Anda di halaman 1dari 14

ISPA

KELOMPOK 4

Ansar
Patmayati
Ika melati
Rahayu agustina
 Infeksi saluran pernafasan akut adalah proses
inflamasi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atipikal
(mikoplasma) atau aspirasi substansi asing, yang
melibatkan sesuatu atau semua bagian saluran
pernafasan. (Wong L. Donna,2003 )

 ISPA adalah infeksi primer nasofaring dan hidung


yang seing engenai bayi dan anak (Ngastiyah, 1995 ).
1. rongga hidung
2. Laring
3. Faring
Saluran Nafas Bawah
1. Trakea
2. Bronkus dan bronkiolus
3. Paru dan alveolus
4. Toraks
5. Diafragma
6. pleura
Penyebab penyakit ini adalah virus dan alergi.
Masa menular beberapa jam sebelum gejala
timbul sampai 1-2 hari sesudah gejala hilang
komplikasi akibat invasi sekunder bakteri
pathogen seperti pneumokokus,
streptokokus, haemophilus influenza atau
stafilokokus.
1. Demam
2. Sumbatan nasal
3. Keluaran nasal
4. Batuk
1. Pengkajian
Identitas Klien Meliputi :
• Nama
• Umur
• Jenis Kelamin
• Alamat
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama Klien
b. Apakah ada Nyeri dada Non kardiak
c. apakah klien mengalami Dipnea, Batuk,Hemoptisis, Mengi, dan
Stridor
d. Keluhan Nasal dan Sinus
e. Riwayat pembedahan, alergi, medikasi, kebiasaan makan
f. Riwayat social, riwayat kesehatan keluarga
3. Pemeriksaan FIsik
a. Inspeksi : hidung, Sinus, Toraks, Jari-jari
b. Palpasi : Hidung, Sinus, Trakea, Toraks
c. Perkusi : Sinus, Toraks, dan Paru
d. Auskultasi : Toraks dan paru
4. Tes Diagnostik
a. Uji noninvasive :
1). Oksimetri nadi
2). Uji fungsi paru
3). Rontgen dada
4). Pemindai ventilasi-perfusi
5). Computed Tomography ( CT ) dan magnetic Resonance imaging ( MRI )
b. Uji Invasif
1). Laringoskopi
2). Bronkoskopi
3). Torasentesis dan Analis Cairan pleura
4). Biposi

5. Uji Laboratorium
a). Kultur Sputum
b). Kultur hidung dan tenggorokan
c). Analisa gas darah arteri
Rencana Asuhan Keperawatan
:
1. Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan nafas tak efektif
• Pengertian
Ketidakmanpuan untu
membersihkan secret atau obstruksi
Saluran napas guna
mempertahankan jalan napas yang
bersih .
Batasan Karakteristik
1. Subjektif : Dispnea
2. Objektif :
Suara napas tambahan ( rale,crakle, ronki, dan Mengi).
Perubahan pada irama dan frekwensi pernafasan.
Batuk tidak ada atau tidak efektif.
Sianosis
Kesulitan untuk berbicara.
Penurunan suara nafas, ortopnea, gelisah, sputum berlebihan, mata
terbelalak.

Faktor yang berhubungan


1. Lingkungan : Merokok, menghirup asap rokok, dan perokok fasip.
2. Obstruksi jalan nafas : Spasme jalan nafas, retensi secret, mucus
berlebihan, adanya jalan nafs buatan, terdapat benda asing dijalan nafas,
secret dibronki, dan eksudat di alpeoli.
3. Fisiologis : Disfungsi neuromuscular,heperpalasia dinding brongkhial.
Intervensi keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif

• Mandiri :
Auskultasi bunyi napas. Catat adanya bunyi
napas, misalnya mengi, krekels, ronki.

• Rasional : beberapa derajat spasme bronkus


terjadi dengan obstruksi jalan napas dan
dapat/tak dimanifestasikan adanya bunyi napas
adventisius, misalnya penyebaran krekels basah
(bronchitis), bunyi napas redup dengan
ekspirasi mengi (emfisema), atau tak adanya
bunyi napas (asma berat)
Kaji/pantau frekuensi pernapasan. Catat rasio inspirasi/ekspirasi.
Rasional : takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat
ditemukan pada penerimaan atau selama stress/adanya proses infeksi
akut. Pernapasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi
memanjang disbanding inspirasi.
• Healt Education (HE)
Dorong/bantu latihan napas abdomen atau bibir
Rasional: memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi dan
mengontrol dyspnea dan menurunkan jebakan udara.
• Kolaborasi
Bantu pengobatan pernapasan misalnya, IPPB, fisioterapi dada.
Rasional: drainase postural dan perkusi bagian penting untuk
membuang banyaknya sekresi/kental dan memperbaiki ventilasi
pada segmen paru dasar paru. Catatan : dapat meningkatkan spasme
bronkus pada asma.
Implementasi
Merupakan tahap proses keperawatan di mana
perawat memberikan intervensi keperawatan
langsung dan tidak langsung terhadap klien. (potter
& perry, 2009)

Evaluasi
Merupakan langkah proses keperawatan yang
memungkinkan perawat untuk menentukan apakah
intervensi keperawatan telah berhasil meningkatkan
kondisi klien. (potter & perry, 2009)
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai