Disusun oleh:
Jurusan Farmasi
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
2019
1.1 Profil Takeda Indonesia
PT Takeda berdiri pada tanggal 12 Juni 1781 yang didirikan oleh Chobei
Takeda yang berawal dari perdagangan obat tradisional di Doshomachi, Osaka,
Jepang. PT Takeda Indonesia (Bekasi Plant) didirikan pada tahun 1971. PT
Takeda Indonesia menyediakan obat-obatan keras maupun obat bebas untuk
pasien di Indonesia. Dalam perkembangannya, pada tahun 2011, Takeda
Pharmaceutical Company Limited mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi
Nycomed Group, sehingga anak perusahaan Nycomed Group di Indonesia yaitu
PT Apex Pharma bergabung dengan PT Takeda Indonesia.1
Pabrik PT Takeda Indonesia di Bekasi memproduksi obat dalam 3 bentuk
sediaan, yaitu tablet, suppositoria, dan salep. Jenis produk obat yang dihasilkan
terdiri dari obat keras, obat psikotropik, dan suplemen makanan (vitamin). PT
Takeda Indonesia memiliki kapasitas produksi pabrik sebesar 540 ton pertahun
dengan rata-rata produksi tablet 2920 box/line/hari, produk suppositoria dan salep
3000 box. Obat yang di produksi PT. Takeda Indonesia Actos 15 mg dan 30 mg
tablet, Alinamin-F tablet salut, Alinamin tablet salut, Blopress 8 mg dan 16 mg
tablet, Borraginol- N salep dan suppositoria, Borraginol S salep dan supositoria,
Esilgan 1 mg dan 2 mg tablet, Vitacimin tablet hisap. Obat yang di impor di
kemas primer dan sekunder di PT. Takeda Indonesia Actosmet tablet salut,
Blopress plus tablet, Vitacimin White tablet salut, Vitacimin Nutriglow tablet
salut. Obat yang di impor finished product dan di pasarkan oleh PT. Takeda
Indonesia Adcetris serbuk injeksi.1
Lokasi Pabrik PT Takeda Indonesia terletak di Jl. Pangeran Diponegoro
Km.38 Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Pabrik
dibangun di atas area seluas 28.340 m2 dengan luas bangunan 5840,9 m2.1
Dengan sarana dan letak bangunan yang memadai, dapat dihindari risiko
kekeliruan, kontaminasi silang, dan berbagai kesalahan lain yang dapat
mempengaruhi mutu obat. Pabrik ini terdiri dari bangunan-bangunan sebagai
berikut:
1. Pabrik 1, terdiri dari ruangan kantor, laboratorium QC, dan ruang kerja
maintenance.
2. Pabrik 2, terdiri dari ruangan produksi dan pengemasan.
3. Gudang, terdiri dari ruangan penyimpanan bahan baku, bahan pengemas,
dan produk jadi.
4. Bangunan lain, terdiri dari bangunan utilitas, masjid, kantin, pengelolaan
limbah, dan penyimpanan.1
Tugas dan tanggungjawab bagian Quality Assurance yang dilaksanakan oleh calon
AMF adalah:
1. Document Management System
a. Distribusi dokumen
Dokumen original yang sudah di setujui oleh QA kemudian di scan
dalam bentuk pdf. Lalu di beri penandaan “Original”.
b. Multiplicaion of document
Penggandaan dokumen harus terkontrol oleh QA, setiap dokumen harus
di beri penandaan “Controlled Copy”.
c. Document review
Melakukan review terhadap dokumen, untuk memastikan keakuratan
dokumen. Jika dokumen sudah kedaluwarsa maka harus di perbaharui.
d. Storage of document
Menyimpan dan dan menjaga dokumen, mengelola dokumen dan
disimpan di lemari penjamin.
e. Obsolete document
Mengganti dokumen lama dengan dokumen baru, karena masa berlaku
berlaku dokumen tersebut telah habis, dokumen tidak valid lagi karena
peralatan rusak, maka dokumen tersebut menjadi dokumen obsolete
setelah diterbitkan dokumen dengan nomor revisi baru.
f. Destruction
Dokumen yang tidak di pakai dan tidak perlu dipelihara lagi sebagai
dokumentasi harus dimusnahkan. Pemusnahan dokumen yang sudah
tidak di pakai lagi di lakukan oleh penanggung jawab dokumen di
masing – masing departemen.1
2. Training Need List
Memasukan data training (pelatihan) ke komputer dalam bentuk excel,
training (pelatihan) harus di lakukan semua karyawan baru termaksud pkl
dan pkpa. QA membuat training need list untuk memastikan bahwa
karyawan sudah melakukan training (pelatihan).2
3. Evaluation Batch Record
Memasukan data daftar isi pengemasan batch ke komputer dalam bentuk
excel untuk memastikan bahwa kelengkapan dan kebenaran pengisian
batch record sesuai dengan checklist.2
4. Deviation Handling
Memasukan data lembar persetujuan obat jadi ke computer dalam bentuk
excel untuk menangani deviasi akibat adanya masalah yang terkait kualitas
sistem, prosedur, produk, dan material. Setiap potensi yang teridentifikasi
penyimpangan harus di laporkan melalui sistem pelaporan penyimpangan.
2
1.3 Pembahasan
Daftar Pustaka
1. L-SOP-QA-012 Ver 04.0 Dokumen sistem manajemen.Bekasi;2018