Anda di halaman 1dari 9

PAPER METODE PENELITIAN

UJI T DEPENDENT / BERPASANGAN

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Grace Manik (161011050)
Chelsia Paath (161011050)
Rafel Mulalinda (161011050)
Rafi’a Adinda (161011050)
Minar Gultom (16101105058)
Rahmat Hidayat ()

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2018
PENDAHULUAN

PEMBAHASAN
A. Sejarah dari Uji T – Test Dependent
Tes t atau uji t adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau
kepalsuan hipotesis nol. Uji t pertama kali dikembangkan oleh William Seely Gosset pada
tahun 1915. Awalnya William Seely Gosset menggunakan nama samaran Student, dan
huruf t yang terdapat dalam istilah uji “t” dari huruf terakhir nama beliau. Uji t disebut
juga dengan nama student t ( Ridwan, 2006).
B. Pengertian dari Uji T-Test Dependent
T-test dependent atau sering diistilakan dengan Paired Sampel t-Test, adalah jenis uji
statistika yang bertujuan untuk membandingkan rata-rata dua grup yang saling
berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek
yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu
pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah treatment (Sugiyono, 2010).
Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2009), definisi dari t test dependent adalah pengujian
yang mana tidak adanya perbedaan yang signifikan antara nilai variabel dari dua sampel
yang berpasangan atau berkolerasi. Sampel berpasangan dapat berupa :
1. Satu sampel yang diukur dua kali misalnya sebelum sampel diberi iklan dan sesudah
diberi iklan. Yang diukur selanjutnya adalah apakah setelah diberi iklan anggota sampel
yang membeli barang lebih banyak daripada anggota sampel sebelum diberi iklan atau
tidak.
2. Dua sampel berpasangan diukur bersama, misalnya sampel yang satu diberi iklan,
sampel yang lain tidak. Yang diukur selanjutnya adalah apakah anggota sampel yang
diberi iklan memberi barang lebih banyak atau tidak dari pada yang tidak diberi iklan.
C. Fungsi dari Uji T-test dependent
Fungsi dari t-test dependent adalah untuk membandingkan rata-rata dua grup yang
saling berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan
subjek yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu
pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah perlakuan. Selain itu untuk menguji
efektifitas suatu perlakuan terhadap suatu besaran variabel yang ingin ditentukan,
misalnya untuk mengetahui efektifitas metode penyuluhan terhadap peningkatan
pengetahuan dari responden ( Ridwan, 2009).
D. Syarat – Syarat Penggunaan Uji T - Test Dependent
Syarat – syarat penggunaan uji t – test dependent, terdiri dari :
1. Uji komparasi antar dua nilai pengamatan berpasangan, misalnya: sebelum dan sesudah
2. Digunakan pada uji parametrik dimana syaratnya sebagai berikut:
a. satu sampel (setiap elemen mempunyai 2 nilai pengamatan)
b. merupakan data kuantitatif (rasio-interval)
c. Data berdistribusi normal (di populasi terdapat distribusi difference = d yang
berdistribusi normal dengan mean μd=0 dan variance =1)
(Sugiyono, 2010).
E. Jenis Hipotesis pada Uji T - Test Dependent
1. Uji dua arah. Pada hipotesis awal tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-
rata 1 dan rata-rata 2, sedangkan pada hipotesis alternatif sebaliknya yaitu terdapat
perbedaan rata-rata 1 dan rata-rata 2.

2. Uji satu arah dimana pada hipotesis awal kelompok atau sampel 1 memiliki rata-rata
sama dengan atau lebih besar dengan rata-rata kelompok 2. sedangakan hipotesis
alternatif rata-rata kelompok 1 lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.

3. Uji satu arah ini kebalikan pada hipotesis kedua, dimana pada hipotesis awal kelompok
atau sampel 1 memiliki rata-rata sama dengan atau lebih kecil dengan rata-rata
kelompok 2. sedangakan hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1 lebih besar
dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.

