PROFIL PERUSAHAAN
1. Manager Tanaman
2. Manager Instalasi
3. Manager Pengelolahan
4. Manager Keuangan dan Umum
5. Manager Quality Assurance dan HSE
1. General Manager
Tugas pokok dari General Manager adalah bertanggung jawab terhadap
direktur utama dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban yang diberikan oleh
kantor direksi, serta melaksanakan kelancaran dan kemajuan pada perusahaan
semaksimal mugkin sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
2. Manager Tanaman
Tugas pokok:
a. Bertangung jawab terhadap dalam bidang tanaman.
b. Mengkoordinasi rencana area tanaman untuk 3 tahun yang akan datang
c. Menyusun kompensasi tanaman mengenai luas, letak masa tanaman, dan
jenis tanaman tebu sedemikian rupa sehingga persedian bahan baku selama
masa giling menjadi terpenuhi.
d. Menyusun anggaran belanja bagian tebang tanaman dan angkutan
e. Merencanakan penyediaan dan evaluasi pembiayaan dibidang tanaman,
tebang dan angkut.
f. Merencanakan kebun percobaan untuk penelitian.
3. Manajer instalasi
Tugas pokok:
a. Melaksanakan kebijakan-kebijakan dalam bidang teknik
b. Responsibility center dibidang instalasi
c. Mengkoordinir rencana anggaran belanja dari masing-masing reponsibility
center (RC) dibagian instalasi
d. Mengadakan koneksi yang bersifat menguatkan rencana kerja
e. Mengawasi rencana kerja dan anggaran belanja serta meminta
pertanggung jawaban dari masing-masing stasiun
f. Melaksanakan pemeriksaan pada mesin giling setelah masa panen selesai
g. Mengatur pelaksaan kerja
h. Bertanggung jawab pada ketepatan pelaksanaan teknis dan finansial sesuai
dengan rencana
i. Bertanggung jawab pada ketepatan pelaksanaan dan kebijakan perusahan
dalam bidangnya (pengoperasian, perbaikan, pemeliharaan)
j. Membuat evaluasi data pelaksanaan yang sedang berjalan.
4. Manager Pengolahan
Tugas pokok:
a. Melaksanakan dalam bidang prosessing (mengelola air nira menjadi gula)
b. Menyusun rencana kerja dalam bidang pabrikasi, peralatan keperluan
bahan gilingan, tempat penimbunan produksi bidang administrasi
c. Menyusun rencana anggaran belanja bagian pengolahan
d. Berwenang untuk mengatasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran
belanja serta minta pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas Chemiker
e. Bertangung jawab atas teknik dan finansial sesuai rencana
f. Mengkoordinasi laporan-laporan
Gula Kristal putih dihasilkan dari bahan baku tanaman tebu dengan
komposisi seperti pada gambar 2.3 dengan kandungan nira tebu (73%-
83%) dan sabut tebu (12%-20%). Di dalam nira tebu terdiri dari brix atau
zat padat terlarut (10%-15%) dan air tebu (65%-75%). Di dalam brix tebu
terdiri dari gula tebu atau sukrosa (9%-14%) dan bukan gula (1%-7%).
Tebu
100%
Nira Nira
(73%-83%) (73%-83%)
Brix Air
(10%-15%) (65%-75%)
Tebu ditimbang
Nira Mentah
Nira Encer
Stasiun Penguapan
(Proses Penguapan)
Nira Kental
Stasiun Masakan
(Proses Kristalisasi)
Kristal
Stasiun Puteran
(Centrifugal)
Gula
Stasiun Penyelesaian
(Proses Pengeringan)
Proses Pengemasan
Berfungsi sebagai jalan roda untuk bergerak maju dan mundur saat
pengoperasian.
Roda peluncur
Hook
Meja Tebu
Motor Listrik
Rantai
Berfungsi sebagai alat penggerak meja tebu sehingga tebu dapat dipindahkan
ke krepyak tebu.
Tiang
Roda Penggerak
Roda penahan
Rantai
Pisau
Berfungsi sebagai penguat posisi pisau tebu agar tidak lepas dari piringan.
Bearing (Bantalan)
As Pisau
Poros
Baut Pengikat
Hammer Tip
Anvil
Cane Carrier
Deflector Plate
Berfungsi untuk mengatur agar serpihan tebu mengikuti arah putaran dari
hammer.
- Gilingan
Roll Depan
Roll Atas
Roll Belakang
Kap Atas
Pressure Feeder
Corong / cute
Scrapper Atas
Scrapper Bawah
Kap Samping
Ampas Plat
Ampas Balk
Bantalan Roll
Standard
Prinsip kerjanya yaitu cacahan tebu yang sudah masuk celah roll depan
mendapat tekanan yang disebabkan roll gilingan atas dan roll gilingan depan.
Tekanan ini menyebabkan terjadinya pemerahan sehingga nira tebu keluar.
Ampas hasil perahan pertama dilewatkan ampas plat dan masuk ke pemerahan
kedua yang diakibatkan penekanan.
- Gilingan I
Tebu yang telah masuk dalam proses pencacahan lalu dilanjutkan sebagai
umpan (feed) gilingan I dengan bantuan pressure feeder masuk ke bukaan kerja
depan dan kemudian feed diperah oleh roll atas dan roll belakang. Sedangkan
nira yang dihasilkan merupakan nira pemerahan pertama (NPP) kemudian
dialirkan ke talang bak penampung nira. Ampasnya digunakan sebagai feed
pada gilingan II.
- Gilingan II
- Gilingan III
- Gilingan IV
Proses ini adalah proses terakhir dari penggilingan. Ampas dari gilingan
III akan ditambahi dengan imbibisi air panas dengan suhu 80°C - 90°C dengan
tujuan agar mengoptimalkan pemerahan nira dan ampas. Nira yang dihasilkan
digunakan sebagai imbibisi pada gilingan III. Ampas pemerahan terakhir dari
gilingan IV kemudian dibawa dengan menggunakan conveyor menuju stasiun
boiler oleh baggase conveyor.
Ampas yang keluar dari unit gilingan 1 diberi nira dari gilingan 2.
Ampas yang keluar dari unit gilingan 2 diberi air imbibisi dan nira dari unit
gilingan 3.
Khusus ampas yang keluar dari unit gilingan 4 hanya diberi air saja, hal ini
mengingat kandungan air dalam ampas di unit gilingan 4 harus lebih kering
karena sebagai bahan bakar ketel uap.
- Intermediate Carrier
Keterangan :
1. Pipa pemasukan nira.
5. Pipa pengeluaran nira encer, tempat pengeluaran nira encer secara continue
ke saringan RCC.
1. Aliran Nira
Nira jernih dari stasiun pemurnian dipompa menuju tabung evaporator
1. Nira jernih masuk ke dalam evaporator bagian bawah dan didistribusikan
memenuhi calandria dan terjadi proses penguapan. Nira turun melalui pipa ke
tabung evaporator berikutnya. Setelah mengalami proses penguapan dalam
tabung evaporator, nira kental dari tabung evaporator 5 dipompa ke fosfatasi
untuk direaksikan dengan gas sulfit di mana diinginkan pH 5,5-6,4. Tujuan
proses fosfatasi adalah:
- Mengurangi viskositas dari nira kental dan masakan.
- Kemurnian tetes menjadi rendah sehingga memberikan recovery gula yang
baik.
- Untuk menurunkan intensitas warna (bleaching) pada nira kental agar gula
yang dihasilkan memenuhi syarat.
2. Aliran Uap
Tabung evaporator 1 sebagai pemanas digunakan uap bekas yang
berasal dari meain-mesin yang menggunakan tenaga uap baru (117°C-120°C).
Semua pemasakan menggunakan uap jenuh karena yang diperlukan dalam
proses penguapan adalah panas laten yang mempunyai kalor tinggi dan
diharapkan didapatkan kondensat yang banyak untuk mengisi ketel uap.
Untuk tabung evaporator 1 (suhu 120°C) dan menhasilkan uap nira
yang selankutnya digunakan untuk memanaskan tabung evaporator 2 (suhu
110°C) dan juga untuk pemanas juice heater serta vacuum pan pemanas pada
proses penguapan tabung evaporator 2 menghasilkan uap nira yang digunakan
untuk pemanas evaporator 3 (suhu 100°C) dan juice heater.
Sedangkan uap nira yang dihasilkan tabung evaporator 3 digunakan
sebagai pemanas tabung evaporator 4 (suhu 90°C). dan uap nira yang
dihasilkan digunakan sebagai pemanas tabung evaporator 5 (suhu 70°C).
Karena terjadinya perbedaaan tekanan disetiap tabung evaporator, maka
semakin ke belakang tekanan vacuum nya semakin tinggi sehingga terjadi
penarikan dari tabung evaporator terakhir.
Uap air yang bersal dari tabung evaporator 1 dan 2 yang menjadi
kondensat ditampung pada tangka yang selanjutnya digunakan sebagai pengisi
ketel. Sedangkan uap air kondensat tabung evaporator 3,4, dan 5 sebagai air
proses untuk imbibisi.
Gambar 2.25 Kondensor
Saringan gula menggunakan ukuran screen 23×23 mesh untuk gula halus
7×7 mesh untuk gula kasar. Gula kasar dan gula halus masuk ke dalam tangki
leburan untuk diproses kembali pada unit kristalisasi. Sedangkan gula produk
langsung menuju ke penimbangan. Timbangan diatur secara otomatis dengan
berat 50 kg lalu dilakukan pengepakan di dalam karung. Gula dalam karung
disimpan di dalam gudang penyimpanan.
Pada dasarnya turbin uap terdiri dari dua bagian utama, yaitu stator
dan rotor yang merupakan komponen utama pada turbin kemudian di tambah
komponen lainnya yang meliputi pendukungnya seperti bantalan, kopling dan
sistem bantu lainnya agar kerja turbin dapat lebih baik. Sebuah turbin uap
memanfaatkan energi kinetik dari fluida kerjanya yang bertambah akibat
penambahan energi termal.
Ada juga beberapa prinsip kerja dari Turbin Uap, intinya prinsip
kerja turbin uap adalah menerima energi kinetik dari superheated vapor (uap
kering) yang dikeluarkan oleh nosel sehingga sudu-sudu turbin terdorong
secara anguler atau bergerak memutar.Secara singkat prinsip kerja turbin uap
adalah sebagai berikut: