Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 11, Nomor 2, Juli 2015 | 96

pengecap, gerakan peristaltik Keseimbangan ada dua tipe yaitu


esofagus dan asam lambung keseimbangan statis dan keseimbangan
menyebabkan lansia mengalami dinamis. Keseimbangan statis
penurunan nafsu makan. Selain mempertahankan posisi yang tidak
itu juga terjadi penurunan sekresi bergerak atau berubah sedangkan
pankreatik yang biasanya terjadi keseimbangan dinamis melibatkan
setelah usia 40 tahun. Konstipasi kontrol tubuh kerena tubuh bergerak
yang terjadi pada lansia dalam ruang ( National Throws Coaches
disebabkan karena melemahnya Association).
kemampuan peristaltik usus. Banyak cara yang dilakukan untuk
Apabila kondisi tersebut melakukan pengukuran keseimbangan,
berlangsung dalam waktu lama beberapa diantaranya Ber Balance Scale
maka akan terjadi kekurangan (BBS), Timed Up and Go Test (TUGT),
gizi pada lansia. Tinetti Performance Orientated Mobility
Assessment (POMA), Functional Teach
2. Keseimbangan Test (FRT) dan Lateral Reach Test
Keseimbangan adalah (LRT). TUGT, FRT, dan LRT merupakan
kemampuan untuk mempertahankan tes pengukuran keseimbangan yang tidak
proyeksi pusat tubuh pada landasan membutuhkan waktu yang lama.
penunjang baik saat berdiri, duduk, transit Perbedaannya adalah TUGT untuk
dan berjalan (Winter, 1995 dalam Howe, mengukur keseimbangan statis dan
et al. 2008). Keseimbangan dibutuhkan dinamis, sedangkan FRT dan LRT hanya
untuk mempertahankan posisi dan mengukur keseimbangan statis. BBS dan
stabilitas ketika bergerak dari satu posisi POMA merupakan pengukuran
ke posisi yang lain(Lee& Scudds, 2003). keseimbangan dengan panduan item .
Keseimbangan juga merupakan pada BBS menggunakan 14 item
kemampuan bereaksi secara cepat dan sedangkan POMA menggunakan 14 item
efisien untuk menjaga stabilitas postural ditambah 10 item untuk mengukur gaya
sebelum, selama, dan setelah berjalan.
pergerakan serta dalam berespon
terhadap gangguan eksternal. 3. Aktivitas Fisik, Keseimbangan, dan
Keseimbangan dipertahankan oleh Resiko Jatuh
integrasi yang dinamik dari faktor internal Aktivitas fisik merupakan
dan eksternal yang melibatkan beberapa pergerakan tubuh yang
lingkungan (Gribble & Hertel, 2004 dalam dibentuk dari otot-otot skeletal dan
Cetin, 2008). menghasilkan pengeluaran energi yang
diekspresikan dengan kilokalori serta
dapat dilakukan pada lingkup pekerjaan, fisik seperti bekerja dan berjalan
waktu luang dan aktivitas rutin sehari-hari berkurang seiring meningkatnya usia.
(Pender, Murdaugh, &Person, 2001). Aktivitas fisik secara teratur dapat
Aktivitas fisik juga dapat terjadi dalam meningkatkan kekuatan dan
melakukan aktivitas seperti pekerjaan ketangkasan, mencegah jatuh pada
rumah, berkebun, melakukan hobi, lansia serta meningkatkan kesehatan dan
rekreasi dan olahraga (Allender & kemandirian lansia dalam melakukan
Spradley, 2001). Kategori aktivitas fisik aktivitas sehari-hari. Latihan pada lansia
dibagi berdasarkan tipe, frekuensi, durasi, meliputi faktor kelenturan, kekuatan,
dan intensitas. Aktivitas fisik dapat keseimabangan dan peregangan. Latihan
dilakukan dengan frekuensi 1-3 kal fisik juga dapat memperlambat
seminggu dan durasi 15-60 menit. kehilangan kepadatan tulang serta
Aktivitas fisik dapat dibagi menjadi meningkatkan massa dan kekuatan otot
ringan, sedang (moderate) dan berat termasuk otot jantung (Mayo Clinc. 1999
(vigorous) (Pender et al., 2001). dalam Allender & Spradley, 2001).
Rekomendasi untuk melakukan aktivitas Berbagai jenis latihan termasuk berjalan
fisik moderate adalah dilakukan setiap ditemukan secara signifikan dapat
hari, durasi selama 30 menit sehari meningkatkan keseimbangan (Howe, et
melalui kombinasi aktivitas, intensitas al, 2007 dalam Salzman, 2010). Latihan
3,5-7 kkal/menit atau 3-6 METS dengan fisik juga berpotensi meningkatkan tidur
frekuensi nadi maksimalkurang dari 60%. dan istirahat, fungsi pencernaan,
Jenis aktivitas moderat seperti berjalan kardiovaskuler, mobilitas, kekuatan dan
cepat, bersepeda di jalan yang lapang keseimbangan, densitas tulang dan
dan lurus, berenang dan meningkatkan masa hidup(Clemen-
berdansa.Rekomendasi dalam Stone, et al, 2002)
melakukan aktivitas fisik vigorous adalah Penelitian Weerdestyn, et al
melakukan seminggu 3 kali, durasi (2006) dengan sampel 113 lansia dengan
selama 20 menit sehari, intensitas lebih riwayat jatuh didapatkan hasil bahwa
dari 7 kkal/menitatau lebih dari 6 METS kejadian jatuh berkurang 46%pada
dengan frekuensi nadi maksimal 60% kelomok lansia yang dilakukan program
atau lebih. Jenis aktivitas vigorous latihan dua kali dalam seminggu selama
misalnya jogging, berenang berkali-kali, lima minggu. Hasil penelitian yang
bersepeda di jalan yang menanjak, dan dilakukan oleh Maryam, et al,. (2009)
berenang (Pender et al., 2001). adalah lansia yang diberikan intervensi
Pada penelitian Silvonen, et al berupa latihan keseimbangan sebanyak 3
(1998) dan Aijo, et al. (2002) menyatakan kali seminggu selama selama 6 minggu
bahwa lansia yang melakukan aktivitas lebih baik daripada lansia yang tidak
melakukan latihan tersebut. dan juga benar dan cara yang salah.
menghasilkan bahwa lansia yang Gambarkanlah pilihan kita, sebagai
melakukan latihan keseimbangan fisik contoh ada lansia yang lebih senang
meningkat keseimbangannya daripada melakukan aktivitas jasmani di luar dari
sebelumnya. pada di dalam ruangan, kesenangan dan
Aktivitas jasmani yang akan ketidaksenangan pribadi akan
diarahkan pada gaya hidup aktif para menentukan apa yang harus dilakukan,
lansia sebenarnya tidak harus terstruktur kapan harus dilakukan, dimana harus
dengan latihan yang rumit, tetapi bisa dilakukan, dan dengan siapa
