berotak encer. Proses trial dan eror adalah hal yang biasa di hadapi oleh Tim RnD. Selain Tim BusDev, Tim RnD juga bertugas untuk melakukan pengembangan obat. Banyak rekan sejawat yang horor untuk masuk kedalam departemen ini, selain tekanananya kuat, timeline dari Tim RnD juga cukup padat. 4. Quality Control Departement
Yang ke empat adalah QC. Departemen ini cukup
terkenal di kalangan Apoteker peminatan Klinik. Banyak Apoteker klinik yang mencoba bekerja di industri dan memilih departement ini. Selain seru, QC melakukan sampling sambil bermain dengan semua instrument dan semua reaktan aneh-aneh yang ada di laboratorium, dan yang paling seru harus menggunakan baju planet. Departemen ini adalah gerbang utama yang menseleksi setiap bahan baku obat yang akan digunakan. 5. Quality Assurance
Next, QA. Departemen ini juga memfokuskan pada
quality sama halnya dengan QC. Tapi skala QA lebih luas, tidak hanya laboratorium. Apoteker di QA bertanggungjawab untuk memastikan setiap prosedur yang digunakan memenuhi standar dan ketentuan GMP. Apoteker di QA ini sangat detail karena ada banyak sekali unsur quality yang harus di perhatikan. Tanggungjawab QA juga sangat besar, release atau tidaknya sebuah obat setelah diproduksi adalah hak otoritas dari QA. PPIC Pengadaan barang di industri farmasi tidak bisa dilepaskan dari peran dan fungsi dari PPIC (Production Planning and Inventory Control). Karena proses pembelian barang harus didasarkan pada rencana produksi, kapan produksi akan dilakukan, kapasitas produksi,dll. PPICmerupakan bagian yang bertanggung jawab terhadap perencanaan produksi dan persediaan barang. PPICmenjembatani kebutuhan produk yang diperlukan oleh bagian marketing dengan pabrik agar permintaan pasar terpenuhi. Fungsi PPIC adalah melakukan pengawasan terhadap pergerakan barang mulai dari pembelian bahan, permintaan bahan baku, siklus pembuatan secara keseluruhan, sampai pengiriman barang jadi, serta perencanaan produksi yang dilakukan secara rutin dan sistematis dengan menggunakan fasilitas pabrik secara ekonomis. Tugas PPIC Menyiapkan dan membuat rencana produksi. Menghitung kebutuhan bahan untuk produksi. Membuat rencana pengadaan barang berdasarkan rencana produksi dan kondisi stok barang di gudang. Menyusun laporan barang jadi. Menyusun daftar bahan yang harus diorder berdasarkan kebutuhan. Memantau semua bahan. Membuat evaluasi hasil produksi dan hasil penjualan. Menyusun daftar klasifikasi bahan dan produk jadi. Mengolah data dan menganalisa menganai rencana dan realisasi produksi. Aktif berkomunikasi dengan semua pihak yang terkait. Production Departemen
Nah, ini adalah departemen paling inti, paling banyak jadi
inceran Apoteker pria. Ibarat koki yang memasak di dapur, Apoteker di produksi harus ‘memasak obat’ dan memastikan setiap proses pembuatan obat benar sesuai SOP, memenuhi spesifikasi, dan tidak gagal. Masalah diproduksi sangat banyak : line steril, line solid, line cepha, masing-masing punya masalahnya sendiri. Dan Apoteker di produksi bertanggungjawab untuk segera menyelesaikan masalah tersebut tanpa mengganggu jadwal produksi. Yang lebih kerennya lagi, biasanya Apoteker di bagian produksi akan langsung bekerja sebagai Foreman atau Supervisor yang membawahi 50-60 orang operator. Selain mengatur jadwal, Apoteker juga harus bisa menghandle para operator untuk bekerja sesuai SOP.