Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir mengalami perubahan fisiologis yang sangat hebat.


Perubahan yang komplek ini harus terjadi pada jangka waktu yang tepat
bagi bayi baru lahir untuk dapat bertahan hidup dan berkembang secara
normal.
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru
lahir dengan umut kehamilan 37-42 minggu, lahir melalui jalan lahir dengan
presentasi kepala secara spontan tanpa adanya gangguan, menangis kuat,
nafas secara spontan dan teratur, berat badan antara 2.500-4.000 gram serta
harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke
kehidupan ekstrauterine.

B. Adaptasi Fisiologis
1) Sistem Pernafasan
Dengan pcmotongan tali pusat, bayi mengalami perubahan flsiologis
yang kompleks dan cepat. Penyesuaian yang paling penting dan segera yang
dilakukan oleh bayi baru lahir pada saat kelahiran adalah membangun
pemafasan. Dengan kelahiran melalui vagina, beberapa cairan paru diperas
keluar dari trakea dan paru-paru bayi, pada bayi yang baru lahir dengan
kelahiran sectio caesar, cairan paru dapat tertahan dalam alveolus. Dengan
menghirup nafas pertama kali, bayi baru lahir memulai serangkaian jantung
paru. Bernafas pertama kali kemungkinan sebagai akibat dari refleks yang
dipicu oleh perubahan tekanan, pajanan terhadap temperatur udara yang
dingin, bising, cahaya, dan sensasi lainnya yang berhubungan dcngan proses
kelahiran. Selain itu, kemoreseptor diaorta dan badan karotis memulai
refleks neurologis ketika tekanan oksigen arteri (PO2) menurun, tekanan
karbon dioksida erteri meningkat, dan Ph arteri menurun. Pada sebagian
besar kasusu, reaksi pernafasan berat terjadi dalam 1 menit setelah lahir, dan
bayi melakukan tarikan nafas pertama dan menangis. (Lowdermik, et. Al.
2013, : 66)

2) Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskular berubah bermakna setelah Iahir. Napas
pertama bayi, disertai dengan peningkatan distensi kapiler alveolus,
mengembangkan paru-paru dan mengurangi resistansi pembuluh darah paru
terhadap aliran darah paru dari arteri pulmonaris. Tekanan arteri pulmonaris
menurun, dan tekanan dalam atrium kanan menurun. Meningkatnya aliran
darah paru dari sisi jantung kiri meningkatkan tekanan di atrium kiri, yang
menyebabkan penutupan fisiologis dari foramen ovale. Selama beberapé
hari pertama kehidupan, menangis dapat membuat aliran balik melalui
foramen ovale untuk sementara dan menyebabkari sjanosis ringan. Dalam
uterus, PO2 janin berukuran 27 mm Hg. Setelah lahir, ketika kadar PO 2
dalam darah érteri berukuran sekitar 50 mm Hg, duktus arteriosus
berkonstriksi sebagai respons terhadap peningkatan oksigenasi. Saat
pemotongan tali pusat, arteri umbilikus, vena umbilikus, dan duktus venosus
menutup dan menjadi ligamen. (Lowdermik, et. Al. 2013, : 68)

3) Sistem Hematopietik
Sistem hematopietik pada bayi baru lahir menunjukkan beberapa
variasi dari orang dewasa. Kadar SDM dan leukosit berbeda, namun kadar
trombosit relatif sama.
Sel darah merah dan hemoglobin saat lahir, kadar rata-rata SDM dan
hemoglobin (hemoglobin janin bersifat dominan) lebih tinggi dibandingkan
pada orang dewasa. Darah tali pusat pada bayi baru lahir matur dapat
memiliki konsentrasi hemoglobin 14 hingga 24 g/d1 (rerata, 17 g/d1).
Hematokrit berkisar dari 44% hingga 64% (rerata, 55 %). Hitung SDM juga
ikut meningkat, berkisar dari 4,8 hingga 7,1 juta/mm3 (rerata, 5,14
juta/mm3). Pada akhir bulan pertama, nilai-nilai ini akan menurun dan
mencapai kadar rata-rata 11 hingga 17 g/d1 dan 4,2 hingga 5,2 juta/mm3.
(Lowdermik,et.Al.2013,:68)

