Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Industri kimia adalah suatu bentuk dari sistem organisasi usaha yang
profit oriented. Selain memiliki tujuan utama yaitu untuk mengolah bahan baku
menjadi bahan jadi atau produk yang bermanfaat bagi masyarakat, industri kimia
juga mengharapkan adanya keuntungan dibidang ekonomi. Oleh sebab itu,
sebelum suatu industri kimia itu didirikan, maka perlu dilakukan suatu
perhitungan awal atau yang biasa disebut sebagai prarancangan yang bertujuan
menentukan besarnya kelayakan suatu industri kimia tersebut didirikan.
Hasil prarancangan ini akan digunakan sebagai pertimbangan apakah
rancangan tersebut dapat direalisasikan dan memiliki prospek baik kedepannya
secara komersial. Setelah tahap prarancangan selesai, maka akan dilanjutkan
dengan penyusunan proyek perancangan industri. Langkah terakhir dari tahap ini
berupa pembangunan industri. Untuk mencapai hal ini, terdapat beberapa langkah
prarancangan industri kimia yang harus dilakukan dan diperhitungkan.
Salah satu hal utama yang harus dilakukan yaitu menentukan jenis dan
mekanisme proses utama (main process) yang ada di dalamnya. Yang perlu
diperhatikan juga adalah menghitung banyaknya bahan/ zat yang keluar dan
masuk dari dan ke dalam suatu alat proses yang dapat dilakukan dengan
menggunakan konsep neraca massa. Selain itu juga menghitung banyaknya panas
yang keluar dan masuk dari dan ke dalam suatu alat yang dapat dilakukan dengan
menggunakan konsep neraca panas, lalu merancang alat- alat produksi berupa
reaktor, alat pemurnian, alat penukar kalor dll.

1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana cara menentukan jenis dan mekanisme proses utama (main
process) dalam suatu industri kimia, seperti tahapan yang harus dilakukan untuk
menghitung neraca massa dan neraca panas. Bagaimana cara membuat diagram
blok, flow chart, dan P&ID jalannya proses dalam industri kimia.
1.3. Tujuan
1) Untuk mengetahui tahapan dalam penentuan jalannya main process suatu
industri kimia.
2) Untuk memahami cara menentukan jumlah zat dan panas yang keluar dan
masuk suatu alat dengan menggunakan neraca massa dan neraca panas.
3) Untuk mengetahui cara menentukan diagram blok dalam industri kimia.
4) Untuk mengetahui cara menentukan flow chart dalam industri kimia.
5) Untuk mengetahui cara menentukan P&ID dalam industri kimia.

1.4. Manfaat
1) Dapat mengetahui tahapan dalam penentuan jalannya main process suatu
industri kimia.
2) Dapat memahami cara menentukan jumlah zat dan panas yang keluar dan
masuk suatu alat dengan menggunakan neraca massa dan neraca panas.
3) Dapat mengetahui cara menentukan diagram blok dalam industri kimia.
4) Dapat mengetahui cara menentukan flow chart dalam industri kimia.
5) Dapat mengetahui cara menentukan P&ID dalam industri kimia.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kata produk dalam kimia industri tentunya melibatkan industri yang
menghasilkan zat kimia. Produk adalah barang atau jasa yang ditawarkan oleh
suatu usaha. Sedangkan bahan baku yang diproses dalam industri tersebut dapat
diperoleh melalui proses penambangan, petrokimia, pertanian atau sumber-
sumber lain. Industri proses kimia adalah industri yang mengolah bahan
baku/bahan mentah menjadi suatu hasil/ produk dengan memanfaatkan proses-
proses kimia. Proses-proses kimia yang dilakukan dalam industri proses kimia
adalah reaksi kimia dan peristiwa kimia fisik. Definisi lain dari industri proses
kimia adalah suatu kesatuan aktivitas manusia yang dimulai dari pengolahan
sumber daya alam, lalu mengubahnya ke dalam berbagai bahan, baik yang berupa
bahan konsumsi maupun obyek untuk diolah kembali, dan bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan umat manusia.
Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan seleksi proses, menentukan
jenis proses produksi yang akan digunakan dan waktu yang tepat dari proses
tersebut. Manajer operasi harus dapat memutuskan apakah memproduksi hanya
untuk pesanan pelanggan atau persediaan. Manajer juga harus memutuskan,
apakah mengatur aliran proses sebagai batch proses produksi high-volume line
flow atau low volume. Lagi pula mereka harus memutuskan apakah akan
berintegrasi ke depan kearah pasar (forward integration) atau berintegrasi ke
belakang kearah pemasok (backward integration). Semua keputusan di atas
membantu menentukan jenis proses yang akan digunakan untuk membuat suatu
produk.
2.1. Seleksi dan Uraian Proses
2.1.1. Uji Awal Proses
Uji awal proses dilakukan dengan perhitungan stoikiometri dari reaksi
yang ada. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memenuhi uji ini, yaitu:
1) Reaksi kimia yang terjadi.
2) Urutan-urutan reaksi.
3) Kemungkinan dilakukan recycle.
Dengan perhitungan stoikiometri beda antara pendapatan dan
pengeluaran merupakan keuntungan yang merupakan dasar kelanjutan proses.
Sebagai Contoh: Uji Awal Pembuatan Vynil Chloride dari Ethylene dan Chlorine
dengan beberpa tahapan reaksi:
Reaksi 1 : C
2
H
4
+ Cl
2
C
2
H
4
Cl
2

Reaksi 2 : C
2
H
4
Cl
2
C
2
H
3
Cl + HCl
Reaksi 3 : 2 HCl + 1/2 O
2
Cl
2
+ H
2
O
2.1.2. Persyaratan Proses
Untuk memenuhi persyaratan pemilihan proses agar suatu proses dapat
digunakan dalam suatu desain pabrik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
diantaranya:
1) Jenis deskripsi prosesnya.
2) Analisa Ekonomi secara awal sudah memiliki syarat.
3) Dapat digambarkan dengan jelas flow diagramnya.
4) Dapat dibuatkan secara ekonomis alat pemprosesnya.
5) Dapat dilakukan optimasi yang semaksimal mungkin.
Berhasil tidaknya prosesnya tergantung dari sintesa dan tahapan
reaksinya. Selain itu analisa ekonomi yang menyangkut ongkos produksi
termasuk di dalamnya: Bahan baku, bahan pembantu pengendalian proses yang
harus jelas. Berkaitan dengan bahan baku, bahan pembantu dan lainnya, ada
beberapa pertanyaan sebagai pembantu dapat tidaknya suatu proses digunakan
secara komersial.
2.1.3. Pemilihan Proses
Dari berbagai macam proses yang mungkin digunakan untuk desain
pabrik kimia perlu dilakukan pemilihan guna mendapatkan proses yang paling
baik dilihat dari aspek teknis maupun ekonomis. Beberapa hal yang penting
diketahui apabila proses akan diseleksi antara lain:
1) Proses operasi kimia dan fisika.
2) Secara komersial dapat dilakukan.
3) Flowsheet proses, bisa dalam bentuk: Block diagram, Flow of material,
dan Alternatif aliran bahan.
Penentuan jenis dan macam proses sangat diperlukan guna
mendapatkan proses yang paling optimal ditinjau dari segi teknis maupun
ekonomis. Untuk mencapai maksud tersebut, maka ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
a. Besar modal yang ditanam.
b. Penyediaan kebutuhan dan harga energi.
c. Penyediaan dan biaya bahan baku.
d. Jumlah dan kualitas serta biaya tenaga kerja.
e. Peraturan dan biaya perlindungan terhadap lingkungan.
Dari berbagai macam yang telah diketahui, dilakukan pemilihan proses
untuk medapatkan proses yang paling tepat untuk dirancang pabriknya. Untuk itu,
dilakukan seleksi proses yang meliputi: Aspek teknis, Aspek ekonomis, dan aspek
dampak lingkungan. Untuk mendapatkan proses yang diapaki dilakukan
perbandingan atau grading pada beberapa macam proses. Jumlah grade tertinggi
dinyatakan sebagai proses yang akan dipilih dalam desain pabrik.

2.2. Diagram Alir (Flowchart)
Diagram alir (flowchart) merupakan diagram yang digunakan untuk
menggambarkan alir atau urutan kerja atau proses dari sebuah alogaritma maupun
kejadian tertentu. Diagram alir (flowchart) dapat juga digunakan dalam suatu
perusahaan untuk menggambarkan proses bisnis. Diagram alir (flowchart)
biasanya menampilkan langkah-langkah proses yang dinyatakan dengan simbol-
simbol grafis atau bentuk kotak, serta menggunakan tanda panah untuk
menghubungkan masing-masing langkah proses tersebut. Diagram ini bisa
memberi solusi selangkah demi selangkah untuk penyelesaian masalah yang ada
di dalam proses atau algoritma tersebut, termasuk dalam proses perancangan
pabrik kimia.
Diagram alir (flowchart) dipergunakan dalam produksi untuk
menggambarkan proses-proses produksi sehingga mudah dipahami dan mudah
dilihat berdasarkan urutan langkah dari suatu proses ke proses lainnya. Diagram
alir (flowchart) sering digunakan untuk mendokumentasikan standar proses yang
telah ada sehingga menjadi pedoman dalam menjalankan proses produksi.
Disamping itu, Diagram alir (flowchart) ini juga digunakan untuk melakukan
analisis terhadap proses produksi sehingga dapat melakukan peningkatan atau
perbaikan proses yang berkesinambungan (secara terus menerus).
2.2.1. Jenis-jenis Diagram Alir
Ada beberapa jenis flowchart diantaranya:
2.2.1.1. System Flowchart
System flowchart dapat didefinisikan sebagai bagan yang menunjukkan
arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urut-urutan
dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan
apa yang dikerjakan di sistem.
2.2.1.2. Document Flowchart
Bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut juga bagan alir
formulir (form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang
menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya.
2.2.1.3. Schematic Flowchart
Bagan alir skematik (schematic flowchart) merupakan bagan alir yang
mirip dengan bagan alir sistem, yaitu untuk menggambarkan prosedur di dalam
sistem. Perbedaannya adalah, bagan alir skematik selain menggunakan simbol-
simbol bagan alir sistem, juga menggunakan gambar-gambar komputer dan
peralatan lainnya yang digunakan. Maksud penggunaan gambar-gambar ini adalah
untuk memudahkan komunikasi kepada orang yang kurang paham dengan simbol-
simbol bagan alir. Penggunaan gambar-gambar ini memudahkan untuk dipahami,
tetapi sulit dan lama menggambarnya.
2.2.1.4. Program Flowchart
Bagan alir program (program flowchart) merupakan bagan yang
menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program. Bagan alir
program dibuat dari derivikasi bagan alir sistem. Bagan alir program dapat terdiri
dari dua macam, yaitu bagan alir logika program (program logic flowchart) dan
bagan alir program komputer terinci (detailed computer program
flowchart). Bagan alir logika program digunakan untuk menggambarkan tiap-tiap
langkah di dalam program komputer secara logika. Bagan alat- logika program ini
dipersiapkan oleh analis sistem.
2.2.1.5. Process Flowchart
Bagan alir proses (process flowchart) merupakan bagan alir yang
banyak digunakan di teknik industri. Bagan alir ini juga berguna bagi analis
sistem untuk menggambarkan proses dalam suatu prosedur.
2.2.2. Analisis Aliran Proses
Dalam perancangan pabrik terdapat dua tingkatan yang harus dipenuhi
yaitu, tingkat makro dan tingkat mikro. Tingkat makro merupakan suatu tahapan
dalam menetapkan jenis proses yang dipilih dan jenis teknologi yang digunakan.
Sedangkan tingkat mikro merupakan langkah lanjutan dari tingkat makro dengan
pelaksanaan analisis aliran proses dan tata letak fasilitas. Studi mengenai aliran
proses berkaitan langsung dengan proses transformasi karena dianggap sebagai
suatu rangkaian aliran yang berhubungan dengan masukan dan keluaran proses.
Dalam mempelajari aliran, dapat dilakukan analisis bagaimana suatu bahan baku
dapat diproduksi menjadi suatu produk.
Suatu persyaratan dalam menganalisis aliran proses adalah pemantauan
proses operasi transformasi sebagai suatu sistem. Hal ini memerlukan identifikasi
dari sistem yang relevan untuk dianalisis dengan cara menentukan batasan-
batasan pada sistem meliputi, identifikasi masukan, keluaran dan aliran sistem
yang tepat. Sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan dari unsur-unsur
yang saling berkaitan. Dalam analisis aliran proses operasi, sistem biasanya
dianggap sebagai bagian paling besar (seluruh fungsi operasi).
2.2.2.1. Analisis Diagram Alir
Diagram alir (flowchart) adalah salah satu metode yang digunakan untuk
menggambarkan dan memperbaiki proses transformasi dalam sistem yang
dirancang atau dijalankan. Dalam memperbaiki efektifitas dan efisiensi proses
yang dirancang atau dijalankan terdapat beberapa elemen-elemen proses yang
harus dipenuhi, antara lain:
1) Bahan baku
2) Rancangan produk (keluaran)
3) Rancangan pekerja
4) Langkah proses yang digunakan
5) Informasi pengendalian manajemen
6) Peralatan
7) Pemasok
Kelancaran dalam menganalisis aliran proses dipengaruhi oleh pemilihan
suatu sistem yang relevan meliputi bahan baku yang digunakan, produk akhir dari
proses, batasan-batasan, dan transformasi. Dengan kata lain, permasalan dalam
aliran proses dapat digambarkan sebagai suatu sistem. Dengan menggunakan
pendekatan sistem, maka dalam analisis proses diagram alir terdiri dari beberapa
langkah berikut ini:
1) Membentuk suatu kelompok atau menunjuk seseorang untuk
menganalisis dan meperbaiki sistem.
2) Menentukan tujuan dari analisis, misalnya memperbaiki efisiensi, waktu
proses, efektifitas, dan kapasitas.
3) Menyeleksi suatu proses produktif yang relevan (sistem yang relevan)
untuk dipelajari, misalnya seluruh operasi atau sebagian dari operasi.
4) Menetapkan pelanggan dan pemasok untuk sistem.
5) Menggambarkan proses transformasi yang ada dengan menggunakan
Diagram alir dan ukuran-ukuran efisiensi.
6) Mengembangkan dan memperbaiki rancangan proses dengan merubah
aliran proses dan/atau masukan yang digunakan. Bisanya proses yang
telah diubah juga digambarkan dalam bentuk diagram alir.
7) Memperoleh persetujuan manajeman untuk rancangan proses yang telah
dilakukan perubahan.
8) Melaksanakan rancangan proses yang baru.
2.2.2.2. Analisis Aliran Bahan
Analisis aliran bahan di dalam pabrik adalah salah satu aplikasi yang
pertama dari gagasan mengenaik analisis aliran proses. Analisis aliran bahan
menekankan pada pengurangan waktu proses atau siklus waktu manufaktur,
waktu total untuk pemesanan manufaktur, dari distribusi produk awal hingga
akhir. Hal ini dilakukan dengan mencoba untuk mengurangi pemborosan dalam
proses. Pemborosan didefinisikan sebagi operasi yang tidak memberikan nilai
tambah selama proses produksi berlangsung, termasuk waktu selama produk
berada dalam penyimpanan, waktu ketika produk berpindah dari satu lokasi ke
lokasi yang lain, waktu pemeriksaan, dan sebagainya.
Analisis aliran bahan sangat penting dilakukan untuk menggambarkan
aliran bahan secara rinci. Berikut ini hal-hal yang perlu dilaksanakan dalam
menganalisis aliran bahan:
1) Gambar perakitan (assembly drawings)
2) Bagan perakitan (assembly charts)
3) Lembar rute (routing sheets)
4) Bagan aliran proses (flow process chart)
2.2.3. Perancangan Diagram Alir dengan Microsoft Visio
Microsoft visio adalah salah satu program yang dikhususkan dalam
membantu perancangan diagram. Ms. Visio menyediakan banyak fasilitas yang
membantu dalam pembuatan diagram untuk menggambarkan informasi dan
sistem dari penjelasan dalam bentuk teks menjadi suatu diagram dalam bentuk
gambar disertai penjelasan singkat. Ms. Visio dapat menghasilkan suatu diagram
muali dari yang sederhana hingga diagram yang kompleks.

Gambar 2.1. Tampilan awal Microsoft Visio
2.2.3.1 Dasar Diagram Alir (Flowchart)
Beberapa template yang disediakan ms. visio untuk membantu dalam
pembuatan diagram alir (flowchart), anatar lain:
1) Basic Flowchart
Basic flowchart digunakan untuk mendokumentasikan proses dari awal
hingga akhir proses secara berurutan.

Gambar 2.2. Basic Flowchart Shape
2) Cross-Functional Flowchart
Cross-functional flowchart digunakan untuk menggambarkan hubungan
antara area organisasi dalam suatu proses bisnis.

Gambar 2.3. Cross-functional flowchart shapes
3) Data Flow Diagram
Data flow diagram digunakan untuk menggambarkan aliran data dan
proses.

Gambar 2.4. Data flow diagram shapes
2.2.3.2. Langkah-Langkah Pembuatan Diagram Alir (Flowchart)
1) Basic Flowchart
Basic flowchart merupakan bentuk diagram alir yang paling sederhana.
Berikut ini langkah-langkah dalam membuat flowchart sederhana, yaitu:
a) Klik menu File New Flowchart Basic Flowchart

Gambar 2.5. Menu basic flowchart
b) Tambahkan shape Terminator, Data, Decision dan Process ke dalam
halaman pengerjaan sehingga menghasilkan gambar berikut.

Gambar 2.6. Menambahkan shape basic flowchart
c) Buatlah hubungan antar shape dengan menggunakan Connector Tool
sehingga menghasilkan gambar berikut.

Gambar 2.7. Membuat hubungan antar shape
d) Tambahkan teks ke dalam shape menggunakan Text Tool sehingga
menghasilkan gambar.

Gambar 2.8. Menambahkan teks
2) Cross-Functional Flowchart
Cross functional flowchart merupakan bentuk diagram alir yang
umumnya digunakan pada lingkungan bisnis perusahaan untuk menggambarkan
hubungan fungsional antar bagian pada suatu proses bisnis. Berikut ini langkah-
langkah dalam membuat cross functional flowchart, yaitu:
a) Klik menu File New Flowchart Cross Functional
Flowchart

Gambar 2.9. Menu cross functional flowchart
b) Pada kotak dialog Cross Functional Flowchart diminta untuk memilih
Band Orientation dan Number of Band. Band Orientation
Horizontal akan memisahkan masing-masing fungsional area secara
mendatar, sedangkan Band Orientation Vertical akan memisahkan
masing-masing fungsional area secara tegak lurus. Sementara Number of
Band menunjukkan jumlah band yang kaan dibuat.

Gambar 2.10. Kotak dialog cross functional flowchart
c) Tambahkan teks ke template yang telah disediakan sehingga
menghasilkan gambar. (Misalkan menggunakan Band Orientation Vetical
dan Number of Band 4)

Gambar 2.11. Menambahkan teks ke judul band
d) Tambahkan shape Process, Data, Decision dan Terminator ke halaman
pengerjaan sehingga menghasilkan gambar.

Gambar 2.12. Menambahkan shape
e) Masukkan teks ke dalam shape di halaman pengerjaan sehingga
menghasilkan gambar.

Gambr 2.13. Menambahkan teks ke dalam shape
f) Hubungkan shape-shape yang ada pada halaman oengerjaan sehingga
menghasilkan gambar.

Gambar 2.14. Menghubungkan antar shape
2.2.2.3. Data Flow Diagram
Data flow diagram merupakan bentuk diagram yang menggambarkan
aliran proses dan data yang mempresentasikan desain sistem informasi. Berikut
ini langkah-langkah dalam membuat data flow diagram, yaitu:
1) Klik menu File New Flowchart Data Flow Diagram

Gambar 2.15. Menu data flow diagram
2) Tambahkan shape Data Process, External Interactor dan Data Shore
ke halaman pengerjaan sehingga menghasilkan gambar berikut.

Gambar 2.16. Menambahkan shape
3) Hubungan antar shape sehingga menghasilkan gambar berikut.

Gambar 2.17. Menghubungkan antar shape
4) Tambahkan teks ke dalam shape dan connector sehingga menghasilkan
gambar.

Gambar 2.18. Menambahkan teks
2.3. Blok Diagram
Blok diagram merupakan salah satu dokumentasi pada perancangan
proses kimia yang berguna untuk mengkomunikasikan ide dan rencana kepada
insinyur lain yang terlibat dalam proses perancangan, kepada agen luar, vendor
peralatan, dan kontraktor. Diagram blok adalah diagram sederhana yang
merupakan penjelasan mengenai suatu proses ataupun sistem secara sederhana.
Untuk menghindari kerumitan dalam permasalah, maka suatu sistem
kadang kala dibuat sederhana (simple). Hal ini sering dilakukan dalam bidang
keteknikan, salah satunya merubah diskripsi dalam bentuk gambar atau diagram.
Selain lebih mudah untuk difahami, bentuk diagram atau dalam bentuk simbol
akan mempercepat seseorang dalam melihat suatu proses. Salah satu bentuk
diagram yang sederhana adalah bentuk diagram kotak (block diagram), dimana
dibagian dalam dari kotak-kotak terdapat keterangan yang menerangkan fungsi,
jenis peralatan, ataupun kondisi operasi.
Diagram ini terdiri dari blok-blok yang dihubungkan dengan garis, di
mana 1 blok bisa menggambarkan 1 unit alat proses tetapi juga bisa
menggambarkan 1 rangkaian yang terdiri dari beberapa alat proses (blok diagram
makro).
Dalam pembuatan blok diagram supaya lebih mudah dan cepat memahami
suatu proses, biasa dibuat diagrarn blok-makro terlebih dulu, setelah itu
dijabarkan agar lebih detail dalam diagrarn blok semi mikro, barulah setelah itu
digunakan equipment flow sheet yang lebih kompleks. Informasi yang dapat
disajikan dalam diagram ini antara lain :
1) Material Balance : Input output flow
2) Heat Balance : Input output energy
3) Operating Condition : Temperatur, tekanan, fasa, komposisi
Selain bentuk diagram balok, yang lebih umum digunakan dalam pabrik
disebut dengan diagram alir proses (process flow diagram, disingkat PFD
ataupun sering disebut flowsheet). Pada diagram bentuk ini, menggambarkan
sistem proses yang lebih detail dibandingkan bentuk diagram balok. Perbedaan
blok diagram atau flowchart dengan flowsheet adalah jika blok diagram
merupakan bagan yang menunjukkan aliran bahan atau energi yang biasanya
dilengkapi dengan kondisi proses operasi misalnya tekanan (P) ataupun suhu (T)
dan biasanya digambarkan hanya untuk peralatan besar saja. Peralatan yang
dicantumkan hanya berupa peralatan inti contohnya reaktor,ataupun kolom
distilasi namun untuk peralatan kecil seperti pompa, kompresor, ataupun heat
exchanger tidak ditampilkan atau digambarkan.

Gambar 1. Contoh Blok Diagram Pabrik Urea
Sumber: http://ilmuteknikindustri.wordpress.com/2011/02/01/proses-pembuatan-pupuk-urea-dan-
pt-pusri/
2.1.1. Pembuatan Blok Diagram
Dalam tahapan awal untuk mempermudah pemahaman suatu proses
dengan menggunakan blok diagram dapat dibuat blok-makro terlebih dahulu yang
memperlihatkan proses secara umum dan kasar. Dalam mengolah bahan mentah
menjadi hasil, industri memikirkan efisiensi yang yang pada intinya dilihat baik
dari segi teknis maupun sosial ekonomi. Berdasarkan pengolahan dilakukan oleh
suatu pabrik, proses produksi dapat dibagi dalam tiap unit, seperti skema tersebut
dibawah ini :
Tabel 1. Skema Proses Produksi
PROSES PRODUKSI
UNIT I
Persiapan
Bahan baku
UNIT II
Pengolahan / syantetis
UNIT III
Finishing
Dari tabel di atas dapat dibuat blok-makro yang hanya memperlihatkan
ketiga tahapan tersebut. Setelah didapatkan blok-makro tersebut, dikarenakan
tugas dari masing-masing unit tentu berbeda-beda, dapat secara keseluruhan
mempunyai berbagai tugas.
Apabila salah satu hasil tidak dapat bekerja secara optimal, unit lain
dapat merasakan akibatnya. Karenanya dalam menangani proses produksi harus
selalu dipikirkan seluruh unit selanjutnya. Oleh karena itulah, blok diagram dari
unit I itu dapat dijelaskan lagi dengan membuat blok-mikro yang menjelaskan
proses yang terjadi pada Unit I, berikut penjabarannya.
Unit I Persiapan bahan baku, Unit ini bertugas mempersiapkan bahan
baku/ bahan mentah/ bahan dasar/ raw material sesuai dengan kondisinya dengan
kondisi yang dipersyaratkan pada unit pengolahan (Unit II). Persiapan itu dapat
berupa :
1) Penyesuaian bentuk / unit fasa : kasar, kecil, serbuk, cair dan sebagainya
2) Penyesuaian kosentrasi/ komposisi: murni, pekat, encer larutan dan
sebagainya
3) Penyesuaian kondisi : tekanan, suhu, konsentrasi
4) Trasnportasi bahan dasar/ pengambilan bahan baku sebelum diolah unit
proses II
Untuk melaksanakan tugas persiapan bahan baku maka pada unit I ini pada
umumnya akan terdapat alat-alat :
1) Alat-alat penyesuaian bentuk dan fase seperti crusher, melting, condenser,
stabilasator, evaporator, ball mill, dan alat alat pengubah fase lainnya.
2) Alat-alat pemisah, misalnya fasa cair menjadi gas (contoh : minyak
mentah menjadi bensin, bensol), kolom fraksinasi, evaporator, separator
dan lain sebagainya.
3) Alat alat penyesuai suhu, tekanan dan komposisi, misalnya heater ,
cooler, kompresor, pompa , kran ,expansion valve, mixer ,blender dan
lainnya.
4) Alat-alat transportasi dan alat pendamping sementara, misalnya belt
conveyor, elevator pompa, pipa ,dan berbagai macam convoyer yang lain.
Setelah dapat ditetapkan proses maupun alat yang digunakan pada Unit I
berdasarkan persyaratan pemilihan di atas, barulah dapat dibuat blok-mikro yang
meruapakan tahapan proses secara garis besar dari Unit I yang lebih menjelaskan
proses yang terjadi pada Unit I. Sama halnya yang dilakukan pada penguaraian
dari blok unit I tadi, Tahapan selanjutnya juga menguraikan proses maupun alat
yang digunakan pada Unit II. Unit ini bertugas melakukan pengolahan bahan
dasar, mengubahnya menjadi senyawa hasil yang diinginkannya .pengolahan
dapat bersifat fisika maupun kimia . Namun untuk industri kimia, pengolahan
yang dilakukan umumnya berupa pengolahan kimia
Pada unit pengolahan ,bahan bahan beku diubah menjadi hasil
/produk .dalam synthesa itu, sering kali terjadi perubahan sifat dari bahan-bahan.
Alat untuk terjadinya reaksi reaksi synthesa kimia ini disebut reaktor. Kemudian
penguaraian dari blok unit terakhir yaitu unit finishing. Pada umumnya, hasil yang
keluar dari unit kemungkinan masih memerlukan penyesuian kualitas yang dapat
berupa :
1) Penyesuaian bentuk dan fase
2) Penyesuain komposisi /konsentrasi .
3) Penyesuaian kondisi : suhu dan tekanan .
4) Pengantongan ,penyimpanan /gudang dsb .
Setelah setiap tahapan dari blok-makro Unit I, II dan III masing-masing
telah dijabarkan menurut pertimbangan dan kebutuhan proses itu sendiri. Dari hal
inilah dapat diketahui tahapan proses, alat yang digunakan ataupun kondisi
operasi proses. Kemudian tahapan dari masing-masing unit tadi disambungkan
sehingga membentuk jalan suatu proses. Yang kemudian tahapan proses ini dapat
digambarkan hanya dengan blok persegi yang dihubungkan dengan garis yang
menyatakan alur suatu proses yang terjadi yang dapat dilengakapi dengan
penjelasan seperlunya.

2.4. Piping and Instrumentation Diagram (P&ID)
Piping and Instrumentation Diagram (P&ID) dapat dikatakan sebgaai
alat bantu untuk menunjukkan konsep rancangan dari suatu proses dan kebutuhan
power plant untuk unit produksi yang perlu atau yang akan dibangun. P&ID ini
biasa digunakan dalam bidang instrumentasi dan kontrol oleh teknisi lapangan,
insinyur, dan operator untuk lebih memahami proses dan bagaimana instrumentasi
yang terhubung.
Piping and Instrumentation Diagram (P&ID) menunjukkan rincian
peralatan, instrumen, pipa, katup atau valve, fitting dan sebagainya. Hal ini biasa
dikatakan sebagai engineering flowsheet atau engineering line diagram. Dalam
hal ini diagram P&ID ini mencakup:
1) Semua proses peralatan, dinyatakan dengan nomor peralatan. Peralatan
tersebut harus digambarkan secara kasar dalam proporsi dan tempat nozzle
yang ditunjukkan.
2) Semua pipa, dinyatakan dengan line number. Ukuran pipa dan material
konstruksi akan ditunjukkan dimana material dapat dimasukkan sebagai
bagian dari line number.
3) Semua valve, control dan block valve, dinyatakan dengan identification
number. Jenis dan ukuran akan ditunjukkan dimana jenis ini biasanya
ditunjukkan dengan simbol yang digunakan untuk valve atau termasuk
dalam kode yang digunakan untuk valve number.
4) Fitting, merupakan bagian dari sistem perpipaan, seperti inline sight glasses,
strainer, dan steam trap yang dinyatakan dengan identification number.
5) Pompa, dinyatakan dengan kode number yang sesuai.
6) Semua control loop dan instrumen, dinyatakan dengan identification
number.
Untuk proses sederhana, line utilitas dapat ditampilkan pada P&ID.
Untuk proses yang lengkap, diagram yang digunakan harus terpisah untuk
menunjukkan service line, sehingga informasi tersebut dapat ditunjukkan dengan
jelas tanpa mengacaukan diagram. Service connection untuk setiap unit harus
ditampilkan pada P&ID. P&ID ini menyerupai process flowsheet tetapi informasi
proses tidak ditunjukkan. Identification number untuk peralatan yang sama harus
digunakan pada kedua diagram tersebut.

2.4.1. Simbol dan Layout
Simbol yang digunakan untuk menunjukkan peralatan, katup atau valve,
instrumen, dan control loop tergantung pada desain tertentu. Simbol tetap adalah
simbol yang biasanya lebih lengkap dibandingkan dengan yang digunakan untuk
process flowsheet. Simbol standar internasional untuk instrumen, controller, dan
katup diberikan oleh Instrumentation System and Automation Society Design
dengan kode ISA-5,1-1984 (R1992).
Beberapa perusahaan menggunakan simbol sendiri dan standar yang
berbeda yang diikuti oleh beberapa negara, seperti BS 1646 di Inggris dan DIN
19227 dan DIN 2429 di Jerman. Pada saat diagram diletakkan hanya diperlukan
untuk menunjukkan elevasi relatif koneksi proses ke peralatan karena hal ini
mempengaruhi operasi proses. Sebagai contoh, pompa net positive suction head
(NPSH), barometric leg, siphon, dan pengoperasian reboiler thermosyphon.
Rincian lengkap dari tata letak pipa biasanya ditampilkan dalam gambar yang
berbeda yang dikenal sebagai piping isometric drawing.
2.4.2. Simbol Dasar
Simbol dasar untuk P&ID ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
1) Control valve

Gambar 1. Control Valve
Didalam P&ID jenis dan tipe valve digambarkan dengan simbol-simbol
tertentu sehingga membantu dalam menganalisa proses yang terjadi didalam
fasilitas tersebut.


