Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

Di PT JAMU SABDO PALON

TANGGAL 3-31 MARET 2017

Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan
Ujian Nasional (UN)

Oleh :

1. Arjun Mahendra
2. David Vicky P
3. Ilham Riski S
4. Gigih Fadilah N P

PAKET KEAHLIAN KIMIA INDUSTRI

SMK NEGERI 1 TRUCUK


LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

SMK NEGERI 1 TRUCUK KLATEN

PT JAMU SABDO PALON

Lembar pengesahan

Telah diterima, diperiksa dan didahkan oleh pembimbing prakerin untuk


dipresentasikan pada uji pkl paket keahlian kimia industri.
Hari :....................
Tanggal :....................

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Angga Arie Wibowo S. farm. Apt Titik Harianti. S. Pd.


QC Supervisor NIP.

Mengetahui, Pimpinan DU/DI

H. Giyanto Mitro Atmojo


NIK.
LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

SMK NEGERI 1 TRUCUK

PT JAMU SABDO PALON

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah diterima dan disahkan

Oleh : SMK NEGERI 1 TRUCUK

Hari :..............

Tanggal :..............

Ketua Program Keahlian Pembimbing

Sukarman, S. Pd. Si Titik Harianti, S. Pd.


NIP.19810303 200902 1 001 NIP.19710715 200604 2 024

Mengetahui,
Kepala SMK N 1 TRUCUK

Agus Suprianta, S. Pd, M. Pd


NIP.19630730 199512 1 001
KATA PENGANTAR

Puja dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmad dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan praktek kerja lapangan dan laporannya sesuai
dengan waktunya.

Laporan ini disusun berdasarkan praktek kerja lapangan di PT. Jamu Sabdo Palon
yang dilaksanakan pada tanggal 3 Januari sampai dengan 31 Maret 2017.

Atas terselesaikanya laporan praktek kerja industri ini, penulis ini mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak H.Giyanto Mitro Atmojo selaku pemilik PT. SABDO PALON


2. Ibu Setyo Condro Rini sebagai pemegang PT. SABDO PALON
3. Bapak Angga Ari Wibowo S, fram. Apt selaku Kepala pemimpin PT. SABDO
PALON
4. Ibu Wulan sebagai pembimbing di PT. SABDO PALON
5. Ibu Titik Harianti S. Pd sebagai pembimbing dari sekolah

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Demikian laporan ini penulis susun. Semoga laporan ini bermanfaat untuk masa yang
akan datang.

Klaten, 31 Maret 2017

Penulis
Daftar Isi

BAB I. Pendahuluan

A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat PKL
1. Manfaat bagi industry
2. Manfaaat bagi sekolah
3. Manfaat bagi siswa

BAB II. Tinjauan Pustaka

A. Industri jamu
B. Persyaratan industry jamu
C. Cara pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB)

BAB III. Tinjauan Umum

A. Sejarah PT. Sabdo Palon


B. Lokasi Perusahaan
C. Ketenagakerjaan perusahaan
D. Kerja dan waktu kerja
E. Quality control
F. Struktur organisasi perusahaan

BAB IV. Kegiatan Praktek

A. Pengemasan jamu herbal


B. Pembuatan pil jamu
C. Pembuatan jamu anak-anak/ kido

BAB V.Pembahasan

A. Hasil analisa
B. Permasalahan
1. Permasalahan dalam pengemasan jamu
2. Permasalahan dalam pembuatan pil
3. Permasalahan dalam pembuatan jamu anak-anak/kido
BAB V. Penutup

A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka

Lampiran
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah Menengah Kejuruan SMK N 1 TRUCUK merupakan lembaga pendidikan


yang akan mencetak tenaga terampil dan ahli dalam berbagai bidang teknologi industri. Salah
satu penggalam yang berharga merupakan ciri khas pendidikan ini adalah adanya program
kurikulum sekolah praktek kerja industri (PKL).

