A. Latar Belakang
Kegiatan praktek kerja merupakan kurikulum pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan yang mendukung kegiatan belajar mengajar siswa melalui kegiatan praktek
kerja secara langsung di dunia kerja sesuai dengan program studi tertentu untuk
mencapai keahlian kerja sebagai bekal untuk bekerja secara profesional.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka diterapakan suatu sistem pendidikan
yang dikenal dengan istilah Praktek Kerja Instansi (PRAKERIN).Atau disebut
juga dengan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
Sistem ini merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian
profesional yang memadukan secara sistematis program pendidikan di sekolah
dengan program penguasaan keahlian melalui kegiatan bekerja secara langsung dan
terarah untuk mencapai tingkat keahlian profesional tertentu.
Keahlian profesional hanya dapat dikuasai melalui cara mengerjakan langsung
pekerjaan pada bidang profesi yang ada dalam dunia kerja.Sehubungan dengan itu,
maka siswa SMK pada jenjang tertentu diwajibkan mengikuti kegiatan praktek kerja
secara langsung.
B. Tujuan
Sebagai prasyarat kenaikan kelas atau kelulusan
Memiliki wawasan tentang dunia kerja yang relevan dengan kompetisi
keahliannya
Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan, memperluas, dan
memantapkan kemampuan sesuai dengan kompetisi keahliannya
Memperoleh dorongan dan semangat berwirausaha sesuai dengan
keahliannya
Memperoleh kesempatan untuk mempromosikan dirinya kepada dunia kerja
Profil
Nama Perusahaan : PT. KUTAI TIMBER INDONESIA
Bentuk / jenis perusahaan : PMA ( Penanaman Modal Asing )
Status Saham : Sumitomo Grup ( 99,9 % ) & Koperasi ( 0,3 % )
Status Kepemilikan : Perkayuan Terintegrasi (Proses dari hulu ke hilir)
Produk : 1.Plywood
2.Secondary Processed Plywood
3.Particle Board
4.Wood Working Product
Office and Factory : Head Office ( Jakarta )
Factory ( Probolinggo, Jawa timur )
Branch ( Surabaya, Jawa Timur & Samarinda, Kalimantan
Timur )
Board & Member : 1.President Director : Hiroya Sato
2.Director : Atsushi Kawamura
3.President Commisioner : Toshiro Mitsuyoshi
4.Commisioner : Toru Ida
Total Karyawan KTI January 2015 : - Karyawan Tetap : 3.808 Orang
- Karyawan Tidak Tetap : 2.040 Orang
Penjualan : 29% Japan, 4% Amerika utara, 23% Eropa, 44% Asia
Luas lahan : 1. Plywood dan wood working 246.500 m2
2.Particle Board 330.000 m2
Kapasitas Produksi : Plywood 12.500 m3/ Bulan
Wood Working 5.500 m3/ Bulan
Particle Boad 12.000 m3/ Bulan
3.1.7 Internasional Ship and Port Facility Security Code (ISPS Code)
Amandemen terhadap keselamatan jiwa di laut. Persyaratan keamanan
minimum untuk kapal dan pelabuhan juga mengatur tanggung jawab Pemerintah,
Perusahaan, Pelayaran, personil kapal dan personil pelabuhan untuk mendeteksi
ancaman keamanan dan mengambil tindakan pencegahan terhadap insiden
keamanan yang mempengaruhi kepada fasilitas pelabuhan.
3.1.8 Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS ISO 18001)
5
Suatu
standart
Internasional
untuk
menerapkan
sistem
manajemen
Laboratories Test
A. Sample Test
Jumlah Playwood
Jumlah Sample (lembar)
Dalam
3
lot ORDER
Selain Uji FE & AI Uji
(lembar)
Retestin FE & AI
SP
Selain Uji FE & AI
Retestin
Uji
FE & AI
1000
g
4
1001 2000
12
2001 3000
16
3001
10
10
20
Catatan
g
4
: FE = Formaldehyde Emission
AI = Anti Insect
B. Cara Pengujian.
1. Uji Keteguhan Rekat (Bonding Test)
i.
Pembuatan Potongan Uji dan contoh uji
a. Pembuatan potongan uji dari simpel playwood
Posisi L,M,R : Potongan Uji (Ukuran sesuai dengan keperluan)
b. Jumlah Potongan Contoh Uji
Tabel
Rumus = (Jumlah ply -1) x 2
Jumlah
ply
Posisi
Jumlah
L M R L M R L M R L M R L M R L M R L M
3 2 3 2 4 2 4 4 4 5 6 5 6 8 6 8 8 8 9 3
Contoh
Uji
0
4
12
16
20
24
28
R
9
II.
jam, lalu keringkan dengan oven temperatur 60oC 3oC selama 3 jam
Penilaian Hasil Pengujian
Panjang bagian yang tidak terdelaminasi pada satu gores rekat dari
satu sisi tidak boleh kurang dari 50 mm / panjang delaminasi max
gram
Cara pengujian
a. Timbang berat contoh uji sebelum masuk oven
b. Masukkan contoh uji kedalam oven pada temperatur (103 2)o C
atau 103-105
interval 6 jam atau lebih, tidak lebih 0,3 % berat dari potongan
yang di isi)
c. Timbang berat contoh uji setelah kekar oven (disebut juga Oven
Dried Mass)
d. Hitung kadar air sampau urut 0,5% dengan menggerakan rumus
W 1w 2
e. Kadar air (%) =
x 300
w2
iii.
b. Contoh uji di bungkus dari vinyl / plastik lebih dari satu hari dan
ii.
iii.
kalibrasi
Penilaian Hasil Pengisian
10
Cara Pengujian
a. Letakkan Playwood diatas meja banding posissi face diatas
b. Letakkan span (batang kayu) diatas Plywood siap bending
c. Span diberi beban 4 kg sampai dengan 20 Kg.
d. Ukur penyimpangan dan hitung MOE dengan rumus.
MOE = P x /
4 x b x h x y
Dimana: P = Perbedaan batas tertinggi danterendah dalam
proporsional range (N)
/ = Span (mm)
b = Lebar Panel
h = Tebal Panel
y = Penyimpangan bagian tengah span berhubungan
dengan p
iii.
II.2
Tebal (mm)
6.0
6.5
6.0 7.5
6.0
7.5 9.0
5.5
9.0 32.0
5.0
32.0 24.0
4.0
24.0
3.5
11
1. Sample Test
a. Jumlah Sample
Produksi HWPW mingguan
(Ft)
< 200.000
200.000 ~ 400.000
> 400.000
b. Prosedur Sampling
Pengambilan Sample dilakukan pada Out put hot press per
type produk per jalur produksi
Pengambilan sample dilakukan oleh inspektor QC Hot Press
Sample yang telah dipilih harus diberi identitas pada face,
meliputi :
- Item / type produk
- Tanggal Produksi
- Shift Produksi
- Jalur produksi asal sample diproduksi
Sample yang sudah diambil oleh inspektor QC Hot Press,
selanjutnya dibawa oleh inspektor Test Produk atau analisis
2
4
3
2
4
3
2
4
3
2
4
3
segmen sample
Bila produk mempunyai karakteristik 5 misi yang berbeda
pada tiap permukaan dan hanya memiliki satu permukaan
yang terbuka (terekpose) maka jumlah specimen harus 16
dengan ukuran yang sama yang di pasangkan (dauble piece
back to back speciments)
b. Sealing
- Bersikan setiap specimen dari sisa debu pemotong
- Lapisi uji dengan wax/parafin yang di catkan terlebih dahulu
-
(maksiman 2 lapis)
Wax/ parafin tersebut haris menutupu setuap sisi specimen
