Anda di halaman 1dari 182

䬀䔀䴀䔀一吀䔀刀䤀

䄀一  䬀䔀唀䄀一䜀䄀一 刀䔀倀唀䈀䰀䤀
䬀 䤀
一䐀伀一䔀匀䤀

䐀䤀
刀䔀䬀吀伀刀䄀吀 䨀䔀一䐀䔀刀䄀䰀 倀䔀刀䈀䔀一䐀䄀䠀䄀刀䄀䄀一

䴀䄀吀䔀刀䤀
 唀䨀䤀
䄀一 
匀䔀刀吀䤀
䘀䤀䬀䄀匀䤀
 
䈀䔀一䐀䄀䠀䄀刀䄀

䈀䄀一䜀䜀䄀 
䴀䔀一䨀䄀䐀䤀 
䈀䔀一䐀䄀䠀䄀刀䄀 
吀䔀刀匀
䔀刀吀䤀䘀䤀䬀䄀匀

䴀 攀渀最愀眀愀氀
 䄀倀䈀一Ⰰ
 䴀 攀洀戀愀渀最甀渀 
一攀最攀爀椀
BAB I
MEKANISME UJIAN SERTIFIKASI BENDAHARA CBT TERINTEGRASI PENYEGARAN
(REFRESHMENT)

1. Pengertian
a. Ujian Sertifikasi Computer-based Test (CBT) yang selanjutnya disebut Ujian
Sertifikasi CBT adalah Ujian Sertifikasi yang diselenggarakan menggunakan
perangkat komputer yang terhubung dengan jaringan intranet Kementerian
Keuangan.
b. Penyegaran (Refreshment) adalah kegiatan pengembangan kompetensi dalam
bidang pengelolaan keuangan negara bagi Bendahara dalam rangka Ujian
Sertifikasi.
c. Ujian Sertifikasi Bendahara CBT Terintegrasi Penyegaran (Refreshment)
merupakan rangkaian kegiatan Sertifikasi Bendahara yang didahului dengan
kegiatan Penyegaran (Refreshment) yang selanjutnya diikuti oleh kegiatan Ujian
Sertifikasi CBT. Kegiatan sertifikasi ini akan dilakukan dalam waktu yang
bersamaan bagi peserta yang telah ditetapkan sebagai peserta Sertifikasi
Bendahara sesuai dengan notifikasi pada waktu dan tempat yang sudah
ditentukan.
2. Persyaratan Peserta
Peserta Ujian Sertifikasi CBT Terintegrasi dengan Penyegaran (Refreshment) adalah
peserta yang telah lolos verifikasi persyaratan administratif dan telah ditetapkan oleh
Unit Penyelenggara sebagai peserta Ujian Sertifikasi sebagai berikut:
a. PNS, Prajurit Tentara Nasional Republik Indonesia, atau Anggota Kepolisian
Negara Republik Indonesia;
b. Pendidikan minimal SMA;
c. Pangkat/Golongan minimal II/b;
d. Telah menjabat sebagai bendahara dengan masa kerja kurang dari 2 (dua)
tahun;
e. Tidak memiliki sertifikat Diklat Bendahara yang diterbitkan oleh BPPK atau
lembaga diklat lainnya, atau sertifikat profesi Bendahara yang masih berlaku
yang diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi; dan/atau
f. Memiliki sertifikat Diklat Bendahara yang diterbitkan oleh lembaga diklat selain
BPPK, atau sertifikat profesi Bendahara yang masih berlaku yang diterbitkan oleh
Lembaga Sertifikasi Profesi namun tidak dapat diakui dan diterbitkan Sertifikat
Bendahara dengan Nomor Register.