Di era globalisasi ini, industri di indonesia berkembang pesat, mulai dari industri
rumah tangga sampai ke industri yang besar. Maka dari itu, diperlukan tenaga-tenaga
profesional di bidangnya. Agar tenaga profesional dapat terwujud, salah satu caranya adalah
dengan melaksanakan praktek kerja industi (PKL).

Arti penting praktek kerja industri (PKL) bagi siswa pada umumnya merupakan
kegiatan dalam bidang usaha menambah pengalaman kepada siswa bagi calon tenaga
profesional dan juga merupakan kelulusan di sekolah menengah kejuruan sehingga harus di
tempuh oleh setiap siswa.

Setelah selesai, siswa juga di tuntut untuk membuat laporan mengenai seluruh
kegiatan dan data data yang telah di peroleh selama praktek kerja industri (PKL).

B. Tujuan
Ada pun tujuan dalam pkl ini adalah :
1. Latihan kerja
Dengan Praktek Kerja Lapangan (PKL) siswa dilatih bekerja sesuai jam kerja di
perusahaan atau instalansi. Siswa diharap dapat berperan sebagai pekerja yang
bertanggung jawab dibidangnya.
a. Bidang Keahlian : Kimia
b. Program Keahlian : Kimia Industri
2. Latihan Penyesuaian Lingkungan Kerja

Selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) siswa akan bergaul dengan pimpinan maupun
karyawan, sehingga mempunyai pengalaman dalam hal bekerjasama dengan rekan
sekerja.

3. Latihan Kedisiplinan Sebagai Karyawan


a. Praktek kerja lapangan (PKL) merupakan wahana pengenalan dan latihan
mematuhi tata tertib atau peraturan yang berlaku di perusahaan atau industri.
b. Jika terjadi pelanggaran terhadap tata tertib atau peraturan, dimohon perusahaan
atau instalansi memberikan teguran, sanksi atau tindakan lainnya serta
mencantumkan hal tersebut dalam lembar penilaian, sehingga sekolah dapat
memberikan pembinaan lebih lanjut.
4. Melihat, Mengamati, Memahami dan Mempraktikan
Melihat, mengamati, memahami, mempraktikan dan mengaplikasikan dasar-
dasar analisis kimia di perusahaan serta dapat memecahkan suatu masalah diperusahaan
tempat melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL).

Selain itu siswa diharapkan dapat :

