PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
B. Fisiologi Tidur
2
termasuk rangsangan emosi dan pros es pikir. Pada saat tidur,
terdapat pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di
pons dan batang otak tengah yaitu Bulbar syncronizing regional
(BSR). Sedangkan saat bangunnya seseorang tergantung dari
keseimbangan implus yang diterima di pusat otak dan sistem
limbiks.
C. Jenis Tidur
Terdapat dua jenis tidur yaitu :
1. Tidur Gelombang Pendek/ Nonrapid Eye Movement (NREM)
Jenis tidur ini dikenal dengan tidur dalam, istirahat
penuh, dengan gelombang otak yang lebih lambat. Ciri-cirinya
adalah mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah
menurun, frekuensi napas menurun, metabolisme turun dan
gerakan bola mata lambat.
a. Tahap I
Merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur
dengan ciri: rileks masih sadar dengan
lingkungan,merasa mengantuk,bola mata bergerak dari
samping ke samping, frekueansi nadi dan nafas seadikit
menurun, dapat bangun segera selama tahap ini
berlangsung selama lima menit.
b. Tahap II
Merupakann tahap tidur ringan dan proses tubuh
terus menurun berciri: Mata umumnya menetap, denyut
jantung dan freakuensi nafas menurun, temperature
tubuh menurun, metabolisme menurun, berlangsung
pendek dan berakhir 5-10 menit.
c. Tahap III
Merupakann tahap tidur berciri : denyut nadi dan
frekuensi nafas dan proses tubuh lainnya lambat, di
3
sebabkan oleh dominasi sistem saraf parasimpatis dan
sulit banngun.
d. Tahap IV
Merupakan tahap tidur berciri : Kecepatan jantung
dan pernafasan turun, jaranng bergerak dan sulit di
bangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambunng
turun, tonus otot turun.
4
D. Fungsi dan Tujuan Tidur
Fungsi dan tujuan tidur antara lain:
1. Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru.
2. Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.
3. Memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh.
4. Memelihara fungsi jantung.
5. Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas seharian.
6. Menyimpan energi.
7. Meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit.
8. Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.
5
memungkinkan seseorang dapat seseorang dapat tidur dengan
nyeyak dan sebaliknya.
6. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan
keinginan untuk tetap bangun dan menahan tidak tidur
sehingga dapat meanimbulkan gangguan proses tidur.
7. Aktivitas
Kurang beraktivitas dan atau melakukan aktivitas yang
berlebihan justru akan menyebabkan kesulitan untuk memulai
tidur.
6
n. Menyatakan gangguan tidur yang berdampak pada
keesokan hari
o. Menyatakan bangun terlalu pagi.
7
2. Deprivasi Tidur
A. Defenisi:
Periode panjang tanpa tidur (“tidur ayam” yang periodik
dan alami secara terus-menerus).
B. Batasan Karakteristik:
a. Konfusi akut
b. Agitas
c. Ansietas
d. Apatis
e. Sering memberontak
f. Mengantuk disiang hari
g. Penurunan kemampuan berfungsi
h. Keletihan
i. Fleeting nystagmus
j. Halusinasi
k. Tremor tangan
l. Peningkatan sensitivitas tehadap nyeri
m. Ketidakmampuan konsentrasi
n. Iritabilitas
o. Latergi
p. Lesu
q. Malaise
r. Gangguan persepsi (mis., gangguan sensasi tubuh,
waham, merasa “maelayang”)
s. Gelisah
t. Reaksi lambat
u. Paranoia sementara
C. Faktor yang berhubungan:
a. Pergeseran terhadap tidur terkait penuaan
b. Demensia
c. Paralisis tidur familial
8
d. Hiporsomnolen sistem saraf pusat idiopatik
e. Aktivitas disiang hari tidak adekuat
f. Narkolepsi
g. Mimpi buruk
h. Peran sebagai orang tua yang mengakibatkan tidak
dapat tidur
i. Pergerakan ekstermitas periodic (mis., sindrom resah
kaki, mioklonus nokturnal)
j. Kertidaknyamanan lama (mis., fisik, psikologis)
k. Higiene tidur selalu tidak adekuat
l. Penggunaan obat atau suplemen penahan kantuk
m. Apnea tidur
n. Enuresis terkait tidur
o. Ereksi nyeri terkait tidur
p. Teror tidur
q. Tidak berjalan
r. Sindrom sundowner
s. Ketidaksinkronan irama sirkadian yang terus menerus
t. Stimulasi lingkungan yang terus menerus
u. Higiene tidur tidak adekuat yang terus menerus
v. Ketidaknyamanan kontinu pada lingkungan tidur
9
e. Menyatakan tidak mengalami kesulitan tidur
f. Menyatakan tidak merasa cukup istirahat
C. Faktor yang berhubungan:
a. Kelembapan lingkungan sekitar
b. Suhu lingkungan sekitar
c. Tanggung jawab memberi asuhan
d. Perubahan pajanan terhadap cahaya-gelap
e. Gangguan (mis., untuk tujuan terapeutik, pemantauan,
pemeriksaan laboratorium)
f. Kurang kontrol tidur
g. Kurang privasi
h. Pencahayaan
i. Bising
j. Bau gas
k. Restrain fisik
l. Teman tidur
m. Tidak familier dengan perabot tidur.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istirahat dalah keadaan rileks tanpa adanya tekanan
emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi
juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Sedangkan tidur
adalah kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh
stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986).
B. Saran
11