Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Bayi Baru lahir

Neonatus atau bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan aterm (37
minggu sampai 42 minggu) dengan berat badan lahir 2500 g sampai dengan 4000 g, tanpa ada
masalah atau kecatatan pada bayi sampai umur 28 hari.

Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari (kementrian kesehatan RI,
2010). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu
dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram (kristiyanasari,2009)

Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal :


1) Berat badan 2500 - 4000 g
2) Panjang badan 48 - 52 cm
3) Lingkar dada 30 - 38 cm
4) Lingkar kepala 32 – 35 cm
5) Denyut jantung 120 – 140. Pada menit-menit pertama mencapai 160/menit
6) Pernafasan 30 – 60 x/menit
7) Kulit kemerah-merahan, licin dan diliputi vernik caseosa
8) Tidak terlihat rambut lanugo, dan rambut kepala tampak sempurna
9) Kuku tangan dan kaki agak panjan dan lemas
10) Genetalia bayi perempuan: labia mayora sudah menutupi labia minora dan pada bayi laki-
laki testis sudah turun ke dalam scrotum.

II.2 Adaptasi fisiologis

Adaptasi Neonatal Adaptasi neonatal merupakan proses penyesuaian fungsional neonatus dari
kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus Kemampuan adaptasi fisiologi ini di sebut
juga hemeostasis. Berapa adaptasi bayi baru lahir yang terjadi pada berbagai sistem tubuh adalah
sebagai berikut:
1. Sistem Pernafasan

Perubahan fisiologis paling awal dan harus segera dilakukan oleh bayi adalah bernafas. Pada saat
janin, plasenta bertanggung jawab dalan pertukaran gas janin, dan semua fungsi tergantung
sepenuhnya pada ibu. Setelah talipusat dipotong, bayi harus mandiri secara fisiologis, untul
menjaga kelangsungan hidupnya.

Organ utama yang berperan dalam pernafasan adalah paru-paru. Agar paru-paru dapat berfungsi
dengan baik diperlukan surfaktan, yaitu lipoprotein yang berfungsi untuk mengurangi ketegangan
permukaan alveoli dalam paru-para dan membantu pertukaran gas. Surfakta diproduksi pada
kehamilan usia 20 minggu dan mencapai kadar maksimal pada kehamilan 30 34 rninggu. Fungsi
surfaktan adalah untuk mengurangi tegangan permukaan paru-paru dan membantu menstabilkan
dinding alveolus pada saat ekspirasi. Rangsang yang membantu memulai pernafasan pada bayi
baru lahir adalah penekanan pada dinding dada pada saat melewati introitus vagina ibu yang
menyebabkan tekanan negatif pada intra thorak di dukung oleh stimulus sensori, kimia, mekanis
dan suhu.

Rangsangan suhu yang membantu bayi bernafas adalah suhu dingin mendadak pada bayi saat lahir,
dengan perubahan suhu antara intra uterus (kurang lebih 37.7°C) dan pindah ke ekstra uterus yang
relatif lebih dingin dengan suhu berkisar 23°C -27°C. Perubahan suhu mendadak merangsang
impuls sensoris dikulit yang kemudian disalurkan ke pusat respirasi, dan menyebabkan bayi
bernafas. Udara pernafasan pertama kali pada bayi baru lahir menyebabkan keluarnya cairan dalam
paru-paru dan pe- ngembangan alveolus untuk pertama kali.

Ketika dada bayi melewati jalan lahir, cairan akan terperas dari paru- paru melalui hidung dan
mulut bayi. Setelah dada dilahirkan selurahnya akan segera terjadi recoil toraks. Udara akan
memasuki jalan nafas atas untuk mengganti cairan yang hilang di paru-paru. Pada kelahiran secara
seksio caesarea atau perabdominal, maka dada bayi tidak mengalami peristiwa penekanan
sehingga kadang diperlukan bantuan bayi untuk dapat segera memulai bernafas.

2. Sistem Sirkulasi dan Kardiovaskular

Adaptasi pada sistem pernafasan, yang organ utamanya adalah paru-paru sangat berkaitan dengan
sistem sirkulasi, yang organ utamanya adalah jantung. Perubahan dari sirkulasi intra uterus ke
sirkulasi ekstra uterus mencakup penutupan fungsional jalur pintas sirkulasi janin yang meliputih
foramen ovale, ductus arteriosus, dan ductus venosus. Pada saat paru-paru mengembang, oksigen
yang masuk melalui proses inspirasi akan melebarkan pembuluh darah paru, yang akan
menurunkan tahanan vaskuler paru-paru dan mengakibatkar terjadinya peningkatan aliran darah
paru.

Ketika paru-paru mendapatkan pasokan darah, maka tekanan dalam atrium kanan, ventrikel kanan
dan arteri pulmonalis akan menurun. Pada saat tersebut akan terjadi peningkatan bertahap tahanan
vaskuler sistemik akibat pengekleman tali pusat dan hilangnya sirkulasi plasenta yang mempunyai
tahanan rendah. Tekanan pada atrium kiri akan meningkatkan tekanan pada atrium kanan atas yang
diikuti penutupan foramen ovale. Dengan meningkatnya aliran darah paru-paru dan penurunan
tahanan vadikuler paru-paru, maka duktus arteriosus mulai menutup. Pernafasan normal pada bayi
baru lahir rata-rata 40 x/menit, dengan jenis pernafasan diafragma dan abdomen, tanpa ada retraksi
dinding dada maupun pernafasan cuping hidung.

3. Sistem Termoregulasi

Pengaturan suhu pada bayi masih belum baik dalam beberapa hari pertama, Akibat belum
maturnya hipotalamus, pengaturan suhu belum efisien dan bayi rentan terhadap hipotermi terutama
jika terpapar udara dingin, keadaan basah (popok basah karera BAK/BAB), atau tidak bergerak
bebas (dibedong terlalu kuat). Bayi hipotermi memerlukan kalori dan oksigen lebih tinggi sehingga
dapat menimbulkan gangguan dalam waktu singkat.

Bayi cukup bulan yang normal dan sehat serta tertutup pakaiarn hangat akan mampu
mempertahankan suhu tubuhnya 36,5 – 3,75°C, jika suhu lingkungan dipertahankan 18 - 21°C,
nutrisi (ASI) cukup dan gerakannya tidak terhambat oleh bedong yang ketat. Bayi tidak boleh
kedinginan, tetapi juga tidak boleh kepanasan. Hipertermi dapat terjadi jika bayi terpapar sumber
panas (lampu yang terlalu besar dan terlalu dekat). Suhu bayi tidak stabil (hipertermi dan kemudian
diikuti hipotermi) menunjukkan adanya gangguan pada tubuh bayi, biasanya karena infeksi

4. Sistem Ginjal

Komponen struktural ginjal pada bayi baru lahir sudah terbentuk, tetapi masih terjadi defisiensi
fungsional kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasi urine, cairan elektrolit dan mengatasi
keadaan stress ginjal, misal pada saat bayi dehidrasi atau beban larutan yang pekat. Pada akhir
minggu pertama volume urine total dalam 24 jam kurang lebih 200-300ml. Pengosongan kandung
kemih secara volunteer volumenya mencapai 15 ml, sehingga dapat menyebabkan bayi berkemih
20 kali perhari. Kencing pertama harus sudah terjadi dalam 24 jam pertama, dengan karakteristik
urin tak berwarna dan tak berbau serta berat jenis sekitar 1020.

5. System Gastrointestinal

Kemampuan bayi baru lahir untuk mencerna, mengabsorbsi dan metabolisme bahan makanan
sudah adekuat, tetapi terbatas pada beberapa enzim. Bayi baru lahir sudah mampu untuk mencerna
protein dan karbohidrat sederhana (morosakarida dan disakarida), tetapi produksi enzym amilase
pancreas yang masih rendah dapat menganggu pemakaian karbohidrat komplek (polisakarida).
Rendahnya enzym lipase pancreas membatasi absorbsi lemak, terutama saat mengkonsumsi
makanan dengan kandungan asam lemak jenuh tinggi seperti susu sapi, sehingga beresiko
terjadinya malabsorbsi lemak yang menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan.

Hati merupakan organ gastrointestinal yang paling imatur. Rendahnya aktifitas enzim glukoronil
transferase atau glukorenidase dari hepar memengaruhi konjugasi bilirubin dengan asam
glukoronat dan berkontribusi terhadap kejadian jaundice/ikterik fisiologis pada bayi baru lahir.
Hati juga belum adekuat dalam membentuk protein plasma, sehingga dapat berefek oedema yang
tampak pada saat lahir. Protrombine dan faktor pembekuan masih rendah, sehingga berakibat
terjadinya gangguan pembekuan darah, jika terjadi perdarahan. Cadangan glikogem pada hepar
dan otot saat lahir kurang sehingga bayi baru lahir rentan lerhadap hipoglikemia. Kondisi ini dapat
diatasi dengan pemberian ASl yang lebih dini.

6. Adaptasi Imunologi

Bayi buru lahir memperlihatkan kerentanan tinggi terhadap terjadinya infeksi terutama yang
masuk melalui mukosa sistem pernafasan dan gastrointestinal. Kemampuan melakukan lokalisasi
infeksi masih rendah, sehingga infeksi ringan cepat menjadi sistemik yang lebih berat.

Terdapat tiga immunoglobulin utama, lgG, IgA dan IgM. IgG mampu melewati barier plasenta,
sehingga kadarnya hampir sama dengan kadar lgG ibu dan memberikan imunitas pasif terhadap
infeksi virus tertentu selama beberapa bulan pertama kehidupan bayi. IgA melindungi terhadap
infeksi saluran pernafasan, gastro intestinal dan mata. 1gA mencapai kadar dewasa dalam waktu
dua bulan dan ditemukan dalam kolostrum. IgM mencapai dewasa dalam waktu dua tahun.
Kelenjar timus sebagai tempat memproduksi limfosit, relatif berukuran besar pada saat lahir dan
terus tumbuh sampai usia 8 tahun.

7. Sistem Reproduksi

Anak laki-laki belum menghasilkan sperma sampai masa pubertas, sedangkan bayi perempuar
mempunyai ovum dalam ovarium sejak lahir. Efek widrawal hormon ibu menyebabkan
pembesaran payudara, kadang- kadang disertai sekresi cairan seperti ASI dari puting pada hari ke-
3 sampai hari ke-5, dan pada bayi perempuan dapat menyebabkan terjadinya menstruasi palsu
(pseudo menstruasi), yaitu keluarnya darah dari vagina, yang dapat terjadi pada hari ke-3 hingga
umur 1 minggu.

8. Sistem Muskuloskeletal

Otot sudah dalam keadaan lengkap pada saat lahir dan tumbuh melalui proses hipertrofi. Tulang-
tulang panjang belum sepenuhnya mengalami osifikasi sehingga memungkinkan pertumbuhan
tulang pada epifise. Tulang pembungkus otak juga belum mengalami osifikasi sempurna sehingga
memungkinkan tumbuh dan mengalami molase saat proses persalinan. Molase akan menghilang
dalam beberapa waktu setelah lahir. Ubun-ubun posterior atau Ubun-ubun kecil (UUK) akan
menutup pada umur 6-8 minggu, dan Ubun-ubun besar (UUB) akan menutup pada usia kurang
lebih 18 bulan, sehingga dalam digunakan sebagai indikator jika bayi mengalami dehidrasi (UUB
cekung) atau peningkatan tekanan intra kranial (UUB menonjol).

9. Sistem Neurologi

Pada saat lahir sistem syaraf belum berkembang sempurna. Beberapa fungsi neurologis dapat
dilihat dari reflek primitif pada BBL. Pada awal kehidupan sistem saraf berfungsi untuk
merangsang respirasi awal, menbantu mempertahankan keseimbangan asam basa dan berperan
dalam pengaturan suhu.

10. Status Tidur dan Jaga

Bulan pertama kehidupan, bayi lebih banyak tidur, kurang lebih 80% waktunya digunakan untuk
tidur. Status terjaga dengan aktivitas menangis, gerakan motor kuat dan kantuk. Status tidur
meliputi tidur aktif atau ringan dan tidur dalam.
Mengetahui dan memahami waktu tidur bayi dapat digunakan sebagai acuan dalam berkomunikasi
atau melakukan tindakan pada bayi. Pada saat terjaga merupakan waktu yang tepat untuk
melakukan huburgan secara visual/kontak mata, memberi makan dan memeriksa bayi.

Setelah bulan pertama presentase tidur dan terjaga mengalami perubahan . BBL sehat minimal 60
% untuk tidur , meskipun pola tidurnya sebentar-sebentar. Dengan berjalannya waktu pola tidur
ringan menjadi tidur dalam jumlah lebih lama. Demikian pula status jaga semakin lama menjadi
jaga dalam kategori waspada. Pada mulanya periode jaga ber hubungan dengan rasa lapar, tetapi
dalam beberapa minggu periode jaga berlangsung lebih lama dan berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan interaksi sosial dengan ibu atau pengasuh.

Pada tidur aktif bayi mungkin memperlihatkan berbagai kedalaman dan kecepatan pernafasan.
Gerakan mata sering terlihat dan bayi tertihat seperti terkejut. Selama periode tidur dalam bayi
menunjukkan sedikit gerakan dan pernafasan berlangsung dalam dan teratur. Bayi nampak tenang
dan nyaman. Bayi dalam status ini tidak mudah dibangunkan untuk makan. Minggu-minggu
pertama merupakan masa pembelajaran untuk bayi untuk mengembangkan kepribadian, dan
kebiasaan. Orang tua dapat mempelajari kebiasaan bayi, misalnya cara menenangkan dan memberi
rangsangan pada bayi.

II.3 Pemeriksaan Reflek Bayi

Reflek
a. Refleks kedipan (giabelar reflex) Merupakan respona terhadap cahaya terang yang
mengindikasikan normalnya saraf optik.
b. Reflek mengisap (rooting reflex) Merupakan refleks bayi yang membuka mulut atau
mencari puting saat akan menyusui.
c. Sucking reflex,
yang dilihat pada waktu bayi menyusu.
d. Tonick neck reflex
Letakkan bayi dalam posisi telentang, putar kepala ke satu sisi dengan badan ditahan,
ekstremitas terekstensi pada sisi kepala yang diputar, tetapi ekstermitas pada sisi lain fleksi.
Pada keadaan nirmal bayi akan berusaha untuk mengembalikan kepala ketika diputar ke
sisi pengujian saraf asesori.
e. Grasping reflex
Normalnya bayi akan menggenggam dengan kuat saat pemeriksaan meletakkan jari
telunjuk pada palmar yang ditekan dengan kuat.
f. Reflek moro
Tangan pemenksa menyangga pada punggung dengan posis: 15 derajit. dalam keadaen
rileks kepala dijaluhkan I0 derajat. abduksi sendi bahu dan ekstensi lengan
g. Walking reflex.
Bayi akan menunjukkan respon berupa gerakan berjalan dan kaki akan bergantian dari
fleksi ke ekstensi.
h. Babinsky reflex.
Dengan menggores telapak kaki, dimulai dari tumit lalu gores pada sisu lateral telapak kaki
ke arah atas kemudian gerakkan jari sepanjang telarak kaki.

II.4 Nilai APGAR Score

A: Apprearance : rupa (warna kulit)

P : Pulse : nadi

G : Grimace : menyeringai (akibat refleks kateter dalam hidung)

A : Activity : keaktifan

R : Respiration : pernafasan

Sistem penilaian apgar


Pada menit 1 dan ke 5
a. 10/10 = kondisi paling baik
b. Sebagian bayi baru lahir adalah acrocyanotic, berkisar 8 atau 9
c. Jika skor menit ke 5=6 atau lebih, membutuhkan penilaian pada menit ke 10. Hal ini berguna
untuk mentapkan score tambahkan setiap 5 menit sampai 10 menit berlalu atau sampai 2 score
yang baik : 7 atau lebih
d. Penilaian
 0-2 : afiksia berat. Bayi pada resiko tinggi, membutuhkan resusitasi dan evaluasi kemudian.
 3-4 : afiksia sedang. Bayi pada resiko sedang kemungkinan membutuhkan resusitasi dan
evalua kemudian.
 5-7: asfiksia sedang. Bayi pada resiko kemungkinam resusitasi intermitten
 8-10 : tidak ada asfiksia , infant pada minimal resiko prosedur aktif rutin.
II.5 Pentalaksanaan Medis

Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir Normal


Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui apakah transisi dari kehidupan
intrauterine ke ekstrauterine berjalan dengan lancar dan tidak ada kelainan.

Pemeriksaan medis komprehensif dilakukan dalam 24 jam pertama kehidupan.Pemeriksaan rutin


pada bayi baru lahir harus dilakukan, tujuannya untuk mendeteksi kelainan atau anomali
kongenital yang muncul pada setiap kelahiran dalam 10-20 per 1000 kelahiran, pengelolaan lebih
lanjut dari setiap kelainan yang terdeteksi pada saat antenatal, mempertimbangkan masalah
potensial terkait riwayat kehamilan ibu dan kelainan yang diturunkan, dan memberikan promosi
kesehatan, terutama pencegahan terhadap sudden infant death syndrome (SIDS) (Lissauer, 2013).

Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah untuk membersihkan jalan napas,
memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi, identifikasi, dan pencegahan
infeksi (Saifuddin, 2008).

Terapi (lowdermik,et al 2013 )

Nonfarmakologi

a) Pengukuran nilai APGAR(Appearance, pulse, Grimace, Activity, Respiratory).


b) Pantau suhu tubuh
c) Penimbangan berat badan setiap hari
d) Hygiene dan perawatan tali pusat

Farmakologi

a) Pemberian K secara rutin melalui injeksi intramuscular untuk mencegah atau menurunkan
resiko perdarahan dan infeksi.
b) Pemberian salep mata eritromisin 0,5% dan salep mata tetrasiklin 1%
c) Perawatan tali pusat untuk mencegah atau menurunkan resiko perdarahan dan infeksi.

II.6 Pengkajian

a. Aktivitas
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak semi-koma,saat
tidur dalam meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat
(REM) tidur sehari rata-rata 20 jam.

b. Sirkulasi
Rata-rata nadi apical 120-160 dpm (115 dpm pada 4-6 jam, meningkat sampai 120
dpm pada 12-24 jam setelah kelahiran) Nadi perifer mungkin melemah, murmur jantung
sering ada selama periode transisi, TD berentang dari 60-80 mmHg (sistolik)/40-45
mmHg (diastolik) Tali pusat diklem dengan aman tanpa rembesan darah,menunjukan
tanda-tanda pengeringan dalam 1-2 jam kelahiran mengerut dan menghitam pada hari
ke 2 atau ke 3.
c. Eliminasi
Abdomen lunak tanpa distensi,bising usus aktif pada beberapa jam setelah
kelahiran. Urin tidak berwarna atau kuning pucat,dengan 6-10 popok basah per 24
jam.Pergerakan feses mekonium dalam 24 sampai 48 jam kelahiran.
d. Makanan atau cairan
Berat badan rata-rata 2500-4000 gram. Penurunan berat badan di awal 5%-10%
Mulut: saliva banyak, mutiara Epstein (kista epithelial) dan lepuh cekung adalah normal
palatum keras/margin gusi,gigi prekosius mungkin ada.
e. Neurosensori

Lingkar kepala 32-37 cm,fontanel anterior dan posterior lunak dan datar, Kaput
suksedaneum dan molding mungkin ada Selama 3-4 hari, Mata dan kelopak mata
mungkin edema, Strabismus dan fenomena mata boneka sering ada. Pemeriksaan
neurologis : adanya reflek moro,plantar,genggaman palmar dan babinski, respon reflex
di bilateral/sama (reflex moro unilateral menandakan fraktur klavikula atau cedera
pleksus brakialis),gerakan bergulung sementara mungkin terlihat.

f. Pernapasan
T akipnea khususnya setelah kelahiran sesaria atau presentasi bokong.Pola
pernapasan diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari dada dan
abdomen(inspirasi yang lambat atau perubahan gerakan dada dan abdomen menunjukan
distress pernapasan)pernapasan dangkal atau cuping hidung ringan,ekspirasi sulit atau
retraksi interkostal.(ronki pada inspirasi atau ekspirasi dapat menandakan aspirasi)
g. Keamanan
Warna kulit:akrosianosis mungkin ada,kemerahan atau area ekomotik dapat
tampak di atas pipi atau di rahang bawah atau area parietal sebagai akibat dari
penggunaan forsep pada kelahiranSefalohematoma tampak sehari setelah kelahiran
Ekstremitas:gerakan rentang sendi normal kesegala arah,gerakan menunduk ringan atau
rotasi medial dari ekstremitas bawah,tonus otot baik
h. Seksualitas
Genitalia wanita : Labia vagina agak kemerahan atau edema,tanda vagina/hymen
dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma)atau rabas berdarah sedikit (pseudo
menstruasi) mungkin ada. Genitalia pria :Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae,
fimosis biasa terjadi(lubang prepusium sempit, mencegah retraksi foreksim ke glan).

II.7 Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan ( Judith, Wilkinson, 2014)

1 Bersihan jalan napas, ketidakefektifan


2 Suhu tubuh, risiko ketidakseimbangan
3 Volume cairan, kekurangan
4 Infeksi,risiko
5 Nutrisi, ketidakseimbangan : kurang dari kebutuhan
6 Nyeri
7 Perlekatan orang tua/bayi/anak, risiko gangguan
8 Menjadi orang tua, ketidakmampuan
9 Integritas kulit, kerusakan
10 Pengaturan suhu, ketidakefektifan
11 Retensi urine

II.8 Intervensi Keperawatan


Intervensi keperawatan adalah tindakan yang di rancang untuk membantu klien dalam
beralih dari tingkat kesehatan saat ini ketingkat yang diinginkan dalam basil yang diharapkan.
Intervensi kcperawatan menjadi dua bagian yaitu tujuan dan kriteria hasil yang berdasarkan
Nursing Outcome Classification (NOC) dan Intervensi keperawatan dengan menggunakan
Nursing Intervension Classification (NIC).

NOC Resiko terhadap perubahan suhu (NOC, 2013: 612). Definisi : Suhu tubuh
dibawah kisaran normal
Batasan karakteristik : termoregulasi (564)
1. Merasa merinding saat dingin dipertahankan pada skala 4 ditingkatkan pada skala 5
2. Peningkatan suhu kulit dipertahankan pada skala 4 ditingkatkan pada skala 5
3. Penurunan suhu kulit dipertahankan pada skala 4 ditingkatkan pada skala 5
4. Perubahan warna kulit dipertahankan pada skala 4 ditingkatkan pada skala 5
NIC Resiko terhadap perubahan suhu( NIC, 2013: 518)
Perawatan bayi : baru lahir (NIC : 352)
1. Ukur dan timbang berat badan bayi
2. Monitor suhu bayi baru lahir
3. Monitor frekuensi pemapasan dan pola nafas bayi
4. Monitor frekuensi denyut nadi bayi baru lahir
5. Monitor warna kulit bayi baru lahir
6. Ukur lingkar kepala
7. Monitor refleks menghisap bayi barn lahir selama menyusui
8. Monitor berat badan bayi barn lahir
9. Sendawakan bayi barn lahir dengan kepala di tegakkan
10. Bcrsihkan tali pusat dengan persiapan alat yang diresepkan

NOC Resiko terhadap pertukaran gas (NOC, 2013: 656)


Definisi : kelebihan atau deficit pada oksigenasi dan atau eliminasi karbon dioksida pada
membrane alveolar kapiler
Batasan karakteristik : status pernapasan : pertukran gas (NOC, 2013 :559)
1. Saturasi oksigen dipertahankan pada skala 4 ditingkatkan pada skala 5
2. Dispnea saat istirahat dipertahankan pada skala 4 ditingkatkan pada skala 5
3. Sianosis dipertahankan pada skala 4 ditingkatkan pada skala 5
NIC Resiko terhadap pertukaran gas (NIC, 2013 :575)
Monitor pernapasan (NIC, 236)
1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernafas
2. Monitor suaa nafas tambahan seperti ngorok atau mengi
3. Monitor pola nafas
4. Kaji perlunya penyedotan pada jalan nafas dengan auskultasi suara nafas ronkhi di paru

NOC Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (NOC, 2013 :644)
Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Batasan karakteristik : status nutrisi bayi (NOC, 2013:552)
1. Intake nutrisi dipertahankan pada skala 5 ditingkatkan pada skala 5
2. Intake cairan lewat mulut dipertahankan pada skala 5 ditingkatkan pada skala 5
3. Perbandingan berat/ tinggi dipertahankan pada skala 5 ditingkatkan pada skala 5
4. Hidrasi dipertahankan pada skala 5 ditingkatkan pada skala 5

NIC Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (NIC, 2013 : 558)
Konseling Laktasi (NIC :129)
1. Berikan informasi mengenai manfaat kegiatan menyusui baik fisiologis maupun
psikologis
2. Berikan materi pendidikan, sesuai kebutuhan
3. Beri kesempatan ibu untuk menyusui setelah melahirkan, jika memungkinkan
4. Jelaskan tanda bahwa bayi mebutuhkan makan
5. Diskusikan frekuensi pola makan normal, meliputi minum ASI terus menerus dan
sering

II.9 Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan pelaksanaan dari perencanaan tindakan keperawatan yang telah


disusun atau di temukan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal dapat
terlaksana dengan baik dan di lakukan oleh pasien sendiri atau perawat secara mandiri dan dapat
juga bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya seperti ahli gizi, dan ftsioterapi.

II.10 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan tang


menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan sudah
berhasil dicapai.

Anda mungkin juga menyukai