a. Meningkatkan kemampuan siswa terhadap kondisi nyata perusahaan dibidang


quality control atau resert and development yang meliputi proses analisis produk,
pengendalian mutu produk, sistem kesehatan keselamatan kerja serta bidang
menejemen yang meliputi menejemen sumber daya manusia, menejemen kualitas,
pemasaran dan sistem informasi menejemen.
b. Menambah wawasan tentang informasi serta melatih pola pikir siswa untuk dapat
menggali permasalahan, yang kemudian akan dianalisa dan dicari
penyelesaiannya secara integral komprehensif.
c. Memperluas wawasan umum siswa tentang orientasi pengembangan teknologi
dimasa yang akan datang sehingga diharapkan dapat menyadari realita yang ada
antara teori yang diberikan dibangku sekolah dengan tugas yang dihadapi
dilapangan.
d. Memberikan solusi terhadap masalah yang ada ditempat.
5. Latihan Penyusunan Laporan
Semua data yang diperoleh selama Prakrek Kerja Lapangan (PKL) diolah dan
dituangkan dalam laporan kerja atau karya ilmiah, dengan tujuan :
a. Siswa memiliki keterampilan dalam hal menulis laporan.
b. Melatih siswa menuangkan bahasa laporan secara tertulis.
c. Melatih siswa bertanggungjawab terhadap apa yang dikerjakannya.
C. Manfaat pkl
Kerjasama antara SMK dengan dunia usaha / industri atau istalansi lain dilaksanakan
dengan prinsip saling bantu, saling melengkapi untuk kepentingan bersama. Berdasarkan
prinsip ini, pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PKL) akan memberi nilai tambah atau
manfaat bagi pihak-pihak yang berkerjasama, antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat Bagi Indusstri
a. Memperoleh tenaga yang murah selama penyelenggaraan pkl.
b. Memperoleh rekan kerja yang dapat mengerjakan sebagai tahap analisa.
c. Perusahaan dapat mengenal persis kualitas peserta didik yang belajar dan bekerja
di perusahaannya.
d. Manfaatkan semua teknologi yang dilakukan oleh sekolah untuk kepentingan
khusus perusahaan.
e. Memperoleh keringanan pajak.
2. Manfaat bagi sekolah
a. Memperoleh wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang telah masuk wilayah industri.
b. Memperoleh kesempatan berpartisipasi dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan
industri yang dapat di lakukan di sekolah maupun di luar sekolah.
c. Memperoleh bantuan peralatan praktik di industri atau perusahaan.
3. Manfaat bagi siswa
a. Memiliki wawasan yang luas tentang kegiatan lingkungan kerja di lingkungan
industri dan memiliki ketekunan dan keuletan dalam berkerja.
b. Memiliki kemampuan bekerja dengan sesuai standar kerja dunia usaha atau dunia
industri.
c. Memiliki disiplin dan inisiatif kerja yang tinggi sesuai tuntuan DU atau DI.
d. Memiliki kreatifitas dan motifasi kerja dalam mengembangkan kealihan nya
sesuai dengan profesi yang gelutinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Industri Jamu
Menurut Sumarny (2002), jamu adalah obat tradisional yang berasal dari bahan
tumbu-tumbuhan, hewan, dan mineral dan atau sediaan genetikanya atau bahan-bahan
tersebut yang belum dibekukan dan dilakukan dalam upaya pengobatan berdasarkan
pengalaman. Bentuk sediaan berwujut sebagai serbuk seduhan, rajang seduhan dan
sebagainya. Istilah penggunaannya masih memakai pengertian tradisional seperti
galian singset, sekalor, pegel linu, tolak angin dan sebagainya. Sedangkan fitofarmaka
adalah kesediaan obat yang telah dibuktikan keamanannya dan kasiatnya, bahan
bakunya terdiri dari simpilisa atau sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan
yang berlaku.
Istilah cara penggunaanya menggunakan pengertian farmakologik seperti
diuretik, analgesik, antipiretik dan sebagainya.menurut UU No.23/1992 tentang
kesehatan dalam Purnomo (1998), obat tradisional dalam bahan atau ramuan bahan
yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (gaenik)
atau campuran bahan bahan tersebut yang secara turun-temurun telah dilakukan untuk
pengobataan berdasarkan pengalaman. Sedangkan maheswari (2002), menyatakan
bahwa yang dimaksud obat alami adalah sediaan obat, baik berupa obat tradisional,
fitofarmaka dan farmasetik, dapat berupa simpilisa (bahan yang segar atau yang
dikeringkan), ehstrak, kelompok senyawa murni yang berasal dari alam dan khusus.
obat alami dapat didefinisikan sebagai obat-obatan yang berasaal dari alam, tanpa
rekayasa atau buatan,bisa berupa obat yang biasa digunakan secara tradisional,
maupun pembuatannya dipermoderen.
B. Persyaratan Industri Jamu
Berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 006 tahun
2012 tentang industri dan usaha obat tradisional, industri dan usaha obat tradisional
terdiri dari 6 jenis, yaitu:
1. Industri obat tradisional yang selanjutnya disebut IOT adalah industri yang
membuat semua bentuk sediaan obat tradisional.
2. Industri ekstrak bahan alam yang selanjutnya disebut IEBA adalah industri yang
khusus membuat sediaan dalam bentuk ekstrak sebagai produk akhir.
3. Usaha kecil obat tradisional yang selanjutnya disebut UKOT adalah usaha yang
membuat semua bentuk sediaan obat tradisional kecuali bentuk sediaan tablet dan
efervesen.
4. Usaha mikro obat tradisional yang selanjutnya disebut UMOT adalah usaha yang
hanya membuat sediaan obat tradisional dalam bentuk param, tapel, pilis, cairan
obat luar dan rajangan.
5. Usaha jamu racikan (UJR) adalah usaha yang dilakukan oleh depot jamu atau
sejenisnya yang dimiliki perorangan dengan melakukan pencampuran sediaan jadi
dan/atau sediaan segar obat tradisional untuk dijajakan langsung kepada konsumen.
6. Usaha jamu gendong (UJG) adalah usaha yang dilakukan oleh perorangan dengan
melakukan bahan obat tradisional dalam bentuk cairan yang dibuat segar dengan
tujuan untuk dijajakan langsung kepada konsumen.
C. Cara pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB)
Yang dimaksud dengan bahan baku berdasarkan “cara pembuatan obat
tradisional yang baik (CPOTB)” ialah simplisia, kesediaan galenik, bahan tambahan
atau bahan lainnya,baik yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, yang berubah
maupun tidak berubah yang digunakan dalam pengolahan obat. Sedangkan yang
disebut dengan produk jadi adalh produk yang telah melalui seluruh tahap proses
pembuatan obat tradisional (Anonim,1995).
Menurut Rismunandar (1988), rempah-rempah berbentuk biji-bijian, daun-
daunan, rimpang, bunga, buah dan kulit batang yang permanfaatannya dapt berbentuk
masih segar maupun berbentuk kering.
Rempah-rempah yang dihasilkan oleh tumbuhan yang :
1. Berumur musiman, berbentuk pohon-pohonan (cengkeh, pala, kayu manis).
2. Menjalar (vanili, merica, kemukus).
3. Berbentuk rimpang yang berumur tahunan, dan ada yang mengalami masa
tidur(senescence) dan ada juga yang tetap hijau selama hidup bertahun-tahun.
4. Menghaasilkan daun dan biji (lombok, seledri, bawang merah, bawang putih, dan
sebagainya).
BAB III

