Anda di halaman 1dari 25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Sejarah PT. Karuniatama Polypack


PT. Karuniatama Polypack didirikan pada pertengahan tahun 2007 dan
terletak di Jalan Cileungsi - Jonggol KM 12, Desa Cipeucang, Kecamatan
Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Perusahaan ini bergelut dalam
bidang plastik film yang berguna sebagai pembungkus produk makanan
maupun produk kemasan lain. PT. Karuniatama Polypack mampu
memproduksi BOPP (Biaxially Oriented Polypropylene) sebanyak 18.000 ton
per tahun.
Diantara tahun 2010 dan 2011, PT. Karuniatama Polypack memproduksi
jenis plastik film baru, yaitu coextrude film, kelebihan produk ini dari produk
lainnya adalah ultra barrier film. Ultra barrier film adalah kemasan tahan
terhadap uap air dan udara. Banyak diaplikasikan untuk kemasan produk
makanan yang menginginkan makanannya tetap renyah.
Dalam rangka untuk membuat produk berkualitas, pabrik mempekerjakan
sumber daya manusia dan peralatan mesin terbaik untuk mendukung sistem
produksi dengan Human Machine Interface (HMI) teknologi.
Dari data HRD bulan Juni tahun 2015 PT. Karuniatama Polypack
mempunyai total pekerja 231 orang, 70% penduduk sekitar perusahaan dan
30% penduduk dari luar sekitar perusahaan berada. Dari 231 karyawan
tersebut 204 orang sudah diangkat menjadi karyawan tetap, 17 orang
karyawan kontrak dan 10 orang karyawan harian.
Produksi PT. Karuniatama Polypack berlangsung terus menerus tanpa
berhenti sehingga ada pembagian jam kerja agar produksi tetap berjalan.
Sistem pembagian jam kerja sebagai berikut :
1. Shift 1 jam 07.00 – 15.00
2. Shift 2 jam 15.00 – 23.00
3. Shift 3 jam 23.00 – 07.00
4. Non shift 08.00 – 17.00

38
3.2 Visi dan Misi Perusahaan
3.2.1 Visi
Menjadi pabrik manufaktur Biaxially Oriented PolyPropylene (BOPP)
Film terbesar diIndonesia yang bermutu tinggi.
3.2.2 Misi
1. Memasarkan Flexible Packaging Film dengan menerapkan standar
manajmenen mutu yang berfokus pada kepuasan pelanggan untuk
menghasilkan produk bermutu tinggi.
2. Bersaing dari segi kualitas dan pelayanan dengan perusahaan lain
untuk mendapatkan loyalitas customer.
3. Menambah market share tidak hanya di Jakarta dan daerah sekitar.
4. Melakukan inovasi produk.

3.3 Kebijakan Mutu Perusahaan


“PT. Karuniatama Polypack membuat dan memasarkan flexible
packaging film dengan menerapkan standar manajemen mutu yang berfokus
pada kepuasan pelanggan untuk menghasilkan produk bermutu tinggi,
pengiriman tepat waktu, pelayanan teknis purna jual serta pengembangan
tiada henti untuk peningkatan kinerja yang berkesinambungan”.

3.4 Sasaran Mutu Perusahaan


Untuk memastikan bahwa kebijakan mutu diterapkan maka manajemen
akan menetapkan sasaran mutu untuk periode satu tahun berdasarkan
kebijakan mutu.
1. Meminimalkan komplain pelanggan tidak boleh lebih dari 0.3%.
2. Pemenuhan pengiriman dari total PO 100%.
3. Mengembangkan tipe produk baru dari awal sampai komersil minimal
satu persemester.

39
3.5 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan

40
Tanggung Jawab dan wewenang masing-masing departemen :
1. President director
President director bertugas mengawasi jalannya perusahaan dari segala
bidang, baik segi operasional, keuangan juga sumber daya manusianya.
Presiden direktur di PT. Karuniatama Polypack sekaligus sebagai pemilik
perusahaan.
2. General Manager Production
1. Bertanggung jawab penuh terhadap semua aspek teknis dari pabrik dan
produksi BOPP Film.
2. Melakukan koordinasi effektif terhadap semua departemen di bawah
kendalinya, meliputi Departemen Produksi, QA, R& D, Engineering.
3. Memastikan produksi berlangsung sesuai dengan Jadual Produksi .
4. Merencanakan sistem pemeliharaan untuk effisiensi maksimal meliputi :
pemeliharaan gedung dan lokasi, pemeliharaan mesin produksi sesuai target
down time yang disepakati, pemeliharaan utility.
5. Mengembangkan sistem QA dan R&D seeffektif mungkin agar dapat
dilakukan tinjauan terhadap sasaran dan pencapaian sesering mungkin.
6. Mengembangkan jenis-jenis baru BOPP Film, baik diminta oleh
pasar/pelanggan ataupun inisiatif sendiri yang dapat menciptakan pangsa pasar
tersendiri.
3. General Manager Office
1. Bertanggung jawab penuh terhadap semua aspek non-teknis dari pabrik dan
produksi BOPP Film.
2. Melakukan koordinasi effektif terhadap semua departemen di bawah
kendalinya, meliputi Departemen PPIC, Purchasing, HRD, Warehouse & GA.
3. Mengkoordinasikan perencanaan dan laporan akuntansi terhadap pembiayaan
operasional pabrik secara mingguan dan bulanan.
4. Memastikan sosialisasi Peraturan Perusahaan kepada seluruh personil pabrik
dan menetapkan sistem pengembangan sumber daya manusia.
5. Merencanakan dan melakukan pembelian bahan baku resin dan additive, serta
mengarahkan/mengatur aktifitas Departemen Purchasing dalam pembelian
spare parts dan bahan kemasan .

41
4. Production Manager
1. Bertanggung jawab terhadap produksi film sesuai jumlah dan kualitas seperti
tersebut dalam order produksi.
2. Berhubungan dengan Departemen Engineering bilamana ada bagian mesin
yang tidak berfungsi,yang perlu diperbaiki atau diperlukan pengembangan
proses.
3. Berhubungan dengan Departemen QC untuk memastikan BOPP film yang
dihasilkan sudah sesuai dengan standar pabrik dan pelanggan.
4. Memberikan informasi kepada Departemen PPIC mengenai pemakaian bahan
baku,jumlah film yang dihasilkan,berat jumbo roll yang sudah dipotong,
jumlah hasil slitting,reject/tolakan dari pelanggan, dan waste.
5. Mengembangkan “Trouble shooting Manual” yang bermanfaat dalam
penanganan masalah produksi dengan cepat, serta melakukan pelatihan teknis
kepada operator.
6. Membantu GM Production dalam mengembangkan formulasi film yang ada
dan jenis film baru seperti permintaan pasar via Departemen Marketing.
7. Memastikan keselamatan kerja seluruh personil produksi.
8. Menjaga peralatan kerja dan permesinan dari kerusakan yang diakibatkan oleh
kecerobohan personil produksi.
5. Technical Manager
Bertugas untuk mengatasi masalah yang terjadi dengan pelanggan apabila
mereka tidak dapat produk sesuai dengan spesifikasi atau keinginan
mereka.
6. Engineering Manager
Bertanggung jawab dalam berjalannya proses produksi mulai dari awal
hingga akhir sehingga barang yang dihasilkan baik dan sesuai. Manager
ini juga bertugas dalam mengawasi mesin – mesin yang dipakai sehingga
dapat selalu digunakan dengan optimal.
7. Marketing Manager
Bagian ini bertugas mengurusi pemasaran dan penjualan produk PT.
Kauniatama polypack. Marketing & sales bisa dibilang adalah ujung
tombak perusahaan dalam meraih pelanggan.

42
8. Accounting Manager
Bertugas dalam mengawasi neraca keuangan perusahaan serta
menjalankan audit internal perusahaan.
9. Ass. Production Manager
1. Bertanggung jawab terhadap operational slitter A, B dan C dan unit
packing sesuai jumlah dan kualitas seperti tercantum dalam slitting
program.
2. melakukan perbaikan berkesinambungan dalam rangka menekan
reject di seksi slitter dan mengembangkan teknik yang tepat guna
demi kelancaran seksi slitter dan packing.
3. Berhubungan dengan Departemen Engginering bilaman ada bagian
mesin yang tidak berpungsi, yang perlu di perbaiki atau di perlukan
pengembangan proses .
4. Berhubungan dengan Departemen QC untuk memastikan BOPP film
yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar pabrik dan pelanggan.
5. Memberikan informasi kepada Departemen PPIC mengenai
pemakaian bahan baku, jumlah film yang dihasilkan, berat jumbo roll
yang sudah dipotong, jumlah hasil slitting, reject/tolakan dari
pelanggan, dan waste.
6. Membantu production manager mengembangkan “ trouble shooting
manual “ yang bermanfaat dalam penanganan rmasalahan produksi
dengan cepat, serta melakukan pelatihan teknis kepda operator.
7. Membantu production manager mengembangkan dan memelihara
sistem pengemasan roll film yang effisien dan rapi.
10. Chief Mekanik
1. Bertanggung jawab atas perencanaan kerja, pemasangan, operasional
dan kebersihan dari Bengkel Kerja Mekanik.
2. Melatih, memotivasi dan mengendalikan semua personil mekanik.
3. Melaporkan semua pekerjaan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan
dari semua mesin dan peralatan pabrik.
4. Menyiapkan jadual pelumasan dan mengendalikan pelaksanaannya.

43
5. Membuat/ mengembangkan jadual pemeliharaan pencegahan mekanik
dan melaksanakannya dengan seksama.
6. Bekerja sama dengan Departemen Produksi dalam mengembangkan
modifikasi yang diperlukan oleh mereka dan disetujui oleh
Engineering Manager.
7. Bertanggung jawab atas keselamatan kerja semua personil mekanik.

11. Chief Elektric


1. Bertanggung jawab atas sistem elektrikal dan elektronik dari seluruh
pabrik.
2. Membuat dan mengembangkan jadual pemeliharaan pencegahan
terhadap semua peralatan pabrik.
3. Memelihara semua sistem kelistrikan dalam kondisi baik dan sesuai
dengan batasan down time yang ditetapkan oleh manajemen pabrik.
4. Mengatur ketersediaan suku cadang untuk menjalankan pemeliharaan
pencegahan secara effektif terencana.
5. Melatih, memotivasi dan mengendalikan seluruh personil elektrik.
6. Dalam hal kegagalan fungsi mesin produksi karena sebab sebab
kelistrikan, ia wajib memberikan layanan penyelesaian masalah secara
penuh.
7. Melakukan modifikasi, peningkatan kinerja dan pemasangan perlatan
baru di bawah arahan dari Engineering Manager.
8. Berhubungan/bekerja sama dengan Departemen Produksi, Chief of
Mechanics, Chief of QC dan Chief of PPIC dalam rangka
melangsungkan kebijakan Total Quality Control.

12. Chief R&D


Bertugas dalam menjaga kualitas produk yang di buat serta memastikan
bahwa tiap produk yang dikirim ke pelanggan dalam kondisi baik. Chief
ini juga dalam timnya melakukan riset dan pengembangan.

44
13. Chief QA
1. Memastikan hasil uji film yang dilaksanakan oleh petugas Lab Check
konsisten dari orang ke orang.
2. Memelihara perpustakaan dari data dan informasi teknik.
3. Memelihara dan meningkatkan sistem pelaporan administrasi seperti
Testing Report,Jumbo Roll Slip, Raw Material Testing, dll.
4. Mengatur agar semua peralatan, bahan kimia, dan semua bahan yang
diperlukan agar berfungsi dengan benar.
5. Berhubungan kerja sebaik baiknya dengan Departemen Produksi,
Engineering , PPIC, Marketing sehubungan dengan semua hal yang
berpengaruh terhadap mutu BOPP Film dalam rangka menunjang
Total Quality Control.
6. Memantau dengan seksama kondisi mutu jumbo roll setelah
mengalami slitting dan packing.
7. Melakukan pengujian bahan baku,mengumpulkan hasil ujinya dan
mendiskusikannya dengan pihak supplier bila diperlukan.
8. Mengumpulkan informasi atau data spesifikasi dari pelanggan dan
selalu diperbarui.
9. Melakukan penyelidikan terhadap keluhan pelanggan dan mengambil
tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikannya.
14. Chief Film
1. Melakukan pemantauan dan pertanggung jawaban produksi dan
kualitas film yang dihasilkan di tiap shift.
2. Mengatur tata laksana shift.
3. Bertanggung jawab atas pekerjaan adminstratif seperti buku
komunikasi shift, jumbo roll slip, dll.
4. Memastikan tiap instruksi kerja dijalankan dengan tepat oleh operator
produksi.
5. Memastikan tiap bagian mesin produksi film dijalankan dengan tepat
oleh operator produksi.
6. Bertanggung jawab atas penyelesaian masalah produksi.

45
7. Memelihara keselamatan kerja.
8. Bertanggung jawab atas keamanan dan kebersihan mesin, serta
kebersihan ruang sekitar mesin.
15. Chief Reclaim
Bertanggung jawab terhadap proses waste dari produksi dan mengatur
tugas-tugas operator reclaim serta menjaga kerapihan tempat kerja dan
waste film dari produksi.
16. Chief Slitting
1. Mengatur tata laksana shift para operator slitter ABC.
2. Memantau parameter mesin slitter ABC sesuai jenis film yang sedang
dipotong.
3. Memantau kualitas gulungan film yang dihasilkan, mengambil sample
untuk Lab QC.
4. Menentukan perubahan parameter mesin slitter ABC bilamana
diperlukan.
5. Menyelesaikan permasalahan operasional mesin slitter ABC dan
melaporkannya ke Production Manager bila tidak bisa diatasi sendiri.
6. Menjaga kebersihan mesin dan ruang sekitar mesin.
17. Chief Packing
1. Mengatur tata laksana shift dari para operator packing.
2. Memantau ketersediaan peralatan kerja di tiap shift.
3. Memastikan instruksi kerja packing sudah dijalankan dengan tepat
oleh para operator.
4. Mengatur dan memantau tugas tugas adminstrasi packing.
5. Menjaga kerapian dan kebersihan tempat kerja.

18. Chief GA
1. Bertanggung jawab atas kebersihan/pemeliharaan gedung dan fasilitas
penunjang pabrik.
2. Membuat jadwal untuk bagian kebersihan umum dalam pembagian
tugas dan wilayah.

46
3. Mengadakan kerja sama dengan pihak kedua dalam
pemeliharaan/perbaikan fasilitas penunjang.
4. Memantau/melaporkan kerusakan gedung dan fasilitas pabrik.
19. Chief HRD
1. Bertanggung jawab atas recruetment SUMBER DAYA MANUSIA
(SDM) untuk performa dan efektifitas dalam pekerjaan dan tanggung
jawab.
2. Bertanggung jawab atas sarana dan prasarana karyawan dan fasilitas
penunjang kerja serta K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
3. Bertanggung jawab atas fasilitas gedung dan bangunan penunjang
serta keamanan pabrik.
4. Bekerja sama dengan pihak kedua dan aparat keamanan setempat.
5. Memberikan bimbingan untuk karyawan dalam hubungan kerja dan
disiplin.
6. Memantau/memastikan terlaksananya Peraturan Perusahaan yang
berlaku.
7. Mengadakan program kesejahteraan/kesehatan karyawan.
8. Menjalin hubungan dengan pemerintahan dan lingkungan sekitar
pabrik.
9. Mengadakan pelatihan/training untuk peningkatan kompetensi
karyawan.
10. Mengadakan kerja sama dengan sekolah disekitar pabrik dan Balai
Latihan Kerja untuk rekruetment tenaga kerja.
11. Mengadakan kerja sama dengan Dinas Tenaga kerja sehubungan
dengan peraturan ketenagakerjaan.
20. Chief Purchasing
1. Memastikan semua kebutuhan operasional perusahaan tersedia baik
packaging material, spare part, bahan baku dan penunjang lainnya.
2. Mengontrol setiap permintaan dari tiap-tiap departemen.
3. Mengevaluasi performa supplier minimal 1 tahun sekali.

47
4. Setiap supplier baru lakukan penilaian berdasarkan ketentuan
kualifikasi perusahaan.
21. Chief WH Raw Material
Setiap bahan baku yang masuk diatur penempatannya dan diberikan kartu
jalur. Untuk bahan baku yang lambat pergerakannya dipisahkan serta
menjaga kebersihan bahan baku.
22. Chief WH FG & Delivery
1. Bertanggung jawab atas perencanaan kerja, oprasionil lapangan dan
pengiriman serta kebersihan area kerja.
2. Melatih, memotivasi dan mengendalikan semua personil lapangan dan
armada pengiriman (delivery).
3. Melaporkan semua pekerjaan lapangan dan pengiriman serta armada
(delivery).
4. Menyiapkan area lapangan, loading area serta mengawasipersiapan
dan penyusunan barang ke armada pengiriman.
5. Bekerja sama dengan department lain yang ada kaitannya agar ada
kesinambungan serta team work yang terpadu.
6. Bertanggung jawab atas keselamatan kerja semua personil lapangan
dan armada pengiriman (delivery).
7. Melaksanakan pekerjaan lain yang diperlukan dimana masih ada
kaitan dan relevansinya.
23. Chief PPIC
1. Mengendalikan 5(lima) fungsi dasar dari Warehouse Bahan Baku,
Warehouse Barang Jadi, Jadual Produksi,Pengiriman, Koordinasi
dengan Marketing.
2. Merencanakan pengadaan semua bahan baku (resin, additive
masterbatch) dan packaging material yang diperlukan dalam Produksi.
Hasil perencanaan ini dipakai oleh Purchasing untuk dilaksanakan
pembelian packaging material dan pemesanan bahan baku( resin dan
additive masterbarch ) oleh GM Office.

48
3. Membuat jadual produksi yang effisien terhadap semua order
pelanggan dan permintaan sample berdasarkan rencana penjualan dan
order pelanggan.
4. Menerbitkan Production Order kepada Production Manager.
5. Menerbitkan Slitting Order kepada Chief of Slitter.
6. Memelihara/menyimpan catatan rinci mengenai produksi film,bahan
baku, waste, slitting,reject , reclaim pada tiap shift, mingguan dan
bulanan ditinjau baik dari stok di Departemen Produksi maupun total
dimana catatan catatan ini akan digunakan untuk keperluan olah data
di Departemen Keuangan dan management pada umumnya.
7. Melakukan pengkinian status produksi terhadap order pelanggan dan
memberikan informasi statistikal kepada Departemen Marketing.
8. Mengatur pengiriman barang jadi ke pelanggan dengan tepat waktu.
9. Mengatur pengambilan/penerimaan retur dari pelanggan.
10. Mengkoordinasikan perencanaan produksi seeffisien mungkin dengan
Departemen Produksi, Departemen Engineering, Departemen QC .
24. Supervisor PPIC
1. Membuat Perencanaan Dan Permintaan Material Packaging
Berdasarkan Order yang Ada. ( Resources Packaging Plan ).
2. Membuat Charting / Perhitungan Size Berdasarkan Order Yg Ada.
3. Mengecek Hasil Jumbo / Stock Jumbo
4. Membuat So ( Slitting Order ) untuk Mesin Big.
5. Membuat Slitting Plan / Urutan Slitting
6. Memonitor Stock Packaging Ke Dept. Purchasing
7. Membuat Design Packaging Berdasarkan Kebutuhan Dari Marketing /
Customer
8. Memonitor Hasil Produksi Berdasarkan Outstanding Order
9. Membuat Jumbo Production Plan Bila Chief Ppic Tidak Ditempat
10. Mengarahkan Proses Produksi / Slitter (Apabila Terjadi Perubahan/
Tidak Sesuai Dengan Planning Karena Sesuatu Hal/Trouble)
Kedepartemen Terkait Atas Dasar Persetujuan Chief PPIC.

49
25. Supervisor QA
Mengatur personil QA dalam 3 shift dan 4 group dan juga membuat
laporan hasil pengecekan laboratorium dan melakukan pengawasan
terhadap personil QC dan lab serta memastikan kebersihan ruangan lab
dan alat-alat yang digunakan.
26. Supervisor R&D
Bertugas dalam menjaga kualitas produk yang di buat serta memastikan
bawa tiap produk yang dikirim ke pelanggan dalam kondisi baik.
Memastikan formula pada setiap produk sudah sesuai serta melakukan
pengembangan formula untuk mendapatkan produk yang lebih baik.
27. Supervisor Mekanik
1. Bersama Chief, SPV Melakukan pengawasan, Safety, Advise dan
petunjuk Maintenance mesin oleh foreman atau repaing unit mesin
oleh team repair.
2. Bersama Chief, SPV Melakukan analisa pekerjaan foreman dan team
repair sehari-hari.
3. Bersama foreman, SPV melakukan pengkajian peningkatan performa
mesin dalam hal modifikasi , upgrade mesin ataupun perubahan atau
penambahan sechedule maintenace yg nantinya di ajukan ke chief.
4. Bersama Chief, SPV melaksanakan pengawasan project-project di
factory yg berhubungan dengan utilitas mesin.
5. Jika diperlukan, wajib u/ datang ke pabrik jika mesin produksi
mengalami masalah yang tidak dapat dikerjakan oleh foreman,
personeel shift ataupun personeel tim repair.
28. Supervisor Electric
1. Bertanggung jawab terhadap semua aspek teknis kelistrikan baik arus
lemah maupun arus kuat.
2. Melakukan koordinasi operator elektrik untuk 3 shift.
3. Membuat laporan pencapaian pekerjaan elektrik.
4. Mengevaluasi operator minimal setahun sekali.

50
3.6 Analisa Sistem Yang Berjalan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di PT. Karuniatama Polypack didapat
bahwa sistem yang berjalan di PT. Karuniatama Polypack khususnya di
departemen Produksi untuk penanganan terhadap problem cacat masih
menggunakan sistem penalaran yaitu dengan menggunakan keahlian dari
masing-masing personil produksi dan panduan berupa instruksi kerja proses
produksi.
Dari uraian diatas dapat dikemukakan beberapa masalah yang timbul antara
lain :
1. Kemampuan personil produksi yang tidak merata sehingga seorang
personil produksi baru harus membuang waktu produksi untuk
menemukan solusi penanganan terhadap masalah cacat produk.
2. Pada umumnya pemecahan masalah untuk cacat produk masih terlalu
bergantung pada seorang pakar.
3. Penanganan masalah cacat produk memakan waktu lebih lama akibat
menunggu keputusan seorang pakar.

3.7 Sistem Yang Diusulkan


Setelah menganalisa dan mengetahui kendala-kendala diatas, maka penulis
mencoba memberikan usulan suatu sistem itu berupa aplikasi sistem pakar
untuk penanganan masalah cacat produk. Dengan adanya komputerisasi
sistem diharapkan dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada dan
membantu kinerja personil produksi.
Sistem ini meliputi beberapa aplikasi yang terdiri dari :
1. Menu Konsultasi, yaitu menu yang berisikan tentang konsultasi kecacatan
produk dari pengalaman aktual seorang pakar dan solusi perbaikan yang
harus dilakukan pengguna untuk penanganan kecacatan produk.
2. Menu Galeri, yaitu menu yang berisikan contoh-contoh produk cacat yang
bisa diambil gambarnya.

51
3.8 Perancangan Perangkat Lunak
Berikut adalah rancangan program yang dimodelkan dalam diagram UML:
3.8.1 Use Case Diagram
Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang
diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang
diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Use Case diagram juga
menggambarkan pola perilaku sistem, urutan transaksi yang
berhubungan dan dilakukan oleh satu aktor. Gambar dibawah ini
adalah Use Case Diagram konsultasi penanganan problem cacat :

Gambar 3.2 Use Case Diagram


Dalam sistem pakar penanganan problem cacat pada mesin BOPP
terdapat dua kategori actor, pertama adalah user atau pengguna yang
akan melakukan proses konsultasi dan analisa, kemudian Admin yang
bertugas menyiapkan sistem seperti menambahkan problem cacat,
gejala dan solusi. User bisa mengakses beberapa menu dalam sistem,
langkah pertama adalah login dengan memasukkan user dan password
yang sebelumnya telah dibuatkan oleh admin, kemudian melakukan
konsultasi dengan memilih problem cacatnya, kemudian pilih gejala
dari problem cacat yang telah dipilih. User dapat mencetak solusi

52
penanganan problem cacat yang telah direkomendasikan oleh sistem
bila diperlukan.

3.8.2 Activity Diagram


Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam
sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir
berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka
berakhir. Gambar dibawah ini adalah Activity diagram untuk sistem
konsultasi penanganan pada problem cacat :

Gambar 3.3 Activity Diagram


Diagram diatas menggambarkan alur proses aktivitas sistem secara
keseluruhan user dalam activity diagram, user akan melakukan login
untuk memasukkan user dan password. Setelah user dan password
divalidasi dan terdaftar maka sistem akan menampilkan Menu Utama
yang berisi home, konsultasi, galeri dan artikel. Menu home berisi
view perusahaan. Sedangkan menu konsultasi adalah proses
menemukan solusi penanganan problem cacat.

53
3.8.3 Sequence Diagram
1. Sequence Diagram Melakukan Login

Gambar 3.4 Sequence Diagram Melakukan Login

Diagram diatas merupakan sequence diagram dalam


melakukan login dimana dalam proses login ini ada tiga symbol
yang berfungsi ( Aktor, Sistem dan Proses ) adapun langkahnya
sebagai berikut :
User akan masuk melalui login dengan mengisi user dan password
dan sistem akan melakukan validasi, kemudian hasil validasi akan
menentukan langkah selanjutnya. Jika validasi valid menu utama
sistem akan terbuka adapun jika validasi user dan password tidak
valid maka sistem akan keluar dan akan muncul pesan invalid user
dan password.

2. Sequence Diagram Proses Konsultasi

54
Gambar 3.5 Sequence Diagram Proses Konsultasi

Dalam sequence diagram proses konsultasi langkahnya


sebagai berikut :
User akan memilih menu konsultasi kemudian pilih gejala/topik
permasalahan setelahnya akan memilih gejala/analisa. Setelah itu
klik proses untuk proses konsultasi dan pengambilan data solusi.

3. Sequence Diagram Menambahkan User

Gambar 3.6 Sequence Diagram Menambahkan User

Pada diagram diatas adalah sequence diagram menambahkan


user adapun urutannya sebagai berikut :

55
User masuk ke sistem dengan user dan password admin, kemudian
pilih menu data user. Klik tambah user dan isi form user sesuai
dengan user dan password yang diinginkan. Setelah dimasukan
tekan button simpan untuk proses penyimpanan data ke database.

