Anda di halaman 1dari 1

3.

1 Hubungan antara Jumlah Bahan dan Waktu


Penggerusan
Biji jagung mula – mula ditimbang hingga massanya
500 gram. Selanjutnya, digiling menggunakan Hammer
mill dengan variasi waktu yang berbeda – beda. Sehingga
efisiensi dari proses penggilingan dapat diketahui.
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel,
efisiensi penggilingan yang dihasilkan tidak mencapai
100%. Hal ini dikarenakan partikel – partikel halus dari
penggilingan biji jagung berhamburan di udara maupun
menempel pada Hammer Mill yang menyebabkan output
dari penggilingan lebih kecil dari inputnya. Semakin kecil
selisih antara input dan output maka efisiensi yang
dihasilkan semakin besar sehingga perhitungan semakin
teliti. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa efisiensi
dalam produksi dapat tercapai jika suatu sumber daya
yang tersedia dalam hal ini biji jagung dapat di alokasikan
secara efektif dan efisien dengan didukung oleh fasilitas
produksi yang baik dalam hal ini Hammer mill.
Pada tabel hubungan antara jumlah bahan dan waktu
penggerusan, dapat disimpulkan bahwa semakin
berkurangnya jumlah bahan yang masuk penggilingan
maka semakin sedikit penggunaan waktu dan energi yang
dibutuhkan untuk melakukan penggerusan terhadap bahan
tersebut. Hal ini dikarenakan pengecilan ukuran partikel
bahan yang terjadi saat penggilingan, sehingga efisiensi
yang dihasilkan dapat meningkat secara signifikan.

3.2 Efisiensi proses sieving pada sieve tray


Sama halnya pada proses penggilingan
menggunakan Hammer Mill. Efisiensi sieving dapat
dihitung dengan membandingkan antara output dan input
bahan yang digunakan. Sieving tersusun atas empat tray
yang mana semakin ke bawah ukuran pertikelnya semakin
kecil. Kemudian proses sieving ini dilakukan selama 5
menit dan diulangi sebanyak 3 kali.
Berdasarkan tabel efisiensi proses sieving pada sieve
tray, efisiensi sieving yang dihasilkan tidak mencapai
100% akan tetapi terdapat peningkatan efisiensi dari
proses sieving pertama dan sieving kedua. Hal ini
dikarenakan jumlah input bahannya tidak jauh berbeda
sehingga menghasilkan output yang tidak jauh berbeda
pula. Namun, pada proses sieving ketiga terjadi penurunan
efisiensi dari sebelemnya. Hal ini dikarenakan terdapat
partikel – partikel halus yang masih tertinggal di setiap
tray – tray pada sieving sehungga input tidak sama dengan
output. Akan tetapi, secara keseluruhan proses sieving kali
ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hasil
ukuran partikel bahan yang telah digiling pada tiap – tiap
penggilingan sebelumnya juga akan mempengaruhi
terjadinya peningkatan ataupun penurunan efisiensi
sieving yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai