Anda di halaman 1dari 18

Diabetes Melitus Tipe I

Kelompok V
Definisi
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2013,
diabetes melitus adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai
dengan adanya hiperglikemia yang terjadi karena pankreas tidak
mampu mensekresi insulin, gangguan kerja insulin, ataupun
keduanya.
Epidemiologi
• Global
Penderita diabetes mellitus tipe 1 adalah sekitar 5-10 %, atau sekitar 11-22
juta penderita di dunia. Sekitar 440.000 anak-anak di bawah usia 14 tahun
sudah mengidap diabetes mellitus tipe 1 di tahun 2006. Insidensi diabetes
mellitus tipe 1 meningkat tiap tahunnya sebesar 3%-5% secara global.
• Indonesia
Di Indonesia, tidak ada data epidemiologi khusus mengenai diabetes
mellitus tipe 1. Walau demikian, prevalensi diabetes sekitar 4,8%-5,1%
pada tahun 2012.
• Mortalitas
Angka kematian akibat diabetes berkisar 6% dari semua kasus kematian.
Etiologi
• Hipotesis sinar matahari
Waktu yang lama dihabiskan dalam ruangan (mengurangi paparan sinar
matahari kepada anak-anak) akan mengakibatkan berkurangnya kadar vitamin D,
dimana dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes mellitus tipe 1.
• Hipotesis Higiene atau Hipotesis Kebersihan
Kurangnya paparan dengan prevalensi patogen (menjaga anak-anak terlalu
bersih), dapat menyebabkan hipersensitivitas autoimun, yaitu kehancuran sel
beta yang memproduksi insulin didalam tubuh oleh leukosit.
• Hipotesis Susu Sapi
Eksposur terhadap susu sapi dalam susu formula pada 6 bulan pertama pada
bayi dapat menyebabkan kekacauan pada sistem kekebalan tubuh dan
meningkatkan risiko untuk mengembangkan diabetes mellitus tipe 1 di kemudian
hari.
• Hipotesis POP
Eksposur terhadap polutan organik yang persisten (POP)
meningkatkan risiko kedua jenis diabetes. Publikasi jurnal oleh
Institut Nasional Ilmu Kesehatan Lingkungan menunjukkan
peningkatan yang signifikan secara statistik dalam tingkat rawat
inap untuk diabetes dari populasi yang berada di tempat Kode ZIP
yang mengandung limbah beracun.
• Hipotesis Akselerator
Menunjukkan bahwa tipe 1 diabetes merupakan bagian sederhana
dari kontinum yang sama dari tipe 2, tetapi muncul lebih dulu.
Menyatakan bahwa peningkatan berat dan tinggi anak-anak pada
abad terakhir ini telah "dipercepat", sehingga kecenderungan
mereka untuk mengembangkan tipe 1 dengan menyebabkan sel
beta di pankreas di bawah tekanan untuk produksi insulin.
Patofisiologi
• Setelah makan, saluran pencernaan memecah dan mengubah karbohidrat
menjadi glukosa. Setelah melepas glukosa kedalam aliran darah, insulin
menyebabkan sel-sel di seluruh tubuh untuk menyerap gula ini dan
menggunakannya sebagai energi.
• Insulin juga berperan dalam menyeimbangkan kadar glukosa darah. Ketika
glukosa dalam aliran darah terlalu banyak, insulin memberi tanda pada tubuh
untuk menyimpan kelebihan gula tersebut di dalam hati/liver. Gula ini tidak
dilepas sampai gula darah turun, seperti di antara waktu makan atau pada waktu
stres ketika tubuh membutuhkan dorongan energi tambahan.
• Apabila jumlah atau dalam fungsi/aktivitas insulin mengalami defisiensi
(kekurangan) insulin, hiperglikemia akan timbul dan hiperglikemia ini adalah
diabetes. Kekurangan insulin ini bisa absolut apabila pankreas tidak
menghasilkan sama sekali insulin atau menghasilkan insulin, tetapi dalam jumlah
yang tidak cukup, misalnya yang terjadi pada IDDM (DM Tipe 1).
Mekanisme Kerja Obat
• Insulin kerja cepat (rapid acting insulin)
Insulin kerja ultra pendek mempunyai daya absorpsi pada
tempat suntikan lebih cepat (90% dalam 100 menit)
dibandingkan regular insulin (90% dalam 150 menit). Awitan
kerja lebih cepat, puncak konsentrasi lebih tinggi dan lebih
dini, serta lama kerja lebih singkat. Contoh : Insulin Aspart,
Lispro dan Glulisine.
• Insulin kerja pendek (short acting insulin)
• Insulin kerja menengah (intermediate acting insulin)
• Insulin kerja panjang (long acting insulin)
• Insulin campuran (mixture insulin)
Prinsip terapi insulin pada DMT1 sesuai dengan Konsensus Nasional Pengelolaan
Diabetes Melitus Tipe 1 yang dikeluarkan oleh UKK Endokrinologi Anak&Remaja
Ikatan Dokter Anak Indonesia (2009) adalah sebagai berikut:
• Regimen insulin sangat bersifat individual
• Pemilihan regimen harus memperhatikan faktor umur, lama menyandang DMT1,
gaya hidup (pola makan, kegiatan fisis, sekolah, dll.), sasaran kendali glikemik,
dan kebiasaan individu/keluarga
• Kecil kemungkinannya untuk mencapai normoglikemia pada anak dan remaja
dengan pemberian insulin 1 kali/hari
• Insulin tidak boleh dihentikan meskipun pada keadaan sakit
• Konsep basal-bolus memiliki kemungkinan terbaik menyerupai sekresi insulin
fisiologis
• Sangat dianjurkan paling tidak menggunakan 2 kali injeksi insulin per hari
(campuran insulin kerja cepat/pendek dengan insulin basal)
• Pada fase remisi sering kali hanya memerlukan 1 kali suntikan insulin kerja
menengah, panjang atau basal untuk mencapai kendali metabolik yang baik.
Indikasi Insulin
Terapi awal insulin diberikan dengan pertimbangan pada pasien yang
berbadan kurus karena penurunan berat badan yang drastis, pasien
dengan sakit hati, ginjal, dan sakit berat. Indikasi lain dari pemberian
insulin, adalah:
• Penderita DM tipe 1.
• Diabetes kehamilan, jika dan hanya jika kadar gula dalam darah tidak dapat
dikendalikan dengan diet.
• DM dengan ketoasidosis.
• Pada pengobatan sindrom hiperglikemia non-ketosis hiperosmolar
• DM tipe 2 yang tidak dapat mengatasi kadar gula darah, seperti pada
tindakan bedah, trauma, dan lain-lain.
Efek Samping Insulin
Hipoglikemia adalah komplikasi parah yang paling penting dalam
pengobatan insulin. Diatasi dengan suntikan intravena glukosa
untuk pasien di bawahsadar, tetapi gula diberikan sebagai
minuman manis pada mereka dengan gejala ringan. Insulin di
induksi pasca hipoglikemi hiperglikemia (somogyl effect) terjadi
ketika hipoglikemia (misalnya di jam awal pagi) di induksi
melampaui hormon (adrenalin, hormone pertumbuhan,
glukokortikosteroid, glucagon) yang mengangkat glukosa darah.
Adapun reaksi alergi local atau sistemik terhadap insulin, ditandai
dengan gatal, kemerahan dan bengkak di tempat suntikan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai