GAMBARAN UMUM
II.1 PT. Ferron Par Pharmaceuticals(5)
II.1.1 Sejarah
PT. Ferron Par Pharmaceuticals (FPP) merupakan perusahaan
farmasi yang tergabung dalam Grup Dexa Medica. Sejak didirkan pada
tanggal 27 September 1970 oleh Rudy Soetikno, Hetty Soetikno dan Lydia
Septiani Dexa Medica telah tumbuh menjadi salah satu industri besar
farmasi di Indonesia. Perkembangan ini dan tuntutan globalisasi
perindustrian,
membuar
PT
Dexa
Medica
membutuhkan
fasilitas
dan
sama
dengan
besi
dalam
hal
kekuatan,
kegunaan
dan
keberadaannya. Kata Par berasal dari istilah dalam olah raga golf yang
berarti target yang harus dicapai. Oleh karena itu kata Par menunjukkan
bahwa perusahaan selalu berusaha untuk memenuhi standar yang telah
ditetapkan baik dalam hal kualitas produk maupun dalam hal praktek
bisnisnya.
Sedangkan
Pharmaceuticals
menunjukkan
bahwa
keamanan,
kualitas
dan
efektivitas
obat-obatan
yang
6
pasar Inggris, Jerman, Afrika (Nigeria), dan Asia (Kamboja, Filipina,
Vietnam, Srilanka, Hongkong).
II.1.2 Visi Dan Misi PT. Ferron Par Pharmaceuticals
II.1.2.1 Visi PT. Ferron Par Pharmaceuticals
Perusahaan ini mempunyai visi untuk menjadi perusahaan
terkemuka dengan tekad memberikan nilai tambah yang tinggi bagi setiap
pelanggan dan para stakeholder dengan :
a. Produk inovatif dan berkualitas tinggi
b. Pelayanan yang unggul melalui proses yang efektif dan efisien
c. Penyempurnaan yang berkesinambungan
Demi menciptakan kesehatan bagi semua di tingkat nasional,
regional maupun global.
II.1.2.2. Misi PT. Ferron Par Pharmaceuticals
Untuk mewujudkan visi tersebut, FPP mempunyai misi untuk
memantapkan
kapasitas
dan
kompetensi
untuk
berperan
dalam
yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi kerja, produktivitas, kualitas kerja, peningkatan
moral, disiplin kerja, dan kenyamanan kerja. Selain itu juga terdapat
program Ferron Suggestion System (FeSS) yang merupakan sarana bagi
para karyawan Ferron dalam menyampaikan ide-ide kreatif dan saran
untuk kemajuan Ferron. Ide dan saran dari para karyawan disampaikan ke
komite saran dan kemudian dilombakan tiap 3 bulanan / tahunan. Dengan
adanya program ini, diharapkan karyawan dapat ikut berpartisipasi secara
aktif dalam perkembangan Ferron.
Sertifikat GMP
b.
c.
d.
Sistem
mutu
yang
diterapkan
di
PT.
Ferron
Par
10
sampel dilakukan sesuai dengan protap pihak RnD yang telah divalidasi
dan dilakukan oleh personel yang telah terlatih. Pengambilan sampel
dilakukan untuk pengujian pada saat pelulusan bahan awal, pengujian
IPC, dan pengujian produk akhir. Prosedur pengujian dilakukan sesuai
dengan protap R&D yang telah divalidasi dan setiap prosedur pengujian
didokumentasikan berupa print outdari alat-alat yang digunakan dan
laporan hasil uji (LHU).
PenerapanFerron
memperlihatkan
Integrated
System
sebagai
sistem
mutu
Departement)
Departemen Pembelian (Purchasing Departement)
Departement Pabrik (Factory Departement)
Departemen Quality (Quality Departement ) yang meliputi bagian
Validasi, bagian internal kualiti audit (QA), bagian post production
air
dan
saluran
saluran.
Mezzanine
dibuat
untuk
12
jalannya
produksi
dan
mungkin
dapat membahayakan
13
dengan
temperatur,
tekanan
perbedaan
kebutuhannya.
antar
ruang,
Spesifikasi,
seperti
pergantian
udara,
kabel, saluran-saluran
serta
benda
lain
yang
dapat
14
15
16
akan
mempermudah
penelusuran
jika
terjadi
kerusakan
atau
kecacatanpada produk.
5.Sanitasi dan Higiene
Tingkat sanitasi yang tinggi perlu diterapkan pada sebuah industri
farmasi sehingga dapat mencegah terjadinya pencemaran terhadap
produk. Sanitasidibedakan menjadi higiene personel, sanitasi bangunan
dan fasilitas, sanitasi peralatan dan validasi pembersihan.
Untuk memenuhi persyaratan higiene personel, maka FPP
menerapkan tiap personel baik karyawan maupun non karyawan yang
masuk maupun melewati area produksi FPP mengenakan baju yang
sesuai dengan area produksi tempat personel tersebut bekerja (white,
grey atau black). Baju tersebut terbuat dari bahan yang tidak melepaskan
serat dan dilengkapi dengan penutup kepala. Adanya penutup kepala
akan melindungi produk dari rambut atau benda lain yang mungkin dapat
jatuh dari kepala. Baju grey dilengkapi dengan tangan panjang, dan harus
memakai masker dan sarung tangan untuk personel yang kontak
langsung dengan produk. Baju kerja blackdi PT FPP dicuci setiap 2 hari
sekali, sedangkan sepatu dicuci setiap 1 bulan sekali. Pada beberapa
tempat tersebut terdapat poster dan protap mencuci tangan.
Pada personel FPP dilakukan juga medical check-up yang
dilakukan baik pada saat recruitment maupun secara periodik. Hal ini
dimaksudkan untuk memantau dan menjamin bahwa kesehatan personel
tetap terjaga selama bekerja di FPP. Medical check-upyang dilakukan
secara periodik bergantung pada frekuensi kontak produk dengan
personeldan kegiatan yang dilakukan di FPP. Selain itu, personeljuga
dilarang merokok di FPP. Personel yang mengidap penyakit menular tidak
diperbolehkan bekerja hingga sembuh kembali. Hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya kontaminasi dari penyakit tersebut. Personelyang
memiliki luka terbuka tidak boleh kontak dengan bahan dan produk,
karena dikhawatirkan bahan atauproduk tersebut dapat masuk ke dalam
tubuh personel melalui luka tersebut.
17
barang
milik
pribadi
selama
jam
kerjanya
18
gudang
sambil
menunggu
saatnya
dimusnahkan
atau
masing bahan.
Proses
produksi harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, dan
memenuhi ketentuan CPOB yang menjamin senantiasa menghasilkan
produk yang memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi ketentuan
izin pembuatan dan izin edar (registrasi).
Setiap bahan terdapat kartu stok yang dituliskan secara manual
untuk mengetahui berapa banyak bahan tersebut yang tersisa dan
dituliskan juga tanggal pengambilan serta personel yang bertanggung
jawab. Jumlah sisa stok kemudian diupdate dengan memasukkan ke
dalam Oracle system. Hal yang sama juga berlaku terhadap bahan
kemas. Jika terdapat kecacatan baik yang diamati secara visual, dibuat
permohonan pengujian berupa lembar action requestyang selanjutnya
ditindak lanjuti oleh bagian PPQM Quality.
Validasi proses merupakan pembuktian yang terdokumentasi
bahwa
semua
aspek
(material,
mesin,
manusia,
metoda
dan
19
apabila
terjadi
perubahan
yang
signifikan,
misalnya
Pengolahan
Untuk menjaga agar bahan yang terdapat di dalam ruangan tidak
keluar dan mencemari ruangan lain maka perbedaan tekanannya
dibuat menjadi lebih rendah dibandingkan dengan ruangan di
sekitarnya, misalnya
mencegah
penggunaan
baju
terjadinya
grey,
kontaminasi
black
dan
silang
white
adalah
sesuai
dengan
spesifikasi
yang harus dilalui oleh produk ruahan sehingga menjadi produk jadi.
Penyimpanan
Semua produk yang telah melalui pengawasan akhir (produk jadi),
7.Pengawasan Mutu
Bagian Quality bertanggung jawab menjamin bahwa semua produk
yang diproduksi oleh FPP memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
Quality department dipimpin oleh Quality manager yang membawahi
IPC
bertanggung
supervisor
jawab
dan
Shift
terhadap
supervisor.
pelaksanaan
Bagian
validasi
kualifikasi,
validasi
ruangandan
air.
Bagian
Internal
Quality
Audit
(IQA)
digunakan
di
FPP
dikembangkan
oleh
bagian
analytical
aspek
CPOB
di
FPP dengan
guidance.
Dalam
melaksanakan tugasnya, tim ini memakai acuan CPOB (GMP), bukan FIS
(Ferron Integrated System) manual. Jadwal pelaksanaan inspeksi diri
dilaksanakan secara acak tiap 4 kali dalam sebulan padasemua lini yang
ada. Penyimpangan yang ditemukan kemudian didokumentasikan dan
21
dilaporkan untuk ditindak lanjuti. Hasil dari inspeksi diri ini berupa
rekomendasi perbaikan (CAPA) serta komitmen pelaksanaan perbaikan
oleh lini terkait (person in charge) dalam jangka waktu (due date) tertentu.
Selain
inspeksi
diri,
salah
satu
bentuk
komitmen
untuk
mengajukan.
Untuk
produk-produk
toll
in,
bagian
quality
diterima
akan
didokumentasikan
dalam
Databased
Product
22
bahwa keluhan sudah diterima oleh FPP dan akan segera ditindaklanjuti
atau jawaban keluhan. Lead time penyusunan respon awal adalah 3 hari
sejak keluhan diterima. Kemudian akan ditetapkan klasifikasi keluhan
untuk menentukan lead time penanganan keluhan. Lead time penanganan
keluhan yaitu 3 hari kerja untuk critical complaint, 14 hari kerja untuk
major complaint, dan 30 hari kerja untuk minor complaint. Lead time
dihitung mulai dari dokumen dan sampel keluhan sudah lengkap sampai
dengan surat jawaban keluhan disusun.
10. Dokumentasi
Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen dan
merupakan bagian yang esensial dari pemastian mutu. Dokumentasi yang
jelas adalah fundamental untuk memastikan bahwa tiap personel
menerima uraian tugas yang relevan secara jelas dan rinci sehingga
memperkecil risiko terjadinya kekeliruan yang biasanya timbul karena
hanya mengandalkan komunikasi lisan. Spesifikasi, dokumen produksi
induk/formula pembuatan, prosedur, metode dan instruksi, laporan dan
catatan harus bebas dari kekeliruan dan tersedia secara tertulis. Struktur
dokumentasi yang dipergunakan di FPP adalah FIS (Ferron Integrated
System), Prosedur, Dokumen pendukung dan Record.
Pencatatan data secara manual dilakukan dengan tinta biru untuk
memastikan data berupa asli, bukan fotokopi. Selain itu jika ada
kesalahan dalam pencatatan data, bagian yang salah dicoret sekali
kemudian diganti dengan data yang benar lalu dibubuhi paraf dan inisial
serta tanggal oleh personelyang bertanggung jawab.
Seluruh catatan
23
yang bertanggung jawab mencatat dalam log book dan dibubuhi paraf
serta inisial menggunakan tinta biru.
11. Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak
Pada prinsipnya pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak
haruslah dibuat secara benar, disetujui dan dikendalikan dengan baik
untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat menyebabkan produk
atau pekerjaan dengan mutu yang tidak memuaskan. FPP tidak hanya
memproduksi produk FPP sendiri, tetapi juga menerima kontrak (toll in)
dan memberi kontrak (toll out) dengan perusahaan farmasi lainnya.
Kerjasama ini dilakukan berdasarkan suatu kontrak antara pemberi
kontrak dan penerima kontrak dalam suatu persetujuan teknis yang
mencakup spesifikasi tanggung jawab masing-masing berkaitan dengan
proses produksi dan kontrol terhadap produk.
12. Kualifikasi dan Validasi
PT. Ferron Par Pharmaceuticalsmelakukan perencanaan terhadap
program validasi melalui penyusunan Validation Master Plan (VMP). VMP
adalah dokumen yang menyajikaninformasi mengenai program kerja
validasi yang disiapkan dengan mengacu kepada CPOB dan cGMP
disamping kebijakan dan komitmen perusahaan untuk melakukan
penyempurnaan terus menerus khususnya terhadap pencapaian sasaran
mutu. Ruang lingkup VMP meliputi seluruh proses validasi atau kualifikasi
dari system yang mempunyai dampak terhadap kualitas produk yang
meliputi antara lain sarana penunjang (water system, pure steam
generator, HVAC, dan lain-lain), mesin dan peralatan produksi, instrument
laboratorium dan peralatan IPC, proses pembersihan, proses produksi,
serta media fill.
Validation Master Plan juga berisi struktur organisasi kegiatan
validasi dan pembagian peran masing-masing. Dalam melaksanakan
program
validasi
terhadap
utilitymaupun
fasilitas,
FPP
sudah
menggunakan analisis risiko. Hal ini telah sesuai dengan CPOB, yang
24
berpengaruh
terhadap
kualitas,
kemungkinan
terjadinya