Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN

SKRINING GIZI
TAHUN 2014

RSUI MADINAH KASEMBON


DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................


Daftar Isi ...............................................................................................................
Lembar Pengesahan ..............................................................................................
Definisi .................................................................................................................
1. Pengertian .........................................................................................................
2. Tujuan ...............................................................................................................
Ruang Lingkup .....................................................................................................
1. Skrining Gizi Pada Anak (0-14 Tahun) ............................................................
2. Skrining Gizi Pada Pasien Dewasa (14-65 Tahun ............................................
3. Skrining Gizi Pada Pasien Lansia (> 65 Tahun) ...............................................
Tata Laksana .........................................................................................................
Dokumentasi .........................................................................................................

ii
LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PENGESAHAN PENGESAHAN DOKUMEN RS. BAPTIS BATU


NAMA KETERANGAN TANDA TANGAN TANGGAL

iii
DEFINISI
1. Pengertian.
Skrining gizi adalah suatu sistem dari nutritional assessment untuk
mendeteksi dini pada perseorang atau sekelompok orang yang memiliki
resiko terkena mal nutrisi, beresiko mal nutrisi atau tidak terkena mal nutrisi
sehingga dapat diberikan intervensi dengan cepat dan dalam skala yang
banyak. (Principle of Nutrition Assessment, Gibson. 2005)

2. Tujuan
- Mengidentifikasi secara cepat individu yang beresiko dan tidak beresiko
mal nutrisi.
- Memprediksi kemungkinan membaik atau memburuknya keadaan pasien
untuk intervensi lebih lanjut.
- Menentukan siapa yang membutuhkan dukungan nutrisi dan dukungan
nutrisi apa yang sesuai

1
RUANG LINGKUP

1. Skrining gizi pada anak (0-14)


- Asesmen Gizi pada anak dilakukan berdasarkan kriteria Screening Tool for
the Assessment of Malnutrition in Paediatric (STAMP).
- Langkah pertama : Diagnosis
Tahap ini untuk mendeteksi apakah terdapat masalah gizi, seperti:
disfagia, atau hal-hal yang kemungkinan menyebabkan masalah gizi, seperti:
kebiasaan makan yang salah, atau tidak terdapat masalah gizi. Masing masing
kategori memiliki score tersendiri

Definitely Nutritional Possibly Nutritional Implication = No Nutritional


Implications = Score 3 Score 2 Implication =
Score 0

 Bowel failure  Behavioural eating problems  Day case


 Intractable diarrhea  Cardiology surgery
 Burns and major trauma  Cerebral palsy  investigations

 Crohn’s disease  Cleft lip and palate


 Dysphagia  Coeliac disease
 Liver Disease  Diabetes
 Major surgery  Gastro-oesophageal reflux
 Multiple food allergies/  Minor surgery
intolerance  Neuromuscular conditions
 Oncology on active  Psychiatric disorders
treatment  Respiratory syncytial virus (RSV)
 Renal disease/failure  Single food allergy/intolerance
 Inborn errors of
metabolism

2. Langkah kedua : Intake makanan

2
Tahap ini untuk mengatahui intake makanan pasien, dikategorikan
menjadi: pasien tidak mendapat intake makanan diberi skor 3, pasien
mendapat intake makanan tapi kuantitasnya tidak mencukupi kebutuhan
diberi skor 2, atau pasien mendapat makanan sesuai kebutuhannya diberi
skor 0. Hal ini bisa dilakukan dengan wawancara /bertanya pada orangtua/
pengasuh pasien.
3. Langkah ke tiga: berat badan dan tinggi badan
Pada tahap ini dilakukan assessment terhadap berat badan dan tinggi
badan, hasilnya dibandingkan dengan baku acuan-centile dan diberi score.

Cara pembacaan BB dan TB pada growth chart adalah :


a) Ukur berat badan dan tinggi badan anak
b) Lihat dan letakkan hasil pengukuran dengan tabel growth chart
c) Bandingkan dengan syarat yang ada di step 3 :
- Bila beda centil BB dan TB mencapai lebih dari 3 kolom diberi score 3.
- Bila beda centil BB dan TB mencapai lebih dari 2 kolom diberi score 2.
- Bila beda centil BB dan TB mencapai 0-1 kolom diberi score 0.

3
4. Langkah ke empat : Risiko malnutrisi secara keseluruhan
Pada tahap ini, score yang diperoleh dari tahap 1, 2, dan 3 diakumulasikan,
kemudian hasilnya dibandingkan dengan baku acuan untuk m enentukan
risiko malnutrisi pasien: berisiko malnutrisi tingkat tinggi, beresiko malnutrisi
tingkat sedang, atau beresiko malnutrisi tingkat rendah.
Cut off Score
High risk ≥4
Medium risk 2–3
Low risk 0–1

5. Langkah kelima : Asuhan gizi


Pada tahap ini, terdapat saran asuhan gizi yang harus dilakukan terkait
dengan hasil yang diperoleh pada tahap 4.
a) High Risk
- Memberikan intervensi dengan mengisi Formulir Asuhan Gizi
- Merujuk kepada Ahli Gizi, Tim Support Gizi, atau konsultan.
- Memonitor setiap perencanaan intervensi yang dilakukan.

b) Medium Risk
- Memonitor intake giziselama 3 hari.
- Mengulangi screening setelah 3 hari.

4
- Memperbaikiperencanaanintervensisesuaidengankebutuhan.
c) Low Risk
- Melanjutkan intervensi klinik dan gizi secara rutin.
- Mengulangi screening setiap minggu ketika pasien anak berada
padarawatRumahSakit.
- Memperbaiki perencanaan intervensi sesuai dengan kebutuhan.
6. Catat pada form skrining gizi pada pasien anak.

4. Skrining gizi pada Pasien Dewasa (14-65 tahun)


1. Asesmen Gizi dilakukan berdasarkan kriteria Malnutrition Universal
Screening Tools ( MUST ).
2. Langkah pertama : hitung Indeks Massa Tubuh ( IMT ) pasien dengan
menggunakan kurva terlampir dan berikan skor.

Alternatif (penghitungan Lingkar lengan atas / LLA berdasarkan umur)

5
- Lengan bawah sisi kiri pasien harus ditekuk 90° terhadap siku, dengan
lengan atas paralel di sisitubuh. Ukur jarak antara tonjolan tulang bahu
(akromion) dengan siku (olekranon). Tandai titik tengahnya.
- Perintahkan pasien untuk merelaksasikan lengan atasnya, ukur lingkar
lengan atas di titik tengah, pastikan pita pengukur menempel tidak terlalu
ketat
Skor diperoleh dengan membandingkan hasil pengukuran dibagi dengan tabel
LILA berdasarkan umur:

Kemudian diberikan skor berdasarkan:


LILA/U Skor
> 120 % 0
90% - 120% 0
70 % - 90% 1
< 70 % 2

7. Langkah kedua : nilai persentase kehilangan berat badan yang tidak


direncanakan dan berikan skor 1 bila ada penurunan berat badan, dan 0
bila tidak ada penurunan berat badan
8. Langkah ke tiga : nilai efek / pengaruh akut dari penyakit yang diderita
pasien dan berikan skor ( rentang antara 0 – 2 ). Sebagai contoh, jika
pasien sedang mengalami penyakit akut dan sangat sedikit / tidak
terdapat asupan makanan > 5 hari, berikan skor 2.
9. Langkah ke enpat : tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1, 2, dan
3 untuk menilai adanya resiko malnutrisi
i. Skor 0 = resiko rendah

6
ii. Skor 1 = resiko sedang
iii. Skor 2 = resiko tinggi
10. Langkah ke lima : gunakan panduan tatalaksana untuk merencanakan
strategi keperawatan berikut ini
a. Risiko rendah
Perawatan rutin: ulangi skrining pada pasien di rumah sakit setiap
minggu
b. Risiko sedang
Melakukan observasi, mencatan asupan makanan selama 3 hari. Bila
adekuat, ulangi skrining setiap minggu selama dirawat di rumah sakit.
Jika tidak adekuat, rencanakan strategi untuk perbaikan dan
peningkatan asupan gizi, pantau, dan kaji ulang progran pemberian
makanan secara teratur
c. Risiko tinggi
Perbaiki dan tingkatkan asupan gizi, pantau dan kaji ulang program
pemberian nutrisi dengan mengisi Formulir Asuhan Gizi

untuk semua kategori:


a. Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam pemilihan
jenis makanan
b. Catat kategori resiko malnutrisi
c. Catat kebutuhan akan diet khususnya
Catat pada form skrining gizi pada pasien dewasa.

3. Skrining Gizi Pada Pasien Lansia (>65 tahun).


1. Asesmen Gizi dilakukan berdasarkan kriteria Mini Nutritional Assessment
(MNA).
2. MNA menggunakan instrument checklist denganmengisikankolom yang
tersediasesuaikondisipasien
3. form screening MNAterdiri dari 6 pertanyaa meliputiintake makanan,
Penurunan berat badan, mobilitas, stress psikologi, masalah
neuropsichologi, dan BMI.

7
4. Isikan nama, berat badan, tinggi badan, dan tanggal melakukan skrining.
5. Pertanyaan dari form MNA adalah:
a. Food intake
Penurunan intake makanan berkisar sejak 3 bulan yang lalu akibat
kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan, kesulitan mengunyah
atau menelan, dengan skor:
0 = penurunan intake berat
1 = penurunan intake ringan
2 = tidak terjadi penurunan intake
Dapat ditanyakan dengan:
- Apakah konsumsi anda menurun berkisar sejak 3 bulan yang lalu?
- Jika iya, apakah dikarenakan kurang nafsu makan, kesulitan
mengunyah atau menelan?
- Jika iya, apakah hanya sedikit sekali makanan yang anda konsumsi?
- Jika merupakan pengukuran ulang : apakah pola makan anda
berubah sejak pengukuran terakhir?
b. Penurunan berat badan
Penurunan berat badan sejak 3 bulan yang lalu dengan skor:
0 = penurunan BB > 3kg
1 = penurunan BB tidakdiketahui
2 = penurunan BB antara 1 – 3 kg
3 = tidakterjadipenurunan BB
Dapat ditanyakan dengan:
- Apakah anda mengalami penurunan BB tanpa direncanakan sejak 3
bulan terakhir?
- Apakah ikat pinggang anda menjadi lebih longgar?
- Berapa kg kira-kira penurunan BB yang anda alami?
c. Mobilitas
Dengan skor
0 = hanya berada di kasur atau kursi
1 = dapat beranjak dari kasur / kursi namun tidak keluar rumah
2 = dapatpergikeluarrumah

8
Dapat ditanyakan dengan:
- Apakah anda dapat beranjak dari kasur / kursi?
- Apakah anda dapat pergi keluar rumah?
d. Stres psikologi
Stress psikologi atau penyakit akut yang diderita pasien, dengan skor
0 = iya
1 = tidak
Dapat ditanyakan dengan
- Apakah anda sakit baru-baru ini?
- Apakah anda merasa kehilangan akhir-akhir ini?
e. Masalah neuropsikologi
Dengan skor:
0 = depresi atau dementia berat
1 = dementia ringan
2 = tidak ada masalah neuropsikologi
Data didapatkan dari petugas medis maupun pihak yang merawat pasien
Jika pasien lambat merespon, atau mengalami dementia berat maka
perlu dilakukan cross check pada petugas medis maupun pihak yang
merawat pasien mengenai pertanyaan A, B, C, D.
f. IMT
Dengan skor:
0 = IMT < 19
1 = IMT <21
2 = IMT <23
3 = IMT 23 atau lebih
Bila IMT tidak dapat digunakan, dapat diganti dengan pertanyaan
dibawah ini
Lingkar Lengan Atas (LILA)
0 = Hasil pengukuran < 23,5 cm
3 = Hasilpengukuran>23,5
6. Semua pertanyaan ditotal, sehingga mendapat skor skrining:
12-14 : Status gizi normal

9
8-11 : Berisiko malnutrisi
0-7 : Malnutrisi
7. Asuhan gizi dilakukan berdasarkan total skor yang didapatkan:
a. Status gizi normal:
- Dilakukan skrining ulang setelah kejadian akut atau penyakit
- Dilakukan skrining ulang sekali dalam setahun di komunitas
- Dilakukan skrining ulang setiap 3 bulan sekali pada pasien rawat jalan
b. Berisiko malnutrisi:
Pada pasien tanpa penurunan berat badan
- Dilakukan monitoring terhadap berat badan
- Dilakukan skrining ulang setiap 3 bulan sekali
Pada pasien dengan penurunan berat badan
- Dilakukan intervensi dengan memberikan diet sesuai dengan
kebutuhannya dan memberikan suplementasi oral (400 kkal/hari)
- Dilakukan monitoring terhadap berat badan
- Dilakukan asesmen gizi secara mendalam dengan mengisi formulir
pengkajian gizi
c. Malnutrisi:
- Dilakukan intervensi dengan memberikan suplementasi oral (400-
600kkal/hari) dan memberikan diet sesuai kebutuhannya
- Dilakukan monitoring terhadap berat badan
- Dilakukan asesmen gizi secara mendalam dengan mengisi Formulir
AsuhanGizi

TATA LAKSANA
Pasien yang berisiko masalah gizi dilakukan pengkajian gizi lebih lanjut dengan
mengisi formulir asuhan gizi. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

10
1. Menuliskan data diri pasien
2. Melakukan assessment gizi berupa :
a. Antropometri
Mengukur berat badan dan tinggi badan, atau LILA dan tinggi lutut
kemudian disimpulkan status gizinya. Bisa menggunakan data dari skrining
gizi.
b. Biokimia
Mencatat hasil pemeriksaan laboratorium terkait gizi dari rekam medis dan
menyimpulkannya sesuai cut off yang digunakan, dan mencantumkan
tanggal pemeriksaan lab
c. Fisik dan klinis
Mencatat hasil pemeriksaan fisik maupun klinis terkait gizi dari rekam
medis dan menyimpulkan hasilnya
d. Dietary atau riwayat gizi dahulu dan sekarang
Melakukan wawancara singkat mengenai kebiasaan makan pasien sebelum
masuk Rumah Sakit berupa:
- berapa kali makan dalam sehari
- makanan pokok yang biasa dikonsumsi dan porsinya
- lauk hewani yang sering dikonsumsi dan cara pengolahannya
- lauk nabati yang sering dikonsumsi dan cara pengolahannya
- sayuran yang sering dikonsumsi dan cara pengolahannya
- kebiasaan konsumsi buah dan buah yang sering dikonsumsi
- kebiasaan minum dan porsinya
- kebiasaan jajan atau ngemil serta aktifitas/ kebiasaan olahraga
e. Menyimpulkan riwayat gizi dahulu
3. Membuat diagnosa gizi pasien terkait masalah yang ditemukan, menggunakan
NCP (problem-etiologi-sign/symptom), misalnya ..(problem)... disebabkan oleh
..(etiologi)... ditandai dengan ...(sign/symptom)...

4. Menghitung kebutuhan energi untuk anak menggunakan RDA x BBI + (BEE x


FS), sedangkan untuk dewasa nondiabetes menggunakan rumus Harris

11
Benedict. Pasien dewasa dengan diabetes menggunakan rumus Perkeni,
kemudian diisikan pada kolom rencana intervensi gizi
5. Menentukan intervensi gizi yang dilakukan (modifikasi diet, konsultasi gizi,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya)
6. Menentukan rencana monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan
7. Melakukan monitoring dan evaluasi
8. Ahli gizi menuliskan nama, mengisikan tanggal melakukan pengkajian gizi,
dan menandatangani Formulir Asuhan Gizi pasien

DOKUMENTASI

12
Skrining gizi dalam rekam medik pasien didokumentasikan didalam RM
25.1 hingga 25.4.

13

Anda mungkin juga menyukai