Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nisfi Laela

Nim : 5213416020
Tanggal : 30 Juni 2018

UAS PETROKIMIA

1. Pohon Industri Petrokimia


Industri petrokimia adalah industri yang menghasilkan produk – produk
industri kima organik seperti bahan baku polymer dan sumber bahan baku lain
yang berasal dari hasil pengolahan minyak bumi dan gas alam seperti batubara
dan lain sebagainya. Berikut ini merupakan gambaran sederhana dari pohon
industri petrokimia:

• plastik
• parasetamol
Aromatik
• deterjen
• tekstil

• ban
• cat
Olefin
• minuman
kesehatan

Industri • kertas
Berbasis
• tekstil
Petrokimia C1
• pupuk

petroki  Produk dasar


mia hulu
 Produk antara

petroki  Produk akhir


mia hilir
 Produk jadi

Bahan Petrokimia : Minyak bumi, Gas alam, senyawa pengotor


2. Langkah – langkah untuk mendirikan pabrik atau industri petrokimia
Dalam mendirikian sebuah industri petrokimia perlu mempertimbangkan
langkah – langkah sebagai berikut:
a) Menentukan Latar Belakang Pendirian Pabrik.
Dalam hal ini harus mengetahui dengan jelas alasan mengapa pabrik
petrokimia akan di dirikan dan mencakup fungsi 5W + 1H? dan alasan –
alasan yang mendukung berdirinya pabrik tersebut.
b) Penentuan Kapasitas Pabrik
Ketika akan mendirikan sebuah industri maka hal yang perlu
dilakukan juga merancang penentuan kapasitas industrinya agar dapat
memperkirakan segala kebutuhan yang diperlukan dalam proses internal
produksi maupun eksternal pembuatan industri tersebut seperti,
ketersediaan bahan baku, dll.
c) Penentuan Lokasi Pabrik
Letak geografis atau tata letak pendirian pabrik sangat berpengaruh
terhadap keberlangsungan pabrik tersebut. Untuk itu, perlu dilakukan
survey lokasi sebelum pendirian suatu pabrik. Adapaun beberapa faktor
yang dapat dijadikan bahan pertimbangan pada penentuan lokasi pabrik
anatar lain: sumber bahan baku, ketersediaan unit pendukung utilitas (air,
listrik, dll), kebutuhan tenaga kerja, pemasaran, dan sebagainya.
d) Tinjauan Pustaka
Pada tahap ini, sebelum mendirikan sebuah pabrik petrokimia maka
perlu mengetahui macam proses dan alasan penggunaan proses pada pabrik
tersebut. Selain itu juga harus mengetahui sifat – sifat fisis ataupun kimia
dari jenis bahan yang digunakan, hal ini penting unutuk proes penganan
limbah yang di hasilkan dari pabrik tersebut.
e) Diagram Alir dan Tahapan Proses
Hal ini di perlukan agar pabrik petrokimia dapat menghasilkan
produk – produk yang berkualitas berdasarkan tahapan proses yang jelas dan
benar.
f) Neraca Massa dan Neraca Panas
Dalam industri petrokimia tentunya tidak lepas dari du hal diatas,
karena ini merupakan landasan utama dalam pembuatan pabrik kimia.
Dengan begitu, kita dapat memperhitungkan macam – macamnya yang ada
seperti pada proses produk ataupun umur alat – alat yang digunakam pada
suatu pabrik.
g) Lay out Pabrik dan Peralatan
Lay out pabrik merupakan suatu desain pengaturan seperangkat
fasilitas – fasilitas dalam pabrik. Hal ini sangatlah penting guna
mendapatkan efisiensi, keselamatan dan kelancaran baik bagi para pekerja
ataupun prosesnya.
h) Spesifikasi Alat
Pada langkah ini, kita harus mampu memilih alat – alat apa saja yang
nantinya akan di gunakan dan sesuai dengan pabrik yang akan didirikan.
i) Unit Pendukung Proses dan Laboratorium
Pada suatu industri apapun tentunya terdapat laboratorium yang
berperan sebagai controlling produk yang di hasilkan bermutu baaik
ataupun tidak. Selain itu, juga berfungsi dalam menangani limbah yang di
hasilkan dari sisa produksi.
j) Manajemen Pabrik dan Analisa Ekonomi
Hal ini juga merupakan hal yang sangat penting karena nantinya
berfungsi untuk mengatur manajemen pabrik yang di buat. Contohnya
seperti menggaji buruh, biaya perbaikan alat, biaya produksi, dan
sebagainya.

3. Pra – rancangan pabrik sederhana


Dalam hal ini saya akan memberikan gambaran sederhana tentang pra –
rancangan “pabrik ethylene dari refinery gas dengan kapasitas 400.000 ton per
tahun”. Berikut gambaran atau penjelasan sederhana pra - rancang pabrik
ethylene dari refinery gas yang akan saya buat:
Pabrik ethylene dari refinery gas dengan kapasitas 400.000 ton per tahun
rencananya akan didirikan di luar pulau jawa tepatnya di Kabupaten Bontang
Kaliman Timur. Keputusan letak geografis pabrik sudah di pertimbangkan
berdasarkan aspek – aspek tertentu yang mendukung pendirian pabrik sehingga
di ambil wilayah tersebut dikarenakan dekat dengan lokasi bahan baku. Pada
proses produksi ethylene dari refinery gas menggunakan proses thermal
cracking.
Sebelum melangkah ke dalam tahapan proses produksi, dilakukan tinjauan
baik pada tinjauan proses ataupun tinjauan alat – alat proses yang akan di
gunakan pada proses produksi. Selanjutnya, merupakan proses pembuatan
produk, pada pembuatan ethylene dilakukan beberapa tahap diantaranya yaitu
 Tahap persiapan bahan baku
Pada tahapan persiapan ini dilakukan pada alat – alat dan proses
yang nantinya akan di gunakan pada tahap selanjutnya.
 Tahapan proses
Proses reaksi bahan baku ethylene dilakukan untuk menggabungkan
senyawa bahan baku dengan refinery gas dan jugamenghilangkan senyawa
– senyawa yang tidak dibutuhkan
 Tahapan pemurnian produk
Pada tahapan pemurnian produk dilakukan pada tekanan tinggi dan
suhu rendah sehingga di butuhkan sistem refigerasi. Refigeran nantinya
berfungsi mendinginkan produk jadi.
Penentuan kapasitas pabrik sebesar 400.000 ton per tahun di anggap sudah
sesuai dengan mempertimbangkan kebutuhan ethylene dalam negeri maupun
dengan ketersediaan bahan baku yang ada di alam.
Proses produksi pabrik ethylene juga dilengkapi dengan unit – unit
pendukung atau biasa di sebut unit utilitas. Unit utilitas yang ada meliputi unit
pengadaan air, steam, listrik, refigerasi, udara dan unit pengolahan limbah. Hal
yang terpenting dalam suatu pabrik petrokimia adalah laboratorium yang juga
berfungsi untuk mengatur proses recycle dari limbah – limbah sisa produksi
utama maupun sampingan yang nantinya di hasilkan oleh pabrik tersebut.
Selain proses produksi juga perlu memperhatikan kondisi proses operasi,
karena hal ini sangat menentukan jalannya proses dan produk yang dihasilkan.
Pada perancangan ini dipilih ondisi operasi pada suhu 727 – 1027 °C dan tekanan
1 atm dengan fase gas. Pada kondisi ini diperoleh konversi total sebanyak 95%.
Metode – metode yang dilakukan dalam rangka mengontrol kualitas produk
juga sangat di perhatikan, sehingga perlu menggunakan metode yang modern
bukan konvensional untuk menjamin mutu produk. Tetapi tetap memperhatikan
faktor – faktor resiko yang mana harus menggunakan metode teknologi bersih
atau zero waste yang mampu mengolah kembali limbah sesuai dengan jenisnya.
Dengan demikian, disertai dengan melakukan pengkajian terhadap segala
keadaan maka industri atau pabrik ethylene ini berbentuk Perseroan Terbatas
(PT), sedangkan manajemen perusahaan ataupun analisis ekonomi yang sudah
di perhitungkan untuk segala kebutuhan dari berbagai aspek dengan parameter
seperti BEP dan sebagainya memiliki hasil yang bagus maka dengan hal ini
pabrik layak didirikan.

4. Point yang paling utama yaitu dengan mendirikan pabrik yang


mengedepankan teknologi bersih atau zero waste dimana limbah hasil produksi
di resirkulasi kembali ke tahapan awal proses. Selain itu dapat juga dilakukan
dengan melakukan hal – hal sebagi berikut:
 Melakukan penanganan terhadap limbah yang dihasilkan sesuai jenisnya
masing – masing. Jika berupa limbah minyak, dapat dibakar, diberi
disperser dan kemudian dihisap kembali dengan skimmer untuk diolah di
kilang minyak, dan didegradasi dengan memanfaatkan mikroorganisme
pendegradasi hidrokarbon. Hali ini dapat dipilih berdasarkan jenis minyak
pencemar, konsentrasi minyak pencemar dan lokasi pencemaran.
 Bioremediasi, pengelolaan yang mengandalkan degradasi dengan
memanfaatkan mikroorganisme pendegradasi hidrokarbon, merupakan cara
yang paling ekonomis dan dapat diterima lingkungan. Bioremediasi dapat
digunakan untuk mengatasi masalah lahan tercemar minyak baik secara in
situ maupun ex situ. Biostimulation dan bioaugmentation merupakan contoh
pelaksanaan bioremediasi secara in situ, sedangkan landfarming, biopile,
dan composting merupakan contoh pelaksanaan bioremediasi secara ex situ.
 Fitoremediasi adalah pemanfaatan tumbuhan, mikroorganisme untuk
meminimalisasi dan mendetoksifkasi polutan, karena tanaman mempunyai
kemampuan menyerap logam dan mineral yang tinggi atau sebagai
fitoakumulator dan fitochelator. Hal ini dilakukan di area sekitar industri
sehingga limbah – limbah yang di hasilkan yang masih bisa di cerna oleh
tumbuhan masih bisa teratasi.
 Melakukan recycle atau industri teknologi bersih Zero Waste pada limbah
produk hasil sisa proses produksi utama ataupun sampingan agar dapat
digunakan kembali untuk bahan pembuatan produk lain.

REFERENSI
Damanhuri, E. (1993/1994). Pengolahan Limbah Berbahaya dan Beracun.
Bandung. Teknik Lingkungan-ITB, Bandung.
Djoko, P. 2003. Komunikasi Bisnis. edisi 2. Erlangga. Jakarta
Fogler, S.H. 1999. Element of Chemical Reaction Engineering. Practice Hall
PTR. New Jersey
Operation Team. 2010. Handbook of Opeartion PT Badak NGL Bontang. PT
Badak NGL. Bontang
Peters, M.S. Timmerhaus. K.D. West. R.E. 2003. Plant Design and Economics
for Chemical Engineers. 5th ed. Mc-Graw Hill. New York.
Sulaiman, Fatah. 2016. Mengenal Industri Petrokimia. Serang: Untirta Press

Anda mungkin juga menyukai