Makalah Matriks Kel 1
Makalah Matriks Kel 1
Skor Nilai :
MAKALAH
MATRIKS DAN RUANG VEKTOR
Sistem Persamaan Linear Dan Matriks
NOVIA (41721210
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karunia-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Matrik dan Ruang Vektor” yang berjudul
“Sistem Persamaan Linear dan Matriks”.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini, Semoga makalah ini bermanfaat bagi banyak orang,
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
penulis dalam penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan. Atas Perhatiannya terima kasih.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas rutin kelompok dalam membuat makalah yang berjudul
sistem persamaan linear dan matriks
2. Untuk dapat memahami mata kuliah matriks dan ruang vektor
3. Untuk lebih memahami materi tentang sistem persamaan linear dan matriks
1
BAB II
ISI
2.1 SISTEM PERSAMAAN
Suatu persamaan linear dalam n peubah (Variabel) adalah persamaan dengan bentuk
dimana a1, a2, . . ., an dan b adalah bilangan – bilangan real dan x1 x2\. . ., xn adalah peubah
dengan demikian maka suatu sistem linear dari m persamaan dalam n peubah adalah satu
sistem bentuk :
Dimana aij dan bi semuanya adalah bilangan bilangan real. Kita akan menyebut sistem sistem
bentuk (1) sebagai sistem linear m x n
Berikut adalah contoh contoh sistem linear :
x1 + 2x2 = 5
2x1 + 3x2 = 8
Yang dimaksud dengan penyelesaian sistem m x n adalah sebuah tupel-n terurut bilangan
bilangan (x1, x2, . . . , xn) yang memenuhi semua persamaan dalam sistem. Sebagai contoh,
pasangan terurut (1, 2) adalah penyelesaian dari sistem (a), karena
1. (1) + 2 . (2) = 5
2. (1) + 3 . (2) = 8
Jika sistem linear tidak memiliki penyelesaian maka kita katakana bahwa sistem tersebut tak
konsisten (inconsistent). Jika sistem linear memiliki paling sedikit satu penyelesaian,maka
kita katakana bahwa sistem tersebut konsisten (consistent).
Sistem 2 x 2
X2
X2
x2
X1
(2,0) X1 X1
2
(i) x1 + x2 = 2 (ii) x1 + x2 = 2 (i) x1 + x2 = 2
x1 + x2 = 2 x1 + x2 = 1 -x1 - x2 = -2
Kedua garis dalam sistem (i) berpotongan pada titik (2,0). Jadi, (2,0) adalah himpunan
penyelesaian dari (i). Dalam sistem (ii) Kedua garis sejajar. Oleh karena itu, sistem (ii) adalah
takkonsisten dan dengan demikian himpunan penyelesaiannya kosong. Kedua persamaan
dalam sistem (iii) kedua-duanya menyatakan garis yang sama. Sembarang titik pada garid itu
akan menjadi penyelesaian dari sistem (iii).
Pada umumnya,terdapat tiga kemungkinan : kedua garis yang berpotongan pada satu titik,
kedua garis sejajar atau kedua persamaan menyatakan garis yang sama. Maka himpunan
penyelesaiannya mengandung satu, nol,atau banyak titik yang tidak berhingga.
Situasinya serupa untuk sistem m x n. satu sistem m x n dapat atau tidak perlu konsisten. Jika
sistem m x n konsisten, maka sistem ini memiliki tepat satu penyelesaian atau tak berhingga
banyaknya penyelesaian.
2.2 MATRIKS
a1 adalah unsur baris pertama kolom pertama dinyatakan a11 dengan demikian
Det A = |𝐴| = ∑𝑁
𝑗=1 a 𝑖𝑗 𝐾𝑖𝑗 𝑖 = 1 𝐾𝑖𝑗 = (−1)𝑖+𝑗 𝑀𝑖𝑗
𝑎𝑑𝑗 𝐴
Invers matriks 𝐴−1 = det 𝐴
3
𝑥 det 𝐴𝑗
𝑗=
det 𝐴
𝑥 det 𝐴1
1=
det 𝐴
𝑥 det 𝐴2
2=
det 𝐴
𝑥 det 𝐴3
3=
det 𝐴
Atau 𝐴𝑋̅ = 𝐵
𝑋̅ = 𝐴−1 𝐵
Contoh :
3 2 −1
A = [1 6 3] K11 = 12 K12 = 6 ` K13 = -16
2 −4 0
K21 = 4 K22 = 2 K23 = 16
12 6 −16 12 4 12
Matriks kofaktor : [ 4 2 16 ] dan adj A [ 6 2 10]
12 −10 16 −16 16 16
Det A = 3(6.0 – 3 (-4) – 2 (1. 0- 3. 2) + (-1) (1(-4) – 6.2)
= 64
12 4 12
[ 6 2 10] 12/64 4/64 12/64 3/16 1/16 3/16
-1 −16 16 16 6/64 2/64 10/64] = [ 6/64 1/32 5/32]
A = =[
64
−16/64 16/64 16/64 −1/4 1/4 1/4
Matriks elementer E ialah operasi baris terhadap identitas baris terhadap identitas dari
proses reduksi. Masukkan: A 𝑥̅ =𝑜̅ bentukmatriks dari sistem:
4
an1x1 + an2x2 + ……….+ annxn =0
AE1E2 …. Ek = 1
…….
A = E1−1 E2−1 Ek−1
Contoh :
Menentukan X1, X2, dan X3 dengan aturan reduksi Gauss Jordan dari sistem persamaan
linear :
2X1 + X2 + 3X3 = 5
X1 – X2 + 2X3 = 9
Penyelesaian :
2 1 3 5 b1 1 −1 2 9
b2 – 2 b1
[1 −1 2 9] [2 1 3 5]
4 3 5 5 b2 4 3 5 5 b3 – 4b1
1 −1 2 9 1 −1 2 9
[0 3 −1 −13] b2 (1/3) [0 1 −1/3 −13/3] b3 – 7b2
0 7 −3 −31 0 7 −3 −31
1 −1 2 9
[ 0 1 −1/3 −13/3 ] b (-3/2)
3
0 0 −2/3 −2/3
9 b1-2b3
1 −1 2 1 −1 0 7
[0 3 −1/3 −13/3] b2 + b3(1/3) [0 1 0 −4]b1 + b2
0 0 1 1 0 0 1 1
1 0 0 3
[0 1 0 −4] x1 = 3, x2 = -4 dan x3 =1
0 0 1 1
5
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
6
Daftar Pustaka
Gere, James M, dan William Weaver Jr. 1983.Matrix Algebra For Engineers Second Edition.
Jakarta : Erlangga.