Anda di halaman 1dari 4

SISTEM IMUN NORMAL

Organ, jaringan, dan sel limfoid merupakan komponen structural utama dalam
system imun. Organ yang turut membentuk system imun meliputi :

 Sumsum tulang, yang mengandung sel induk yang akhirnya akan menghasilkan
sel system imun
 Timus, yang terlibat dalam eduksi, seleksi dan pelepasan limfosit T yang matur
 Limpa, yang berfungsi sebagai saringan imunologiis darah. Limpa berfungsi
sebagai pusat penyortir imunologis dan memproduksi sejumlah besar antibody
 Limfonodi, yang berfungsi sebagai penyaring cairan limfe. Antigen disaring
keluar dari cairan limfe di dalam limfonodi dan reaksi imun berlangsung di sini
 Tonsil, plak peyer dan apendiks, yang terlibat dalam proses pengeluaran dan
penghancura antigen secara selektif dari orofaring dan saluran cerna
 Pembuluh limfe, yang merupakan bangunan berdinding tipis untuk mengalirkan
cairan limfe keluar dari sebagian besar bagian tubuh.

Meskipun tersebar secara luas dan bergantung pada banyaknya jaringan yang
membentuk system limfatik, system imun sebaiknya lebih dilihat dalam pengertian
fungsi dari pada anatomi.

Secara fisik, system imun terdiri dari milyaran sel limfosit (sel Tdan B), sel aksesori
pada system imun non-spesifik, seperti sel neutrophil dan makrofag, serta berbagai
pembawa pesan kimiawi (chemical messengers) atau sitokin.

Limfosit, yang dalam keadaan normal mewakili 25-40% total populasi leukosit/sel
darah putih, dapat merespons antigen yang spesifik dengan membunuh secara
langsung (ketika terjadi kontak) se lasing (imunitas yang diperantarai sel yang dilakukan
oleh sel T sitotoksik), atau dengan menansainya dahulu “untuk penghancuran kimiawu”
pada saat terjadi kontak, dan melekat pada immunoglobulin spesifik (imunitas humoral
yang meliputi sel B aktif). Sebagian besar limfosit (99%) berada di dalam system
limfatik. Sel B yang aktif akan membentuk klon sel plasma, yang mensekresikan
antibody (immunoglobulin) ke dalam plasma dan cairan tubuh.
Respons imun spesifik akan memicu Produksi sel memori sehingga memungkinkan
pengenalan yang lebih cepat dan respons yang lebih efektif jika terjadi kontak
berikutnya. Imunitas spesifik merupakan murid abadi, yang terus-menerus belajar dan
beradaptasi dengan pengalaman imun yang bersifat pribadi.

System imun harus dapat membedakan antigen “milik tubuh” (self antigen) dan
antigen yang bukan milik tubuh (non-self antigen). Toleransi diri akan terjadi selama
proses perkembagan embrio. Sel yang akan bereaksi melawan berbagai komponen
tubuh tidak dibiarkan matang dan dihancurkan. Proses sleksi terjadi sangat ketat
sehingga hanya sekitar 1% sel T yang akan dilepas.

Self-antigen dikode oleh gen major histocompatibility complex(MHC), yang berada di


kromosom 6. Ketika diidentifikasi untu pertama kalinya pada permukaan leukosit
manusia, antigen tersebut secara kolektif disebut kompleks human leucocye antigen
(HLA). Dalam ilmu kedokteran transpalntasi, uji kompatibilitas MHC sering disebut
dengan istilah penggolongan jaringan (tissue typing).

Keseimbangan dan control system imun sangat menentukan kelangsungan hidup


individu-hipersensitivitas (alergi) dan kelainan autoimun dapat terjadi karena system
imun yang terlalu waspada dan terlalu responsive, sementara sindrom imunodefisiensi
dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi merupakan ciri khas system imun yang
kurang aktif. Aktifitas imun juga dipengaruhi oleh aktifitas system neuroendokrin dan
dengan demikian berada di bawah pengaruh aktifitas neuron, neurotransmitter, dan
berbagai hormone.

IMUNITAS NON SPESIFIK

Tiga unsur utama dalam system imunitas non-spesifik adalah:

1. Pertahanan fisik
a. Barrier (anatomis dan mekanis) berupa kulit dan mukosa (yang melapisi
saluran pernafasan, cerna, dan urogenital) yang secara fisik memisahkan
lingkungan eksternal dari jaringan tubuh di bawahnya, dan memberi
perlindungan terhadap struktur internal. Di samping itu, bagian tubuh yang
mudah mengalami abrasi (mis., kulit atau lapisan mukosa rectum dan vagina)
dilapisi oleh epitel skuamosa berlapisan dan secara kontinu mengalami
deskuamasi sehingga lapisan sel atas terlepas dan digantikan oleh lapisan
sel berikutnya.
Karena luka bakar menyebabkan gangguan interitas kulit yang paling
berat, infeksi yang sangat banyak masih mejadi pnyebab utama kematian
sehingga kepatuhan untuk mengikuti prinsip hygiene secara ketat merupakan
persyaratan penting yang harus diperhatika sejak awal awitan cedera.
Kondisi apa pun yang menyebabkan syok dapat mengganggu integritas
mukosa gastrointrstinal. Mekanisme kompensasi untuk mengatasi keadaan
syok meliputi vasokonsriksi pembuluh darah yang menyuplai darah ke
jaringan nonesensial-seperti saluran cerna. Jika vasokonstriksi yang terjadi
sangat berat dan dalam waktu lama, sebagian sel pada bagian yang
kekurangan darah akan mengalami hipoksia, bengkak dan mati. Keadaan ini
menyebabkan defek pada barrier anatomi mukosa, dan bakteria dari dalam
dinding usus dapat mengakses kapiler dan darah. Kejadian ini disebut
“translokasi bakteriusus”, dan sbgaian menjelaskan mengapa keadaan sakit
kritis dan syok berat sering mengakibatkan septicemia.
b. Getaran silia bronco-pulmonari akan menggerakkan lender atau mucus yang
penuh dengan mikroorganisme, zat kimia, dan debu yang terhirup ke mulut
untuk selanjutnya dikeluarkan atau ditelan
Intubasi secara sementara akan menghalangi fungsi silia atau
membuatnya tidak berguna. Kerusakan silia dapat terjadi secara didapat
(akuisita), sperti dengan menghirup asap rokok.
Dyskinesia silia primer merupakan penyakit genetic (yang diyakini terjadi
karena mutasi gen tunggal yang diturunkan secara autosomal-resesif),
dengan gerakan silian yang terjadi secara acak dan tidak terkoordinasi.
“pasien yang mengidap penyakit ini mempunyai riwayat sinusitis kronis,
bronkiektasis, batuk kronis, dan pneumonia brulang.
c. Refleksi, seperti batuk dan bersin membantu mengeluarkan benda asing dari
saluran pernafasan.
d. Demam-sebagai respons terhadap banyak infeksi virus dan bakteri sel
makrofag akan melepaskan IL-1 dan IL-2, yang menaikkan set-point suhu
pada hipotalamus. Respons ini dapat membatasi multiplikasi bakteri dan
sebagian virus.

Anda mungkin juga menyukai