4) Sistem Termogenik
Setelah terjadinya pernafasan dan sirkulasi yang adekuat,regulasi
panas merupakan hal yang terpenting untuk kelangsungan hidup bayi baru
lahir. Termoregulasi adalah mempertahankan keseimbangan antara
kehilangan panas dan produksi panas. Bayi baru lahir berusaha untuk
menstabilkan temperatu inti tubuhnya dalam rentang yang sempit.
Hipotermia akibat kehilangan panas berlebih sering terjadi dan berbahaya
bagi neonatus. Kemampuan bayi baru lahir untuk memproduksi panas
seringkali menyerupai orang dewasa namun, kecenderungan terhadap
kehilangan panas yang cepat dalam lingkungan dingin meningkat pada bayi
baru lahir dan menyebabkan bahaya. Kehilangan panas pada bayi baru lahir
terjadi dengan empat cara yaitu
Yang pertama Konveksi adalah perpindahan aliran panas dari
permukaan tubuh ke udara lingkungan yang lebih dingin. Oleh karena dapat
teriadi kehikangan panas akibat konveksi, temperatur lingkungan dalam
kamar perawatan bayi dipertahankan pada suhu sekitar 24°C, dan bayi baru
lahir pada tempat tidur bayi yang terbuka haru diselimuti untuk melindungi
mereka dari dingin.
Kedua, radiasi adalah hilangnya panas dari permukaan tubuh menuju
permukaan padat yang lebih dingin, tidak dengan kontak langsung, namun
pada jarak yang relatif dekat. Untuk mencegah kehilangan panas ini, tempat
tidur bayi dan meja periksa ditempatkan jauh dari jendela luar.
Ketiga, evaporasi adalah kehilangan panas yang terjadi ketika cairan
dikonveksi menjadi uap. Kehilangan panas ini dapat diakibatkan karena
kesalahan terlalu cepat mengeringkan bayi baru lahir atau melalui
pengeringan bayi yang terlalu lambat setelah mandi. Kehilangan panas
melalui evaporasi adalah kehilangan panas yang paling penting pada
beberapa hari pertama kehidupan.
Keempat, konduksi adalah hilangnya panas dari permukaan tubuh
kepada permukaan yang lebih dingin dengan kontak langsung. Ketika
masuk kedalam ruangan perawatan bayi, bayi baru lahir ditempatkan dalam
tempat tidur hangat untuk meminimalkan kehilangan panas.

5) Sistem Renal
Pada usia kelahiran matur, ginjal menempati sebagian besar dari
dinding abdomen posterior. Kandung kemih terletak di dekat dinding
abdomen posterior. Kandung kemi terletak didekat dinding abdomen
anterior dan merupakan organ abdomen dan organ pangul. Pada bayi baru
lahir hamper seluruh massa yang teraba pada abdomen berasal dari ginjal.
Sejumlah kecil urine (sekitar 40 ml) biasa terdapat dalam kandung
kemih bayi matur saat lahir. Frekuensi berkemih berfariasi dari dua hingga
enam kali pehari selama selama hari pertama dan kedua kehidupan dan dari
lima hingga 25 kali sehari setelahnya. Sekitar enam hingga delapan kali
berkemih perhari dengan urine berwarna kuning pucat merupakan penand
asupan cairan yang adekuat setelah 3-4 hari pertama.

6) Sistem Gastrointestinal
Bayi baru lahir matur mampu untuk menelan, mencerna,
metabolisme, dan menyerap protein dan karbohidrat sederhana serta lemak
pelarut. Selain dari enzim amylase pancreas, enzim-enzim khas dan cairan-
cairan pencernaan terdapat pada neonatus, bahkan yang dengan berat badan
lahir rendah.

7) Sistem Hepatik
Hati dan kandung empedu dibentuk pada minggu keempat gestasi,
pada bay baru lahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1 cm dibawah batas iga
kanan karena hati membesar dan menempati sekitar 40%dari rongga
abdomen. Hati bayi memainkan peran penting dalam penyimpanan besi,
metabolisme, karbohidrat, konjugasi bilirubin, dan koagulasi.
8) Sistem Imunologi
Sel yang memberikan imunitas pada bayi telah telah terbentuk sejak
awal kehidupan janin, namun sel-sel ini tidak aktif selama beberapa minggu
hingga beberapa bulan setelah lahir. Imunoglobulin A (IgA) yang
memproteksi membrane menghilang dari saluran pernapasan dan saluran
kemih, dan bila bayi tidak menyusui, IgA juga menghilang dari saluran
cerna. Bayi mulai menyintesis IgG, dan sekitar 40% dari kadar pada orang
dewasa dicapai pada usia 1 tahun. Sejumlah besar IgM diproduksi saat lahir,
dan kadar dewasa dicapai pada usia 9 bulan. Bayi yang disusui menerima
imunitas pasif yang banyak melalui kolostrum dan ASI.

9) Sistem Integumen
Semua struktur kulit sudah terbetuk sejak lahir. Epidermis dan
dermis berkaitan longgar dan sangat tipis. Kulit bayi sangat sensitif dan
dapat rusak dengan mudah. Bayi matur memiliki warna kulit eritematosa
(kemerahan) selama beberapa jam setelah lahir, selanjutnya akan berubah
menjadi warna normal. (Lowdermilk, et. Al. 2013 hal: 75 )

10) Sistem Reproduksi


Pada anak laki-laki, testis turun ke skrotum dan pada anak
perempuan labia mayora menutupi labia minora. Spermatogenesis pada
anak laki-laki tidak turun hingga usia pubertas, tetapi anak perempuan
mempunyai ovum pada indung telurnya. Pada kedua jenis kelamin,
hilangnya estrogen maternal menyebabkan pembesaran payudara, terkadang
disertai sekresi air susu pada hari ke-4 atau ke-5 (Fraser, 2009).

11) Sistem Muskuloskeletal


Sistem skeletal bayi mengalami pertumbuhan cepat selama tahun
pertama kehidupan. Saat lahir, terdapat lebih banyak kartilago dibandingkan
tulang yang mengalami osifikasi. Dikarenakan perkembangan sefalokaudal
(kepala ke bokong) bayi baru lahir terlihat tidak proporsional.
Pada saat matur, kepala berukuran seperempat dari panjang tubuh
total. Lengan sedikit lebih paniang dari kaki. Pada bayi baru lahir, kaki
beukuran sepertiga dari panjang tubuh total, namun hanya 150% dari berat
badan total. Dalam proses pertumbuhannya, titik tengah dari pengukuran
kepala-kekaki perlahan menurun dari tingkat umbilikus saat lahir menuju ke
tingkat simfisis pubis saat matur.
Muka terlihat kecil pada tulang tengkorak, yang terlihat besar dan
berat. Ukuran dan bentuk kepala dapat terdistorsi oleh molding
(pembentukan kepala janin akibat tumpang tindih tulang-tulang kranial
untuk memfasilitasi pergerakan melalui jalan lahir selama persalinan).
(Lowdermilk, et. Al. 2013 hal: 75 )

12) Sistem Neuromuskular


Sistem neurmuskular hamper berkembang penuh pada saat lahir.
Bayi baru lahir matur merupakan makhluk responsif dan reaktif dengan
kapasitas luar biasa untuk interaksi sosial dan organisasi diri.
Perkembangan otak setelah lahir mengikuti pola yang dapat
diprediksi, yaitu perkembangan yang cepat saat bayi dan masa kanak-kanak
awal, dan perkembangan kemudian menjadi lebih perlahan selama tahun-
tahun selanjutnya pada dekade pertama dan hanya minimal pada usia
remaja. Pada akhir tahun pertama, cerebelum mengakhiri lonjakan
perkembangannya yang dimulai sekitar usia 30 minggu gestasi.
(Lowdermilk, et. Al. 2013 hal: 75 )

C. APGAR SCORE
A: Apprearance : rupa (warna kulit)
P : Pulse : nadi
G : Grimace : menyeringai (akibat refleks kateter dalam hidung)
A : Activity : keaktifan
R : Respiration : pernafasan
Bayi baru lahir di evaluasi dengan nilai APGAR :
a. Asfiksia berat : 0-3
Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung 100x per menit,
tonus otot buruk, sianosis berat, dan kadang- kadang pucat, refleks
irtabilitas tidak ada
b. Asfiksia sedang : 4 -6
Mild moderate asphyxia. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi
jantung lebih dari 100x permenit, tonus otot kurang baik atau baik,
sianosis, refleks iritabilitas tidak ada
c. Vigerosus baby : 7- 10
Perhitunga nilai APGAR dilakukan pada waktu 1 menit pertama dan
5 menit kedua. Pada vigerous baby, nilai APGAR 1 menit pertama
sudah mencapai 8 sampai 10. APGAR meliputi : denyut jantung,
pernafasan, otot, reaksi reaksi terhadap rangsangan, dan warna kulit.
D. Penatalaksanaan Medis
a. Tes diagnostik menurut ( Doengoes & Moorhouse,2009)
1) Jumlah sel darah putih (SDP): 18.00/mm 3 neutrophil meningkat
sampai 23.000-24.000/ mm3 hari pertama setelah lahir (menurun
bila ada sepsis)
2) Heboglobin (Hb): 15-20 g/dl ( kadar lebih rendah berhubungan
dengan anemia atau hemolysus berlebihan)
3) Hematokrit (Ht): 43-61%(peningkatan sampai 65%atau lebih
menandakan polisitemia penurunan kadar menunjukan anema
atau hemoragi prenatal/perinatal)
b. Terapi
a. Pengukuran nilai APGAR(Appearance, pulse, Grimace, Activity,
Respiratory).
b. Pantau suhu tubuh
c. Penimbangan berat badan setiap hari
d. Hygiene dan perawatan tali pusat
E. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi
tampak semi-koma,saat tidur dalam meringis atau tersenyum
adalah bukti tidur  dengan gerakan mata cepat (REM) tidur sehari
rata-rata 20 jam.

b. Sirkulasi
Rata-rata nadi apical 120-160 dpm (115 dpm pada 4-6 jam,
meningkat sampai 120 dpm pada 12-24 jam setelah kelahiran)
Nadi perifer mungkin melemah, murmur jantung sering ada
selama periode transisi, TD berentang dari 60-80 mmHg
(sistolik)/40-45 mmHg (diastolik) Tali pusat diklem dengan aman
tanpa rembesan darah,menunjukan tanda-tanda pengeringan
dalam 1-2 jam kelahiran mengerut dan menghitam pada hari ke 2
atau ke 3.
c. Eliminasi
Abdomen lunak tanpa distensi,bising usus aktif pada
beberapa jam setelah kelahiran. Urin tidak berwarna atau kuning
pucat,dengan 6-10 popok basah per 24 jam.Pergerakan feses
mekonium dalam 24 sampai 48 jam kelahiran.
d. Makanan atau cairan
Berat badan rata-rata 2500-4000 gram. Penurunan berat
badan di awal 5%-10% Mulut: saliva banyak, mutiara Epstein
(kista epithelial) dan lepuh cekung adalah normal palatum
keras/margin gusi,gigi prekosius mungkin ada.
e. Neurosensori

Lingkar kepala 32-37 cm,fontanel anterior dan posterior


lunak dan datar, Kaput suksedaneum dan molding mungkin ada
Selama 3-4 hari, Mata dan kelopak mata mungkin edema,
Strabismus dan fenomena mata boneka sering ada. Pemeriksaan
neurologis : adanya reflek moro,plantar,genggaman palmar dan
babinski, respon reflex di bilateral/sama (reflex moro unilateral
menandakan fraktur klavikula atau cedera pleksus
brakialis),gerakan bergulung sementara mungkin terlihat.
f. Pernapasan
T akipnea khususnya setelah kelahiran sesaria atau presentasi
bokong.Pola pernapasan diafragmatik dan abdominal dengan
gerakan sinkron dari dada dan abdomen(inspirasi yang lambat
atau perubahan gerakan dada dan abdomen menunjukan distress
pernapasan)pernapasan dangkal atau cuping hidung
ringan,ekspirasi sulit atau retraksi interkostal.(ronki pada inspirasi
atau ekspirasi dapat menandakan aspirasi)
g. Keamanan
Warna kulit:akrosianosis mungkin ada,kemerahan atau area
ekomotik dapat tampak di atas pipi atau di rahang bawah atau
area parietal sebagai akibat dari penggunaan forsep pada
kelahiranSefalohematoma tampak sehari setelah kelahiran
Ekstremitas:gerakan rentang sendi normal kesegala arah,gerakan
menunduk ringan atau rotasi medial dari ekstremitas bawah,tonus
otot baik
h. Seksualitas
Genitalia wanita : Labia vagina agak kemerahan atau
edema,tanda vagina/hymen dapat terlihat, rabas mukosa putih
(smegma)atau rabas berdarah sedikit (pseudo menstruasi)
mungkin ada. Genitalia pria :Testis turun, skrotum tertutup
dengan rugae, fimosis biasa terjadi(lubang prepusium sempit,
mencegah retraksi foreksim ke glan).

2. Diagnosa Keperawatan
NANDA (2015) mengatakan diagnosa keperawatan adalah penelitian
klinis tentang respon manusia terhadap gangguan kesehatan atau
proses kehidupan dan kerentanan respons dari seorang individu,
keluarga, kelompok, atau komunitas. Doenges & Moorhouse (2009)
menyatakan diagnosa keperawatan berjumlah delapan diagnosis.
Diagnosa keperawatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Risiko terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan
keterbatasan lemak subkutan
b. Risiko terhadap pertukaran gas berhubungan dengan produksi
mukus berlebihan
c. Risiko Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan peningkatan laju metabolik
d. Risiko terhadap infeksi berhubungan dengan pemajanan
lingkungan
e. Risiko cidera berhubungan dengan trauma lahir
f. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
pemberian makan lambat
g. Risiko konstipasi berhubungan dengan ketidak adekuatan
masukan cairan h. Kurang pengetahuan mengenai perkembangan
dan perawatan bayi berhubungan dengan kurang pemajanan
informasi.