2) Actuator

Gambar 2. Actuator
Kebanyakan control valve (elemen kontrol akhir) yang digerakkan oleh
sinyal pneumatik menggunakan udara instrumen. Aktuator pneumatik ini
lebih disukai dalam keadaan dimana electronic controller dapat
menyebabkan bahaya proses atau tenaga listrik tidak tersedia atau reliable.
Controller pneumatic juga banyak digunakan dalam banyak industi pabrik
dimana penggantian dengan electronic controller ini belum terjadi. Motor
actuator digunakan untuk katup yang lebih besar, sedangkan aktuator digital
dan solenoid digunakan untuk katup yang dari terbuka menjadi katup
tertutup. Banyak controller baru yang menggunakan kombinasi ini. Sebagai
contoh, sinyal digital dapat dikirim ke solenoid baik itu saluran instrumen
udara yang terbuka atau tertutup yang kemudian menggerakkan pneumatic
driven control valve.
3) Vessel Symbol
Simbol vessel dalam P&ID dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 3. Vessel Symbol
4) Instrument Line
Berdasarkan instrument line ini dapat dibedakan sistem instrumentasi
yang terpasang apakah pneumatik, electrik atau hidrolik, dan sebagainya.
Terdapat beberapa line simbol yang ditunjukkan pada gambar 3 dibawah ini.

Gambar 3. Instrument Line
Semua line harus digambar sehubungan dengan line proses perpipaan.
Instrumen yang menghubungkan garis digunakan untuk membedakan
instrumen-instrumen tersebut dari line proses utama. Line proses ini
digambarkan dengan solid line dan biasanya lebih tebal.
5) Failure Mode
Arah panah menunjukkan posisi katup yang gagal diberi power supply.
Valve failure mode dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Valve Failure Mode
6) Instrumen Umum dan Simbol Controller
Umumnya, instrumen umum dan simbol controller ini dipasang
menunjukkan bahwa controller dan display terletak pada lokasi pabrik yang
dekat dengan sensing instrument location. Panel utama menunjukkan
bahwa instrumen ini berada dalam panel di ruang kontrol, kecuali pada
pabrik yang kecil dimana sebagian besar controllernya berada di ruang
kontrol.

Gambar 5. Instrumen Umum dan Simbol Controller
7) Simbol Distributed Control-Shared Display
Sistem kontrol terdistribusi adalah sistem yang secara fungsional
terintegrasi yang terdiri dari subsistem yang mungkin secara fisik terpisah
dan terletak jauh dari satu sama lain. Shared display adalah operator
interface device seperti layar komputer atau layar video yang digunakan
untuk menampilkan informasi kontrol proses dari sejumlah sumber perintah
dari operator. Kebanyakan industri pabrik yang dibangun sejak tahun 1990
menggunakan shared display dibandingkan dengan panel instrumen.

Gambar 6. Distributed Control-Shared Display System
8) Simbol Umum Lainnya

Gambar 7. Simbol Umum Lainnya
9) Jenis Instrumen
Jenis instrumen ditunjukkan pada lingkaran yang mewakili instrument
controller dengan kode huruf. Huruf pertama menunjukkan properti yang
diukur, misalnya F adalah huruf untuk aliran yang menunjukkan fungsi,
misalnya:
I = indicating
RC = Recorder controller
Huruf AH atau AL menunjukkan alarm yang tinggi atau rendah. Jenis kode
instrumen ini dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Simbol Kode Huruf untuk Instrumen

Catatan:
1) Huruf C, D, G, M, N, dan O tidak didefinisikan dan dapat digunakan untuk userspecifed
property.
2) Huruf S sebagai huruf kedua atau berikutnya yang menunjukkan switch.
3) Huruf Y sebagai huruf kedua atau berikutnya yang menunjukkan fungsi relay atau
perhitungan.
4) Huruf Z digunakan untuk elemen kontrol akhir pada saat tidak digunakan katup.
Diagram menunjukkan semua komponen yang membentuk control loop.
Misalnya, Gambar 7 yang menunjukkan letak pressure transmitter yang
terhubung ke shared display pressure indicator controller dengan akses
operator untuk penyesuaian alarm yang tinggi dan rendah. Pressure
controller ini akan mengirimkan sinyal listrik ke fail closed diaphragm yang
digerakkan oleh pressure control valve.

Gambar 7. Jenis Control Loop



2.4.3. Software P&ID
Software CADWORK P&ID merupakan software yang khusus dirancang
untuk keperluan pembuatan Piping and Instrumentation Diagram
(P&ID). Sebagai program berbasis AutoCAD, software ini menggunakan
teknologi terbaru dari Autodesk yang berupa objek (ObjectARX). Menu
dan tools pada software ini memudahkan dalam mengambarkan P&ID secara
sistematis, sistem editing yang lebih efektif, membuat proses perancangan lebih
cepat dengan tetap mempertahankan konsistensi, dan keakuratan data.
CADWORK P&ID support dengan program AutoCAD 20052008, dan
semua produk Autodesk ini meliputi produk Autodesk Mechanical Desktop
(MDT), Arsitektur Desktop (ADT), Map 3D dan Land Desktop (LDD)


2.4.4. Contoh Piping and Instrumentation Diagram
1) P&ID CVC Pump

Pada gambar P&ID diatas terlihat instrumentasi yang seharusnya
terpasang pada pompa CVC A, agar operasi dan sistem proteksi dapat
berlangsung dengan baik.
2) CVC Vessel

CVC Vessel mempunyai proteksi anti spill over dengan beberapa level
switch untuk on-off pump dan shut down incoming valve seperti yang terlihat
pada gambar P&ID.

3) Instrumen Tunggal yang Terpasang di Field

4) P&ID lengkap

T-101
CO2 pipeline
1,6 kg/cm2A
1
V-101
P-101
E-101
V-102
6
3
190 C
200 kg/cm2A
7 8
5
E-103
E-105
K-102
K-103
E-104
E-106
Digambar : Edi Dwimustika
Diperiksa : Dr. Ir. M. Djoni Bustan, M. Eng
Disetujui : Dr. Ir. M. Djoni Bustan, M. Eng
Diagram Alir Proses Pembuatan
UREA DENGAN FLUID BED PROCESS
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Gambar 2.1
10
205 C
200 kg/cm2A
11
13
S-101
BFW
E-102
Steam
6,5 kg/cm2A
200 kg/cm2A
V-105
V-104
P-102
170 C
14 200 C
4
12
205 C 18
200 kg/cm2A
180 C 205 C
150 C
25 kg/cm2A
9 15
17
150 C
24
E-107 E-108 E-109
20
145 C
6 kg/cm2A
E-201
22
V-103
E-111
19
T-201
K-203 E-205
-10 C
5 C
T-202
112 C
0,8 kg/cm2A
V-201
T-203
27
112 C
25
110 C
3,2kg/cm2A
30
K-202
E-206
26
38 C
PAC-202 PAC-201
88 C
28
29
E-203
Steam
S-201
S-202
E-204
Steam
S-203
S-204
T-205
32
M-201
UREA PRODUCT
M-202
33
31
S-300
Keterangan
V-101 Knock Out Drum K-102,103 CO
2
Kompresor
E-102 Compressor inter Cooler E-106 CO
2
Preheater
T-101 Tangki Amonia P-101 Pompa Amonia
V-102 Reaktor E-102 Karbamat Kondenser
V-105 Scrubber P-102 Pompa recy cle Karbamat
E-107 Dekomposer S-300 Seksi Pengolahan Limbah
E-108 Stripper E-109 Medium Pressure Distiller
E-110 Low Pressure Distiller V-103 Accumulator
E-111 Kondenser E-201 Trim Heater
E-202 Ev aporator Heater V-201 Ev aporator
E-203 Vacuum Kondenser S-201 Steam jet
T-203 Dolomite hopper T-202 Equilibrium TAnk
T-201Cry stallizer Retardant K-203 Blower udara pendingin
E-205 Air Chiller K-202 Blower udara pemanas
E-206 Air Heater PAC-201 Fluid Bed Granulator
PAC-202 Fluid Bed Cooler M-202 Bucket Elev ator
S-202 Screen S-204 Crusher Grinder
T-205 Urea Recy cle Hopper M-201Konv ey or
Agustus 2002















BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Seleksi dan Uraian Proses
Macam atau jenis serta mekanisme proses yang akan dilakukan dalam
industri, dapat ditentukan berdasarkan penelitian pendahuluan secara laboratorium.
Biasanya penelitian- penelitian dengan topik penentuan kondisi operasi optimal
dalam suatu proses, merupakan acuan kondisi operasi yang akan diretapkan
dalam skala industri. Sedangkan mekanisme proses yang dilakukan, pada
prinsipnya juga sama dengan mekanisme pada penelitian pendahuluan, hanya
perbedaannya terletak pada sistem operasinya. Untuk penelitian skala
laboratorium, operasinya secara batch, analiais terhadap hasil proses dilakukan
setelah proses berakhir. Sedangkan pada skala industri, biasanya prosesnya
berjalan secara kontinyu. Sehingga perlu ditentukan alat- alat proses yang sesuai.
Misalnya untuk proses ditilasi (penyulingan), pada skala laboratorium, proses
distilasi dilakukan dalam suatu alat labu leher tiga, dilengkapi dengan alat
pendingin (kondensor) satu arah, dan pemanasan dilakukan dengan api langsung
atau dengna water bath.
3.2. Diagram Alir (Flowchart)
Pada dasarnya, diagram alir (flowchart) adalah alat yang digunakan untuk
melakukan perencanaan proses, analisis proses dan mendokumentasikan proses
sebagai standar pedoman produksi. Diagram alir (flowchart) merupakan diagram
yang digunakan untuk menggambarkan alir proses dari sebuah sistem yang
dijalankan. Terdapat lima jenis diagram alir (flowchart), yaitu System Flowchart,
Document Flowchart, Schematic Flowchart, Program Flowchart, dan Process
Flowchart.
Dalam dunia engineering, diagram alir digunakan untuk menggambarkan
suatu proses produksi dari bahan baku mejadi produk tertentu. Proses produksi
digambarkan dengan template-templete yang sesuai dengan kebutuhan, mulai dari
peralatan utama seperti absorber, reaktor, kolom distilasi, evaporator hingga
peralatan penunjang seperti pipa, pemanas, valve, dan lainnya.
Dalam merancang diagram alir suatu proses suatu pabrik dapat
menggunakan software pendukung seperti Microsoft Visio yang memiliki
berbagai pilihan menu sesuai dengan kebutuhan. Microsoft visio merupakan
program perancangan blok diagram yang paling sederhana dan mudah dipahami
dalam penggunaannya. Namun kelemahan dari software ini adalah tidak
tersedianya media pendukung untuk menginput data-data informasi mengenai
spesifikasi dari masing-masing peralatan.
Selain itu, dalam pembuatan diagram alir perlu dilakukan analisis aliran
proses yang terjadi agar diagram yang dibuat sesuai dengan proses yang ada.
Analisis aliran proses ini meliputi analisa aliran masukan proses, proses-proses
yang terlibat di dalamnya, aliran keluaran dari proses, serta alian di dalam tangki
penampungan atau penyimpanan produk.
3.3. Blok Diagram
Blok diagram adalah salah satu bentuk deskripsi proses yang disajikan
dalama bentuk diagram kotak dimana dibagian dalam dari kotak-kotak terdapat
keterangan yang menerangkan fungsi, jenis peralatan, ataupun kondisi operasi.
Pembuatan blok diagram ini bertujuan dalam menjabarkan proses dengan
sederahana sehingga proses tersebut lebih mudah dan cepat dipahami serta untuk
menghindari kerumitan dalam permasalahan. Adapun tahapan pembuatan blok
diagram suatu proses kimia:
1) Mengetahui proses yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk.
2) Setelah mengetahui proses, buat tahapan proses inti yang terjadi dan
sajikan ke dalam bentuk blok-makro yang hanya menyatakan proses
secara garis besar saja.
3) Penguraian dari masing-masing proses inti ke dalam beberapa tahapan
yang berisikan proses ataupun alat utama yang digunakan dalam masing-
masing tahapan. Sambungkan tahapan dari masing-masing proses inti
yang disajikan dalam bentuk blok-mikro sehinggga membentuk alur
proses yang dapat mendeskripsikan proses tersebut.
4) Kemudian blok tersebut dapat dilengkapi dengan keterangan yang
dianggap penting dalam proses seperti kondisi operasi.
3.4. Piping and Instrumentation Diagram(P&ID)
P&ID merupakan alat bantu konsep desain suatu proses produksi industri
kimia. P&ID menunjukkan rincian peralatan, instrumentasi, pipa, pompa, valve,
fitting, dan sebagainya. P&ID juga menjelaskan secara lengkap mengenai flow
process (diagram alir), kecuali parameter-parameter seperti temperatur, tekanan,
dan besarnya arus yang tidak dapat dijelaskan dalam P&ID.
P&ID dapat dibuat untuk menampilkan proses yang sederhana maupun
yang kompleks sehingga tidak mengacaukan gambar diagram. Biasanya dalam
pembuatan P&ID, kita harus menggunakan simbol dan layout untuk
mempermudah penggambarannya. Simbol tersebut menunjukkan desain seluruh
peralatan dengan lengkap. Simbol untuk peralatan ini mengikuti standar
Internasional, meskipun demikian banyak perusahaan yang menggunakan simbol
sendiri untuk mempermudah memahami P&ID yang ada dalam industri itu sendiri.
Simbol dasar P&ID adalah control valve, vessel, actuator, instrument line, failure
mode, instrumen umum dan simbol controller, distributed control-shared display
symbol, jenis instrumen, dan simbol umum lainnya.
Adapun banyak hal yang digunakan untuk mempertimbangkan
pembuatan P&ID dalam suatu industri kimia, hal ini sangat dilatarbelakangi oleh
modal maupun ekonomi suatu pabrik itu sendiri. Sebagai suatu gambaran, untuk
suatu instrumen ada yang bernilai mahal dan murah. Apabila dalam suatu
rangkaian P&ID dalam suatu alat terdapat banyak instrumen maka secara
langsung dapat dipastikan membutuhkan biaya yang besar, tetapi apabila tiap
instrumen bernilai mahal ini sungguh sangat tidak efektif untuk suatu industri
pabrik. Maka dari itu dibutuhkan ahli proses untuk mengoptimalkan desain
instrument P&ID tersebut, misalnya perancang desain P&ID suatu proses harus
dengan cermat dapat membedakan mana yang menjadi prioritas utama untuk
pengadaan P&ID. Dengan demikian, kita dapat menghemat biaya pengadaan
instrument P&ID tersebut.
Software yang dapat digunakan untuk membuat P&ID adalah software
CADWORK P&ID yang merupakan software khusus dirancang untuk keperluan
pembuatan Piping and Instrumentation Diagram (P&ID). Sebagai program
berbasis AutoCAD, software ini menggunakan teknologi terbaru dari Autodesk
berupa objek (ObjectARX). Menu dan tools pada software ini memudahkan
dalam mengambarkan P&ID secara sistematis, sistem editing yang lebih efektif,
membuat proses perancangan P&ID lebih cepat dengan tetap mempertahankan
konsistensi, dan keakuratan data.


























BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
1) Dalam pemilihan suatu proses dapat ditentukan berdasarkan penelitian
pendahuluan secara laboratorium.
2) Dalam merancang diagram alir suatu proses suatu pabrik dapat
menggunakan software pendukung seperti Microsoft Visio dan perlu
dilakukan analisis aliran proses yang terjadi agar diagram yang dibuat sesuai
dengan proses yang ada.
3) Blok diagram dibuat dengan cara membuat blok dengan mengetahui proses
yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk.
4) P&ID merupakan alat bantu konsep desain suatu proses produksi industri
kimia. P&ID menunjukkan rincian peralatan, instrumentasi, pipa, pompa,
valve, fitting, dan sebagainya.

4.2. Saran
Dalam menentukan proses utama (main process) suatu industri kimia
ternyata banyak aspek-aspek yang harus diperhatikan. Hal-hal itu merupakan
pokok utama dalam pra rancangan pabrik. Dalam pra rancangan pabrik jalannya
proses utama juga menentukan apakah industri ini dapat berjalan dengan baik dan
memberi profit atau tidak. Proses yang efisien sangat diharapkan dalam penentuan
proses utama ini. Oleh karena pentingnya hal ini maka sangat diharapkan bahwa
penentuan proses utama ini harus dipahami dan diterapkan dalam prarancangan
pabrik. Pengembangan untuk setiap langkah juga diperlukan untuk peningkatan
mutu dari jalannya suatu proses kimia.





DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Membuat Flow Chart Sistem dengan Ms. Visio.
http://nofear4fight.wordpress.com/2011/05/13/membuat-flowchart-sistem-
dengan-ms-visio-2007/. Diakses tanggal 17 September 2014.
Anonim. 2011. Piping and Instrumentation Diagram, dalam http:// km. ristek. go.
id/assets/files/BPPT/207%20-%20D%20-%20S/All-2.pdf. Diakses tanggal
18 September 2014.
Anonim. 2013. Cara Membuat Flow Chart Sistem dengan Benar.
http://distroteknologiinformasi.wordpress.com/2013/05/07/cara-membuat-
flowchart-sistem-dengan-benar/comment-page-1/. Diakses tanggal 17
September 2014.
Anonim. 2014. Perancangan Proses. http://id.wikipedia.org/wiki/Perancangan_
proses_kimia. Diakses tanggal 21 September 2014.
Aribawanto, Ari. 2012. Membaca Diagram Alir Proses. http://tonimaulan.
blogspot.com/. Diakses tanggal 21 September 2014.
Asmarini, Fiby. 2012. Penjelasan Flowchart. http://fibyasmarini.blogspot.
com/2012/11/penjelasan-flowchart.html. Diakses tanggal 17 September
2014.
Aziz, Abdul. 2011. Piping and Instrumentation Diagram, dalam http:// aabi. uitm.
edu.my/cpe562/slides/pidnotes.pdf. Diakses tanggal 18 September 2014.
Harsono, Eko. Piping and Instrumentation Diagram, dalam http:// eko harsono.
files.wordpress.com/2011/09/piping-and-instrumentation-diagram1.pdf.
Diakses tanggal 18 September 2014.
Milasari. 2009. Flow Sheeting. http://milasari.wordpress.com/. Diakses tanggal 21
September 2014.
Tama. 2014. Piping and Instrumentation Diagram, dalam http:// www. ub-tama
engineering.com/2014/04/piping-and-instrumentation-diagram-p.html.
Diakses tanggal 18 September 2014.

Anda mungkin juga menyukai