melalui berbagai aktivitas jasmani sehari- melakukannya. Kemudian calah berpikir
hari yang dilakukan oleh para lansia. Hal sesuatu yang baru, dan tetap lakukanlah
ini dikarenakan begitu sensitifnya kondisi apa yang disukai. Keempat, hanya 30
fisiologis para lansia. The American menit sehari aktivitas jasmani dengan
Society on Aging (2002:14) intensitas sedang, seperti: jalan cepat,
merekomendasikan Tujuh (7) langkah akan memberikan manfaat kesehatan.
memulai aktivitas jasmani para lansia Bagilah 30 menit menjadi 10 menit
agar tetap aktif secara jasmani perbagian pada pagi, siang dan malam
lakukanlah cara berikut ini. Pertama, hari, mulai dengan 10 menit dan
Mengambil tahap pertama adalah sulit, kemudian tambah 10 menit lagi jika
tapi akan mendapatkan kemudahan. sudah siap kembali, jalan adalah aktivitas
Ambil beberapa dukungan sosial dari yang paling dikenal, lakukanlah dengan
teman-teman, anggota keluarga, atau cucu, teman atau anjing, olahraga
orang lain dalam kelompok aktivitas itu, rekreasi atau menari mungkin akan
berikan pesanpesan positif dan hadiah menyenangkan, lakukanlah kerja yang
yang sesuai, sebelum kita tahu bahwa membutuhkan waktu lama(menggali,
aktivitas jasmani merupakan rutinitas mencagkul), mencuci mobil,
sehari-hari kita. Kedua, mulailah dengan membersihkan debu, aktivitas lain yang
pelan-pelan. Mulai dengan 5 – 10 menit ada disekitar rumah yang dapat dilakukan
aktivitas jasmani dan tingkatkan terus dengan intensitas sedang, kira-kira sama
dalam waktu 30 menit sehari, tetapkanlah dengan jalan cepat, jika senang
tujuan yang dapat diraih dalam jalan beraktivitas jasmani di pusat-pusat
menuju tujuan jangka panjang sehingga kebugaran, cari yang fasilitasnya
dapat perasaaan baik mengenai bersahabat dengan lansia. Kelima,
peningkatannya dan jangan patah kelebihan waktu dalam rutinitas termasuk
semangat, gunakanlah sepasang sepatu aktivitas kekuatan, kelentukan,
olahraga yang baik ketika melakukan keseimbangan, dan daya tahan. Keenam,
aktivitas jasmani. Ketiga, ada cara yang dengarkanlah tubuh kita. Membuka
pengalaman-pengalaman baru dengan kecepatan dan koordinasi saja.
mempertimbangkan pesan dari tubuh kita Keseimbangan dianjurkan bagi Ianjut usia
(contohnya: pelan-pelan), lakukanlah karena berhubungan dengan sikap
aktivitas yang memberikan hubungan mempertahan keadaan keseimbangan
antara jiwa dan raga jika suka (tai chi dan ketika sedang diam atau bergerak. Lanjut
yoga). Ketujuh, kebanyakan para lansia usia yang mempunyai kebugaran jasmani
merasakan lebih baik jika aktif secara dituntut untuk tidak tergantung pada
jasmani. Periksalah kesehatan sebelum orang lain maka diharapkan masih bisa
memulai aktivitas jasmani jika tetap berdiri dan berjalan dengan baik.
mempunyai penyakit-penyakit kronis
(tekanan darah tinggi, diabetes, arthritis, Berbagai perubahan akan dialami

dan lain-lain), otot-otot mungkin akan lansia berkaitan dengan insiden jatuh

terasa sakit, tetapi tidak cedera (jika lansia, terutama ketika perubahan

cedera periksalah keadaan ke dokter), tersebut berefek pada kemampuan

latihan kekuatan dapat membuat fungsional dan menimbulkan gangguan

persendian bekerja lebih baik dan sensori atau gaya berjalan dan

mengurangi rasa sakit dari arthritis, tubuh ketidakstabilan keseimbangan tubuh.

manusia sudah tercipta untuk bergerak, Prevalensi lansia jatuh di RSCM pada

santai dan senangkanlah diri kita. tahun 2000 sebesar 15,53 persen (285

Menurut Sadoso Sumosardjuno kasus). Latihan keseimbangan dapat

(Kompas, 16 Juni 2002) berolahraga mengurangi insiden jatuh sebesar 17

memang membantu menghambat proses persen, oleh karena itu latihan

menua yang cepat. Lansia biasanya keseimbangan yang salah satunya

mengalami berbagai macam penyakit adalah dengan olahraga senam lansia

kalau mereka tidak pernah melakukan dapat dilakukan lansia untuk

aktivitas fisik. Lebih lanjut dijelaskan memperbaiki perubahan yang terjadi

bahwa Berolahraga teratur dapat pada lansia terutama pada

meningkatkan kemampuan dan kemauan keseimbangan tubuh lansia. Tujuan

seksual seseorang, kulit tidak cepat penelitian ini adalah untuk menganalisis

keriput, dan membantu usaha perbedaan keseimbangan tubuh lansia

mengurangi faktor risiko berbagai berdasarkan keikutsertaan senam lansia.

penyakit seperti tekanan darah tinggi, (Eka Nurhayati, 2000)

jantung koroner, diabetes tipe II, dan


KESIMPULAN
kolesterol tinggi.
Perubahan pada fungsi fisiologi
Untuk lanjut usia tidak semua
berdampak pada gangguan keseimbangan
komponen dilakukan yang dianjurkan
dapat terjadi karena proses terjadinya
adalah komponen Keseimbangan,
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 11, Nomor 2, Juli 2015 |
100100100

keseimbangan tubuh tidak berjalan sempurna. Keikutsertaan Senam Lansia Di Panti Werda
Tahap terjadinya proses keseimbangan tubuh Pelkris Pengayoman Dan Elim Semarang.
Semarang: Poltekes
terdiri dari tahap transduksi, transmisi dan
modulasi, Berkurangnya kemampuan untuk
Fatmah. Gizi usia lanjut: kebutuhan zat gizi.
mempertahankan keseimbangan Jakarta: Erlangga; 2010.
mengakibatkan peningkatan lansia . Osteoporosis dan faktor risikonya
mengalami resiko jatuh. pada lansia etnis jawa. Media Medika

Setiap aktivitas fisik membutuhkan Galimi, R. (2010). Insomnia in the elderly: An


update and future challenges. G
keseimbangan, dengan program latihan fisik Gerontol, 58, 231-247
keseimbangan atau olahraga yang
Howe, TE. Rochester, L, Jakson, A, banks,
mengandung unsur keseimbangan seperti PMH, & Blair, VA. (2008). Exercise for
berenang, senam, Taichi dll, dapat improving balance in older
people.Gaslow: John Wiley & Sons.
mengurangi resiko lansia jatuh, sehingga
J. Alex Pangkahila. (2013). Pengaturan pola
kemungkinan terjadinya cidera, fraktur bahkan
hidup dan akivitas fisik meningkatkan
kematian bisa diminimalisir, dan harapan umur harapan hidup Vol 1, No 1:1-7,
ISSN 2302-688x. PPS Udayana
hidup atau kesehatan atau kebugaran lansia
tetap terjaga. Kementerian Sosial Republik Indonesia.
Penduduk lanjut usia di Indonesia dan
masalah kesejahteraannya. Jakarta:
Kementerian Sosial Republik
DAFTAR PUSTAKA Indonesia; 2007.
Allender, J.A & Spradley, B.W (2001) Kompas. 2002. Jakarta, Pertambahan Jumlah
Community health nursing:Concept Lansia Indonesia Terpesat di Dunia.
and practice. Philalphia: Lippincott (http://www.kompas.com/, diakses 10
juni 2016 pukul 13.00 WIB).
Amrum Bustaman. (2003). Pembinaan
Kesegaran Jasmani Untuk Lanjut Usia. Maryam , R.S , Sahar J., & Nasutio, Y. (2009).
Jakarta: PT Grafmdo Persada. Pengaruh latihan keseimbangan fisik
terhadap keseimbangan tubuh lansia
Badan Penelitian dan Pengembangan di pantai sosial tresna Werdha Wilayah
Kesehatan Depkes RI. (2010) Laporan pemda Depok: Fakultas Ilmu
nasional riset kesehatan dasar tahun Keperawatan UI
2010. Jakarta: Indonesiana. 2008;
43(2):57-67. Mauk, K.L.(2010). Gerotological nursing
competencies for care. Sudbury:
Bintoro, A.C (2000). Kecepatan rerata aliran James n Barltt Publiser.
darah otak sistem vertebrobulasr pada
pasien vertigo sentral. Semarang. Miller, Carol A.(2004). Nursng for wellness in
Fakultas Kedokteran Undip. older adults. Theory and practice.
Philadhelpia. Lippinccott William &
Cleme-Stone, Mc Guire & Eigisti.(2002). Wilkins.
Comprehensive community health
nursing: Family, agrgate. St Louis: Morris, m. &Schoo, A (2004) exercise &
Mosby. pshysical activity. Philadhelpia
:Butterworth Heineman Elevier
Eka Nurhayati. (2000). Perbedaan Science Limited.
Keseimbangan Tubuh Lansia Berdasarkan
Phillips, J.O .(2011). Find your balance” Word Health Oorganization. (2007). Aging
Hearing Health magazine. and Working Capacity. Word Health
http://issue.com Organization.

