Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN

PANDUAN PERSETUJUAN/ PENOLAKAN TINDAKAN KEDOKTERAN


(INFORMED CONSENT)

PT. TEMBAKAU DELI MEDICA


RUMAH SAKIT UMUM dr. G.L TOBING
2 0 1 7

0
BAB I
DEFINISI

“Informed Consent“ adalah sebuah istilah yang sering dipakai untuk terjemahan dari
persetujuan tindakan medik. Informed Consent terdiri dari dua kata yaitu Informed dan Consent.
Informed diartikan telah di beritahukan, telah disampaikan atau telah di informasikan dan
Consent berarti persetujuan yang diberikan oleh seseorang untuk berbuat sesuatu. Dengan
demikian pengertian bebas dari Informed Consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien
kepada dokter untuk berbuat sesuatu setelah mendapatkan penjelasan atau informasi.

Persetujuan/ Penolakan Tindakan Kedokteran adalah pernyataan persetujuan/ penolakan tertulis


dari pasien atau keluarga yang diberikan dengan bebas, rasional, tanpa paksaan, tentang tindakan
kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien sesudah mendapatkan informasi adekuat
tentang tindakan kedokteran yang dimaksud.

Informed consent adalah suatu proses yang menunjukkan komunikasi yang efektif antara dokter
dengan pasien dan bertemunya pemikiran tentang apa yang akan dan apa yang tidak akan
dilakukan terhadap pasien. Informed consent dilihat dari aspek hukum bukanlah sebagai
perjanjian antara dua pihak, atau perjanjian yang bersifat khusus, karena dalam pelayanan
kesehatan, dokter tidak bisa menjanjikan sesuatu dalam upaya penyembuhan seseorang, akan
tetapi seorang dokter akan selalu berupaya semaksimal mungkin menurut standar pelayanan dan
keilmuan tertinggi yang dimiliki oleh dokter dalam upaya penyembuhan dan penyelamatan
nyawa seseorang, karena setiap tindakan dalam pelayanan kesehatan mengandung risiko, maka
dari itu informed consent lebih cenderung kearah persetujuan sepihak atas layanan yang
ditawarkan pihak lain.

Salah satu tujuan dari informed consent adalah agar pasien mendapatkan informasi yang cukup
untuk dapat mengambil keputusan atas tindakan medis yang akan dijalani, kecuali jika
penyampaian informasi akan mempengaruhi psikis pasien, atau pasien sendiri yang meminta
dokter untuk tidak menyampaikan informasi kepadanya. Dengan demikian dalam menyampaikan
informasi seorang dokter diharapkan tidak mengurangi materi informasi sesuai dengan
kebutuhan pasien serta tidak memaksa pasien untuk segera memberikan keputusan setelah pasien
mendapatkan informasi.

Dalam penyampaian informasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yang dikenal dengan
istilah 4 W, yaitu:

1. What : apa? (yang perlu disampaikan)

2. When : kapan? (disampaikan)

1
3. Who : siapa? (yang harus menyampaikan)

4. Which : yang mana? (yang perlu disampaikan)

Dengan demikian, informasi dari dokter merupakan hak pasien dan kewajiban dokter yang
merawatnya. Ini berarti bahwa pasien berhak tanpa harus bertanya untuk mendapatkan informasi.

Azas hubungan dokter/ petugas kesehatan dengan pasien bertumpu pada dua macam hak asasi
manusia, sebagai mana terdapat dalam informed consent yaitu:
1. Hak atas informasi.
2. Hak memberikan persetujuan.

Pemenuhan hak asasi manusia merupakan dasar utama pengadaan informed consent dalam
rangka pelayanan kesehatan untuk kemanusiaan, serta bertujuan untuk melindungi pasien dari
segala tindakan medik dan perlindungan tenaga kesehatan terutama dokter terhadap terjadinya
akibat yang tak terduga serta dianggap merugikan pihak lain.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Panduan ini mengatur tentang Persetujuan/ Penolakan Tindakan Kedokteran dan diterapkan
kepada semua pasien yang akan dilakukan tindakan kedokteran.

2. Informasi dan penjelasan tindakan kedokteran ini dilakukan oleh Dokter Penanggung Jawab
Pasien (DPJP) atau Dokter yang akan melakukan tindakan kedokteran.

3. Informasi yang harus dijelaskan kepada pasien adalah sebagai berikut:


a. Diagnosis
b. Dasar Diagnosis
c. Tindakan Kedokteran
d. Indikasi Tindakan
e. Tata Cara Tindakan
f. Tujuan Tindakan
g. Risiko dan Komplikasi
h. Prognosis
i. Alternatif dan Risiko.
j. Risiko jika tindakan tidak dilakukan.

4. Pasien yang diberikan Informed Consent sesuai dengan Daftar Tindakan Kedokteran dan
Pengobatan RSU dr. G.L Tobing seperti terlampir dalam panduan ini.

