Metiska Farma
PT. Metiska Farma berdiri atas prakarsa bapak Memet Tanuwidjaja, bapak Ismail dan
bapak Karim Johan pada tahun 1970. Pada mulanya perusahaan ini bernama Xepa
Laboratories yang merupakan cabang dari Xepa Laboratories yang ada di Singapura. Pada
tahun 1974, berubah menjadi PT. Metiska Farma yang merupakan singkatan dari ketiga nama
pendirinya dan menempati bangunan di Jl. R.S. Fatmawati No. 12 Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan. Dan kemudian pindah ke Jl. Raya Kebayoran Lama No. 557, Jakarta Selatan sampai
sekarang.
Pada tahun 1975, PT. Metiska Farma menjalin kerja sama dengan pedagang besar
yaitu PT. Metiska Farma Waris, dan pada tahun 1978 juga dilanjutkan bentuk kerja sama
dengan Drs. Fahriaji dari apotek Borobudur Jakarta. Dalam perkembangannya, PT. Metiska
Farma mengalami pengambilalihan sebanyak dua kali yaitu pada tahun 1980 oleh bapak Hadi
Wibowo kemudian pada tahun 1986 oleh bapak Teguh Santoso hingga saat ini.
Adapun visi PT. Metiska Farma yaitu menjadi 5 BESAR perusahaan farmasi lokal
Indonesia melalui kepemimpinan produk yang inovatif dan bermutu. Untuk mencapai visi
tersebut maka misi PT. Metiska Farma yaitu:
1. Menjadi mitra dokter dalam meningkatkan kualitas hidup pelanggan.
2. Menghargai setiap individu SDM kami dan percaya bahwa, perbaikan diri perlu dilakukan.
Struktur organisasi PT. Metiska Farma menurut POPP CPOB, 2013 Jilid I merupakan struktur
organisasi model C, dimana merupakan organisasi garis yaitu pelaksanaan perintah berjalan
secara vertikal mengikuti garis instruksi dari atas ke bawah 2.2.2 Tugas dan Tanggung Jawab
Departemen
Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing departemen di PT. Metiska Farma yaitu:
1. Finance Department
Tugas dan tanggung jawab departemen ini yaitu menangani penerimaan dan pengeluaran biaya,
perhitungan pajak.
2. Accounting Department
Tugas dan tanggung jawab departemen ini yaitu menangani pemeriksaan seluruh aset dan hutang
perusahaan, prosedur pencatatan dan pelaporan keuangan, manajemen agar seluruh unit
organisasi berjalan efektif dan efisien sesuai kebijakan dan kebutuhan perusahaan.
3. Tax Department
Tugas utama departemen produksi adalah mengolah bahan awal menjadi produk jadi.
Departemen produksi PT Metiska Farma dikepalai oleh seorang manager produksi yang
merupakan seorang apoteker. Manajer produksi membawahi dua orang Supervisor (SPV) bidang
OSD Line I & II dan SPV OSD Line III, cairan & penimbangan. Manager dan Supervisor dibantu
oleh bagian administrasi dalam menjalankan tugas administrasi. SPV pada masing – masing line
juga dibantu oleh Foreman pengolahan yang memantau jalannya proses produksi di lapangan. Di
setiap line, akan ditunjuk seorang leader dari operator yang bertugas memantau anggotanya saat
dilaksanakan proses produksi.
Produksi dilaksanakan berdasarkan permintaan oleh bagian marketing, kemudian bagian PPIC
membuat perencanaan produksi lalu PPIC mulai menyiapkan bahan baku untuk ditimbang dan
diteruskan kepada bagian produksi untuk di proses sampai packing tersier (Dalam Master Box).
5. Production Planning and Inventory Control Department (PPIC)
Menghitung dan membuat surat pesanan untuk kebutuhan bahan awal dan bahan kemasan tiap
bulan
e. Bertanggung jawab terhadap penyimpanan bahan awal, bahan kemasan dan obat jadi
f. Menyiapkan permintaan bahan kemasan dan obat jadi
g. Menimbang bahan awal sesuai perencanaan produksi
h. Mengecek bon penerimaan bahan awal dan bahan kemasan
i. Mengecek bon penerimaan bahan awal dan bahan kemasan yang diterima untuk QC dan
Purchasing
j. Menerima obat jadi dari bagian packing produksi
k. Menerima bahan awal dan bahan kemasan dari supplier
l. Menerima dan mengganti obat retur dari apotek / PBF
m. Membuat laporan penerimaan obat return untuk direksi setiap bulan
n. Membuat laporan pengeluaran obat return untuk direksi setiap bulan
o. Membuat laporan stok minimum obat jadi untuk Departemen Produksi setiap dua minggu
sekali
p. Membuat laporan stok obat jadi dan WIP bersama departemen produksi setiap minggu
q. Menghitung fisik persediaan obat jadi (opname) serta membuat laporan setiap bulan
r. Melakukan stok opname bahan awal, bahan kemasan, dan obat jadi bersama departemen
Accounting setiap enam bulan sekali
s. Membuat berita acara pemusnahan bahan awal, bahan kemasan, dan obat jadi
t. Memusnahkan obat jadi untuk golongan obat keras disaksikan oleh BPOM
u. Membuat laporan realisasi penggunaan bahan awal dan bahan kemasan untuk BPOM per
triwulan
v. Membuat laporan pemakaian bahan awal prekursor dan pendistribusian obat jadi prekursor
untuk BPOM tiap bulan
w. Membuat estimasi pemakaian bahan awal prekusor untuk BPOM setiap ada pembelian bahan
awal prekursor
x. Membuat laporan penggunaan alkohol untuk Dirjen Bea dan Cukai setiap bulan
y. Membuat surat permohonan bebas cukai dan rencana/estimasi penggunaan alkohol untuk
Dirjen Bea dan Cukai
Alur PPIC membuat perencanaan produksi Perencanaan proses produksi dibuat tiap tahun yang
terbagi menjadi 4 triwulan. Proses produksi pada tiap triwulan ini berbeda-beda tergantung pada
kondisi produk yang berada di Unit Logistik Sentral (ULS) dan di pasaran. Penerimaan pesanan
dari Bagian Pemasaran harus diterima minimal 3 bulan sebelum proses produksi dilakukan.
Jadwal proses produksi dibuat per minggu dalam satu triwulan. Pembuatan jadwal produksi
tersebut mengacu pada kesiapan bahan baku dan pengemas, stock obat jadi di Unit Logistik
Sentral (ULS), dan kesiapan mesin produksi.
Untuk mengendalikan proses produksi tersebut dilakukan monitoring perkembangan proses
produksi setiap hari, koordinasi dengan Bagian Produksi terkait bila ada produk yang proses
produksinya kurang lancar, serta memonitor pengiriman produk jadi ke Unit Logistik Sentral
(ULS).
6. Research and Development Department (R&D Departement)
Departemen R&D terbagi menjadi 3 bagian. Berikut merupakan tugas dan tanggung jawab
masing-masing bagian tersebut.
A. Bagian Pengembangan Analisis (Analytical Development)
1. Melakukan pengembangan metode analisa bahan baku, obat jadi untuk semua produk baru
maupun reformulasi baik dilakukan internal maupun eksternal dengan mencari lab independent
2. Melakukan improvement terus menerus atas metode analisa berdasarkan referensi kompendia
terbaru
3. Melakukan transfer metode analisa kepada QC dan QA
Membuat spesifikasi bahan baku, obat jadi untuk semua produk dan reformulasi
5. Memastikan semua prosedur kerja internal dilakukan dengan baik.
B. Bagian Pengembangan Pengemasan (Packaging Development)
1. Bertanggung jawab untuk memastikan semua fungsi di bagian packaging berjalan dengan baik,
efektif dan efisien sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
2. Melakukan pengembangan pengemasan untuk produk baru, maupun produk existing meliputi
artwork, proof print dan color range
3. Memastikan bahwa design pada kemasan sesuai dengan persetujuan BPOM
4. Membantu bagian formulasi dalam melakukan uji stress testing, bersamaan dengan pengujian
incompatibilitas dengan kemasan
5. Melakukan tugas yang diberikan Assistant Manager R&D / Manager R&D yang berhubungan
dengan packaging
6. Menjamin seluruh kegiatan pengujian bahan kemasan dan penentuan spesifikasi bahan
kemasan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
7. Memastikan semua dokumen yang berhubungan dengan bagian packaging terselesaikan
dengan baik yaitu spesifikasi bahan kemasan
C. Bagian Pengembangan Formulasi (Formulation Development)
1. Melakukan pengembangan produk baru maupun reformulasi atas produk existing secara efektif
dan efisien
2. Memastikan bahwa trial lab dilakukan secara efektif dan efisien
3. Melakukan koordinasi dengan produksi dan PPIC dalam pelaksanaan trial skala pilot
4. Memberikan informasi kepada PPIC atas usulan bahan baku baru maupun master komponen
untuk produk yang akan segera diproses skala pilot ataupun skala industri.
5. Bekerja sama dengan bagian pengembangan kemasan dalam pelaksanaan uji stress testing
6. Bekerja sama dengan bagian QA dalam pengawasan stabilitas obat skala pilot maupun skala
produksi yang telah dijalankan
7. Memastikan proses produksi 3 batch awal berturut-turut dapat berjalan dengan baik
Berkoordinasi dengan bagian produksi apabila diperlukan atas rework produk existing
9. Berkoordinasi dengan staf admin untuk menyiapkan jobsheet pilot maupun produksi
7. Bussiness Development
Tugas dan tanggung jawab departemen ini yaitu:
a. Mengusulkan produk baru atau produk dengan kemasan baru bersama marketing,
mengkoordinasikan produk baru dari formula sampai launching
b. Penelusuran obat paten,dan melakukan pengembangan me too product
c. Mencari toll manufacturing, untuk kerja sama kontrak
8. Regulatory Department
Departemen QA dikepalai oleh seorang Manager yang merupakan apoteker dan membawahi tiga
seksi yaitu:
A. Seksi Analisa
Validasi metode analisa
Validasi ini bertujuan untuk membuktikan bahwa semua metode analisa yang digunakan dalam
pengujian maupun dalam pengawasan mutu senantiasa mencapai hasil yang diinginkan secara
konsisten (terus-menerus). Parameter validasi metode analisa adalah
a. Akurasi
b. Presisi
c. Linearitas
d. Rentang
e. Spesifitas
f. Robustness
g. Uji kesesuaian sistem
h. LOD (Limit of Detection) & LOQ (Limit of Quantitation)
Validasi proses pembersihan
Cara pencucian menghasilkan tingkat kebersihan yang telah ditetapkan, misal sisa residu, kadar
kontaminan, dll.
Studi stabilitas produk
Mencakup produk baru/reformulasi, produk rework dan reproses.
Pelulusan produk jadi
Meliputi kalibrasi terhadap semua alat ukur dan instrument dimana dilakukan secara periodic
baik internal maupun eksternal.
Kualifikasi
Departemen QC dikepalai oleh seorang apoteker yang merupakan apoteker dan membawahi
supervisor IPQC & obat jadi, validasi dan stabilitas serta supervisor mikrobiologi bahan awal dan
bahan pengemas. Tugas dan tanggung jawab departemen ini yaitu:
a. Memastikan bahan awal (bahan baku dan bahan kemas) untuk produksi memenuhi spesifikasi
yang ditetapkan
b. Memastikan tahapan proses produksi/In Process Control (IPC) telah dilaksanakan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
c. Memastikan suatu produk memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan sebelum didistribusikan
dan juga selama masa peredaran yang ditetapkan.
d. Bertanggung jawab terhadap produk antara, produk ruahan dan retained sample/sampel
tertinggal serta pemantauan kualitas limbah secara berkala.
11. Procurement Department
c. Departemen Regulatory
Departemen regulatory merupakan departemen yang bertugas melakukan
pendaftaran izin edar yang terkait dengan obat, suplemen, obat tradisional, dan
kosmetik. Departemen regulatory bertanggung jawab dalam registrasi obat, baik
registrasi obat baru maupun untuk produk yang sudah beredar. Registrasi untuk
obat yang sudah beredar dapat berupa registrasi variasi, jika terdapat perubahan-
perubahan misalnya desain kemasan, waktu kadaluarsa dan renewal untuk
memperpanjang NIE. Walaupun pendaftaran registrasi produk telah beralih dari
manual ke sistem online namun, tim registrasi harus berkunjung langsung ke BPOM
atau Kemenkes dalam melakukan follow up atas pendaftaran produk.
Dalam melakukan pengembangan produk baru yang unik dan high technology,
PT. Metiska Farma bekerjasama dengan lembaga riset di luar negeri. Beberapa
produk hasil kerja sama tersebut telah diluncurkan seperti Bloot STOP, yang
merupakan produk katagori alat kesehatan. Produk obat lainnya masih dalam tahap
pengembangan.
Pengembangan produk di PT. Metiska Farma bermula dari adanya ide produk
baru oleh departemen bussdev (Gambar 3.1). Ide produk baru tersebut berdasarkan
dan dari direktur, marketing atau bisa dari departemen bussdev dengan melihat trends
yang ada melalui browsing, mengikuti seminar, mengikuti pameran, workshop dan
lain-lain. Ide produk yang telah disetujui oleh direktur, maka pengembangannya
dilakukan di internal/ eksternal.
Bagan 2. Alur Pengembangan Produk Baru PT. Metiska Farma
Bagan 3. Alur Proses Pengembangan Formula dan Reformulasi PT. Metiska Farma
Pada saat R&D melakukan tahapan trial skala lab, R&D melakukan trial untuk
mendapatkan formula terbaik yang akan ditetapkan sebagai formula yang akan
digunakan untuk lanjut ke tahapan produksi. Produk hasil trial skala laboratorium
diberikan ke andev untuk dilakukan analisa produk jadi. Kemudian dilakukan proses
scale up, tergantung kapasitas mesin. Pada tahapan Pre Mass Production, R&D
membuat spesifikasi dan metode analisa skala pilot. Kemudian melakukan
pengembangan kemasan sekunder dan tersier oleh bagian packing development
(packdev). Trial skala pilot dilakukan dengan fasilitas produksi dengan catatan bahwa
hasil analisa yang dilakukan andev telah memenuhi syarat. Batch record skala pilot
disiapkan dengan memperhitungkan batch size. Trial skala pilot dilakukan sebanyak
minimal 2 batch dan dilakukan dengan ukuran produksi sebesar 1/10 batch size
komersial atau minimal sesuai kapasitas mesin. Untuk tahapan pemeriksaan stabilitas
dimana dilakukan uji stabilitas jika hasil skala pilot memenuhi syarat, R&D bekerja
sama dengan QA dan QC. Tahapan selanjutnya yaitu proses produksi. Bagian andev
membuat spesifikasi produk jadi skala produk. Bagian formulasi melakukan observasi
batch produksi pada saat produksi perdana. Observasi produksi dilakukan minimal 2-
3 batch.