Wallace, M(2008) Essentials of gerontological


nursing. New York: Springer Publising
Company
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 11, Nomor 2, Juli 2015 | 91

AKTIFITAS FISIK KESEIMBANGAN GUNA MENGURANGI


RESIKO JATUH PADA LANSIA

Eko Supriyono PPS UNY


ekosupriyono@yahoo.com

abstrak

Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi tua) adalah
suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memeperbaiki
diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita, proses ini menyebabkan perubahan fungsi
fisiologis diantaranya terjadi pada sistem neurologis, sensori, dan muskuletal.
Perubahan pada fungsi fisiologi berdampak pada gangguan keseimbangan dapat terjadi
karena proses terjadinya keseimbangan tubuh tidak berjalan sempurna. Tahap terjadinya proses
keseimbangan tubuh terdiri dari tahap transduksi, transmisi dan modulasi, Berkurangnya
kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan mengakibatkan peningkatan lansia mengalami
resiko jatuh.
Merujuk dari beberapa hasil penelitian, mendukung bahwa program latihan fisik
keseimbangan atau olahraga yang mengandung unsur keseimbangan seperti berenang, senam,
Taichi dll, dapat mengurangi resiko lansia jatuh, sehingga kemungkinan terjadinya cidera, fraktur
bahkan kematian bisa diminimalisir, dan harapan hidup atau kesehatan atau kebugaran lansia tetap
terjaga.

Kata kunci: penuaan, keseimbangan, resiko jatuh

PENDAHULUAN sehari-hari dan menerima nafkah dari orang


lain. Menurut UU No. 13/Th.1998 tentang
Penuaan adalah konsekuensi yang
kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi
tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi tua)
sebagai berikut: BAB 1 Pasal 1 Ayat 2 yang
adalah suatu proses menghilangnya secara
berbunyi: Lanjut usia adalah seseorang yang
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas.
memeperbaiki diri/mengganti dan
Sedangkan Birren and Jenner (1997)
mempertahankan fungsi normalnya sehingga
membedakan usia menjadi tiga; Usia Biologis;
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
yang menunjuk kepada jangka waktu
memperbaiki kerusakan yang diderita
seseorang sejak lahirnya berada dalam
(Constantindes, 1994). Menurut UU No. 4
keadaan hidup dan mati. Usia Psikologis,
Tahun 1965 dalam pasal 1 dinyatakan
yang menunjuk pada kemampuan seseorang
sebagai berikut: seorang dapat dikatakan
untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian
sebagai jompo atau lanjut usia setelah yang
kepada situasi yang dihadapinya. Usia Sosial,
bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak
yang menunjuk kepada peran-peran yang
mempunyai atau tidak berdaya mencari
diharapkan atau diberikan masyarakat kepada
nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya
seseorang sehubungan dengan usianya.
Indonesia merupakan negara dengan Perubahan tersebut mempengaruhi
era penduduk berstruktur lansia karena keseimbangan tubuh. Keseimbangan
jumlah yang berusia 60 tahun keatas semakin merupakan kemampuan yang dibutuhkan
meningkat dan lebih dari 7% (kemenkes RI untuk mempertahankan posisi dan stabilitas
Nomor 264, 2010 dan Tira, 2012) peningkatan baik dalam kondisi statis maupun dinamis
jumlah lansia berdampak pada status (Lee&Scudds, 2013: National Throws
kesehatan terkait dengan faktor risiko biologis Association, 2009; Winter, 1995 dalam Howe,
dan usia pada lansia direfleksikan dengan Rochhester, jakson, 2008).
perubahan-perubahan terkait usia. Menurut National Health and Nutrition
Miller, (2004) perubahan-perubahan tersebut Examination Survey di Amerika Serikat
melakukan tes keseimbangan pada
dapat mengakibatkan gangguan pada sistem lebih dari 500 orang berusia 40 tahun
tubuh dan penyakit degeratif yang merupakan atau lebih. Survey tersebut
menghasilkan 19% usia kurang dari 49
dampak fungsional negatif seperti penurunan tahun, 69% responden berusia 70-79
produktivitas, kemandirian, dan kualitas hidup. tahun, dan 85% usia 80 tahun atau
lebih mengalami ketidakseimbangan.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat Sepertiga dari responden berusia 65-
dikatakan bahwa Lanjut Usia merupakan 75 tahun mengatakan memiliki
gangguan keseimbangan yang dapat
kelompok populasi beresiko (at risk). mempengaruhi kualitas hidup(Phillips,
Kelompok beresiko (at risk) memiliki 2011).