4. Sequence Diagram Menambahkan Problem

Gambar 3.7 Sequence Diagram Menambahkan Problem

Pada diagram diatas adalah sequence diagram menambahkan


problem adapun urutannya sebagai berikut :
User masuk ke sistem dengan user dan password admin, kemudian
pilih menu data problem. Klik tambah problem dan isi form
tambah problem. Setelah dimasukan tekan button simpan untuk
proses penyimpanan data ke database.

5. Sequence Diagram Menambahkan Gejala

56
Gambar 3.8 Sequence Diagram Menambahkan Gejala

Pada diagram diatas adalah sequence diagram menambahkan


gejala adapun urutannya sebagai berikut :
User masuk ke sistem dengan user dan password admin, kemudian
pilih menu data gejala. Klik tambah gejala dan isi form tambah
gejala. Setelah dimasukan tekan button simpan untuk proses
penyimpanan data ke database.

6. Sequence Diagram Menambahkan Solusi

Gambar 3.9 Sequence Diagram Menambahkan Solusi

57
Pada diagram diatas adalah sequence diagram menambahkan
solusi adapun urutannya sebagai berikut :
User masuk ke sistem dengan user dan password admin, kemudian
pilih menu data solusi. Klik tambah solusi dan isi form tambah
solusi. Setelah dimasukan tekan button simpan untuk proses
penyimpanan data ke database.

7. Sequence Diagram Melakukan Logout

Gambar 3.10 Sequence Diagram Melakukan Logout


Diagram diatas merupakan sequence diagram dalam
melakukan logout adapun langkahnya sebagai berikut :
Untuk melakukan logout user dan admin klik menu logout.

58
3.9 Gejala-gejala Problem Cacat Pada Mesin BOPP
Beberapa problem beserta gejala dan solusi yang telah berhasil didapat
selama penelitian di PT. Karuniatama Polypack sebagai berikut.

Tabel 3.1 Problem Cacat dan Gejala


Sumber : Manajer PT. Karuniatama Polypack

FAKTOR
GEJALA ANALISA SOLUSI
LAIN
Problem : Little Star
Spindel TDO inlet
Tepi jumbo roll terlihat
Parameter temp. sampai stretching
bintik-bintik kecil dan dari
Yang digunakan Orang dikurangi dan atur
TDO outlet bagian tepi film
kurang tepat kembali temp. Stretching
nampak berkabut tipis.
TDO.
Bersihkan niproll MDO
Masterbatch
Niproll MDO ada kotoran dengan majun yang
antiblock terlalu Prosedur
seperti pasir sudah dibasahi solar,
banyak.
lakukan dengan hati-hati.
Tepi chillroll ada kerak Air mengandung Bersihkan kerak chillroll
Orang
menumpuk kalsium berlebihan. dengan dikerok.
Problem : Bubble
Edge spinning
Casting sheet tidak Atur ulang edge spinning
kotor dan tidak pas Prosedur
menempel ke chill roll dan bersihkan.
posisinya
Periksa auto valve water
Ketinggian water bath tidak Autovalve
Mesin bath dan buka manual
sesuai standar waterbath eror
valve.
Periksa autovalve HCU
Autovalve HCU chillroll dan lakukan
Temp. Chill roll < 35 °C Mesin
chillroll eror penutupan valve secara
manual.
Mesin chiller tidak Periksa mesin chiller dan
Temp. Water bath > 20 °C mampu Mesin nyalakan semua mesin
mengimbangi line compresor chiller.

59
Problem : Hazymark
Gulungan jumbo roll
Parameter temp.
kebiru-biruan (bluish) dan Atur ulang temperatur
Yang digunakan Orang
di TDO outlet film terlihat TDO annealing ± 5 °C.
kurang tepat
ada awan menyebar
Exchanger TDO
Periksa exchanger TDO
Temp. TDO annealing tidak annealing blocking
Prosedur annealing dan kalibrasi
responsive dan sensor tak
sensor temperatur.
aktual
Temp. TDO stretching tidak Exchanger TDO Periksa exchanger TDO
Prosedur
responsive stretching blocking stretching.
Problem : Line
Elektroda terlalu
Film terlihat garis setelah Periksa gap elektroda
dekat dengan roll Mesin
corona treatment corona treatment.
corona.
Ducting TDO Bersihkan ducting TDO
Film di TDO outlet terlihat Prosedur
annealing kotor annealing.
Casting sheet di TDO inlet Stabilizing roll Bersihkan roll stabilizing
Prosedur
terlihat garis TDO inlet kotor TDO inlet.
Casting sheet di MDO inlet Dancer roll MDO Bersihkan dancer roll
Mesin
terlihat garis inlet kotor MDO inlet.
Problem : Flatness
Profil thickness gauge tidak MFI resin homo pp Atur ulang faktor
Prosedur
rata tidak stabil kalibrasi thickness gauge
Temperatur Die bolt tidak Penggantian heater Periksa heater dan
Orang
responsive tidak original kalibrasi sensor.
Baut die bolt tidak bisa Tidak ada
Orang Lumasi baut die bolt.
dirubah pelumasan periodik
Stop line, semprotkan
silicone secara berulang-
Die lip kotor Adapter bocor Prosedur
ulang serta bersihkan
dengan brass wool.
Problem : Kontaminan
Jumbo roll terlihat ada
MFI resin homo PP Naikkan temp. TDO
kotoran seperti pasir Prosedur
tidak stabil middle 5 °C.
menyebar tak beraturan

