Penggerusan Biji jagung mula – mula ditimbang hingga massanya 500 gram. Selanjutnya, digiling menggunakan Hammer mill dengan variasi waktu yang berbeda – beda. Sehingga efisiensi dari proses penggilingan dapat diketahui. Berdasarkan data yang disajikan pada tabel, efisiensi penggilingan yang dihasilkan tidak mencapai 100%. Hal ini dikarenakan partikel – partikel halus dari penggilingan biji jagung berhamburan di udara maupun menempel pada Hammer Mill yang menyebabkan output dari penggilingan lebih kecil dari inputnya. Semakin kecil selisih antara input dan output maka efisiensi yang dihasilkan semakin besar sehingga perhitungan semakin teliti. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa efisiensi dalam produksi dapat tercapai jika suatu sumber daya yang tersedia dalam hal ini biji jagung dapat di alokasikan secara efektif dan efisien dengan didukung oleh fasilitas produksi yang baik dalam hal ini Hammer mill. Pada tabel hubungan antara jumlah bahan dan waktu penggerusan, dapat disimpulkan bahwa semakin berkurangnya jumlah bahan yang masuk penggilingan maka semakin sedikit penggunaan waktu dan energi yang dibutuhkan untuk melakukan penggerusan terhadap bahan tersebut. Hal ini dikarenakan pengecilan ukuran partikel bahan yang terjadi saat penggilingan, sehingga efisiensi yang dihasilkan dapat meningkat secara signifikan.
3.2 Efisiensi proses sieving pada sieve tray
Sama halnya pada proses penggilingan menggunakan Hammer Mill. Efisiensi sieving dapat dihitung dengan membandingkan antara output dan input bahan yang digunakan. Sieving tersusun atas empat tray yang mana semakin ke bawah ukuran pertikelnya semakin kecil. Kemudian proses sieving ini dilakukan selama 5 menit dan diulangi sebanyak 3 kali. Berdasarkan tabel efisiensi proses sieving pada sieve tray, efisiensi sieving yang dihasilkan tidak mencapai 100% akan tetapi terdapat peningkatan efisiensi dari proses sieving pertama dan sieving kedua. Hal ini dikarenakan jumlah input bahannya tidak jauh berbeda sehingga menghasilkan output yang tidak jauh berbeda pula. Namun, pada proses sieving ketiga terjadi penurunan efisiensi dari sebelemnya. Hal ini dikarenakan terdapat partikel – partikel halus yang masih tertinggal di setiap tray – tray pada sieving sehungga input tidak sama dengan output. Akan tetapi, secara keseluruhan proses sieving kali ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hasil ukuran partikel bahan yang telah digiling pada tiap – tiap penggilingan sebelumnya juga akan mempengaruhi terjadinya peningkatan ataupun penurunan efisiensi sieving yang terjadi.