1
3. Mekanisme Pelaksanaan
Mekanisme pelaksanaan Ujian Sertifikasi CBT terintegrasi dengan Penyegaran
(Refreshment) adalah sebagai berikut:
a. UPS harus menyediakan sarana dan prasarana terkait pelaksanaan Penyegaran
(Refreshment) dan Ujian Sertifikasi CBT;
b. UPS harus menyediakan pemateri diklat penyegaran pada saat kegiatan
Penyegaran (Refreshment) sebelum dilaksanakan Ujian Sertifikasi CBT;
c. Peserta ujian sertifikasi mengikuti paparan Penyegaran (Refreshment) yang
diselenggarakan oleh UPS sebelum mengikuti Ujian Sertifikasi CBT;
d. Peserta ujian sertifkasi mengikuti Ujian Sertifikasi CBT dengan mengakses
Aplikasi SIMSERBA.
4. Susunan Acara
susunan acara Ujian Sertifikasi CBT terintyegrasi dengan Penyegaran (Refreshment)
adalah sebagai berikut:
a. Pembukaan;
b. Paparan materi;
c. Pelaksanaan Ujian Sertifikasi CBT;
d. Penutup.
5. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk Ujian Sertifikasi CBT terintegrasi
Penyegaran
(Refreshment) ialah sebagai berikut:
a. Ruang pertemuan yang memuat minimal 30 peserta ujian;
b. Meja dan kursi;
c. LCD Projector;
d. PC/Laptop untuk presentasi;
e. Jaringan LAN yang dapat menghubungkan 20 s.d. 30 laptop peserta ujian;
f. Perangkat router yang terhubung dengan jaringan intranet/internet;
g. Laptop peserta ujian dengan spesifikasi hardware sebagai berikut:
1) Windows Vista, Windows 7, Windows 8 atau di atasnya.
2) Aplikasi browser chrome atau mozilla firefox.
3) Perangkat akses internet (Wifi, modem).

2
BAB II
PANDUAN PESERTA SERTIFIKASI
Pra Ujian

a. Menerima pemberitahuan jadwal pelaksanaan ujian dari UPS;


b. Melakukan konfirmasi kehadiran dan keikutsertaan dalam pelaksanaan ujian
selambat-lambatnya pada H-1;
c. Hadir 30 (tiga puluh) menit sebelum pelaksanaan ujian dimulai;
d. WAJIB membaca, memahami, menyetujui, dan mematuhi tata tertib pelaksanaan
ujian;
e. Membawa peralatan ujian berupa laptop sesuai dengan spesifikasi minimal yang
dipersyaratkan, dalam hal UPS tidak menyediakan PC/laptop untuk
melaksanakan ujian.
1. Pelaksanaan Ujian
a. Mengisi daftar hadir ujian;
b. Mengikuti paparan kegiatan Penyegaran (Refreshment);
c. Peserta ujian melakukan login pada Aplikasi Simserba secara bersama-sama
untuk memulai ujian dengan meng-klik tombol ujian;
d. Apabila terdapat kesalahan login, peserta melaporkan kepada pengawas lokal
yang ada di dekat peserta;
e. Peserta membaca dan menyetujui pakta integritas yang ditampilkan pada layar
monitor sebelum memulai menjawab soal ujian sertifikasi CBT. Apabila tidak
menyetujui, maka peserta tidak dapat mengerjakan soal dan dianggap tidak
lulus;
f. Cara menjawab soal:
1) Setelah login, yang berfungsi hanya pada mouse klik kiri;
2) Memilih jawaban soal dengan meng-klik pada lingkaran yang disediakan
pada setiap pilihan jawaban;
3) Aplikasi tidak menampilkan soal-soal yang belum dikerjakan, akan tetapi
mengharuskan peserta menjawab terlebih dahulu soal yang dihadapi, baru
kemudian dapat melanjutkan dan menjawab soal berikutnya;
4) Peserta mengerjakan dengan menjawab semua soal ujian.
2. Pasca Ujian
a. Melakukan log out dari Aplikasi Simserba setelah selesai mengerjakan seluruh
soal ujian;
b. Hasil ujian yang ditampilkan di layar hanya berupa nilai dari soal yang dijawab
dan tidak menunjukkan lulus tidaknya peserta ujian.

3
BAB III
TATA TERTIB PESERTA

1. Memasuki ruangan yakni 15 (lima belas) menit sebelum ujian dimulai;


2. Bagi yang terlambat hadir hanya diperkenankan mengikuti ujian setelah mendapat
izin dari pimpinan UPS;
3. Membawa alat tulis dan identitas peserta ujian;
4. Mengisi daftar hadir dengan menggunakan pulpen/bolpoin;
5. Mengikuti kegiatan Penyegaran (Refreshment);
6. Mulai mengerjakan soal setelah login pada Aplikasi Simserba;
7. Selama ujian berlangsung, peserta ujian hanya dapat meninggalkan ruangan dengan
izin dan pengawasan dari petugas UPS;
8. Peserta yang meninggalkan ruangan setelah login pada Aplikasi Simserba dan telah
mengklik menu ujian, namun tidak kembali ke ruangan sampai dengan waktu ujian
berakhir, dinyatakan telah selesai menempuh/mengikuti ujian;
9. Peserta ujian yang telah selesai mengerjakan seluruh soal ujian sebelum waktu ujian
berakhir, diperbolehkan meninggalkan ruangan ujian;
10. Peserta ujian berhenti mengerjakan soal setelah waktu ujian berakhir;
11. Selama ujian sertifikasi berlangsung, peserta ujian sertifikasi dilarang:
a) Menanyakan jawaban soal ujian kepada siapapun;
b) Bekerja sama dengan peserta lain;
c) Memberi atau menerima bantuan dalam menjawab soal;
d) Memperlihatkan pekerjaan sendiri kepada peserta lain atau melihat pekerjaan
peserta lain;
e) Menggantikan atau digantikan oleh orang lain.

4
Lampiran III

Nomor : S- /PB.7/2018

Tanggal :

Manual Aplikasi SIMSERBA Untuk


Sertifikasi Bendahara Mekanisme Ujian
Metode CBT/ IBT
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA
User Operator KPPN pada UPS mengakses aplikasi SIMSERBA dengan alamat http://simserba.kemenkeu.go.id/

Login ke dalam Aplikasi SIMSERBA dengan menggunakan user operator KPPN dan mengakses sub-menu
Pendaftaran Bendahara pada Menu Bendahara

3
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)

Melakukan penambahan data pendaftar dengan mengklik tombol tambah data sertifikasi.

Mengecek data NIP pendaftar sertifikasi berdasarkan surat usulan.

4
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)
Proses perekaman data pendaftar sertifikasi oleh Unit Penyelenggara Sertifikasi (UPS).

Data Peserta berhasil didaftarkan oleh UPS, dan pendaftar dapat login ke
dalam sistem.

5
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)
Aplikasi SIMSERBA menerbitkan username dan password secara default dengan
username = NIP pendaftar dan password = Simserba#2017. Dengan menggunakan
username dan password ini pendaftar (calon peserta sertifikasi) secara mandiri
mengakses aplikasi untuk mengunggah kelengkapan dokumen

Mengakses sub menu Profile untuk merubah password default

6
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)
Penggantian Password default dengan klik tombol ganti password

Proses Penggantian password

7
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)
Pendaftar login kembali ke dalam sistem dengan menggunakan password yang baru untuk merekam
kelengkapan data dan mengunggah kelengkapan dokumen pendaftaran

8
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)

Apabila proses perekaman telah selesai maka user pendaftar melanjutkan dengan meng-klik
tombol registrasi untuk menyelesaikan proses pendaftaran

9
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)

Apabila proses telah selesai maka dapat dilihat status pendaftaran yang
bersangkutan

User UPS login dan melakukan verifikasi data dengan mengakses sub menu
Verifikasi Pendaftaran pada menu Bendahara

10
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)
UPS melakukan proses verifikasi dan approval, Selanjutnya Unit Penyelenggara akan menetapkan dan menyampaikan hasil
penetapan peserta sertifikasi

11
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)
Apabila proses verifikasi telah selesai dilakukan maka status akan berubah menjadi Verifikasi Selesai

---------------------------------- User Admin DSP Mulai Dari Sini ------------------------------------

12
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)
Berdasarkan hasil verifikasi dan approval yang dilakukan oleh UPS, user DSP menetapkan mekanisme
sertifikasi bendahara untuk pendaftar yang bersangkutan

13
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)

User DSP menetapkan lokasi dan waktu ujuan bagi pendaftar sertifikasi berdasarkan usulan dari UPS

---------------------------------- User Admin DSP Sampai Disini ------------------------------------

14
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)

User UPS meng-klik tombol aktifasi untuk mengaktifkan token agar peserta dapat melakukan proses ujian. Token ini
aktif selama 2x24 jam dan peserta hanya dapat melakukan ujian selama waktu tersebut

15
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)
User Peserta ujian memilih menu Penetapan ujian. Untuk memulai pengerjaan
ujian dan mengaktifkan timer pelaksanaan ujian, peserta meng-klik tombol ujian

Peserta akan diarahkan langsung ke halaman ujian setelah meng-klik tombol ujian untuk
melaksanakan ujian selama 60 (enam puluh) menit

16
PENGUJIAN DAN PEMBAYARAN TAGIHAN
OLEH BENDAHARA

Diklat Penyegaran (Refreshment) Bendahara


Dalam Rangka Ujian Sertifikasi Bendahara
Tujuan Materi

1. Peserta memahami mekanisme pembayaran dalam


rangka pelaksanaan APBN secara umum
2. Peserta memahami tugas dan kewenangan Pejabat
Perbendaharaan Negara
3. Peserta memahami teknik pengujian tagihan oleh
Bendahara
4. Peserta memahami perkembangan mekanisme
pembayaran melalui kartu debit dan internet
banking

1
Sistematika Materi

1. Dasar Hukum Pengujian dan Pembayaran Tagihan


2. Pejabat Perbendaharaan Negara
3. Alur Umum dan Kewenangan Pengeluaran
Anggaran Belanja Negara
4. Pengujian Atas Tagihan Terhadap APBN oleh
Bendahara
5. Perkembangan Mekanisme Pembayaran

2
1. Dasar Hukum Pengujian dan Pembayaran Tagihan
a. UU No 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
b. UU No 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
c. Peraturan Pemerintah No 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan APBN
d. PMK Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka
Pelaksanaan APBN
e. PMK Nomor 162/PMK.05/2013 tentang Kedudukan dan Tanggung Jawab
Bendahara Pada Satuan Kerja Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara sebagaimana diubah menjadi PMK Nomor 230/PMK.05/2016
f. Peraturan lainnya terkait dengan pelaksanaan pengukuan dan pembayaran
tagihan yang diatur secara khusus
Contoh :
• PMK Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas
• PMK Nomor 160/PMK.05/2015 Tata Cara Pelaksanaan APBN pada
Perwakilan RI di luar negeri
• PMK Nomor PMK-67/PMK.05/2013 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Belanja Negara di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan
Tentara Nasional Indonesia
3
2. Pejabat Perbendaharaan Negara
Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian Negara/Lembaga.

Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk
melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang
bersangkutan.
Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk
mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.

Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut PPSPM adalah pejabat yang diberi
kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah
pembayaran.
Bendahara Penerimaan adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang Pendapatan Negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/Satuan Kerja
Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah Nonkementerian.
Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan Belanja Negara dalam pelaksanaan APBN pada kantor/Satker
Kementerian Negara/Lembaga.
Bendahara Pengeluaran Pembantu yang selanjutnya disingkat BPP adalah orang yang ditunjuk untuk membantu
Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan pembayaran kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan
tertentu.
Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disingkat BUN adalah pejabat yang diberi tugas untuk melaksanakan fungsi
BUN.

Kuasa Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disebut Kuasa BUN adalah pejabat yang diangkat oleh BUN untuk
melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan APBN dalam wilayah kerja yang ditetapkan

4
Tugas dan Wewenang KPA, PPSPM, dan PPK
Kuasa Pengguna Anggaran PPSPM Pejabat Pembuat Komitmen
• menyusun DIPA; • menguji kebenaran SPP atau • menyusun rencana pelaksanaan Kegiatan
• menetapkan PPK dan PPSPM; dokumen lain yang dipersamakan dan rencana pencairan dana;
• menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia
• menetapkan panitia/pejabat yang dengan SPP beserta dokumen
Barang/Jasa;
terlibat dalam pelaksanaan pendukung; • membuat, menandatangani dan
kegiatan dan anggaran; • menolak dan mengembalikan SPP, melaksanakan perjanjian dengan
• menetapkan rencana pelaksanaan apabila tidak memenuhi Penyedia Barang/Jasa;
kegiatan dan rencana pencairan persyaratan untuk dibayarkan; • melaksanakan Kegiatan swakelola;
dana; • membebankan tagihan pada mata • memberitahukan kepada Kuasa BUN atas
perjanjian yang dilakukannya;
• melakukan tindakan yang anggaran yang telah disediakan;
• mengendalikan pelaksanaan perikatan;
mengakibatkan pengeluaran • menerbitkan SPM atau dokumen • menguji dan menandatangani surat bukti
anggaran Belanja Negara; lain yang dipersamakan dengan mengenai hak tagih kepada negara;
• melakukan pengujian tagihan dan SPM; • membuat dan menandatangani SPP atau
perintah pembayaran atas beban • menyimpan dan menjaga keutuhan dokumen lain yang dipersamakan dengan
anggaran negara; seluruh dokumen hak tagih; SPP;
• melaporkan pelaksanaan/penyelesaian
• memberikan supervisi, konsultasi, • melaporkan pelaksanaan pengujian
Kegiatan kepada KPA;
dan pengendalian pelaksanaan dan perintah pembayaran kepada • menyerahkan hasil pekerjaan
kegiatan dan anggaran; KPA; dan pelaksanaan Kegiatan kepada KPA
• mengawasi penatausahaan • melaksanakan tugas dan dengan Berita Acara Penyerahan;
dokumen dan transaksi yang wewenang lainnya yang berkaitan • menyimpan dan menjaga keutuhan
berkaitan dengan pelaksanaan dengan pelaksanaan pengujian dan seluruh dokumen pelaksanaan Kegiatan;
dan
kegiatan dan anggaran; dan perintah pembayaran.
• melaksanakan tugas dan wewenang
• menyusun laporan keuangan dan lainnya yang berkaitan dengan tindakan
kinerja sesuai dengan Peraturan yang mengakibatkan pengeluaran
Perundang-undangan. anggaran Belanja Negara.
5
Tugas dan Wewenang Bendahara
Bendahara Penerimaan Bendahara Pengeluaran Bendahara Pengeluaran
Pembantu
• menerima dan menyimpan uang • menerima dan menyimpan uang • menerima dan menyimpan UP;
Pendapatan Negara; persediaan; • melakukan pengujian dan
• melakukan pengujian tagihan yang akan
• menyetorkan uang Pendapatan pembayaran atas tagihan yang
dibayarkan melalui uang persediaan;
Negara ke rekening Kas Negara • melakukan pembayaran yang dananya dananya bersumber dari UP;
secara periodik sesuai ketentuan berasal dari uang persediaan • melakukan pembayaran yang
Peraturan Perundang-undangan; berdasarkan perintah KPA; dananya bersumber dari UP
• menatausahakan transaksi uang • menolak perintah pembayaran apabila berdasarkan perintah PPK;
Pendapatan Negara di lingkungan tagihan tidak memenuhi persyaratan • menolak perintah pembayaran
untuk dibayarkan;
Kementerian/Lembaga/ Satuan apabila tidak memenuhi
• melakukan pemotongan/pemungutan
Kerja; dari pembayaran yang dilakukannya atas persyaratan untuk dibayarkan;
• menyelenggarakan pembukuan kewajiban kepada Negara; • Melakukan pemotongan/
transaksi uang Pendapatan Negara; • menyetorkan pemotongan/pemungutan pemungutan dari pembayaran
• mengelola rekening tempat kewajiban kepada Negara ke Rekening yang dilakukannya atas kewajiban
penyimpanan uang Pendapatan Kas Umum Negara; kepada negara;
• menatausahakan transaksi uang
Negara; dan • menyetorkan pemotongan/
persediaan;
• menyampaikan laporan • menyelenggarakan pembukuan transaksi pemungutan kewajiban kepada
pertanggungjawaban bendahara uang persediaan; negara ke kas negara;
kepada Badan Pemeriksa Keuangan • mengelola rekening tempat • menatausahakan transaksi UP;
dan Kuasa BUN. penyimpanan uang persediaan; • menyelenggarakan pembukuan
• menyampaikan laporan transaksi UP; dan
pertanggungjawaban bendahara kepada
• mengelola rekening tempat
Badan Pemeriksa Keuangan dan Kuasa
BUN; dan penyimpanan UP.
• menjalankan tugas kebendaharaan
lainnya.
6
3. Alur Umum dan Kewenangan Pengeluaran
Anggaran Belanja Negara
MENTERI TEKNIS MENTERI KEUANGAN
Selaku Pengguna Anggaran Selaku BUN

BENDAHARA
PEMBUATAN
SPP KOMITMEN
PENGUJIAN SP2D
BANK

PENGUJIAN SPM
Pengujian:
•Substansial:
•Formal
Pengujian: PIHAK KE 3
•Wetmatigheid
•Rechtmatigheid
•Doelmatigheid

7
Alur Pembayaran Langsung
PPK membuat
SPP PPK membuat
SPP-LS SPM-LS 3 SPM
2
Uji & SP2D

Kontrak Uji & SP2D periksa


LS

4a
periksa LS
KPPN
PPK Konsep PPSPM
KPPN
menerbitkan
SPM 5 SP2D 4b
1 PPK
melakukan
serah
terima Dibukukan
pengadaan petugas SAI
barang/jasa SP2D
LS 6

Posting Bukukan
UAKPA BENDAHARA
Dibukukan
Bendahara

4C

BO I
Pihak ke 3
Alur Pembayaran dengan UP
PPK membuat PPSPM
SPP SPM-GUP 6 menerbitkan SPM
SPP-GUP 5
SP2D
GUP
SP2D
belanja Perintah GUP
7a
Uji & periksa KPPN
PPK KPPN
Uji &
PPK 2
Konsep PPSPM periksa
memerintahkan 8 menerbitkan
pembayaran SPM 7b
1 SP2D
4
PPK melakukan
serah terima
barang/jasa
SP2D 9
dengan pihak
ke-3 GUP Uji, periksa,
Posting dan bukukan
UAKPA 3
BENDAHARA
7C

BO I
Pihak ke 3
Alur Pembayaran Langsung melalui Bendahara
Atas dasar bukti- PPSPM
bukti, PPK
SPM-LS 2 menerbitkan SPM
SPP-LS 1 membuat SPP
Uji & SP2D
Kontrak Uji & SP2D LS
Perintah LS
periksa
Periksa 3a
KPPN
PPK KPPN menerbitkan SP2D
7 Konsep PPSPM
4
SPM 3b
6