Hipotesis awal ditolak, bila:


|t hitung| > t tabel ( terdapat perbedaan / Ha)
atau:
Hipotesis awal diterima, bila:
|t hitung| <= t tabel (tidak terdapat perbedaan / Ho)
F. Rumus
Menurut Sugiyono (2010), rumus uji t-test dependent, yaitu :
Statistik hitung (t hitung):

Dimana:

Keterangan
D = Selisih x1 dan x2 (x1-x2)
n = Jumlah Sampel
X bar = Rata-rata
Sd = Standar Deviasi dari d.
G. Langkah Menggunakan Uji T – Test Dependent
Menurut Ratih (2014), Langkah-langkah pengujian signifikansi (hipotesis) dalam
Pengujian Perbedaan Rata‐rata Dua kelompok berpasangan:
1. Tetapkan H0 dan H1
2. Tetapkan titik kritis (tingkat kepercayaan 95 %) atau (tingkat kepercayaan 99 %) yang
terdapat pada tabel “t”.
3. Tentukan daerah kritis, dengan db = n -1.
4. Tentukan t hitung dengan menggunakan rumus.
5. Lakukan uji signifikansi dengan membandingkan besarnya “ t” hitung dengan “t” tabel.
H. Contoh Kasus dalam Pengerjaan Pengujian Signifikansi (hipotesis)
Suatu kegiatan penelitian eksperimental, telah berhasil menemukan metode “ABG”
sebagai metode baru untuk mengajarkan mata kuliah Statistika II. Dalam rangka uji coba
terhadap efektifitas atau keampuhan metode baru itu, dilaksanakan penelitian lanjutan
dengan mengajukan Hipotesis Nol (Nihil) yang mengatakan : Tidak terdapat perbedaan
yang signifikan nilai Statistika II antara sebelum dan sesudah di terapkannya metode
“ABG” sebagai metode mengajar mahasiswa UIB semester 6. Dalam rangka pengujian ini
diambil sampel sebanyak 20 mahasiswa. Gunakan taraf kepercayaan 95 % (alfa=5% )
untuk menguji pernyataan (Hipotesis) tersebut.
Datanya Sebagai berikut:
Nilai Statistika II
Nama
Sebelum Sesudah
A 78 75
B 60 68
C 55 59
D 70 71
E 57 63
F 49 54
G 68 66
H 70 74
I 81 89
J 30 33
K 55 51
L 40 50
M 63 68
N 85 83
O 70 77
P 62 69
Q 58 73
R 65 65
S 75 76
T 69 86

Langkah -langkah yang dilakukan:


1. Menentukan Hipotesis yang digunakan, yaitu:
Ho:Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar sebelum dan sesudah
Ha:Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar sebelum dan sesudah

2. Menetapkan titik kritis yaitu alfa 5%


3. Menentukan daerah kritis, dengan db = n -1=20-1=19
4. Menentukan t hitung
a) Memulai dengan menghitung selisih D.

b) Menghitung Standar Deviasi:

c) Menghitung t hitung:
d) Melakukan uji signifikansi
Diketahui t tabel = 2,093. Sehingga |t hitung| > t tabel.
Sehingga dapat disimpulkan:
Ho ditolak , sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
hasil belajar statistika II sebelum dan sesudah diterapkannya Metode “ABG”.
Sumber :Setiawan, 2013
I. Contoh Skripsi
1. Judul : Efek Pendidikan Gizi dengan Media Leaflet terhadap Peningkatan
Pengetahuan tentang Serat Makanan (Dietary Fiber) pada Remaja di SMK Dwija
Dharma Boyolali.
Oleh : Ika Dyah Pramita Sari
Variabel bebas : Pendidikan gizi
Variabel terikat : Pengetahuan remaja tentang serat makanan.
a. Variabel sebelum diberikan pendidikan gizi
Skala : Rasio
Alat Ukur : kuisioner, alat tulis
Cara ukur : wawancara
b. Variabel pengetahuan sesudah diberikan pendidikan gizi
Skala : Rasio
Alat ukur : kuisioner, alat tulis
Cara ukur : wawancara
c. Variabel pendidikan gizi
Skala :-
Alat ukur : leaflet
Cara ukur : ceramah
Hasil Uji Paired-Sanple T – Test
Variabel:Pengetahuan gizi sebelum dan sesudah diberi pendidikan gizi tentang serat.
thitung: - 14.73
pvalue : 0.05
| thitung | pvalue > (14.73 > 0.05). Maka Ho ditolak, sehingga terdapat perbedaan
pengetahuan tentang serat makanan pada remaja sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan dengan media leaflet di SMK Dwija Dharma Boyolali.
KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Nasrul, Setiawan.2013. “Uji t Perbedaan Rata‐rata Dua kelompok berpasangan (dependent)


parametrik” (online), (http://statistikceria.blogspot.com/2013/12/Pengujian-
Perbedaan-Rata-rata-Dua-kelompok-berpasangan-dependent-
parametrik.html, diakses tanggal 1 Desember 2014)
Ridwan. 2006. Dasar – Dasar Statistika. Bandung : Alfabeta
Ridwan. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Ridwan. 2009. Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai