Anda di halaman 1dari 50

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan

Dalam era globalisasi saat ini, industri di Indonesia berkembang

sangat pesat. Seiring dengan hal tersebut, peningkatan ilmu pengetahuan

dan teknologi pun semakin canggih dan modern sehingga dibutuhkan tenaga

kerja profesional yang kompeten dibidangnya untuk mengantisipasi

perkembangan industri tersebut, khususnya dalam industri kimia.

Pemerintah dituntut untuk memberikan perhatian khusus pada

kebutuhan tenaga kerja tersebut. Sehingga pemerintah berupaya untuk

meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dengan cara

mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam hal ini

pendidikan kejuruan.

Sekolah Menengah Kejuruan Kimia PGRI Kota Serang adalah

lembaga pendidikan SMK yang mencetak SDM tenaga madya analis kimia

yang terampil dan kompeten dalam bidang teknologi industri, khususnya

dalam bidang analis kimia. Salah satu pengalaman berharga dan merupakan

ciri khas pendidikan ini ialah adanya program dalam kurikulum SMK

berupa kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Melalui kegiatan PKL,

siswa dididik untuk menambah pengalaman, memperluas wawasan IPTEK,

menumbuhkan semangat dan budaya atau etos kerja yang tinggi.


PKL merupakan kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembelajaran

yang dilaksankan di dunia usaha atau dunia industri yang relefan dengan

kemampuan siswa sesuai bidangnya.

Maka dengan itu Sekolah Menengah Kejuruan Kimia Serang bekerja

sama dengan PT Standard Toyo Polymer untuk menyelenggarakan program

PKL bagi siswa guna menghasilkan calon tenaga kerja analis kimia

berkualitas tinggi dan kompeten sesuai dengan kebutuhan industri/instansi

tersebut.

1.2 Tujuan PKL

Adapun tujuan dari PKL adalah sebagai berikut :

1. Memperoleh pengalaman nyata yang berguna untuk meningkatkan

keterampilan yang sesuai dengan jurusan.

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk beradaptasi di lingkungan

kerja yang sebenarnya.

3. Memantapkan dan mengembangkan sikap kerja yang profesional yang

dibutuhkan oleh siswa untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai

dengan bidangnya.

4. Siswa mampu mempertanggungjawabkan kepada pihak sekolah dan

pihak industri/instansi atas PKL yang telah dilaksanakan dalam bentuk

laporan tertulis.

5. Siswa mampu mengumpulkan data dan mengolanya serta membuat

laporan hasil analisis kerja selama PKL, dalam bentuk laporan tertulis

2
secara ilmiah, sistematis, kreatif dan menggunakan bahasa Indonesia

yang baik dan benar.

6. Siswa mampu mengembangkan dasar-dasar teori yang didapatkan dari

sekolah yang berhubungan dengan hasil PKL.

7. Siswa mampu menemukan alternatif pemecahan masalah analisis kimia

melalui kajian pustaka yang sesuai.

8. Memenuhi syarat kelulusan di SMK Kimia PGRI Kota Serang

1.3 Manfaat PKL

Manfaat yang didapat dari diadakannya PKL antara lain :

1. Mendapatkan pengalaman bekerja sebagai bekal ketika memasuki dunia

kerja setelah lulus nanti.

2. Meningkatkan kerja sama dan kekeluargaan antara pihak sekolah

dengan pihak perusahaan.

3. Memantapkan ilmu serta mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan yang diperoleh di sekolah dengan pengalaman di industri.

4. Mengetahui arti penting kedisiplinan dan tanggung jawab dalam

melaksanakan tugas pekerjaan.

5. Menyerap budaya dan etos kerja yang terdapat di industri/instansi.

3
1.4 Tujuan Penulisan Laporan

Adapun tujuan penulisan laporan PKL adalah untuk mengetahui

data kualitas material produksi dalam waktu ± satu minggu, ada pun data

yang penulis analisa sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui jumlah data foreign matter dan Lolos 42 Mesh.

2. Untuk mengetahui jumlah data Bulk Density (BD).

3. Untuk mengetahui jumlah data Volatile matter.

4. Untuk mengetahui jumlah data Derajat polymerisasi.

1.5 Manfaat Penulisan Laporan

Adapun manfaat penulisan laporan PKL adalah sebagai berikut :

1. Melatih kemampuan siswa dalam menulis laporan secara ilmiah dan

kreatif.

2. Menjadi bukti tertulis bahwa siswa telah melaksanakan PKL.

3. Menambah wawasan dan menambah ilmu pengetahuan serta

pengalaman tentang industri.

4. Penulis mejadi lebih tekun dalam belajar karena karekteristik dunia

industri sangat menentukan kualitas karyawan.

4
1.6 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan untuk mengarahkan dan memperjelas

pembahasan masalah, batasan masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai

berikut:

1. Penulis hanya melakukan penelitian mengenai jumlah data OK atau

material siap pakai.

2. Data pengukuran yang diambil mengenai Foreign Matter dan lolos 42

mesh, Bulk density (BD), Volatile Metter, Derajat polymerisasi.

3. Waktu yang diambil penulis untuk pengambilan data selama ± satu

minggu.

1.7 Tempat dan Waktu PKL

Praktik Kerja Industri dilaksanakan di PT Standard Toyo Polymer di

Desa Gerem, Jalan Raya Merak KM 118, Kota Cilegon yang dimulai dari 1

Maret 2023 s.d 31 Maret 2023.

Tabel 1.1 Peraturan Jam Kerja Daily

Hari Jam Masuk Jam Istirahat Jam Keluar

Senin – Kamis 08.00 WIB 12.00 WIB 17.00 WIB

Jumat 08.00 WIB 11.30 WIB 17.00 WIB

5
6

BAB II

LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

PT Standard Toyo Polymer (STATOMER) didirikan pada tahun

1975 dengan akte notaris No. 22 tanggal 15 Mei 1975 Junto No. 28 tanggal

9 Maret 1976 dan disahkan oleh Mentri Kehakiman dan Surat Keputusan

No. Y.A.5/288/1 tanggal 29 Februari 1996 sebagai kerjasama bisnis antara

Indonesia dan Jepang. Dengan modal awalnya sebesar US $ 4.000.000 yang

memiliki tujuan untuk mewujudkan dan mengembangkan bisnis PVC

internasional dan industri petrokimia di Indonesia dengan bantuan teknologi

Tosoh Corporation Jepang.

Saham PT Standard Toyo Polymer dimiliki oleh Toyo Soda

Manufacturing Co., Ltd (30%), Mitsui & Co., Ltd (20%), PT Sempurna

Catur Guna (40%), dan PT Blue Standard Polymer (10%). PT STATOMER

dimiliki 100% oleh perusahaan Jepang yaitu Tosoh Corporation (60%) dan

Mitsui & Co., Ltd (40%) sejak tahun 1996 hingga saat ini. Salah satu

pemegang saham yakni Tosoh Corporation terkenal sebagai perusahaan

kimia terintergrasi. Tosoh adalah produsen Klor Alkali dan VCM terbesar di

dunia yang memproduksi berbagai macam bahan kimia seperti Olefin,

Polimer, Poliuretan, Klor Alkali, Semen, bahan kimia organic, diagnostic in

vitro, pemurnian, instrument dan reagen, dan bahan canggih lainnya (serbuk
Zirconia, media penggiling, Sputtering target quartz material dan material

baterai).

Nama STATOMER berasal dari Motto perusahaan yang merupakan

singkatan dari STA (Stabilitas), TO (Totalitas), dan MER (Merata). Setiap

kata memiliki arti tersendiri, yaitu :

1. Stabil di lingkungan, kualitas pelayanan, dan tingkat produksi.

2. Total bekerja, profesional, dan tanggung jawab.

3. Merata dalam keadilan dan pelayanan kepada pelanggan dan

konsumen.

Pabrik PT Standard Toyo Polymer (STATOMER) dibangun dengan

luas mencapai 12.6 Hektar (126.000 m2) di Provinsi Banten. Mulai

beroperasi pada tahun 1997 dengan kapasitas 24.000 ton/tahun dengan

jumlah produksi maksimum dapat mencapai 92.000 ton/tahun. Jumlah

tenaga kerja PT STATOMER adalah 135 orang. Dengan dukungan satu

orang tenaga asing sebagai Direktur Produksi. Sesuai pertumbuhan pasar,

PT Standard Toyo Polymer (STATOMER) telah melakukan beberapa kali

peningkatan kualitas, yaitu :

1. Perluasan pertama tahun 1979 = 36.000 ton/tahun

2. Perluasan kedua tahun 1982 = 48.000 ton/tahun

3. Perluasan ketiga tahun 1987 = 52.000 ton/tahun

4. Perluasan keempat tahun 1992 = 82.000 ton/tahun

7
Produk PVC yang dihasilkan oleh PT Standard Toyo Polymer dijual

dengan nama RYURON dan sertifikat SNI (Standard Nasional Indonesia)

06-0059-2000. Merk RYURON adalah nama dari Tosoh PVC yang

merupakan pelopor bisnis PVC di Jepang yang terkenal dengan kualitas

premium. RYURON dapat digunakan dalam berbagai proses dan produk

dengan karakteristik masing-masing dan sifat tertentu. RYURON secara

luas dikenal sebagai produk yang terbaik dalam proses penyerapan, dispersi,

stabilitas panas, dan transparasi kemudahan pewarnaan. PT Standard Toyo

Polymer menerapkan pengendalian kualitas yang baik untuk mencapai

standar yang tinggi dan jaminan kualitas sesuai dengan standar Tosoh

Corporation, Jepang. Jenis PVC yang dihasilkan oleh PT Standard Toyo

Polymer yaitu STM-57, STM-65G, STM-65P, STM-65S, dan STM-70.

PT STATOMER berharap turut berperan serta dalam perkembangan

pertumbuhan ekonomi, dimana resin PVC adalah salah satu dari bahan yang

berguna di berbagai lapangan industri seperti pipa, kabel film, botol, pelapis

lantai dan lain-lain. Produk yang dihasilkan langsung dipasarkan ke pabrik-

pabrik pengolahan PVC di Indonesia, salah satu diantaranya adalah PT

MASPION yang berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur yang dikenal sebagai

produsen alat-alat rumah tangga dari bahan plastik.

8
2.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi

“Menjadi Produsen resin PVC terkemuka yang didesikasikan untuk

pelanggan dan memberikan kontribusi kepada masyarakat di Indonesia”.

Misi

1. Berkontribusi terhadap perekonomian nasional dengan menyediakan

resin PVC yang berkualitas tinggi dan stabil.

2. Untuk memenuhi syarat pelanggan di pasar yang berkembang dan

mencapai kepuasan pelanggan yang maksimal.

3. Makmur bersama masyarakat sekitar.

4. Bertanggung jawab terhadap keadilan dan terus mengamati

perlindungan, lingkungan, keselamatan, dan kesehatan.

5. Fokus komitmen perusahaan pada transparansi, kepatuhan, kinerja

bisnis, dan efesiensi operasional.

2.3 Lokasi Perusahaan

PT Standard Toyo Polymer berlokasi di Jalan Raya Merak KM. 118,

Keluruhan Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon 42438, Banten-

Indonesia.

9
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan

PT Standard Toyo Polymer dipimpin oleh seseorang Production

Directur yang membawahi Plant Manager dan dibantu oleh :

1. General Affair Manager, yang bertanggung jawab terhadap urusan

hukum yang terjadi pada PT Standard Toyo Polymer.

2. Production Manager bertanggung jawab terhadap jalannya proses

pembuatan PVC.

3. Maintenance Manager, bertanggung jawab terhadap masalah perawatan,

pemeliharaan, dan perbaikan mesin-mesin produksi.

4. QA (Quality Assurance Manager) bertugas mengadakan pengawasan

terhadap bahan baku dan produk yang dihasilkan pada proses produksi.

5. Laboratorium Manager, bertanggung jawab terhadap pengendalian

bahan baku dan produk yang dihasilkan pada proses produksi.

6. Health, Safety, dan Environment Manager, bertanggung jawab

menangani dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan proses

produksi, serta bertanggung jawab terhadap Kesehatan dan keselamatan

kerja.

7. Logistic Manager, bertugas merencanakan bahan baku, dan jumlah

produk resin PVC yang dijual pada konsumen.

10
2.5 Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Perusahaan

PT Standard Toyo Polymer berkomitmen untuk :

1. Ciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat untuk karyawan,

subkontraktor, dan pengunjung di tempat kerja.

2. Mencegah dan cidera penyakit terkait pekerjaan.

Untuk mencapai ini PT Standard Toyo Polymer akan :

1. Membangun dan memelihara Sistem Manajemen Kesehatan dan

Keselamatan Kerja sesuai dengan PP No. 5 Tahun 2012.

2. Mematuhi standar dan undang-undang K3 masih relavan dengan

kegiatan perusahaan.

3. Menetapkan dan memantau tujuan keselamatan di lokasi dan

menerapkan tindakan korektif untuk meningkatkan kinerja.

4. Memberikan pendidikan atau pelatihan terkait K3 bagi karyawan untuk

meningkatkan kinerja K3 di perusahaan.

5. Jadikan K3 sebagai budaya dan kebutuhan kita.

6. Lakukan peningkatan terus menerus.

Guna menunjang kebersihan dalam produksi dan mencegah hal-hal

yang tidak diinginkan, maka PT Standard Toyo Polymer membuat langkah-

langkah pencegahan yaitu dengan menyediakan :

1. Operasi tunjuk

2. Safety shoes

3. Helmet

4. Masker

11
5. Sarung tangan

6. Peralatan P3K

Disamping itu juga PT Standard Toyo Polymer menyediakan alat

pemadam kebakaran untuk mencegah kebakaran yang terbesar yaitu :

1. Hydran

2. Dry chemical

3. Foam

4. Tohatsu pump

2.6 Kebijakan Mutu Perusahaan

PT Standard Toyo Polymer berkomitmen untuk menyajikan yang

terbaik kualitas dan layanan untuk kepuasan pelanggan dengan :

1. Kualitas manajemen sistem berdasarkan pada SNI ISO 9001 2015 dan

produk kualitas Membangun pemeriksaan berdasarkan pada SNI-06-

0059-2000 dan menerapkan ISO-9001-2015 dan SNI-06-0059-2000

persyaratan secara efektif terus-menerus.

2. Berikan prioritas pada kualitas dan efektifitas dalam setiap proses kerja.

3. Mengembangkan tinjauan berkelanjutan atau pencapaian kualitas dan

efektifitas sistem manajemen mutu.

4. Lakukan tingkatan terus-menerus. (Polymer, 2019)

12
13

BAB III

BAHAN DAN PRODUK

3.1 Bahan Baku Perusahaan

Bahan baku yang digunakan oleh PT STATOMER adalah Vinil

Cloride Monomer (VCM). VCM merupakan salah satu hasil fraksi minyak

bumi. Titik didih VCM –17°C. Jika diudara terdapat 15% VCM maka VCM

dapat meledak dengan sendirinya. VCM bersifat karsinogenik, sangat

flammable, memabukkan, dan dapat menyebabkan pingsan.

VCM disimpan didalam ball tank, hal ini bertujuan untuk

mengurangi gaya elektrostatik akan menimbulkan ion-ion sehingga dapat

tersambar petir karena terdapat gaya magnet. Selain itu, penyimpanan VCM

di ball tank bertujuan agar tekanan di dalam tangki dapat menyebar rata

keseluruh permukaan tangki serta ketika proses air keseleruh permukaan

tangki dengan merata.

PT STATOMER memiliki empat ball tank. Tiga buah ball tank

digunakan untuk menyimpan VCM dan satu lagi digunakan untuk

menyimpan reservoir air karena ball tank tersebut sudah tidak layak untuk

menyimpan VCM. Ball tank yang digunakan sebagai penyimpanan VCM

memiliki kapasitas 200 m3 (dua buah) dan 400 m3 (satu buah). Maintenance

ball tank dilakukan 3 tahun sekali. Kini PT STATOMER melakukan sendiri

open inspection.
Bahan VCM diperoleh import dan domestik (ASC). Bahan baku import

didapatkan dari produk perusahaan yang ada di Jepang yaitu Tosoh

Corporation.

3.2 Produk Perusahaan

PT Standard Toyo Polymer memproduksi resin PVC dalam beberapa

grade diantaranya yaitu :

1. STM-57

Grade ini bersifat stabil terhadap panas, transparan (tembus

cahaya), mudah diproses, dan dapat menghasilkan barang-barang yang

kaku (rigid) seperti film atau sheet, fitting, atap rumah bergelombang

serta plate.

2. STM-65G, STM-65S, STM-65P

Grade ini bersifat stabil terhadap panas, transparan (tembus

cahaya), mudah diproses, sedikit fish eye, dan dapat menghasilkan

barang-barang yang fleksibel seperti plate, kulit tiruan (synthetic

leather), peralatan medis seperti selang infus, dan peralatan medis

sekali pakai lainnya.

3. STM-70

Grade ini bersifat stabil terhadap panas, mudah diproses, sedikit

fish eye, dan dapat menghasilkan barang-barang yang fleksibel seperti

selang, sendal, sepatu, pembungkus kabel macam-macam alat mainan,

serta alat-alat rumah tangga lainnya.

14
Tabel 3.1 Spesifikasi resin PVC masing-masing grade

Grade STM-57 STM-65 STM-65S STM-65P STM-70


White White White White White
Appearance
Powder Powder Powder Powder Powder
Polymerization 1010 ±
710 ± 50 1010 ± 50 1010 ± 50 1310 ± 50
Degree (P) 50
K-Value
65
(Approximation) 57 65 65 70
1010 ±
Polymerization 710 ± 50 1010 ± 50 1010 ± 50 1310 ± 50
50
Degree (P)

Volatile Matter (%) Max. 0,3 Max. 0,3 Max. 0,3 Max. 0,3 Max. 0,3

Bulk Density 0,58 ± 0,54 ± 0,54 ± 0,52 ± 0,50 ±


(g/Ml) 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

Partikel Size (42


Min. 99,9 Min. 99,9 Min. 99,9 Min. 99,9 Min. 99,9
Mesh Pas, %)

3.3 Bahan Pembantu

Untuk membentuk suatu produk dibutuhkan bahan pembantu atau

aditif dan penggunaan aditif tergantung pada bahan baku yang digunakan.

Selain itu, jenis kegunaan bahan pembantu menurut jenis produksi sangat

beraneka ragam sesuai dengan tujuan perusahaan yang bersangkutan.

Karena itu jumlah pemakaian, jenis dan sumber bahan pembantu pada

umumnya dirahasiakan. Guna mengetahui fungsi dan peranan bahan

pembantu dalam proses pengolahan bahan jadi plastik.

15
Dibawah ini diuraikan beberapa contoh aditif, yaitu:

A. Stabilizer

Kegunaan stabilizer adalah untuk mencegah terjadinya proses

degradasi pada bahan baku plastic yang diakibatkan oleh pemanasan

atau cahaya matahari dan lamanya waktu penyimpanan dan sekaligus

dapat mencegah terjadinya kerusakan zat warna selama proses, oleh

sebab itu fungsi stabilizer sangat penting karena walaupun hanya 0,10%

dari PVC yaang terdegredasi akan mengakibatkan seluruh warna PVC

compound menjadi hitam.

Beberapa stabilizer yang digunakan, yaitu:

1. Lead coumpound

2. Ba-cd

3. Stabilizer non toxic

4. Epoxycompound

5. Uv Stabilizer

6. Oganic stabilizer

B. Filler

Fungsi filler adalah sebagai bahan pengisi compound yang

gunanya untuk menekan biaya produksi dan juga untuk memperbaiki

salah satu sifat resin PVC, rigid misalnya. Tetapi penggunaan lubricant

denagn perbandingan 80:1. Pada umunya dipakai sebagai filler adalah

kalsium karbonat dan kalsium silikat yang biasanya digunakan dalam

industri kulit imitasi, industri PVC sheet yang fleksibel.

16
C. Lubricant

Lubricant berfungsi sebagai pelumas, yakni untuk mengurangi

fiksi antara bahan baku plastic dengan peralatan selama proses

berlangsung. Selain itu lubricant juga mengurangi gesekan antara

molekul-molekul resin PVC dengan bahan lain didalam PVC

compound. Lubricant yang biasa digunakan adalah PB-ST, kalsium

stearete, asam stearate dan lain lain.

D. Plastisizer

Plastisizer kegunaan adalah untuk memodifikasi kekerasan dan

sifat fisik tidak elastis dari bahan baku plastik sehingga dapat

menghasilakan produk yang fleksibel. Pemakaian plastisizer ini

tergantug dari sifat kelarutan dan sifat permanent dari bahan yang akan

di proses. Contoh: plastisizer adalah DOP ( Dioctly Pthalat).

E. Pigment

Walaupun pemakaian zat warna ini sedikit sekali presentasenya

namun harus dipilih zat warna yang mempunyai sifat tahan panas dan

cepat menyebar secara merata keseluruhan bahan baku plastik yang di

warnainya. Fungsi memberikan warna tertentu untuk produk, pigment

yang dipakai adalah UMB (Ultra Marine Blue).

F. Foaming agents

Foaming agents atau zat untuk proses foaming atau

menghasilkan barang-barang busa. Zat ini biasanya merupakan senyawa

organic yang apabila dipanaskan akan mengeluarkan gas.

17
3.4 Produk

Ada beberapa jenis PVC resin yang dihasilakan oleh PT

STATOMER yang jual denagan nama RYURON. Beberapa jenis PVC

resin, antara lain: STM-57, STM-65, STM-65S, STM-65P, STM-70, STM-

67. Poly vinyl choloride (PVC) mempunyai sifat fisik yang sangat baik,

tahan kimia, mudah diolah, bereaksi sendiri, dapat dicampur denagan biji-

biji plastik, panel bangunan, keranjang sampah, sepatu kerja dan insulator

(pembungkus) kabel.

18
19

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

4.1 Sejarah PVC resin

Pada zaman modren seperti sekarang ini PVC sangat dibutuhkan

sekali dalam dunia industri. Perkembangan dan pemanfaatannya melaju

dengan pesat.

Adapun sejarah dan perkembangannya PVC sebagai berikut:

1. Pada tahun 1835

Justin Von Liebright dari universitas griessen menemukan reaksi

dari “minyak kimia dengan reaksi bath” (etilen dichloride) dengan

produk yang bernama alcohol potash yaitu meliputi gas chloride.

Liebrig tidak kerja sendiri tetapi ia selalu mengkonfirmasikan kerjanya

dengan murid-muridnya karena ia merupakan seorang dosen di

universitas tersebut. Salah satu murid dari Liebrig yaitu Victor Regnant,

ia adalah seorang penerbit, tetapi Liebrig merupakan penemuan

besarnya tentang vininyl chlorida tersebut.

2. Pada tahun 1972

E.Bannan menemukan vinyly chlorida sinar mata yang di

proses dari sinar matahari yang meghasilkan pipa sambungan yang

kedap udara sangat solid.


3. Pada tahun 1912

Pabrik kimia elektron Griesheim memberi tugas kepada Fristz

untuk menemukan bahan kimia berupa acetylene. Kemudian telah

menemukan bahan kimia tersebut, Griesheim mengembangkan

perdagangan dari bahan sintesis dari vinily chlorida dengan proses adisi

hydrogen chloride.

4. Pada tahun 1915

Kalte menemukan bahan organik berupa peroxide sebagai

indikator pada proses polimerisasi PVC.

5. Pada tahun 1916

Setelah beberapa tahun perkembangan di bidang PVC ini

mengalami hambatan, kemudian dapat menempatkan kembali setelah

ditemukanya celluloid. Jerman bekerja kembali untuk membangun

kembali mesin pembuatan resin dan uasahanya tersebut tidak

mendapatkan masalah terutama dalam stabilitas thermalnya.

Pabrik elektron Griesheim yang pada saat itu mencoba untuk

menyewa mesin tersebut berhenti membayar ketika mesin tersebut

sudah patent. Untuk beberapa lama di USA, pipa sambungan dari bahan

karbit di pergunakan untuk etilen sebagai produk dari chlorohidrin

perubahan tersebut terjadi untuk PVC dan sodium hydrohidrin.

Waldo.L.Senon dan B.F Good Rich juga tertarik pada PVC.

Mereka adalah penemu proses addesive untuk perekat karet pada

20
logam. Senon megosphate atau Dibutyl phospat yang elastisanya sangat

tinggi. Maka di temukanlah plasticizer.

Untuk mempengaruhi bagian plasticizer dari PVC, senon

mempergunakan teknik organosol, senon menggunakan timah putih

dan sodium silikat dengan panas stabil.

6. Pada tahun 1926

Kumpulan Union carbide dan Da Pouth Koch menemukan

polimerisasi dari PVC dengan vinyl Asetat yang dapat memperbaiki

proses stabilisasi.

7. Pada tahun 1934

Fraizier Groffot dan Union Carbide penemu tentang alkaline

earth soups yang merupakan stabilisasi PVC dalam keadaan panas.

8. Pada tahun 1944

Union Carbide dari homopolimerisasi PVC membutuhkan aliran

air sebanyak 4 milion 16 pertahun. Ahli kimia disana menemukan

diakylitin soups yang merupakan stabilisasi dalam keadaan panas.

9. Pada tahun 1947

Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui kondisi

adanya kombinasi dari barium, calsium dan zine soups yang merupakan

stabilisasi dalam keadaan panas.

21
10. Pada Tahun 1957

Elliot Weinberg menciptakan Dibutly Dinercaptide dengan 2-

ETHLY HEXYL Thio Glicolate pada logam yang menangkap panas

merupakan heat stbilizer untuk PVC yang rigid dan dalam waktu yang

sama Elliot menciptakan antymony Tri Nerchaptide Low Cost Stabilizer

untuk pipa, dimana akan berdaya guna pada 25 tahun mendatang seperti

harga timah yang selalu tinggi.

11. Pada tahun 1970

Pier Wigi dan Regina Elena intitute untuk cancer resort di roma

menemukan bahwa gas dari PVC dapat merusak tubuh dengan dosis

tinggi.

12. Pada tahun 1973

Cesare Maltoni bekerja pada Eouropen Frim di institute

oncologi di balogna (italia), menemukan bahwa gas PVC dapat

menyebabkan sedikit Anggiosarcoma yang dalam kangker di tubuh

manusia. Asosiasi pembuatan pabrik kimia adalah buatan Cesare

Maltoni, tetapi selalu di bawah persetujuan bersama. Pada asosiasi

tersebut Maltoni bertindak sebagai komisaris MCA dan dia selalu

bekerja dengan tekun.

13. Pada tahun 1976

Good Rich bekerja di nasional institute Of Occupational Safety

dan Health Of Cancer Link. The occupational Safety dan Healt

Administrasion mengijinkan bahwa PVC dalam 50 pp dan 500ppm.

22
4.2 Polimerisasi

Polimer yang dalam bahasa yunani berarti “ banyak bagian “ adalah

molekul raksasa atau makro molekul yang terbentuk dari ribuan satuan

berulang yang disebut monomer (dalam bahasa yunani berarti “satu

bagian”).

Bila terbentuk dari monomer-monomer yang sejenisnya di sebut

homopolimer seperti Poly Vinyl Chlorida (PVC) dan bila terbentuk dari

monomer-monomer yang tidak sejenis disebut kopopolimer seperti

Akrilonitril Butadiene stirena (ABS).

Molekul-molekul pada umunya mempunyai massa yang sangat

besar. Selagi contoh, poli fenil etana yang mempunyai harga rata-rata massa

molekul atau juga disebut derajat polimerisasi rata-rata mendekati 300.000.

hal ini menjadi sebab mengapa polimer tinggi memperlihatkan sifat yang

sangat berbeda dari polimer bermassa rendah, sekalipun susunan kedua jenis

polimer tersebut sama.

Molekul polimer dengan pengulangan kesatuan yang lurus akan

membentuk polimer yang susunan molekulnya panjang. Panjang rantai

polimer dapat dinyatakan dalam Derajat Polimerisasi (DP) polimer yang

bersangkutan yaitu jumlah kesatuan berulang dalam rantai polimer itu.

Rantai polimer dapat juga bercabang. Beberapa rantai lurus atau

bercabang dapat bergabung membentuk polimer bersambung silang terjadi

23
ke berbagai arah, maka terbentuklah polimer bersambung silang tiga

dimensi, yang sering disebut polimer jaringan.

4.3 Pengolahan polimer

Berdasarkan sifat khasnya polimer dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Elostometer : zat dengan struktur rantai panjang dan kelenturan yang

tinggi.

2. Serat : zat dengan struktur semi kristalin bersifat mempunyai kekuatan

tarik dan modulus yang tinggi.

3. Plastik : bersifat diantara elastomer dan serat klasifikasi polimer dibagi

menjadi dua, yaitu:

1. Homopolimer : reaksi antara monomer-monomer yang sejenis.

2. Kopopolimer : rekasi antar monomer-monomer yang tidak sejenis.

Berdasarkan asalnya polimer dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Polimer alam : polimer terdapat dialam, contohnya hewan atau

tumbuhan.

2. Polimer sinetik : polimer yang dihasilkan oleh pabrik atau tidak

terdapat di alam. Contohnya PVC.

4.4 Proses pembuatan PVC Resin

PVC dihasilkan dari polimerisasi VCM dengan bantuan inisiator

dimana secara umum reaksinya adalah sebagai berikut:

n(C H 2=CHCl) (C H 2 −CHCl)n

24
dimana n adalah koefisien reaksi yang dapat menentukan panjang rantai dan

berat molekul. Adapun pemilihan inisiator tergantung pada jenis proses

polimerisasi yang akan dilakukan. Dalam proses polimerisasi yang akan

dilakukan. Dalam proses polimerisasi tersebut ada beberapa faktor yang

harus diperhatikan, antara lain : uadara, air dan asam.

Polimerisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

4.4.1 Polimerisasi Bulk

Sekitar 10% produksi PVC di dunia mennggunakan proses bulk.

Proses bulk dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:

1. Pre-polimerisassi

Pada tahap pertama ini mula-mula monomer dan inisiator

dimasukan dalam vertical reactor yang dilengkapi dengan

pengaduk flat-blade turbin dan buffel. Monomer terpolimerisasi

dengan koversi 7-10%. Dibawah koversi 7% butiran kurang

kohesif untuk di transfer tanpa pemisahan. Diatas 10%, campuran

terlalu viscous untuk mempertahankan sytem homogeny. Butiran

yang terbentuk pada tahap polimerisasi menjadi bibit atau awal

butiran polimer yang tumbuh pada tahap post-polimerisasi.

2. Post-polimerisasi

Slury dari tahap polimerisasi dialirkan menuju reaktor

tahap kedua dengan menambahkan inisiator VCM baru. Dapat

digunakan, dimana ukuranya dua kali dari reaktor untuk tahap

polimerisasi dan dilengkapi dengan pengaduk blade yang

25
berkecepatan rendah. Pada tahap kedua, partikel primer berukuran

0,1um setiap bibitnya untuk membentuk PVC grain yang

berukuran akhir dengan diameter 130-160um. Reaksi berlangsung

melalui fase liquid dan pada konversi 25% berubah menjadi

bubuk. Reaksi berlanjut hingga tekanan dalam reaktor mulai turun

dan hilangnya monomer fase liquid. Waktu reaksi sekitar 3-9 jam,

tergantung pada produknya. Monomer yang tidak bereaksi

dihilangkan dengan vacum dan diperoleh kembali denagn cara

kompresi uap dan kondensi dalam kondensor recyle.

3. Polimerisasi emulsi

Pada proses ini, mula-mula air panas dan suspending agent

dimasukan dalam reaktor. Setelah itu,VCM didipersiakan dalam

air. Setelah reactor mencapai temperatur mendekati temperatur

reaksi kata diumpamakan. Waktu reaksi sekitar 6 jam, tekanan

sekitar 145 psi dan suhu reaksi antar 45-750 derajat celcius. Laju

konversi VCM menjadi PVC kurang dari 15% / jam. Tekanan

menurun tajam saat konversi 85%-90%. Setelah polimerisasi

berakhir, slurry PVC dialirkan tank dan gas VCM direcovery

menggunakan compressor. Recovery dilakukan sampai tekanan

blowdown tank mencaoai vakum. Slurry PVC lalu diumpankan

ke kolom striping untuk memisahkan residual VCM yang masih

terkandung dalam slurry. Slurry lalu dikeringkan untuk

memisahkan PVC dengan air.

26
4. Polimerisasi suspensi

Pada proses ini mula-mula air panas dan suspending agent

dimasukan dalam reaktor. Setelah itu, VCM dan air panas

dimasukan. Dengan pengadukan cepat, VCM didispersikan

dalam air. Setelah reaktor mencapai temperature mendekati

temperature reaksi, katalis diumpamakan. Waktu reaksi sekitar 6

jam, tekanan sekitar 145psi dan suhu reaksi antara 45-750

derajat celcius. Laju konversi VCM mejadi PVC kurang lebih

15% 1 jam. Tekanan menurun tajam saat konversi 85% dan

reaksi berlanjut hingga mencapai 90%. Setelah polimerisasi

berakhir, slurry PVC dialirkan ke blowdown tank dan gas VCM

direnconvery menggunakan compressor. Reconvery dilakukan

sampai tekanan blowdown tank mencapai vakum. Slurry PVC

lalu diumpankan ke kolom striping untuk memisahkan residual

VCM yang masih terkandung dalam slurry. Slurry lalu

dikeringkan untuk memisahkan PVC dengan air.

4.5 Analisis Pemeriksaan PVC

Pemeriksaan kualitas PVC ini menggunakan beberapa macam

metode, metode yang digunakan tersebut antara lain:

27
1. Metode Visualisasi Metode visualisasi digunakan dalam pemeriksaan

warna dan kekeruhan dengan menggunakan indera atau secara kasat

mata. PVC yang baik adalah bewarna putih cerah.

2. Metode Gravimetri

Metode gravimetri adalah proses isolasi serta penimbangan suatu unsur

atau senyawa tertentu dari unsur tersebut dalam bentuk yang murni.

Analisa ini didasarkan pada berat yang didapat dari hasil penimbangan,

yaitu penimbangan zat sebelum dan sesudah reaksi.

3. Metode Gas Kromatografi (GC)

Kromatografi adalah suatu proses yang berdasarkan pada distribusi

diferensial dari komponen sampel diantara dua fase, yaitu fase diam dan

fase gerak. Metode ini digunakan dalam penentuan kandungan

Acetylene, Metil Klorida, 1.3 Butanadieda dan vinly Asetilena. Dalam

hal ini kromatografi yang digunakan adalah kromatografi gas cair

dimana gas sebagai fase gerak dan cairan sebagai fase diam serta jenis

detector yang digunakan yaitu Flame Ionisasi Detektor (FID) dimana

suatu sempel di Ionisasikan dalam proses deteksinya.

28
29

BAB V

METODE ANALISA

5.1 Analisis Poly Vinyl Chloride (PVC) Resin

Sebelum melakukan analisi, terlebih dahulu dilakukan pengambilan

sampel, Contoh PVC yang berupa (serbuk) menggunakan botol sampel.

Percobaan ini bertujuan untuk menguji kualitas PVC berdasarkan

kemurnian yang terdapat dalam PVC tersebut. Maka dari itu dilakukan

percobaan uji kualitas PVC yang diantaranya adalah:

5.1.1 Tujuan analisis Volatile Metter

Analisis ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kadar air atau

kelembaban dalam sampel.

5.1.2 Alat dan Bahan Volatile Matter

1. Oven temperatur 105oC

2. Neraca analitik

3. Sarung tangan

4. Desikator

5. Botol timbang

6. Sendok

Bahan

1. Sampel PVC resin


5.1.3 Cara kerja

1. Panaskan botol timbang selama 1 jam

2. Masukan kedalam desikator selama 30 menit

3. Kemudian timbang berat botol timbang kosong (W1)

4. Masukan sampel PVC resin sebanyak 1 gram kedalam botol

timbang (W2)

5. Panaskan dalam oven 105oC selama 1 jam

6. Masukan kedalam desikator selama 15 menit

7. Timbang beratnya (W3)

5.1.4 Perhitungan

W 2−W 3
VM = X 100 %
W 2−W 1

Keterangan:

VM : Volatil Matter (100%)

W1 : Berat cawan kosong (gram)

W2 : Berat cawan + sampel (gram)

W3 : Berat cawan + sampel setelah pemanasan (gram)

5.2 Tujuan Analisis Benda Asing (Foreign Matter)

Analisis benda asing (foreign matter) dilakukan bertujuan untuk

mengetahui keberadaan benda asing (block) dalam sampel PVC resin.

30
5.2.1 Alat dan bahan Analisis Foreign Matter

Alat

1. Kertas HVS ukuran A3

2. Neraca analitik

3. Karton merah 5 x 5 cm

4. Beaker plastic

Bahan

1. PVC resin

5.2.2 Cara kerja

1. Ditimbang 100 gram sampel PVC resin didalam beaker plastic

2. Disebarkan pada kertas HVS

3. Diperiksa menggunakan karton merah

4. Pengerjaan ini dilakukan selama 3 kali

5.2.3 Hasil analisis

Hasil analisis dinyatakan dalam jumlah butiran per 100 gram

sampel PVC resin. Sampel PVC yang baik mengandung maksimal

10 buah benda asing.

31
5.3 Tujuan Analisis lolos 42 Mesh

Analisis lolos 42 mesh dilakukan bertujuan untuk mengetahui

banyaknya jumlah sampel PVC resin yang lolos dalam screen 42 mesh juga

untuk kontrol screen rotary shifter.

5.3.1 Alat dan Bahan Analisis lolos 42 Mesh

Alat

1. Neraca analitik

2. Screen ukuran 42 mesh

3. Penampung/ember

Bahan

1. PVC resin

5.3.2 Cara kerja

1. Ditimbang screen kosong dan catat beratnya

2. Ditimbang 100 gram sampel PVC resin dengan neraca analitik

3. Letakkan diatas screen 42 mesh

4. Ayak sampel PVC

5. Catat dan hitung hasilnya

5.3.3 Perhitungan

C = 100 – W

Keterangan:

C : Berat sampel PVC resin yang lolos 42 mesh

W: Berat PVC resin yang tertahan pada screen Sampel pvc resin

dapat digolongkan jika memenuhi syarat apabila C ≥ 99,5 %.

32
5.4 Tujuan Analisis Derajat Polimerisasi

Analisis ini dilakukan bertujuan untuk menetukan grade dan

mengetahui kondisi temperature proses di reactor.

5.4.1 Alat dan Bahan Derajat polimerisasi

Alat

1. Neraca analitik

2. Labu ukur 50 ml

3. Pipet volume 10 ml

4. Oven

5. Ball pipet

6. Stopwatch

7. Visco bath

8. Water bath

9. Viscometer

Bahan

1. Aseton

2. Nitro benzen

3. Sampel PVC resin

5.4.2 Cara kerja

1. Timbang 0,2 gram sampel, masukan kedalam labu ukur 50 ml yang

sudah dikeringkan kedalam oven dan tambahkan 40 ml nitrobenzen

2. Panaskan dalam oven selama 1 jam

33
3. Dinginkan dalem water bath selama 20 menit

4. Tepatkan dalam nitrobenzen sampai 50 ml diruang asam lalu

rendam lagi dalem water bath

5. Pipet 10 ml dan masukan dalam viscometer yang sudah direndam

dalam visco bath

6. Ukur waktu dari M1 ke M2 laju larutan (bila selisih waktu lebih

besar dari 0,1 detik, maka pengukuran dropping time diulang lagi).

5.4.3 Perhitungan

t2
πsp −1
t1

Harga πsp ini dipakai untuk menghitung derajat polimerisasi.

Perhitungan dasar derajat polimerisasi adalah sebagai berikut:

π
√ 2
c
x √ πsp−log π rel

Keterangan:

[π] : Limiting Viscosity

N rel : Relatif Viscosity

C : Konsentrasi (g/l)

T1 : Blanko

T2 : Sampel

[π]
P=500{anti log 10 x -1}
0,168

Log e =Ln e

Anti Log = shift – log

K = 23,22 + (1,309 x √ p ¿ ¿

34
K= k value

5.5 Tujuan Analisis Bulk Density (BD)

Analisis ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kecepatan alirnya

PVC resin ini dan kerapatan curah atau ruah PVC. Semakin tinggi BD

semakin cepat pula kemampuan alir PVC. BD tinggi dipengaruhi oleh

porositas (pori-pori partikel).

5.5.1 Alat dan Bahan Analisis Bulk Density (BD)

Alat

1. Neraca analitik

2. Tabung stainless

3. Pengaduk kaca yang rata

4. Kuas

5. Enamel plat

6. Sprayer

7. Beaker plastic

Bahan

1. PVC resin

2. Larutan antistatic (etanol) 1%

5.5.2 Cara kerja

1. Ditimbang 100 gram sampel PVC resin dengan menggunakan

neraca analitik.

2. Ditaburkan ke dalam enamel plate.

35
3. Sampel PVC resin di semprot dengan larutan etanol 1% dan aduk

hingga rata.

4. Diamkan selama 20-30 menit.

5. Setelah kering sampel PVC resin dimasukan ke dalam alat bulk

density (corong).

6. Pada alat density ditarik dan biarkan sampai semua sampel masuk

kedalam tabung yang sudah diketahui beratnya

7. Permukaan sampel PVC resin diratakan dengan pengaduk

(lakukan 2 kali pengulangan)

8. Tabung stainless di ketok sampai permukaan sampel PVC resin

sedikit turun dan bersihkan tabung bagian luar

9. Tabung yang berisi sampel PVC resin ditimbang pada neraca

analitik dan hitung.

5.5.3 Perhitungan

M 2−M 1
BD=
V

Keterangan:

BD : Bulk Density (g/ml)

M1 : Berat tabung kosong (gram)

M2 : Berat tabung kosong + sampel (gram)

V : Volume tabung

36
37

BAB VI

DATA DAN PEMBAHASAN

6.1 Data Hasil Analisa

Hasil analisa merupakan pekerjaan yang dilakukan penulis selama

melakukan PRAKERIN di laboratorium Quality control (QC) PT. Standard

Toyo Polymer hasil analisis yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

6.1.1 Analisis Foregin Matter dan lolos 42 Mesh

Berdasarkan data yang didapat dari hasil foregin matter dan

lolos 42 Mesh dalam waktu selama 1 minggu data dillihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 6.1 Hasil Analisis Foregin matter dan lolos 42 Mesh

Foregin Matter
Tanggal Sampel Grad Lolos 42 mesh Color
Hitam Coklat Lain-Lain
33A037 STM 57 2 7 0 99,99 Ok
33A038 STM 57 3 5 0 99,99 Ok
14-Mar-23 33A039 STM 57 4 6 0 99,99 Ok
33A040 STM 57 3 5 0 99,99 Ok
33A041 STM 57 4 4 0 99,99 Ok
33A042 STM 57 1 5 0 99,99 Ok
33A043 STM 57 3 6 0 99,99 Ok
33A044 STM 57 4 8 0 99,99 Ok
15-Mar-23
33A045 STM 57 3 8 0 99,99 Ok
33A046 STM 57 4 4 0 99,99 Ok
33A047 STM 57 4 4 0 99,99 Ok
33A048 STM 57 2 5 0 99,99 Ok
33A049 STM 57 4 4 0 99,99 Ok
33A050 STM 57 2 6 0 99,99 Ok
16-Mar-23
33A051 STM 57 3 9 0 99,99 Ok
33A052 STM 57 10 14 8 99,99 Ok
33A053 T.34 STM 57 8 16 16 99,99 Ok
33E 97 STM70 2 4 0 99,99 Ok
33E 98 STM70 3 3 0 99,99 Ok
33E 99 STM70 3 4 0 99,99 Ok
19-Mar-23
33E 100 STM70 2 3 0 99,99 Ok
33E 101 STM70 2 5 0 99,99 Ok
33E 102 STM70 4 4 0 99,99 Ok
33E 103 STM70 2 4 0 99,99 Ok
33E 104 STM70 3 2 0 99,99 Ok
20-Mar-23 33E 105 STM70 3 3 0 99,99 Ok
33E 109 STM70 3 5 0 99,99 Ok
33E 110 STM70 4 4 0 99,99 Ok
33E 106 STM70 2 6 0 99,99 Ok
33E 107 STM70 3 4 0 99,99 Ok
33E 108 STM70 2 5 0 99,99 Ok
33E 111 STM70 2 2 0 99,99 Ok
21-Mar-23 33E 112 STM70 1 3 0 99,99 Ok
33E 113 STM70 2 5 0 99,99 Ok
33E 114 STM70 2 4 0 99,99 Ok
33E 115 STM70 2 5 0 99,99 Ok
33E 116 STM70 4 5 0 99,99 Ok
33D 083 STM 65s 1 3 0 99,99 Ok
33D 084 STM 65s 2 2 0 99,99 Ok
33D 085 STM 65s 2 5 0 99,99 Ok
33D 086 STM 65s 3 6 0 99,99 Ok
Bg 10 K65 0 15 0 99,99 Ok
Bg 20 K65 3 7 0 99,99 Ok
Bg 30 K65 4 8 0 99,99 Ok
24-Mar-23 Bg 40 K65 0 9 0 99,99 Ok
Bg 50 K65 3 6 0 99,99 Ok
Bg 60 K65 4 7 0 99,99 Ok
Bg 70 K65 4 5 0 99,99 Ok
Bg 90 K65 2 3 0 99,99 Ok
33C 069 K65 2 5 0 99,99 Ok
33C 069 K65 2 3 0 99,99 Ok
33C 070 K65 3 4 0 99,99 Ok
33C 071 K 65 2 5 0 99,99 Ok
33C 072 K 65 3 4 0 99,99 Ok
25-Mar-23 33C 073 K 65 2 4 0 99,99 Ok
33C 074 65 P 2 3 0 99,99 Ok
33C 075 65 P 3 5 0 99,99 Ok

38
6.1.2 Bulk Density

Berdasarkan data yang didapat dari hasil Bulk density dalam

waktu selama 1 minggu data dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 6.2 Hasil analisis Bulk density

39
Tanggal ` Sampel Grade Weight Bulk
33A037 STM57 200,20 0,557
33A038 STM57 197,27 0,528
33A038 STM57 197,94 0,535
14-Mar-23
33A039 STM57 199,71 0,553
33A040 STM57 200,80 0,563
33A041 STM57 201,22 0,568
33A042 K57 201,51 0,571
33A043 K57 201,34 0,569
33A044 K57 202,53 0,581
15-Mar-23
33A045 K57 202,58 0,581
33A046 K57 202,28 0,578
33A047 K57 201,95 0,575
33A048 K57 201,8 0,574
33A049 K57 202,00 0,576
16-Mar-23 33A050 K57 201,92 0,575
33A051 K57 202,29 0,578
33A052 K57 201,73 0,573
33E 085 K70 194,50 0,501
33E 085 K70 194,80 0,503
33E 096 K70 193,87 0,494
17-Mar-23
33E 096 K70 194,29 0,498
33E 087 K70 194,78 0,503
33E 087 K70 194,48 0,500
33E 089 STM 70 194,29 0,498
33E 093 STM 70 194,56 0,501
18-Mar-23 33E 094 STM 70 194,87 0,504
33E 095 STM 70 194,71 0,502
33E 096 STM 70 194,76 0,503

33E 097 STM 70 194,49 0,500


33E 098 STM 70 194,63 0,501
33E 099 STM 70 194,96 0,505
19-Mar-23
33E 100 STM 70 195,09 0,506
33E 101 STM 70 194,26 0,498
33E 102 STM 70 194,61 0,501
20-Mar-23 33E 103 STM 70 193,79 0,493

40
33E 104 STM 70 194,58 0,501
33E 105 STM 70 194,05 0,496
33E 109 STM 70 193,86 0,494
33E 110 STM 70 193,80 0,493
33E 106 STM 70 193,90 0,454
33E 107 STM 70 194,24 0,498
33E 108 STM 70 194,25 0,498
33E 111 STM 70 194,22 0,497
21-Mar-13 33E 112 STM 70 193,90 0,494
33E 113 STM 70 194,37 0,499
33E 114 STM 70 193,43 0,489
33E 115 STM 70 193,00 0,485
33E 116 STM 70 193,73 0,492

6.1.3 Volatile Matter

Berdasarkan data yang didapat dari hasil volatile metter

dalam waktu selama satu minggu data dilihat pada tabel dibawah ini:

41
Tabel 6.3 Hasil analisis volatile matter

Tanggal Sampel Grade W1 W2 W3 W2-W3 Volatile Matter


33A037 STM57 30,0292 31,0296 31,0280 0,1018 0,180
33A038 STM57 30,0301 31,0296 31,0280 0,1018 0,150
33A038 STM57 30,0292 30,0354 30,0338 0,1016 0,160
14-Mar-23
33A039 STM57 30,0301 30,3748 30,3732 0,1016 0,160
33A040 STM57 29,2730 29,2724 29,2708 0,1016 0,160
33A041 STM57 28,2701 31,0378 31,0362 0,1016 0,160
33A045 STM57 30,0300 31,0358 31,0331 0,0017 0,180
33A046 STM57 30,0301 30,4882 30,4864 0,0018 0,170
33A047 STM57 28,6831 29,6877 31,0322 0,0017 0,180
15-Mar-23
33A048 K57 30,0302 32,0367 31,0351 0,0016 0,160
33A049 K57 28,6832 29,6877 29,6660 0,0017 0,170
33A050 K57 29,4880 30,4814 30,4800 0,1400 0,140
33A051 K57 30,0302 31,0326 31,0310 0,0016 0,160
33A052 K57 28,2710 29,2753 29,2736 0,0017 0,170
16-Mar-23 33 E 089 STM 70 28,6829 29,6846 29,6830 0,0016 0, 160
33 E 094 STM 70 30,0294 31,0313 31,0298 0,0015 0,150
33 E 095 STM 70 28,683 29,6927 29,6927 0,0017 0,170
33 E 097 STM 70 30,7811 31,7815 31,7799 0,0016 0,160
33 E 098 STM 70 28,6832 29,6863 29,6847 0,0016 0,160
18-Mar-23 33 E 103 STM 70 30,0298 31,0338 31,0320 0,0018 0,180
33 E 104 STM 70 27,7717 28,7750 28,7735 0,0015 0,150
33 E 105 STM 70 28,685 29,6897 29,6880 0,0017 0,170
33 E 106 STM 70 30,0299 31,0318 31,0299 0,0019 0,190
33 E 114 STM 70 30,0299 31,0317 31,0301 0,0016 0,160
19-Mar-23
33 E 115 STM 70 28,683 29,6853 29,6838 0,0015 0,150
33 E 116 STM 70 30,7804 31,7817 31,7802 0,0015 0,150

6.1.4 Derajat Polymerisasi

42
Berdasarkan data yang didapat dari hasil Derajat polymerisasi

dalam waktu selama 1 minggu data dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 6.4 Hasil analisis Derajat polymerisasi

Time
Tanggal Sampel Grade Viscometer Number nsp p
Blanko Sampel
14-Mar-23 33A035-33A036 K57 427 364,8 471,0 0,291 745
15-Mar-23 33A037-33A041 K57 665 349,6 448,2 0,282 714
16-Mar-23 33A041-33A047 K57 427 364,8 468,3 0,284 720
17-Mar-23 33A086-33E092 K57 773 355,2 507,1 0,428 1330
18-Mar-23 33E086-33E092 K57 773 355,2 501,7 0,428 1330
19-Mar-23 33E089-33E096 K57 665 349,6 500,2 0,431 1346
20-Mar-23 33E097-33E102 K57 771 346,2 495,3 0,431 1346
21-Mar-23 33E103-33E110 K57 665 349,6 499,6 0,429 1335

6.2 Pembahasan

Kualitas merupakan salah satu indikator penting bagi perusahaan

untuk dapat eksis di tengah ketatnya persaingan industri, kualitas

didefinisikan sebagai totalitas dan karakteristik suatu produk yang

menunjang kemampuanya untuk memuaskan kebutuhan yang

disepesifikasikan atau ditetapkan. (Nasution, 2001:15-16).

PT STATOMER adalah salah satu perusahaan yang memperhatikan

kualitas dengan standar hasil produksi guna mencapai kepuasan pelanggan

dan meningkatkan value perusahaan maka dari itu proses pengecekan

43
matrial yang akan digunakan harus secara teliti, degan menggunakan alat

yang sudah disediakan.

Penggunaan PVC yang semakin meluas di kalangan masyarakat,

baik produk rigid maupun produk yang fleksibel harus mempunyai nilai

yang memenuhi standar khusus agar tidak mengecewakan pelanggan. Oleh

karena itu sebelum PVC dipasarkan harus diuji layak atau tidak untuk

digunakan dalam pembuatan produk selanjutnya serta tidak terjadi masalah

dalam produk selanjutnya serta tidak terjadi masalah dalam produk yang

akan dijual.

Sebagian parameter yang harus di analisis dalam pemeriksaan mutu

PVC resin, sebagai berikut:

6.2.1 Analisis Foreign Matter

Foreign matter atau benda asing adalah benda yang tampak

berbeda dari PVC yang normal. Benda asing dapat berupa atau

berbentuk kayu, debu, PVC gosong, karat-karat dan besi. Benda

asing dapat ditimbulkan karena berlebihan temperature (over

heating), palet-palet kayu yang menusuk, korosi peralatan dan

kurangnya pembersihan dari reaktor sewaktu polimerisasi yang juga

dapat menimbulkan benda asing.

PVC resin yang bagus berarti lebih putih dari pada PVC

standar. Efek yang dihasilkan apabila PVC yang banyak benda

44
asingnya dibuat sheet yang tipis maka menyebabkan timbulnya

bercak-bercak hitam, cacat permukaan dan mudah rusak atau robek.

6.2.2 Analisis Lolos 42 Mesh

Tujuan pengecekan lolos 42 mesh ini untuk mengontrol adanya

kerusakan pada screen 42 mesh. Bila PVC yang tidak lolos 42 mesh

disebut off grade. Hal ini disebabkan oleh partikel blok PVC dari

reactor yang terbawa dan menyumbat screen dan juga pengeringan

yang terlalu panas. Nilai 42 mesh yang normal sekitar 95-100.

6.2.3 Analisis Bulk Density (BD)

Bulk density adalah kerapatan curah PVC pada saat turun dari

hoper. Kecepatan alir dari hoper ke alat proses (ekstruder) sangat

mempengaruhi oleh besar kecilnya bulk density. Semakin tinggi bulk

density semakin cepat pula kemampuan alir PVC dari hoper ke alat

proses. Bulk density tinggi di pengaruhi oleh porositas (pori-pori

partikel), jika pori-pori partikel makin banyak maka bulk density

semakin rendah namun mempunyai kelebihan fish eye nya menjadi

lebih sedikit.

Dengan bulk density tinggi dapat memberikan keuntungan

yaitu flow ability (kemampuan alir) lebih cepat, out put ( produk yang

dihasilkan) akan lebih banyak, dan kapasitas penyimpanan serta

kapasitas angkut lebih banyak.

45
6.2.4 Analisis Volatile Matter

Volatile Matter bertujuan untuk mengetahui jumlah kandungan

air yang terdapat air yang terdapat pada sampel PVC. Jika volatile

tinggi akan menyebabkan kemampuan alir (flow ability) pada alat

proses akan lambat, penyerapan panas tidak sempurna, akan

menimbulkan gelembung-gelembung udara pada hasil produk, akan

terjadi letupan- letupan pada saat proses.

Kelembaban yang tinggi di pengaruhi oleh kondisi temperatur

drying. Temperatur rendah akan mengakibatkan kandungan air tinggi

sedangkan. temperatur tinggi akan mengakibatkan overheating

sehingga PVC menjadi berubah warna (gosong/degredasi).

Kandungan air yang diijinkan maksimal 0,3.

6.2.5 Analisis Derajat Polimerisasi

Derajat polimerisasi adalah nilai rantai panjang polimer yang

terbentuk pada saat proses polimer. Tujuan dari pengecekan derajat

polimerisasi untuk menentukan grade dan mengetahui temperature

proses direaktor.

Semakin tinggi nilai derajat polimerisasinya maka sifat PVC

akan semakin lunak, sebaliknya jika nilai derajat polimerisasinya

semakin rendah maka sifat PVC akan semakin keras. Jika temperatur

46
naik maka derajat polimerisasi akan turun dan jika temperaturnya

turun maka derajat polimerisasinya akan naik.

47
46

BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

PVC yang dihasilkan oleh PT. STANDARD TOYO POLYMER

sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh perusahaan dan baik untuk

dipakai sebagai bahan baku produk yang terbuat dari PVC.

Hasil yang didapatkan dari praktik kerja industri di PT.

STANDARD TOYO POLYMER untuk analisis PVC parameter Volatile

Matter, Foreign Matter, lolos 42 mesh, Derajat Polimerisasi, Bulk Density

telah sesuai dengan standard yang telah di tetapkan dan dapat di pakai oleh

konsumen.

7.2 Saran

7.2.1 Untuk Pihak Sekolah

1. Pihak sekolah sebaiknya melakukan pemantauan kepada siswa di

tempat PRAKERIN agar terjalin hubungan yang baik dengan pihak

perusahaan.

2. Mengadakan hubungan kerja sama dengan pihak industri agar

mengurangi pengangguran setelah tamat sekolah.

3. Bimbingan siswa lebih ditingkatkan untuk menambah pengetahuan

siswa di industri.
7.2.2 Untuk Pihak Perusahaan

1. Dapat meningkatkan mutu dan kualitasnya lebih baik lagi, agar

tidak tersaingi oleh industri-industri yang berada di Indonesia

maupun luar negeri.

2. Selalu menjunjung tinggi rasa kekeluargaan bagi karyawan,

kontraktor, maupun bagi siswa prakerin.

3. Menjaga kebersihan lingkungan kerja untuk menciptakan suasana

kerja yang nyaman terutama tempat ibadah, untuk selalu

menjalankan kewajiban dengan nyaman.

4. Memberikan kesempatan pada lulusan SLTA terutama SMK agar

dapat menerima bekerja di perusahaan guna mengurangi jumlah

pengangguran.

47
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Nasution, M.N. (2001) Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).


Jakarta : Ghalia Indonesia.

Sumber website

NN.2019. “Bulk Density”


https://www.keinsinyuran.com/kamus/bulk-density/. Diakses pada 12 Juni 2023.
Jam 12.58

Awal,Muhammad . 2020 “Defiisi Volatile Matter”


https://id.scribd.com/doc/252676734/Definisi-Volatile-Matter#. Diakses pada 12
Juni 2023. Jam 13.00

NN. 2020 “Apa yang dimaksud dengan derajat Polimerisasi”


https://jawabanapapun.com/apa-yang-dimaksud-dengan-derajat-polimerisasi/.
Diakses pada 12 Juni 2023. Jam 13.02

48

Anda mungkin juga menyukai