tidak lebih dari 5 mm pada bagian permukaan di sekeliling
tepi specimen
Setiap sample harus di lapisis dengan wax/parafin dalam
0.1 ml
Pipet volimtrik 1 ml, 2 ml, 5 ml, 6 ml, 30 ml dan 20 ml
Beaker glass 400ml
Timbangan analitik dan ketelitian 0.0001 gram
PH meter
Corong dan pengaduk kaca
Pengaduk magnetik dan thermometer
(240.6)oC / (751.3)oF
Sebelum pengujian dilakukan, desikator di bersihkan dengan kain
berlebihan
Sipakan specimen dari susun specimen sedemikian rupa sehingga
setiap permukaan maupun isi masing masing specimen dapat dialtu
udara bebas
Pipeet air suling sebanyak 25 ml, masuk ke dalam cawan petri
Masukkan cawan petri tersebut dengan hati hati ke dalam desikator
Jaga temperatur dengan desikator pada suhu (24 0,6)C atau (75
ml
b. Pembuatan dan standarisasi larutan farmalin (Standar A)
a. Persiapan larutan standar Farmaldehyde (Standar A)
Pipet 2,7 ml Farmaldehyde 37% pada tabung ukur 1000 ml dan
tempatkan sampai tanda garis dengan air suling
b. Penetapan Konsentrasi HCl 0,1 N
- Timbang 0,1 0,15 gr Natrium karbonat (Na2CO3) yang telah
dikeringkan dengan cara dipanaskan dalam oven pada suhu
-
bar
Letakkan beaker glass tersebut keatas alat magnetik
stirer dan nyalakan
15
larutan HCl.
Hitung konsentrasi larutan standar A dengan rumus
Konsentrasi Formaldehyde : mg
HCHO /ml
= V x N :(HCl)
x 30.03=(mg/mililiter
Dimana
HCHO
konsentrasi
ivalen)
standar
Formaldehyde A (mg/l)
V
= Normalitas HCl
d. Kurva kalibrasi
a. Buat standar formal dehyde B dengan cara melarutkan 3 ml
standar format dehyde A kedalam laju alur 300ml dengan air
suling larutan standart ini terlarut selama 6 jam
b. Konsentrasi formal dehyde pada standar B
c. Ng HCHO/ml = Konsentrasi
c. Pipet air disuling pada masing masing tabung reaksi dengan
volume :
Tabung 1 = 4.00 ml
Tabung 2 = 3.90 ml
Tabung 3 = 3.70 ml
Tabung 4 = 3.50 ml
Tabung 5 = 3.30 ml
Tabung 6 = 3.00 ml
Tabung 7 = 2.00 ml
d. Pipet larutan standar B kedalam masing masing tabung dengan
volume
Tabung 1 = 0.00 ml
Tabung 2 = 0.30ml
Tabung 3 = 0.30 ml
16
Tabung 4 = 0.50 ml
Tabung 5 = 0.70 ml
Tabung 6 = 3.00 ml
Tabung 7 = 2.00 ml
C3
C2
tabung (mg/L)
V2
yang dipipet
f. Tambahkan masing masing 0,1 ml chromotopic Acid 1% pada
masing
masing tabung, kemudian kocok hingga bercampur.
H 2 SO 4
g. Secara perlahan dan hati hati pipet 6,0 ml
pekat ke
dalam tabung.
H 2 SO 4
Biarkan
17
H 2 SO 4
vibrating
alat
zero
absorbasinya
b. Lakukan pembacaan pada larutan blanko (Tabung 3). Bila
absorbansi hasil pembacaan menggunakan larutan blanko
lebih besar dari 0.03 (dengan menggunakan cell 30 mm)
artinya.
Larutan
blanko
mengalami
konsentrasi
atau
18
pada panjang
formal
3. Tabel Konversi
Persamaan berge at al adalah fungsi eksponensial.
19
22.00
22.25
22.50
22.75
23.00
23.25
23.50
23.75
24.00
24.25
24.50
24.75
25.00
25.25
25.50
25.75
26.00
73.60
72.30
72.50
73.00
73.40
73.90
74.30
74.80
75.20
75.70
76.30
76.60
77.00
77.50
77.90
78.40
78.80
(75F)
dikalikan
dengan
1.25
1.22
1.35
1.38
1.32
1.09
1.06
1.03
1.00
0.97
0.95
0.92
0.90
0.87
0.85
0.82
0.80
PHASE 2
Max 0.05 PPM
5. Laporan
- Nomor seri penguji
- Perlakuan perlakuan pada saat sample dikirimkan / diterima,
-
20
a.
b.
c.
-
meliputi :
Temperatur (dan range)
Relatif Hunidity (dan range)
Waktu Conditioning (dalam jam)
Temperatur rata rata ruang conditioning selama melakukan
pengujian (2 jam)
Pembacaan Blanko (air suling dalam desilator tanpa sample)
Faktor pengenceran, apabila larutan sample harus diencerkan
Penentuan konsentrasi (mg/ml) dalam setiap desilator pada setiap
panel pada kondisi actual dan pada kondisi terkoreksi 24 2C (75
II.3
4F)
Setiap perbedaan yang dilakukan dalam metode desilator
Tanggal pengujian
1. Ruang Lingkup
Laboratorium R&D, Divisi R&D, PT. Kutai Timber Indonesia
2. Tujuan
a) Menguji Emisi formaldehyde produk plywood, MDF & Partide Board
dengan metode ASTM E 1333
b) Personil penguji dapat melakukan pengujian sesuai dengan prosedur
yang benar
3. Pelaksanaan / Penanggung jawab
a) Ass. Man. R&D
: Penanggung jawab
b) Kasi R&D
: Pengendali
c) Kasubsi Laboratorium R&D
: Teknis Pelaksana
d) Personil Penguji Laboratorium R&D
: Pelaksana
4. Alat Perlindungan Diri (APD)
a) Masker
c) Kaos tangan karet
b) Jas Lab
d) Kaca mata
5. Referensi
Standart Eksternal ASTM E 1333 (KTIP/STD-E/2000/093)
Pipet volume 20 ml
21
Pipet volume 4 ml
Pipet Mohr 3 ml
Labu ukur (amber) 550 ml
Labu ukur (amber) 30 ml
b) Bahan :
Larutan NaHSO3 3% (Lifetime : 7 hari)
Cara membuat : Timbang sodium disulfit (sodium metasulfit)
sebanyak 4,5625 gram kemudian masukkan dalam labu ukur 500
7. Conditioning
- Waktu
- Suhu
- Hunidity
- Ukuran spesimen uji
- Formalin ruang
- Jarak antara spesimer
- Jumlah sample
- Selang waktu pemasukan variabel baru minimal 2 hari setelah sample
sebelumnya
NOTE : antara nilai formalin Eo dari Ei jangan
dicampur agar tidak terjadi kontaminasi
8. Prosedur Pengujian
a. Persiapan ruang uji
- Purging ruang test camber sebelum digunakan minimal 30 menit
- Ambil sample udara ruang test & make up air untuk cek emisi
-
b.Air Sampling
-
22
Ambil 2 titik air sampling disetiap titik dipasang botol impinger yang
waktu 35 menit
b. Analisa Larutan Sample
- Pipet 4 ml larutan soadium bisulfat (Na HSO3) 3% dari batas impinger
-
(titik 3&2), lalu masukkan dalam tabung berpenutup (36 x 350 mm)
Pipet 4 ml larutan sodium bisulfat 3% ke dalam tabung berpenutup
kemudian kocok
Dengan hati hati dan pelan pelan, pipet 6 ml larutan asam sulfat
c. Pembacaann Absorbansi
-
d.
Vs = V x P x
298
Vs = Volume
udara
101 x
(T pada
+ kondisi standar (303 Kpa dan 298 k) (L)
V = volume udara sample (L)
P = Tekanan udara (Kpa)
T = suhu ruang (C)
Perhitungan total microgram format dehyde dari setiap impingen
Ct = Ca x Fa
Ct = total formal dehyde sample
Ca = Konsentrasi formal dehyde pada total impingen
Fa = Faktor
Fa = Volume larutan NaHSO3 3% (ml)
Volume larutan NaHSO3 3% yang diambil (ml)
Perhitungan konsentrasi formaldehyde dalam range chamber
Ct x 24.47
CL = Vs x 30.03 x Faktor Suhu x Faktor Humidity
CL = Konsentrasi Formaldehyde large chamber (PPM)
30.03 = Berat molekul formaldehyde
24.47 = ML gas formaldehyde pada 303 Kpa & 298 K
9.Prosedur Kalibrasi Spectrophotometer
Larutan Standar A
- Pipet 2.70 ml formaldehyde 37% pada labu ukur 1000 ml dan
tempatkan sampai tanda garis dengan air destilasi. Larutan ini tahan
-
catat volume larutan HCl dan buat tabel PH vs Volume dari HCl
Hitung konsentrasi formalin lerutan standar A (CA) (mg/ml)
24
VOLUME (ml)
NaHSO3
Larutan Standar B
3
4.0
0
2
3.9
0.1
3
3.7
0.3
4
3.5
0.5
5
3.3
0.7
6
3.0
3.0
NOTE : Pada tabung no.3 tidak ada larutan
TABUNG NO.
standar
yang
dipipet,
selanjutnya
disebut
larutan blanko
Tambahkan 0.1 ml reagent chromotropic acid 1% pada masing
penutup
tabung
sehingga
tekanan
dalam
tabung
gelombang 580 nm
Buat grafik hubungan antara absorbansinya dan konsentrasi
25
9. Catatan Khusus
a) Ruangan disektor conditioning room & test chamber harus bersih dari sisa
sample uji formalin
b) Jika ada pengujian, ruangan disekitar conditioning room & test chamber
setiap pagi (jam 6) harus dipurging minimum 30 menit
c) Jika enusi formaldehyde baik diruang conditioning maupun di test
chamber tetap tinggi meski sudah, maka dinding dan lantai ruangan
tersebut harus dilap dengan lap basah
d) Sebelum dan setelah mengambil air sampling baik diruang conditioning
maupun test chamber, maka selang tempat udara mengalir harus dicuci
terlebih dahulu dengan aquadest.
Item Checked
Resin
Hu-100 & Hu-200
Tepung
Hu-12 & Hu-13
waktu
1 menit
7 menit
3 menit
3 menit
Speed
1
2
3
5
NH2
Rumus Kimia : C = O
NH2
26
HU 100
NH2
NH2
Rumus Kimia :
NH2
HU 12(Ammonium Chlorida)
HU 13(Dialumunium Sulfat)
Rumus Kimia : Al2(SO4)3
Bentuk : Powder Putih
Ph : 2.4 ~ 3.4 ( ph paper ) dan 2.6 ~ 3.6 ( ph meter )
Penggunaan : 0.2% ~ 0.5% ( plywood)
Fungsi : Untuk menambah suasana asam
Sebagai prebonding
Visual
pH
(250C)
Visco
(250C)
Gel Time
Resin
Content
(%)
Free
F (%)
S.G
(250C)
WS
(250
C)/x)
27
Temp
Max
(0C)
UA325
MA
-204
PA302
Cairan
putih,
bebas
kotoran
Cairan
kuning,
bebas
kotoran
Cairan
Coklat
merah,b
ebas
kotoran
7.0-8.0
(paper /
meter)
0.801.40
8.0-9.0
(paper/
meter)
0.801.40
30.033.0
(meter)
1.802.40
49-53
(1050C)
4953(10
50C)
1.3803.395
>20
33
2550(mnt/50
0
C)
53-55
(1050C)
<0.8
1.3953.230
>2
33
5-15(mnt/
135oC)
43-44
(135oC)
1.3903.200
50-120
(mnt/350C
)
33
Tipe LFE
Lem
5
HU- 200
5
HU- 100
(bila perlu)
Total 13 15
tepung
HU-12
3
HU- 13
28