TINJAUAN UMUM

A. Sejarah PT. Sabdo Palon


Perusahaan jamu sabdo palon merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
obat-obatan tradisional atau disebut jamu. Perusahaan berawal dari penjual jamu sejak
tahun 1976 oleh bapak H. Giyanto mitro atmojo dan ibu Hj. Arini dipasar nguter
Sukoharjo. Desa Nguter adalah tonggak sejarah jamu di Sukoharjo sebagai sentra
jamu sejak dulu di kabupaten Sukoharjo bahkan di kabupaten Wonogiri. Kebiasaan
merantau warga Sukoharjo dan Wonogiri turut mendukung industri ini tumbuh
dengan pesat sehingga mudah dikenal hampir seluruh pelosok negeri.
Dimulai dengan menjual empon-empon dan kebutuhan jamu pada umumnya
seperti: tenggok, botol, tapil, selendang, dan lain-lain. Sekarang telah berubah
menjadi pabrik jamu Sabdo Palon dengan macaam-macam produknya : godongan,
serbuk, pil, sirup, kapsul ekstrak dan varian produk lainnya. Hal ini untuk menjawab
kebutuhan konsumen agar lebih praktis dan terjaga mutu dan kualitasnya. Sebelum
berbentuk perusahaan, pemilik memulai kiprahnya dengan pengadaan bahan jamu
kecil-kecilan. Pemilik memasok bahan-bahan ke pengrajin jamu yang sudah banyak
berdiri diwilayah nguter. Melihat peluang pasar yang masih terbuka lebar, pemilik
mencoba belajar dan meramu jamu, pada tahun 1979 mulai membuka usaha meramu
jamu dengan keterbatasan modal yang dipunyai, maka perolehan atau pembuatan
jamu masih menggunakan cara-cara tradisional, yaitu meramu jamu bahan-bahan
mentah dalam bentuk racikan dan belum berupa serbuk. Dalam pembuatan tersebut
belum menggunakan mesin tapi masih menggunakan tenaga manusia yang sebagian
besar dari keluarga sendiri dan hanya satu-dua dengan tenaga luar. Umtuk pemasaran
dengan membuka kios dipasar Nguter.
Usaha ini semakin lama semakin berkembang dan umtuk lebih memantapkan
usahanya. Pimpinan mendaftarkan usahanya ke departemen perindustrian sebagai
pengerajin jamu, yaitu pada tahun 1982. Dengan perkembangan usaha tersebut maka
tenaga kerja tidak cukup kalau hanya mengandalkan tenaga kerja dari keluarga saja.
Untuk itu, pimpinan perusahaan Sabdo Palon mulai menerima tenaga kerja dari luar
daerah setempat.
Pada awal tahun 1993, perusahaan jamu Sabdo Palon membeli mesin
pengemas jamu. Setelah 30 tahun berkiprah , Sabdo Palon berubah menjadi sebuah
perusahaan besar. Proses pembuatan jamu sudah semakin modern dengan
menggunakan mesin-mesin canggih. Produk jamu Sabdo Palon bermanfaat untuk pria
atau wanita, remaja atau orang tua, dalam keadaan sehat maupun sakit. Jamu-jamu
Sabdo Palon dibuat dari bahan-bahan alami bersih dari zat-zat kimia berbahaya bagi
tubuh manusia. Diramu ahli yang menghasilkan jamu yang berkhasiat. Sekarang
Sabdo Palon sudah mempekerjakan ribuan karyawan. Sabdo Palon mengembangkan
usahanya guna mempromosikan produk-produknya. Jamu berkembang hampir di
semua daerah di Jawa Tengah. Maksudnya, di setiap daerah dipastikan ada penjual
jamu tradisional, baik yang dijajakan secara gendongan maupun yang dijual dalam
bentuk kemasan. Kabupaten Sukoharjo termasuk salah satu daerah yang memiliki
sentra industri jamu yang mampu menghidupkan perekonomian sebuah daerah.
Sampai saat ini, pemasaran jamu buatan PT Sabdo Palon ini sudah tersebar di
beberapa daerah di Jawa Tengah, diantaranya Klaten, Sragen dan Solo.
B. Lokasi Perusahaan
Jalan Raya Nguter Dukuh Gatak Rejo RT 01 / RW 01, Desa Nguter, Kecamatan
Nguter, Kabupaten Sukoharjo.
C. Ketenagakerjaan Perusahaan
1. Jumlah dan status karyawan
PT.Sabdo Palon memiliki 25 karyawan. Adapun status karyawan di PT.Sabdo Palon
dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Karyawan kontrak
Karyawan kontrak adalah karyawan yang terikat hubungan kerja dengan PT.
Sabdo Palon dengan jangka waktu tertentu.
b. Karyawan tetap
Karyawan tetap adalah karyawan yang terikat hubungan kerja dengan PT. Sabdo
Palon dengan jangka waktu tertentu yang tidak ditentukan atau sampai batas masa
pensiun.
D. Kerja Dan Waktu Karja
Hari kerja yang berlaku di PT. SabdoPalon adalah hari senin sampai sabtu. Untuk
hari minggu libur nasional apabila karyawan diinstruksikan untuk bekerja, maka
perusahaan akan menghitung jam kerja dengan upah lembur. Jam kerja yang berlaku
di PT. Sabdo Palon adalah dari jam 07.00 s.d 16.00 sedangkan untuk jam lembur
adalah dari jam 16.00 s.d 21.00.
E. Quality Control
Pabrik ini memiliki 1 laboratorium yaitu laboratorium untuk pengecekan berat
produk jamu.
F. Struktur Organisasi Perusahaan
BAB IV

KEGIATAN PRAKTEK

A. Pengemasan jamu herbal


Pengemasan jamu herbal adalah proses dimana serbuk jamu akan dimasukan dalam
bentuk sachet.
Proses kerja:
1. Alat
 Mesin pengemasan
 Box
 Kuas
 Lap meja
 Tampah
 Gayung
 Sikat
 Tinta exp
 Rol jamu
2. Bahan
 Serbuk jamu
3. Langkah kerja
 Naikan hendel mesin
 Tunggu sampai las panas sampai mencapai suhu yang sudah ditentukan
 Isi corong mesin dengan jamu yang mau dikemas
 Nyalakan mesin
 Maka rentengan jamu akan terisi jamu dan akan terpotong menjadi 1 sachet kita
tinggal mengkontrol pisau pemotong agar memotong di bagian yang pas.
B. Pembuatan pil jamu
Pembuatan pil jamu adalah proses dimana serbuk jamu akan dibuat menjadi pil
agar lebih mudah untuk dikonsumsi dari pada serbuk.
Proses kerja:
1. Alat
 Mesin pembuat pil
 Ember besar dan kecil
 Baskom
 Kayu pengudak
 Obeng min
 Piring plastik
 Tampah
 Oven
 Mesin coanting
 Mesin pengaduk
 Mangkok
 Tong
2. Bahan
 Serbuk jemu
 Glugus
 Pati
 Air
3. Langkah kerja
 Campurkan serbuk jamu, pati serta glugus campur hingga semua tercampur rata
dan agak ulen.
 Adonan tadi diberi sedikit ari agar tambah ulen.
 Setelah mesin panas adonan tadi dimasukan kedalam mesin.
 Nyalakan mesin sambil adonan yang didalam mesin diaduk sama ditekan-tekan
maka pil keluar dari mesin.
 Pilih pil yang bagus (pil yang tidak bagus dicampurkan kembali sama adonan
tadi).
 Pil yang bagus lalu dimasukan ke mesin coating pil tadi dicoating selama 30
menit.
 Setelah itu pil tadi dimasukan oven selama 1hari.
 Setelah selesai di oven pil langsung dimasukan dalam tong dan siap dijual.
C. Pembuatan jamu anak-anak atau kido
Pembuatan jamu anak-anak atau kido adalah proses dimana kristal jamu akan
dimasukan dalam bentuk sachet.
1. Alat
 Mesin pengemasan
 Gayung
 Box
 Rol kido
 Pita exp
 Sikat
 Amplas
2. Bahan
 Jamu kido
3. Langkah kerja
 Masukan colokan dalam stok kontak
 Rangkai alat pengemasan
 Masukan jamu dalam mesin
 Setelah las panas mesin lalu dinyalakan
 Jamu akan memotong sendiri sesama otomatis
 Tinggal mengisi jamu ke dalam mesin.
BAB V

PEMBAHASAN

A. Hasil analisa
1. Pengecekan berat sachet jamu herbal

No. Nama jamu Sachet 1 Sachet 2 Sachet 3 Sachet 4 Rata-rata


1. Majakani 5,60 5,74 5,97 6,02 5,83
2. Sari rapet 5,55 5,76 5,91 5,89 5,77
3. Apusirih 6,00 6,12 6,10 5,98 6,05
4. Sepet wangi 7,20 7,27 7,19 7,23 7,22
5. Pangkur putih 7,25 7,15 7,23 7,19 7,20

2. Pengecekan berat sachet jamu kido

No. Nama jamu Sachet 1 Sachet 2 Sachet 3 Sachet 4 Rata-rata


1. Kido anggur 8,50 7,50 7,14 7,18 7,58
2. Kido melon 8,50 7,40 7,18 7,40 7,64
3. Kido coklat 7,60 7,40 7,30 7,25 7,38
4. Kido jeruk 7,14 7,40 7,50 7,35 7,34
5. Kido susu 7,35 7,25 7,20 7,25 7,26