3. Rencana Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang di rancang untuk
membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini
ketingkat yang diinginkan dalam basil yang diharapkan. Intervensi
kcperawatan menjadi dua bagian yaitu tujuan dan kriteria hasil yang
berdasarkan Nursing Outcome Classification (NOC) dan Intervensi
keperawatan dengan menggunakan Nursing Intervension
Classification (NIC).
NOC Resiko terhadap perubahan suhu (NOC, 2013: 612).
Definisi : Suhu tubuh dibawah kisaran normal
Batasan karakteristik : termoregulasi (564)
1. Merasa merinding saat dingin dipertahankan pada skala 4
ditingkatkan pada skala 5
2. Peningkatan suhu kulit dipertahankan pada skala 4 ditingkatkan
pada skala 5
3. Penurunan suhu kulit dipertahankan pada skala 4 ditingkatkan
pada skala 5
4. Perubahan warna kulit dipertahankan pada skala 4 ditingkatkan
pada skala 5
NIC Resiko terhadap perubahan suhu( NIC, 2013: 518)
Perawatan bayi : baru lahir (NIC : 352)
1. Ukur dan timbang berat badan bayi
2. Monitor suhu bayi baru lahir
3. Monitor frekuensi pemapasan dan pola nafas bayi
4. Monitor frekuensi denyut nadi bayi baru lahir
5. Monitor warna kulit bayi baru lahir
6. Ukur lingkar kepala
7. Monitor refleks menghisap bayi barn lahir selama menyusui
8. Monitor berat badan bayi barn lahir
9. Sendawakan bayi barn lahir dengan kepala di tegakkan
10. Bcrsihkan tali pusat dengan persiapan alat yang diresepkan

NOC Resiko terhadap pertukaran gas (NOC, 2013: 656)


Definisi : kelebihan atau deficit pada oksigenasi dan atau eliminasi
karbon dioksida pada membrane alveolar kapiler
Batasan karakteristik : status pernapasan : pertukran gas
(NOC, 2013 :559)
1. Saturasi oksigen dipertahankan pada skala 4 ditingkatkan pada
skala 5
2. Dispnea saat istirahat dipertahankan pada skala 4 ditingkatkan
pada skala 5
3. Sianosis dipertahankan pada skala 4 ditingkatkan pada skala 5
NIC Resiko terhadap pertukaran gas (NIC, 2013 :575)
Monitor pernapasan (NIC, 236)
1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernafas
2. Monitor suaa nafas tambahan seperti ngorok atau mengi
3. Monitor pola nafas
4. Kaji perlunya penyedotan pada jalan nafas dengan auskultasi
suara nafas ronkhi di paru

NOC Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


(NOC, 2013 :644)
Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolik.
Batasan karakteristik : status nutrisi bayi (NOC, 2013:552)
1. Intake nutrisi dipertahankan pada skala 5 ditingkatkan pada skala
5
2. Intake cairan lewat mulut dipertahankan pada skala 5
ditingkatkan pada skala 5
3. Perbandingan berat/ tinggi dipertahankan pada skala 5
ditingkatkan pada skala 5
4. Hidrasi dipertahankan pada skala 5 ditingkatkan pada skala 5

NIC Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


(NIC, 2013 : 558)
Konseling Laktasi (NIC :129)
1. Berikan informasi mengenai manfaat kegiatan menyusui baik
fisiologis maupun psikologis
2. Berikan materi pendidikan, sesuai kebutuhan
3. Beri kesempatan ibu untuk menyusui setelah melahirkan, jika
memungkinkan
4. Jelaskan tanda bahwa bayi mebutuhkan makan
5. Diskusikan frekuensi pola makan normal, meliputi minum ASI
terus menerus dan sering

4. Pelaksanaan Keperawatan
Implementasi merupakan pelaksanaan dari perencanaan tindakan
keperawatan yang telah disusun atau di temukan yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal dapat terlaksana
dengan baik dan di lakukan oleh pasien sendiri atau perawat secara
mandiri dan dapat juga bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya
seperti ahli gizi, dan ftsioterapi.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan tang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai.
DAFTAR PUSTAKA

Lowdermilk Perry Cashion. 2013. Keperawatan Maternitas. Jilid 2. Edisi 8.


Jakarta : Buku Kedokteran :EGC

Doenges & Moorhouse. 2009. Rencana Keperawatan Maternal atau Bayi.


Jakarta : Buku Kedokteran :EGC
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN MATERNITAS BAYI BARU LAHIR
(BBL)

NAMA : MARIANTI
NIM : 1610701013

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN


JAKARTA
FAKULTAS ILMU- ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D – III KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai