Di Susun Oleh :
YUSTIKA FEBRIYANTI
4516042038
I. LATAR BELAKANG
Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, setiap daerah
Kota Baubau dan Kota Baubau perlu menyusun rencana tata ruangnya sebagai arahan
pelaksanaan pembangunan. Sejalan dengan penerapan desentralisasi dan otonomi daerah
sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pembangunan Daerah bahwa kewenangan pelaksanaan pembangunan, termasuk
pelaksanaan perencanaan tata ruang wilayah Kota Baubau dan Kota Baubau berada pada
Pemerintah Kota Baubau dan Pemerintah Kota Baubau. Kewenangan yang begitu besar
berada pada Pemerintah Daerah, diperkuat oleh adanya suatu Peraturan Pemerintah
Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi
Sebagai Daerah Otonom, maka Pemerintah Kota Baubau dan Kota Baubau bertanggung
jawab terhadap kegiatan Penataan Ruang di wilayahnya masing-masing.
Dalam perkembangannya, proses penyusunan rencana tata ruang, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang yang telah menggunakan prinsip untuk mendorong
perwujudan otonomi daerah sangat diperlukan upaya-upaya yang dapat mengajak
partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat. Kewajiban ini tertuang dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban dan Tata
Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang yang pada intinya dalam proses penataan
ruang diwajibkan untuk melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Maka diberbagai
kesempatan penyelenggaraan penataan ruang perlu adanya suatu dorongan yang kuat
untuk melibatkan peran serta aktif masyarakat dan dunia usaha dalam seluruh proses
kegiatan penataan ruang.
Dengan adanya Undang Undang Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007, intinya
menekankan kembali mengenai visi, misi, dan tujuan penataan ruang negara Indonesia,
yaitu “Terwujudnya ruang nusantara yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan
untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat “ dengan penekanan pada hal-hal sebagai
berikut :
a. Kejelasan Produk Rencana Tata Ruang (tidak hanya pada batas wilayah
administratif semata, tetapi perlu mempertimbangkan aspek fungsional;
b. Penekanan pada hal-hal yang bersifat strategis sesuai perkembangan
lingkungan strategis dan kecenderungan yang ada pada daerah tersebut;
c. Penataan ruang mencakup ruang daratan, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan ruang wilayah;
d. Perlunya pengaturan ruang secara khusus pada kawasan-kawasan yang
dinilai rawan bencana (rawan bencana letusan gunung api, gempa bumi, longsor,
gelombang pasang dan banjir, SUTET, dll.);
e. Mengatur penataan ruang kawasan perdesaan dan agropolitan;
f. Penegasan hak, kewajiban, dan peran masyarakat dalam penataan ruang;
g. Penguatan aspek pelestarian lingkungan hidup dan ekosistem (bukan
hanya Poleksosbudhankam);
h. Diperkenalkannya Perangkat Insentif dan Disinsentif;
i. Pengaturan sanksi, dan pengaturan penyelesaian sengketa Penataan
Ruang.
Selain itu, orientasi waktu perencanaan berdasarkan UUPR No. 26/2007 tersebut tidak
lagi 10 tahun ke depan, tetapi 20 tahun. Karena itu, maka semua daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara, Kota Baubau, dan Kota Baubau, RTRW-nya perlu menyesuaikan
kembali merujuk pada undang-undang tersebut.
Kota Baubau . sebagai salah satu Kota Baubau di Provinsi Sulawesi Tenggara., kondisi
Rencana Tata Ruang Wilayahnya, selain harus menyesuaikan dengan Undang Undang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, juga harus menyelaraskan diri dengan
perubahan dan perkembangan yang terjadi secara internal di daerahnya, antara lain :
Penyusunan RTRW Kota Baubau ini harus sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang yang menyebutkan bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) terdiri
atas tiga tingkatan yaitu RTRW Nasional, RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara dan RTRW
Kota Baubau/Kota Baubau. Dalam penyusunan rencana tata ruang ini rencana yang ada
pada setiap tingkat harus bersifat komprehensif dan komplementer, sehingga ada suatu
sinergitas antar RTRW Kota Baubau/Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara, dan
Nasional.
II. MAKSUD
Maksud diadakannya kegiatan ini adalah terwujudnya suatu penataan ruang wilayah
yang lebih sinergis antara wilayah Kota Baubau .. Provinsi Sulawesi Tenggara.. dengan
wilayah Kota Baubau lainnya di Provinsi Sulawesi Tenggara .sesuai dengan ketentuan
Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
III. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyiapkan produk Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Baubau yang disesuaikan dengan ketentuan Undang-undang Nomor 26
tahun 2007 tentang Penataan Ruang agar dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan
pembangunan daerah.
IV. SASARAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Lokasi Kegiatan
Pekerjaan Bantuan Teknis Pelaksanaan Penataan Ruang Kota Baubau berlokasi di
Kota Baubau - Provinsi Sulawesi Tenggara yang secara admintratif berbatasan di :
sebelah Utara dengan ,
sebelah Timur dengan
sebelah Selatan dengan ..., dan
sebelah Barat dengan
VI. KELUARAN
VII. MANFAAT
VIII. METODOLOGI
Dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan RTRW Kota Baubau ini diperlukan tenaga ahli
sebanyak 37 OB (Tiga puluh tujuh orang bulan) sesuai dengan bidang keahliannya dalam
penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah.
Selain tenaga ahli inti yang telah disebutkan di atas, dibutuhkan tenaga penunjang
sebanyak 3 orang yang terdiri dari : Sekretaris, Operator Komputer dan Operator Digitasi,
dengan jumlah 18 OB (delapan belas orangbulan).
7. Ahli Pertanian/Perkebunan/Kehutanan
Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang
pertanian/perkebunan/kehutanan yang dibuktikan dengan ijasah S1 atau S2 atau S3
di bidang tersebut sekurangnya 5 tahun setelah lulus. Dengan pengalaman profesional
di bidang perencanaan pertanian/perkebunan/ kehutanan dalam penyusunan RTRW
sekurang-kurangnya 3 tahun atau 36 bulan kalender.
8. Ahli Hukum/Kelembagaan
Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang kelembagaan
atau hukum atau administrasi yang dibuktikan dengan ijasah S1 atau S2 atau S3 di
bidang tersebut sekurangnya 5 tahun setelah lulus. Dengan pengalaman profesional di
bidang analisa hukum dan kelembagaan dalam penyusunan RTRW sekurang-
kurangnya 3 tahun atau 36 bulan kalender.
X. WAKTU PELAKSANAAN
Pekerjaan ini dilaksanakan pada tahun anggaran 2018-2023 . dan seluruh pekerjaan harus
dapat diselesaikan dalam waktu 5 tahun kalender terhitung sejak dikeluarkannya SPMK
(Surat Perintah Mulai Kerja) dari Pejabat Pembuat Komitmen.
XI. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA
Pemilik Pekerjaan kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Baubau ,
Provinsi Sulawesi Tenggara adalah
Sumber pendanaan adalah APBD murni pada DIPA Satker Pemkot Baubau, TA 2018
dengan biaya Rp. 500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah) termasuk PPN.
XIII. LAPORAN
Buku laporan untuk setiap tahapan adalah dengan ukuran kertas A4. Adapun Keluaran
dan Buku Laporan dari setiap tahapan adalah sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan diserahkan 1 (satu) bulan setelah dikeluarkannya Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK) sebanyak 20 (dua puluh) buku kemudian dilakukan diskusi
pembahasan bersama tim supervisi dan instansi terkait serta para pelaku
pembangunan di Pusat dan di Daerah. Laporan Pendahuluan dilampiri :
a. Album Peta dengan ukuran A1 dan A3 sebanyak 5 (lima) album yang
mencakup : Citra Satelit dan Peta yang sudah disediakan penyedia jasa;
b. Softcopy : Laporan Pendahuluan, bahan tayangan presentasi, citra dan peta
yang dikopi dalam lima buah DVD.
Untuk peta, dengan ketentuan :
1) Tiap Peta yang terdiri atas sejumlah layer, lay out (termasuk *.WOR,
*.APR) dan sebagainya harus dikemas per folder.
2) Lay out peta dibuat untuk siap cetak dengan ukuran A4, A3, dan A1.
2. Laporan Antara
Laporan antara diserahkan 4 (empat) bulan setelah dikeluarkannya SPMK sebanyak
20 (dua puluh) buku dan dilakukan diskusi pembahasan bersama Tim Supervisi dan
instansi terkait serta para pelaku pembangunan di Pusat dan di Daerah. Laporan
Antara terdiri dari :
a. Buku Data dan Analisa
b. Buku Konsep Rencana
c. Sistematika Draft Rancangan Peraturan Daerah Kota Baubau tentang
RTRW Kota Baubau
d. Album Peta dengan ukuran A1 dan A3 sebanyak 5 (lima) album yang
mencakup : Citra dan Peta baik Data maupun Analisa.
e. Softcopy : Laporan Antara, bahan tayangan presentasi, citra dan peta yang
dikopi dalam lima buah DVD. Untuk peta, mengikuti ketentuan yang telah
disebutkan di atas.
4. Laporan Akhir
Laporan Akhir diserahkan 7 (tujuh) bulan setelah dikeluarkan SPMK. Laporan akhir
ini merupakan hasil akhir rumusan/ kesepakatan sektoral dan daerah serta merupakan
penyempurnaan dari Laporan Draft Akhir.
Laporan Akhir dibuat untuk masing-masing Kota Baubau, terdiri dari :
1) Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Baubau sebanyak 30
buku;
2) Draft Rancangan Peraturan Daerah Kota Baubau tentang RTRW Kota
Baubau sebanyak 20 buku;
3) Ringkasan Eksekutif sebanyak 10 buku;
4) Proceeding, sebanyak 5 (lima) buku;
5) Album Peta dan Citra (hasil analisis) ukuran A1 sebanyak 5 (lima) Album;
6) Softcopy seluruh keluaran di dalam DVD dan atau media penyimpan
lainnya.
Selain Laporan-laporan tersebut di atas, penyedia jasa diharuskan membuat Laporan
Kemajuan Bulanan (Monthly Progrees Report) sekurangnya berisi notulensi rapat
pembahasan dan konsultasi, catatan perjalanan, bahan-bahan terkait serta catatan
kegiatan Bantuan Teknis yang berlangsung dalam bulan laporan. Laporan ini
diserahkan sebagai progres pekerjaan bulanan yang dikerjakan oleh penyedia jasa
untuk menjadi bahan diskusi antara penyedia jasa dan tim supervisi serta diserahkan
kepada Pengguna Jasa/Tim Supervisi, masing-masing sebanyak 3 (tiga) copy.