karakteristik biologis dan usia, perubahan Gangguan keseimbangan dapat terjadi


kondisi sosial, ekonomi, gaya hidup dan karena proses terjadinya keseimbangan tubuh
kejadian hidup (stanhope & Lancaster, 2004). tidak berjalan sempurna. Tahap terjadinya
Perubahan fungsi fisiologis proses keseimbangan tubuh terdiri dari tahap
diantaranya terjadi pada sistem neurologis, transduksi, transmisi dan modulasi (Bintoro,
sensori, dan muskuletal (Wallace, 2008). 2000). Berkurangnya kemampuan untuk
Perubahan sistem neurologis pada lansia mempertahankan keseimbangan
mengakibatkan peubahan kognitif, penurunan mengakibatkan peningkatan resiko jatuh
waktu reaksi, masalah keseimbangan dan (berg, 1989 dalam Howe, et al. 2008).
kinetik serta gangguan tidur. Perubahan Kejadian jatuh sebagai dampak langsung dari
fungsi sensori dapat terjadi pada penglihatan, gangguan keseimbangan. Kejadian jatuh
pendengaran dan sentuhan. Berkurangnya sebagai dampak langsung dari keseimbangan
fungsi pendengaran terkait dengan perubahan dapat diminimalisir dengan mengenal faktor
yang terjadi di telinga bagian dimana terdapat risiko gangguan keseimbangan. Faktor
vestibular sebagai sistem pengatur tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor
keseimbangan, penglihatan mengurangi eksternal. Faktor internal adalah usia, jenis
lapang pandang, penurunan sensivitas akan kelamin, pekerjaan, gangguan afektif dan
mengurangi deteksi dan identifikasi pada kulit, psikologis, penyakit kardiovaskuler, gangguan
serta perubahan muskuletal (Mauk, 2010). metabolik, dan gangguan musculetal,
gangguan neurologi, abnormalitas sensori, dan mempertahankan fungsi
aktivitas fisik, penggunaan medikasi tertentu normalnya sehingga tidak dapat
berjumlah 4 jenis atau lebih (Galimi, 2010). bertahan terhadap infeksi dan
Kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor memperbaiki kerusakan yang diderita
risiko gangguan keseimbangan. Aktivitas fisik (Constantinides, 1994).
terdiri dari aktivitas yang dilakukan pada b. Perubahan Akibat menua dan
waktu senggang (leisure time physical Keseimbangan Tubuh pada Lansia
activity), aktivitas transportasi seperti berjalan 1) Perubahan Akibat Menua
dan bersepeda, aktivitas pekerjaan, serta Penuaan didefinisikan
latihan fisik seperti olahraga dan senam secara subjektif dan objektif.
(WHO, 2010).aktivitas fisik dikategorikan tipe, Secara objektif penuaan
frekuensi, durasi dan intensitas (Morris & dihubungkan dengan lanjut usia.
Schoo, 2004). Penelitian Brooke-Wavel, et al Secara subjektif, penuaan
(2001, dalam Sihvonen, 2004) menghasilkan didefinisikan menurut makna dan
bahwa lansia yang melakukan aktivitas fisik pengalaman personal (Miller, 2004).
memiliki stabilitas postural yang lebih baik. Manusia dapat dikatakan lanjut usia
Serta latihan fisik juga dapat meningkatkan apabila umurnya sudah melampaui
kekuatan dan keseimbangan.(Clemen-Stone, 60 tahun. Sedangkan lanjut usia
2002). dapat dikatakan potensial apabila
Berdasarkan hal tersebut dengan lanjut usia yang masih mampu
berolahraga secara teratur merupakan satu melakukan pekerjaan dan kegiatan
alternatif yang efektif dan aman untuk yang dapat menghasilkan barang
meningkatkan atau mempertahankan ataupun jasa. (Amrum Bustaman,
kebugaran dan kesehatan jika dikerjakan 2003: 272). Lansia didefinisikan
secara benar. Salah satu aspek yaitu sebagai orang yang kemampuan
keseimbangan memiliki dampak yang besar fungsionalnya dipengaruhi oleh
dalam kehidupan lansia untuk menjalani hidup perubahan akibat penuaan dan
untuk tetap sehat dan bugar yang akan faktor risiko. Definisi lansia tidak
dibahas lebih lanjut. hanya berdasarkan umur kronologis
tetapi berdasarkan pada
PEMBAHASAN karakteristik fisiologis dan
1. Lansia psikososial dengan maturitas.
a. Pengertian lansia Menurut kesepakan depsos yang
Menua (menjadi tua) adalah suatu dirujuk dari berbagai lintas sektor,
proses menghilangnya secara penduduk lanjut usia adalah
perlahanlahan kemampuan jaringan sekelompok penduduk lebih dari 60
untuk memperbaiki diri atau mengganti tahun, sedangkan menurut depkes
