BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
43
mereka,
kami
akan
meningkatkan
pangsa
pasar
dan
44
General Manager:
-
Memonitor
pelaksanaan
Plant Manager:
-
45
Manajer Produksi:
-
Manajer E&M:
-
46
Manajer Adm:
-
Manajer GA/HRD:
47
41
OperationDirector
OperationGM
ProductionAdvisor
PlantManager
EMAdvisor
Asst. PlantManager
ProductionManager
E&MManager
QA,TSC,Prod
ManagerK2
QA,TSCManagerK2
AdmManager
GA/HRDManager
POLYAsst.Manager
Mech.Asst.
Manager
Prod.Asst.Manager
QAAsst.Manager
PPIC/WHAsst
ManagerK1
HRDAsst.Manager
POYAsst.Manager
MceAsst.Manager
QAAsst.Manager
PPIC/WHAsst
ManagerK2
GAAsst.Manager
PSFAsst.Manager
UTLAsst.Manager
E&MK2Asst.
Manager
41
42
43
44
45
Scrapper Condensor.
EG Cooler.
Pompa Vacuum.
g. Kemudian
prepolymer
produk
dari
reaktor
Prepolykondensasi
46
41
PTA
CHIPBUTTER
EG
EGPTA
PASTA
REAKTOR
ESTERIFIKASI1
REAKTOR
ESTERIFIKASI2
REAKTOR
PREPOLY1
LARUTAN
REAKTOR
PREPOLY2
PLANT
SPINNING
POY/FDY
EGCATALYST
SUSPENSITiO2
REAKTORFINAL
POLYKONDENS
ASI
PLANT
SPINNING
FIBRE
PLANTSTAPPLE
FIBRE
53
POY
PSF
CHIP
Total
Biaya Bahan
Baku Poly per
Ton
(Juta)
138,423
127,673
685,365
42.078,86
Biaya Tenaga
Kerja per Ton
(Juta)
0,5989
0,293
0,0742
21,207
Biaya
Overhead per
Ton
(Juta)
2,2444
2,0097
0,287
102,094
Total Biaya
Produksi
(Juta)
13.855,1382
13.948,6551
14.410,5996
42.214,3929
54
55
56
57
Fungsi tujuan:
Zmin (Juta Rupiah) = 141,26 X1 + 129,97 X2 + 685,72 X3
Di mana:
X1 = Jumlah biaya produksi poliester jenis POY
X2 = Jumlah biaya produksi poliester jenis PSF
X3 = Jumlah biaya produksi poliester jenis CHIP
Fungsi kendala:
-
58
59
5. Output Ranging
Setelah dilakukan penghitungan terhadap permasalahan minimalisasi biaya
produksi, langkah selanjutnya adalah melakukan ranging terhadap model
tersebut untuk mengetahui batas maksimal (minimum dan maksimum) pada
koefisien variabel dan pada nilai kendala, di mana rentang nilai antara Lower
Bond dan Upper Bond. Penambahan atau pengurangan nilai solusi yang
optimal adalah sebanding dengan penambahan atau pengurangan koefisien
variabel atau nilai kendala.
60
61
62
poliester yang optimal per hari sebesar 16,9045 ton untuk POY; 24,2878 ton
untuk PSF dan 53,4576 ton untuk CHIP.
Setelah diperoleh solusi optimal, perlu dilakukan analisis atau solusi
tambahan untuk mendapatkan informasi tambahan yaitu ranging. Di mana
dari hasil analisa tersebut diperoleh range atau batasan toleransi koefisien
untuk mengetahui batas maksimal (minimum dan maksismum) pada koefisien
variabel dan kendala.
Ranging diperoleh dengan menggunakan bantuan software QM for
Windows. Untuk hasil ranging yang dibahas adalah hasil minimum produksi
dan maksimum produksi poliester. Maka berdasarkan hasil dari software QM
for Windows diperoleh, range atau toleransi biaya produksi untuk setiap jenis
poliester (Juta Rupiah):
Tabel 4.2 Range Biaya Produksi Poliester
Jenis Poliester
Batas Minimum
Batas Maksimum
POY
140,99
143,16
PSF
129,06
130,21
CHIP
642,12
695,85
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, maka dapat dilihat bahwa range atau
batasan toleransi nilai RHS (Righthand Side Ranges) untuk setiap jenis
poliester. Batas minimum diatas artinya nilai RHS yang terdapat pada fungsi
dapat diubah nilainya menjadi lebih kecil dengan batas tersebut. Sedangkan
63
batas maksimum adalah nilai RHS yang terdapat pada fungsi dapat diubah
nilainya menjadi lebih besar dengan batas tersebut.
Dan berdasarkan hasil analisa ranging, juga dapat diketahui range total
biaya produksi poliester per hari. Range biaya produksi poliester per hari yang
diperoleh (Juta Rupiah):
Tabel 4.3 Range Biaya Produksi Poliester per Hari
Jenis Poliester
Batas Minimum
Batas Maksimum
6.389,06
136.838,9
Tenaga Kerja
16,61
27,12
Overhead
79,97
134,3
dilakukan
penghitungan
menggunakan
metode
linear
programming dengan bantuan software QM for Windows diperoleh nilai ratarata biaya produksi poliester per harinya diatas maka perlu dilakukan simulasi
penghitungan untuk mengetahui biaya produksi yang efisien apabila terjadi:
1. Peningkatan permintaan Poliester sebesar 10%
Zmin (Juta Rupiah) = 141,26 (18,59495X1) + 129,97 (26,71658X2) + 685,72
(58,80336X3) = 49.868,155
Apabila terjadi peningkatan permintaan Poliester sebesar 10% yang semula
X1 = 16,9045 ton; X2 = 24,2878 ton; X3 = 53,4576 ton menjadi X1 = 18,59495
64
65
Apabila terjadi peningkatan biaya tenaga kerja sebesar 10% yang semula Rp
129.970.000 per hari menjadi Rp 142.967.000 per hari maka biaya produksi
poliester meningkat menjadi Rp 42.516.131.890 per hari
5. Peningkatan biaya overhead sebesar 10%
Zmin (Juta Rupiah) = 141,26 (16,9045X1) + 129,97 (24,2878X2) + 754,292
(53,4576X3) = 45.867,25506
Apabila terjadi peningkatan biaya overhead sebesar 10% yang semula Rp
685.720.000 per hari menjadi Rp 754.292.000 per hari maka biaya produksi
poliester meningkat menjadi Rp 45.867.255.060 per hari