3
BAB III
TATA LAKSANA

1. Kewajiban memberikan informasi dan penjelasan tindakan kedokteran dilakukan oleh Dokter
Penanggung Jawab Pasien (DPJP) atau Dokter yang akan melakukan tindakan kedokteran.

2. Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) yang dimaksud dalam point 1, adalah Dokter yang
merawat pasien tersebut dan sekaligus yang melakukan tindakan kedokteran.

3. Dokter yang akan melakukan tindakan kedokteran yang dimaksud dalam point 1 adalah
Dokter yang langsung melakukan tindakan kedokteran dan bukan DPJP.

4. Untuk pemeriksaan penunjang (laboratorium dan radiologi), maka kewenangan untuk


memberikan informasi tindakan adalah dokter yang memberikan instruksi.

5. Informasi dan penjelasan disampaikan secara lisan dengan bahasa yang mudah dimengerti
dan dipahami oleh pasien. Informasi secara tertulis hanya dilakukan sebagai pelengkap
penjelasan yang telah disampaikan secara lisan.

6. Informed consent yang penjelasannya dibuatkan template (tercetak) dan lampiran-lampiran


yang menyertai informed consent tersebut, hanya tindakan kedokteran yang tercantum dalam
clinical pathway.

7. Untuk tindakan kedokteran yang memerlukan informed consent (terlampir) harus


mendapatkan persetujuan secara tertulis yang ditandatangani oleh pasien dan atau keluarga
pasien untuk mendapatkan persetujuannya. Persetujuan diberikan pada pasien setelah
mendapatkan informasi yang jelas tentang perlunya tindakan medis serta risiko yang akan
ditimbulkannya.

8. Formulir informed consent dianggap benar jika memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Persetujuan atau penolakan tindakan kedokteran (informed consent) diberikan untuk
tindakan kedokteran yang dinyatakan secara spesifik.
b. Persetujuan atau penolakan tindakan kedokteran (informed consent) diberikan tanpa
paksaan (voluntary).
c. Persetujuan atau penolakan tindakan kedokteran (informed consent) diberikan kepada
seorang (pasien) yang sehat mental dan dijelaskan oleh yang berhak memberikannya.
d. Persetujuan atau penolakan tindakan kedokteran (informed consent) diberikan setelah
diberikan cukup informasi dan penjelasan yang diberikan.

9. Informasi dan penjelasan dianggap cukup jika paling sedikit sepuluh hal pokok di bawah ini:
a. Informasi dan penjelasan tentang Diagnosis.
b. Informasi dan penjelasan tentang Dasar Diagnosis.
c. Informasi dan penjelasan tentang tindakan kedokteran yang akan dilakukan.
d. Informasi dan penjelasan tentang indikasi tindakan kedokteran yang akan dilakukan.
e. Informasi dan penjelasan tentang tata cara tindakan kedokteran yang akan dilakukan.
f. Informasi dan penjelasan tentang tujuan dan prospek keberhasilan tindakan medis yang
akan dilakukan.
g. Informasi dan penjelasan tentang risiko dan komplikasi yang mungkin akan terjadi.
4
h. Informasi dan penjelasan tentang prognosis penyakit apabila tindakan tersebut dilakukan.
i. Informasi dan penjelasan tentang alternatif tindakan lain yang tersedia dan risiko dari
masing-masing tindakan tersebut.
j. Informasi dan penjelasan tentang risiko jika tindakan tidak dilakukan.

10. Pihak yang boleh menyatakan persetujuan:


a. Pasien sendiri, yaitu apabila pasien telah berumur 18 tahun atau sudah menikah.
b. Bagi pasien dibawah umur 18 tahun, atau tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya
berhalangan hadir. Persetujuan (Informed Consent) atau penolakan tindakan medis
diberikan oleh mereka, menurut urutan hak sebagai berikut:
1. Ayah/ Ibu (baik kandung maupun adopsi)
2. Saudara-saudara kandung
3. Nama-nama yang tercantum di dalam General Consent
c. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan (informed consent) atau
penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut:
1. Ayah/Ibu kandung
2. Wali yang sah
3. Saudara-saudara kandung
4. Nama-nama yang tercantum di dalam General Consent
d. Bagi pasien dewasa yang berada di bawah pengampuan (curatelle), persetujuan atau
penolakan tindakan medis diberikan menurut urutan hak tersebut:
1. Wali
2. Kurator
e. Bagi pasien dewasa yang telah menikah/ orang tua, persetujuan atau penolakan tindakan
medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak tersebut:
1. Suami/ isteri
2. Ayah/ ibu kandung
3. Anak-anak kandung
4. Saudara-saudara kandung
5. Nama-nama yang tercantum di dalam General Consent
11. Semua jenis tindakan kedokteran harus disertai Informed Consent. Jenis tindakan kedokteran
memerlukan Informed Consent disusun oleh komite medik dan kemudian ditetapkan oleh
pimpinan Rumah Sakit.

12. Perluasan dari tindakan kedokteran yang telah disetujui tidak dibenarkan dilakukan dengan
alasan apapun juga, kecuali apabila mendapat persetujuan dari keluarga atau terpaksa
dilakukan untuk menyelamatkan jiwa pasien.

13. Demi kepentingan pasien, Informed Consent tidak diperlukan bagi pasien gawat darurat
dalam keadaan tidak sadar dan tidak didampingi oleh keluarga pasien yang berhak
memberikan persetujuan/ penolakan tindakan kedokteran (life saving).

14. Format isian Persetujuan atau penolakan tindakan kedokteran (informed consent) yang
digunakan seperti pada contoh formulir terlampir, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Diketahui dan ditandatangani oleh dua orang saksi. Keluarga bertindak sebagai saksi.
b. Formulir Informed Consent dimasukkan dalam berkas rekam medis pasien.
c. Formulir harus sudah diisi dan ditandatangani maksimal segera sebelum tindakan
kedokteran dilakukan.
d. Dokter harus ikut membubuhkan tandatangan sebagai bukti bahwa telah memberikan
informasi dan penjelasan secukupnya.

5
e. Sebagai ganti tanda tangan, pasien atau keluarganya yang buta huruf harus membubuhkan
cap jempol ibu jari tangan kanan.

15. Persetujuan atau penolakan tindakan kedokteran (informed consent) bagi pasien
Haemodialisis maka berlaku :
a. Selama 6 bulan atau
b. Bila terjadi perubahan interval jadwal hemodialisis atau
c. Bila informed consent sebelumnya dicabut atau
d. Bila terjadi perburukan kondisi pasien (menjadi cito atau penundaan).

16. Persetujuan atau penolakan tindakan kedokteran (informed consent) bagi pasien Kemoterapi
atau Radioterapi dan kedokteran nuklir yang memerlukan zat radio aktif dalam 1 (satu)
siklus terapi dan bila memerlukan tambahan siklus, maka dibuatkan kembali persetujuan
atau penolakan tindakan kedokteran (informed consent) .

17. Untuk :
a. Penolakan Tindakan Kedokteran
b. Penundaan Tindakan Kedokteran
c. Tranfusi darah dan komponen darah
d. Testing HIV
e. Restrain
f. Treadmill Test
g. Obat / Pemeriksaan Penunjang Mahal,
memiliki formulir (informed consent) tersendiri.

18. Jika pasien dan atau keluarga pasien melakukan pembatalan atau perubahan persetujuan atau
penolakan, maka pasien dan atau keluarga pasien menandatangani informed consent tersebut
pada kolom yang sesuai.

19. Pemberian informed consent dilakukan paling lambat 1 hari sebelum tindakan untuk tindakan
medis elektif dan satu jam sebelum dilakukan tindakan untuk tindakan medis cito.

Tugas dan Tanggung Jawab


1. DPJP / Dokter Pelaksana Tindakan
a. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan dengan menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti pasien/keluarga pasien.
b. Menandatangani formulir informed consent pada kolom pemberi penjelasan setelah
menjelaskan dan pasien/keluarga pasien telah mengerti tindakan medis yang akan
dilakukan.
2. Dokter Umum
a. Mendampingi DPJP/Dokter Pelaksana Tindakan dalam memberikan informasi dan
memberikan penjelasan ulang bila diperlukan.
b. Memastikan pasien/ keluarga telah menyatakan persetujuan tindakan medis sebelum
dilakukan tindakan yang dimaksud.

3. Perawat/Bidan/Tenaga Penunjang Medis


Memastikan pasien/ keluarga telah menyatakan persetujuan tindakan medis sebelum
dilakukan tindakan yang dimaksud.

6
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi yang dilakukan dalam hal persetujuan/ penolakan tindakan kedokteran adalah:

1. Dokter yang memberikan informasi tindakan kedokteran dan pasien/ keluarga pasien yang
telah menerima informasi tersebut harus menandatangani Formulir Pemberian Informasi dan
Persetujuan/ Penolakan Tindakan Kedokteran (Informed Consent).

2. Dokter yang memberikan penjelasan tentang informasi tindakan kedokteran harus


menuliskan hal-hal yang telah dijelaskan dalam Formulir Pemberian Informasi dan
Persetujuan/ Penolakan Tindakan Kedokteran (Informed Consent).

3. Pasien dan saksi-saksi dari pihak keluarga yang menyetujui/ menolak tindakan kedokteran
tersebut harus membubuhkan tandatangan pada Formulir Pemberian Informasi dan
Persetujuan/ Penolakan Tindakan Kedokteran (Informed Consent).

4. Informed consent yang telah ditandatangani disimpan dalam rekam medis pasien.

PT. TEMBAKAU DELI MEDICA


Rumah Sakit Umum dr. G.L Tobing

dr. Novita Fitriani


Kepala

Anda mungkin juga menyukai