B. Permasalahan
1. Permasalahan dalam pengemasan jamu herbal :
a. Mesin pengemasan rusak.
b. Jamu lupa untuk diisi kembali.
c. Pisau pemotong lari atau memotong bagian yang salah.
d. Las kurang panas atau dilas ada kotorannya.
2. Permasalahan dalam pembuatan pil
a. Mesin rusak
b. Pil yang rusak masih ada
c. Banyak adonan yang tidak habis

3. Permasahan dalam pembuatan jamu anak-anak atau kido


a. Mesin pengemasan rusak
b. Jamu lupa untuk diisi
c. Mesin sensor eror
C. Pembahasan
1. Pengemasan jamu herbal
Apabila mesin pengemas rusak maka kepala bagian bertanggung jawab
untuk memperbaiki mesin, jika jamu lupa diisi maka akan menyebabkan
kekosongan pada kemasan atau berat menjadi kurang dan apabila pisau pemotong
lari atau las kurang panas dapat menyebabkan kebocoran pada kemasan.
2. Pembuatan pil
Apabila mesin pencetak pil rusak kepala bagian bertanggung jawab untuk
memperbaiki mesin dan jika ada adonan yang tersisa dapat dicampurkan kembali
pada adonan yang dibuat di hari berikutnya.
3. Pembuatan jamu anak atau KIDO
Apabila mesin pengemas jamu anak rusak kepala bagian bertanggung jawab
untuk memperbaiki mesin, jika jamu lupa diisi maka akan menyebabkan
kekosongan pada kemasan atau berat menjadi berkurang dan apabila mesin sensor
rusak maka pisau pemototong akan lari dan menyebabkan kebocoran pada
kemasan.
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Perusahan Jamu Sabdo Palon merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
obat-obatan tradisional atau disebut jamu.
2. Perusahan Jamu Sabdo Palon memiliki 3 proses pembuatan jamu yaitu proses
pembuatan jamu serbuk, proses pembuatan jamu pil dan proses pembuatan jamu
anak kido.
3. Proses pembuatan jamu serbuk dimulai dengan pengeringan bahan baku,
peracikan, pengeringan singkat, penggilingan, pengayakan, pengecekan kualitas
dan pengesemasan.
4. Proses pembuatan jamu pil dilakukan dengan cara pemadatan, pencentakan pil,
sortasi pil, coating, pengovenan, coating dan spray dryer, proses pengemasan dan
pelalabean.
5. Proses pembuatan jamu anak kido meliputi peracikan, penggilingan, pengambilan
sari, pengekstrakan dan pengemasan.
6. Perusahaan Jamu Sabdo Palon menghasilkan berbagai macam produk yaitu jamu
anak kido aneka rasa, jamu serbuk , permen cacing dan pil.
B. Saran
1. Kepada pembaca
Saran untuk perusahaan jamu sabdo palon dapat menambah produksinya dan
berinovasi dalam kemasan produk.
2. Kepada penulis
Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penting untuk
pembuatan laporan PKL yang lebih baik untuk kedepannya khususnya siswa
kejuruan kimia industri.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995. Farmacope Indonesia. Edisi keempat, Jakarta: Depkes RI

Maheswari, Hera, 2002. Pemanfaatan Obat Alami : Potensi dan porspek.

Purnomo, Sri. 1998. Pengembangan Obat Tradisional dalam Dunia Pengobatan. Artikel.
http:/ / Obat Tradisional didalam Dunia Pengobatan. Diakses pada 20 Maret 2017

Rismunandar, 1998. Rempah-rempah komoditi eksport Indonesia, sinar baru. Bandung.

Sumarny, Ros. 2002, Paradigma Pengobatan Kanker. Institut Pertanian Bogor. Tugas
Falsafah Sains. http: //rudyct.tripod.com/sem 2 012/ros sumarny. htm. diakses pada 20 Maret
2017
LAMPIRAN

majakani

Raket Wangi
Apusirih

Sepet Wangi
Cadik Ayu

Jamu Anak KIDO

Anda mungkin juga menyukai