penduduk usia lanjut dikelompokan anatomi dan fisiologis, sosial,
menjadi usia prasenilis 45-59 tahun, lingkungan dan sebagainya.
usia lanjut 60 tahun keatas, Secara umum perubahan
kelompok risiko tinggi 70 tahun anatomi dan fisiologis tubuh
keatas( Depkes RI, 2009). meliputi:
Menurut teori Miller yaitu a. Penglihatan
Functional Consequences Theory, Terjadinya degenerasi
perubahan dan konsekuensi akibat struktur jaringan lensa mata, iris,
penuaan dapat terjadi pada fungsi pupil dan retina menyebabkan
psikososial dan fungsi fisiologis kemampuan penglihatan pada
perubahan-perubahan yang terjadi lansia menurun dan
pada lansia diantaranya adalah: menimbulkan berbagai penyakit
a) Perubahan Fungsi Psikososial seperti katarak dan glaukoma.
Perubahan fungsi psikososial Bentuk bola mata lebih cekung
terkait dengan perubahan sedangkan bentuk kelopak mata
kognitif dan afektif (Mauk, 2010). menjadi cembung disebabkan
Perubahan fungsi kognitif karena terjadinya penyusutan
dipengaruhi oleh sisem syaraf lemak periorbital (Fatmah, 2010).
pusat, karakteristik personal, b. Pendengaran
fungsi sensori dan kesehatan Perubahan fungsi
fisik, serta efek kimia dan pendengaran bukan hanya
pengobatan. menjadi masalah fisiologis tetapi
b) Perubahan Fungsi Fisiologis juga berdampak pada kehidupan
Perubahan pada fungsi fisiologis sosial lansia. Menurut
diantaranya adalah perubahan Bocklehurst-Allen yang dikutip
pada fungsi neurologis, sensori, oleh Fatmah, pada beberapa
dan muskuloskeletal (Wallace, penelitian di Negara Barat isolasi
2008). sosial yang diakibatkan oleh
Proses dan pola menua gangguan pendengaran lebih
yang terjadi hampir sama antara besar dibandingkan yang
lansia yang satu dengan lansia diakibatkan oleh gangguan
lainnya tetapi laju perubahannya penglihatan. Dilihat dari segi
dapat bervariasi.18 Menurunnya fisiologis, 65-70% lansia
fungsi tubuh akibat proses menua menunjukkan kemunduran
menyebabkan perubahan- pendengaran secara fungsional
perubahan pada lansia. Perubahan- (tuli fungsional) setelah berusia
perubahan tersebut meliputi aspek
80 tahun dan 5% dari populasi lansia osteoporosis di desa
usia di atas 65 tahun. sedikit lebih rendah (30,5%)
c. Kulit daripada di kota (34,8%). Hal ini
Jaringan lemak, lapisan terjadi karena sebagian besar
epitel, serat kolagen dan lansia di desa bekerja sebagai
kelembapan kulit yang berkurang petani yang banyak
saat proses menua menggunakan tenaga dan otot
menyebabkan kulit menjadi lebih dalam melakukan pekerjaannya.
mengerut dan kaku. Suatu kegiatan fisik yang banyak
d. Perubahan sistem menggunakan tenaga dan otot
muskuloskeletal dapat meningkatkan kekuatan
Lansia yang melakukan tulang melalui pembentukan dan
olahraga secara teratur tidak perbaikan tulang sehingga
mengalami kehilangan massa densitas tulang semakin padat
otot dan tulang sebanyak lansia dan terhindar dari risiko jatuh
yang inaktif. Kekuatan dan bahkan osteoporosis. Hal ini
ukuran serat otot yang sangat berperan dalam
mengalami pengurangan pembentukan dan pemeliharaan
sebanding dengan penurunan tulang yang sehat.
massa otot.
Pertambahan usia menyebabkan
proses pembentukan tulang e. Perubahan sistem
menjadi lambat karena adanya kardiovaskuler
penurunan aktivitas fisik dan Proses menua
hormon-hormon dalam tubuh.19 menyebabkan jantung mengecil,
Salah satu penyakit yang sering katup jantung menjadi kaku dan
menyerang sistem menebal dan kekuatan kontraksi
muskuloskeletal pada lansia otot jantung menurun sehingga
adalah osteoporosis. Penelitian kemampuan memompa darah
yang dilakukan pada 812 lansia berkurang. Penurunan tersebut
Suku Jawa Asli di tiga wilayah dapat terjadi secara signifikan
pedesaan (Kabupaten Magetan, jika lansia mengalami stres fisik
Gunung Kidul, Wonogiri) dan tiga seperti olahraga berlebihan.6
wilayah perkotaan (Kota f. Perubahan sistem pencernaan
Surabaya, Yogyakarta, Berkurangnya kekuatan otot
Semarang) tahun 2008 rahang, penurunan fungsi dan
menyimpulkan bahwa proporsi sensitifitas saraf indera

Anda mungkin juga menyukai