Anda di halaman 1dari 5

Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Basarnas Marsekal Muda TNI M Syaugi merinci kronologi jatuhnya

pesawat Lion Air JT 610 milik maskapai Lion Air yang terbang dari Bandar Udara Soekarno Hatta Banten
menuju Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang.

Menurut Syaugi, berdasarkan informasi yang didapatkan dari air traffic control (ATC) tepatnya pukul
06.50 WIB, pihaknya menerima informasi bahwa pesawat type B737-Max itu hilang kontak.

"Jadi jam 06.55 pagi hilang kontak. Setelah kita terima info itu, kita cross check ke ATC dan Lion Air betul
pesawat itu betul terbang dan lost contact," tegas Syaugi di kantornya, Jakarta, Senin (29/10).

Lokasi hilangnya kontak pesawat berada di 25 mil laut dari Tanjung Priok atau 11 mil laut dari Tanjung
Kerawang. Pihaknya mendapatkan informasi jika pesawat saat kehilangan kontak berada di ketinggian
2.500 meter di atas permukaan laut.

Setelah mendapatkan informasi itu, pihaknya langsung meluncurkan armada untuk menemukan titik
pesawat dengan nomor registrasi PK-LQP pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E. Sampai di lokasi titik
yang ditemukan radar pihaknya menemukan temuan lokasi pesawat jatuh.

"Begitu sampai di lokasi ada puing-puing pesawat, ada pelampung, handphone, dan ada beberapa
potongan (badan)," kata Syaugi.

Basarnas mengerahkan beberapa helikopter untuk mencari korban jiwa di kedalaman laut 30-35 meter
tersebut. Tim penyelam kemudian dikerahkan untuk menyelamatkan penumpang dan kru sebanyak 189
jiwa.

Sementara itu, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono memastikan
pesawat yang masuk ke jajaran Lion Air pada Agustus 2018 dengan jangka 800 jam terbang itu lepas
landas dari Bandara Soetta pukul 06.20 WIB.

"Jam 06.22 di ketinggian 2500 sampai 3000 hilang kontak. Pesawat sudah berada di bawah jangkauan
radar," ungkap Soerjanto di kantor Basarnas, Jakarta.

logo Nasional
MASUK DAFTAR

Home

Kanal

Nasional

Teknologi

Internasional

Hiburan

Ekonomi

Gaya Hidup

Olahraga

Lainnya

Infografis

Fokus

Foto

Kolom

Video

CNN TV

Aku & Jakarta

Indeks

Download Apps

Ikuti Kami

Home Nasional Internasional Ekonomi Olahraga Teknologi Hiburan Gaya Hidup Infografis Foto Video
Fokus Kolom Terpopuler Indeks

BREAKING NEWS:

Pencarian Korban Lion Air JT-610


Home Nasional Berita Peristiwa

Kronologi Jatuhnya Lion Air JT-610 di Tanjung Karawang

CNN Indonesia

Senin, 29/10/2018 11:18

Bagikan :

Kronologi Jatuhnya Lion Air JT-610 di Tanjung Karawang

Lion Air JT-610 jatuh di Tanjung Karawang, Senin (29/10) pagi. (ANTARA FOTO/HO-Pertamina)

Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Basarnas Marsekal Muda TNI M Syaugi merinci kronologi jatuhnya
pesawat Lion Air JT 610 milik maskapai Lion Air yang terbang dari Bandar Udara Soekarno Hatta Banten
menuju Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang.

Menurut Syaugi, berdasarkan informasi yang didapatkan dari air traffic control (ATC) tepatnya pukul
06.50 WIB, pihaknya menerima informasi bahwa pesawat type B737-Max itu hilang kontak.

"Jadi jam 06.55 pagi hilang kontak. Setelah kita terima info itu, kita cross check ke ATC dan Lion Air betul
pesawat itu betul terbang dan lost contact," tegas Syaugi di kantornya, Jakarta, Senin (29/10).

Lihat juga: Pesawat Lion Air JT-610 yang Jatuh Baru 2,5 Bulan Beroperasi

Lokasi hilangnya kontak pesawat berada di 25 mil laut dari Tanjung Priok atau 11 mil laut dari Tanjung
Kerawang. Pihaknya mendapatkan informasi jika pesawat saat kehilangan kontak berada di ketinggian
2.500 meter di atas permukaan laut.

Setelah mendapatkan informasi itu, pihaknya langsung meluncurkan armada untuk menemukan titik
pesawat dengan nomor registrasi PK-LQP pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E. Sampai di lokasi titik
yang ditemukan radar pihaknya menemukan temuan lokasi pesawat jatuh.
"Begitu sampai di lokasi ada puing-puing pesawat, ada pelampung, handphone, dan ada beberapa
potongan (badan)," kata Syaugi.

Lihat juga: Puing dan Barang dari JT-610 yang Sudah Ditemukan

Basarnas mengerahkan beberapa helikopter untuk mencari korban jiwa di kedalaman laut 30-35 meter
tersebut. Tim penyelam kemudian dikerahkan untuk menyelamatkan penumpang dan kru sebanyak 189
jiwa.

Sementara itu, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono memastikan
pesawat yang masuk ke jajaran Lion Air pada Agustus 2018 dengan jangka 800 jam terbang itu lepas
landas dari Bandara Soetta pukul 06.20 WIB.

"Jam 06.22 di ketinggian 2500 sampai 3000 hilang kontak. Pesawat sudah berada di bawah jangkauan
radar," ungkap Soerjanto di kantor Basarnas, Jakarta.

Lihat juga: Lion Air JT-610 yang Jatuh Bawa 181 Penumpang dan 7 Awak

Kepala Bagian Kerjasama dan Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Sindu Rahayu mengatakan
pesawat Lion Air JT-610 sempat meminta untuk kembali ke landasan setelah take off pukul 06.10 WIB.

"Pesawat sempat meminta return to base sebelum akhirnya hilang dari radar," kata Sindu dalam
keterangan tertulis, Senin (29/10).

Menurut Sindu, Lion Air JT-610 tersebut dilaporkan telah hilang kontak pada 29 Oktober 2018 pada
sekitar pukul 06.33 WIB.

"Pesawat ini berangkat pada pukul 06.10 WIB dan sesuai jadwal akan tiba di Pangkal Pinang pada Pukul
07.10 WIB," tambahnya.
Sindu merinci pesawat yang membawa 178 penumpang dewasa, 1 penumpang anak-anak dan 2 bayi
dengan 2 Pilot dan 5 Fligt Attendat sampai saat ini hilang kontak selama kurang lebih 3 jam.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Udara Pramintohadi Soekarno mengatakan JT-610
dibawah kontrol PIC Capt Bhavve Suneja dan SIC Harvino.

Menurut Pramintohadi, pesawat mempunyai Certificate of registration issued 15/08/2018 expired


14/08/2021. Certificate of air worthiness issued 15/08/2018 expired 14/08/2019.

"Telah diterima informasi dari vts Tanjung Priok atas nama bapak Suyadi, tug boat AS JAYA II (rute :
Kalimantan Selatan - Marunda) melihat pesawat Lion Air diduga jatuh di sekitar Tanjung Karawang," ujar
Pramintohadi.

Anda mungkin juga menyukai