin pertanian
1. Power thereser : 500 Unit
2. Pemipil jagung : 150 Unit
3. Hand traktor : 250 Unit
4. Pompa air : 250 Unit
Pengadaan benih/bibit pertanian melalui :
1. Penangkara benih : 15 Kel. Tani
2. Penyaluran benih/bibit melalui Kel Tani : 15 Kel. Tani
Pencapaian Sasaran Areal Panen Produksi horticultural
1. Sayuran : 22.170 ha
2. Buah-buahan : 105.134 ha
3. Tanaman hias : 198.805 M2
4. Biofarmaka : 165.630 M2
Tugas pokok dan fungsi Dines Pertanian Kab. Gowa berdasaarkan peraturan Bupati Gowa Nomor
36 Thun 2008 di uraikan ssebagai berikut:
1. KEPALA DINAS
Kepala Dines Pertanian mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan daerah dalam bidang
pertanian serta tugas pembantuan yang di berikan oleh pemerintah dan melaksanakan tugas lain yang di
berikan oleh bupati.
Kepala Dines mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis sesuai bidang tugas dines
b. Pemberian perizinan
c. Pemberian pembinaan, dan bimbingan
d. Pengamanan dan pengendalian tugas pokok dines sesuai dengan kebijaksanaan yang di
tetapakn oleh bupati
A. KESIMPULAN
Bahwa kebijakan pembangunan pertanian yang di lakukan instansi pemerintahan sangat
berpengaruh pada perkembangan pertanian itu sendiri. dengan perencana strategi Pemerintah dapat
merencanakan program apa saja yang betul-betul di butuhkandalam pertanian sehingga sasaran dan
tujuan program yang akan di tuju tepat sasaran.
Dengan demikian akan menjamin pengelolaan sumber daya yang ideal dan tentunya ada jaminan
terwujudnya pertanian berkelanjutan. Dengan demikian maka terjadi pula perubahan paradigma dalam
pembangunan pertanian modern yang tidak hanya berorientasi pada peningkatan produksi, tetapi juga
mempertimbangkan pada upaya pelestarian sumber daya pertanian.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
penulis memintah saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk penyusunan laporan
berikutnya.