60
Casting sheet di TDO inlet
Settingan dengan Naikkan temp. TDO
terlihat bintik-bintik seperti Mesin
aktual tidak sama. inlet 5 °C.
pasir
Bersihkan niproll
Niproll MDO 1, 3 dan 5 ada
Hardness niproll MDO1, 3 dan 5 dengan
kotoran kecil-kecil seperti Mesin
tidak standar lagi. majun yang telah
pasir
dibasahi solar.
Periodik Stop line, periksa heater
Temp. Melt extruder tidak
penggantian heater Prosedur semua zone melt
responsive
tidak pernah extruder.
Problem : Slipstick
Gulungan jumbo roll terlihat Parameter tem. Atur kembali temp. TDO
garis-garis putih arah TD yang digunakan Orang stretching dan periksa
tak beraturan. kurang tepat nipproll MDO 3 dan 4.
Tidak ada Lakukan penggantian
Niproll MDO 3 dan 4
penggantian secara Prosedur bearing Niproll, jika ada
putarannya tidak balance
periodik spare ganti nip roll.
Nyalakan kembali MB
Penggunaan Masterbatch Silicone pada slip agent agar niproll
Prosedur
slipagent dimatikan niproll sudah habis terlumasi dan menjadi
licin.
Problem : Backside Treatment
Naikkan pressure
Adanya gap antara
Pressure niproll winder < 3 nipproll sampai tidak ada
contact roll dengan Orang
bar gap antara contact roll
roll corona
dengan roll corona
Periksa autovalve HCU
Auto valve HCU
Temp. HCU corona > 45 °C Mesin dan operasionalkan
eror
secara manual.
Power energi Atur kembali prosentase
Power energy corona > 35
terlalu besar Prosedur ke tiga generator corona,
Wmin/m²
sehingga tembus jangan melebihi > 85%.
Elektroda corona tidak Gap elektroda Mesin Lakukan cutback line
balance corona tidak rata dan atur gap elektroda

61
corona treatment.
Problem : Oil Drop
Diwinder Jumbo roll ada Adanya kebocoran Periksa selang pneumatic
Mesin
bercak-bercak noda hitam diarea winder contact roll.
Film di TDO outlet ada Bak penampung Ganti bak penampung
Prosedur
bercak-bercak hitam penuh lubicration oil TDO
Di zone annealing TDO ada Talang TDO Perbaiki talang TDO
Prosedur
tetesan seperti kondensat annealing bocor. annealing
Exhaust fan cooling zone Stop line, ganti ekhaust
Mesin
mati. fan cooling zone TDO
Problem : Blooming
Gulungan jumbo roll
Parameter temp. Naikkan temp. TDO
nampak berwarna putih susu
Yang digunakan Orang preheating sampai
dan di TDO outlet berkabut
kurang tepat annealing ± 5 °C.
selebar film.
Temp. TDO stretching drop, Exchanger TDO Bersihkan exchanger
Prosedur
tidak sesuai setting. stretching blocking TDO stretching.
Pastikan sambungan pipa
Load cell dosing
Konsumsi MB Antiblock dari dosing atas tidak
pembacaan tidak Orang
melebihi settingan bersentuhan dengan
akurat.
dosing bawahnya.
Problem : Starligth
Gulungan roll diwinder oval
Hardness terlalu Turunkan tension dan
dan sisiran gulungan tampak Orang
keras pressure contact roll.
seperti bintang.
Nipp roll winder di satu sisi Pengaturan
Atur kembali pneumatic
OS/DS ada gap dengan still pneumatic tidak Mesin
nipproll winder.
core seimbang
Pengaturan tension dan Periksa selang pneumatic
Adanya kebocoran
pressure pneumatic tidak Prosedur contact roll dan oil
diselang pneumatic
berpengaruh pneumatic.

62

Anda mungkin juga menyukai