Dibukukan
petugas SAI Dibukukan
SP2D
LS 5 Bendahara

Posting
UAKPA 8 BENDAHARA
Uji,periksa,
3c
Bendahara dan bukukan
membayar kepada
pihak ketiga

Pihak ke 3 BO I
4. Pengujian Atas Tagihan Terhadap APBN oleh Bendahara
Jenis-Jenis Pengujian
Pengujian secara Wetmatigheid
• Pengujian wetmatigheid dilakukan untuk mencari tahu terhadap jawaban atas pertanyaan, apakah tagihan atas
beban anggaran belanja negara itu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau tidak, dan
apakah dana yang digunakan untuk membayar tagihan atas beban anggaran belanja negara itu tersedia dalam
DIPA atau tidak

Pengujian secara Rechmatigheid


• Pengujian rechmatigheid dilakukan untuk mencari tahu terhadap jawaban atas pertanyaan, apakah para pihak
yang mengajukan tagihan atas beban anggaran belanja negara itu secara formal adalah sah. Untuk keperluan
pengujian rechmatigheid ini, maka kepada para pihak penagih diminta untuk menunjukkan adanya surat-surat
bukti, sehingga tagihan dapat dipertanggungjawabkan. Surat-surat bukti ini antara lain meliputi Surat Perintah
Kerja, Surat Perjanjian/Kontrak, Kuitansi, Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan dan lain sebagainya
Pengujian secara Doelmatigheid
• Pengujian Doelmatigheid dilakukan untuk mencari tahu terhadap jawaban atas pertanyaan, apakah
maksud/tujuan (output) dari suatu pekerjaan sebagai pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan itu sesuai dengan
sasaran/keluaran kegiatan dan indikator keluaran Sub Kegiatan yang tertuang dalam DIPA atau tidak. Sebagai
contoh, apabila ada pekerjaan pengadaan barang/jasa, maka hasil pengadaan berupa sejumlah (satuan)
barang/jasa memang nyata-nyata ada sesuai dengan spesifikasi yang diminta dalam SPK/Kontrak. Termasuk juga
pengujian adanya pemborosan atau tidak, sebagai contoh untuk perjalanan dinas yang tidak terlalu prioritas, dan
atau pembelian/penggantian ban kendaraan yang masih baru/layak digunakan.

11
Perbedaan Pengujian yang dilakukan PPK, PPSPM, dan Bendahara
Pengeluaran
PPK menguji PPSPM menguji: Bendahara Pengeluaran
1. Kelengkapan Dokumen Tagihan; 1. Kelengkapan Dokumen Pendukung SPP; Bendahara Pengeluaran memiliki tugas
2. Kebenaran Perhitungan Tagihan; 2. Kesesuaian Penanda Tangan SPP Dengan dan wewenang untuk melakukan
Spesimen Tanda Tangan PPK; pengujian tagihan yang akan dibayarkan
3. Kebenaran Data Pihak Yang Berhak 3. Kebenaran Pengisian Format SPP; melalui uang persediaan meliputi:
Menerima Pembayaran Atas Beban 4. Kesesuaian Kode BAS Pada SPP Dengan 1. Meneliti Kelengkapan Perintah
APBN; DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker; Pembayaran Yang Diterbitkan Oleh
4. Kesesuaian Spesifikasi Teknis Dan 5. Ketersediaan Pagu Sesuai BAS Pada SPP Dengan PPK;
Volume Barang/Jasa Sebagaimana Yang DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker; 2. Pemeriksaan Kebenaran Atas Hak
Tercantum Dalam 6. Kebenaran Formal Dokumen/Surat Keputusan Tagih, Meliputi:
Perjanjian/Kontrakdengan Barang/Jasa Yang Menjadi Persyaratan/Kelengkapan a. Pihak Yang Ditunjuk Untuk
Yang Diserahkan Oleh Penyedia Pembayaran Belanja Pegawai; Menerima Pembayaran;
5. Barang/Jasa; 7. Kebenaran Formal Dokumen/Surat Bukti Yang b. Nilai Tagihan Yang Harus
6. Kesesuaian Spesifikasi Teknis Dan Menjadi Persyaratan/Kelengkapan Sehubungan Dibayar;
Volume Barang/Jasa Sebagaimana Yang Dengan Pengadaan Barang/Jasa; c. Jadwal Waktu Pembayaran; Dan
Tercantum Pada Dokumen Serah Terima 8. Kebenaran Pihak Yang Berhak Menerima d. Menguji Ketersediaan Dana
Barang/Jasa Dengan Dokumen Pembayaran Pada SPP Sehubungan Dengan Yang Bersangkutan.
Perjanjian/Kontrak; Perjanjian/Kontrak/Surat Keputusan; 3. Pemeriksaan Kesesuaian Pencapaian
7. Kebenaran, Keabsahan Serta Akibat Yang 9. Kebenaran Perhitungan Tagihan Serta Keluaran Antara Spesifikasi Teknis
Timbul Dari Penggunaan Surat Bukti Kewajiban Di Bidang Perpajakan Dari Pihak Yang Yang Disebutkan Dalam Penerimaan
Mengenai Hak Tagih Kepada Negara; Mempunyai Hak Tagih; Barang/Jasa Dan Spesifikasi Teknis
Dan 10. Kepastian Telah Terpenuhinya Kewajiban Yang Disebutkan Dalam Dokumen
Pembayaran Kepada Negara Oleh Pihak Yang Perjanjian/Kontrak; Dan
8. Ketepatan Jangka Waktu Penyelesaian Mempunyai Hak Tagih Kepada Negara; Dan 4. Pemeriksaan Dan Pengujian
Pekerjaan Sebagaimana Yang Tercantum 11. Kesesuaian Prestasi Pekerjaan Dengan Ketepatan Penggunaan Kode Mata
Pada Dokumen Serah Terima Ketentuan Pembayaran Dalam Anggaran Pengeluaran (Akun 6
Barang/Jasa Dengan Dokumen Perjanjian/Kontrak. Digit).
Perjanjian/Kontrak.

12
Pengujian Bendahara Terhadap Belanja Non Pegawai
Belanja Barang & Jasa
• Keperluan kantor sehari-hari
• ATK
• Langganan daya & jasa
• Pekerjaan non fisik yg langsung menunjang tupoksi
Belanja Pemeliharaan
• Untuk mempertahankan asset tetap/asset lainnya yang sudah ada kedalam kondisi normal
Belanja Perjalanan Dinas
• Untuk membiayai perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan
Belanja Modal
• Pengeluaran untuk Perolehan Asset tetap yaitu: tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan ,irigasi
dan jaringan, fisik lainnya
• Pengeluaran yg setelah perolehan asset mengakibatkan bertambahnya :
• Masa Manfaat
• Kapasitas
• Kualitas & Volume
• Pengeluaran untuk Asset yg tidak ditujukan untuk dijual/ diserahkan kepada masyarakat
• Biaya pendukung dalam perolehan asset
• Pengeluaran untuk belanja perjalanan & jasa yg terkait dengan perolehan asset tetap / asset lainnya (konsultan
pengawas, konsultan perencana dll)

13
Pengujian terhadap Pembayaran Belanja Barang kepada Badan
Hukum/rekanan/Pihak Ketiga

Pengujian yang dilakukan terkait pembayaran belanja barang kepada badan


hukum/rekanan/pihak ketiga pada prinsipnya meliputi:

1. Mekanisme Pembayaran untuk memastikan apakah belanja tersebut dapat dibayar dengan
mekanisme Uang Persediaan

2. Kebenaran Pembebanan pada akun yang tepat

3. Kelengkapan dokumen-dokumen atau bukti perikatan/bukti pembelian. dengan dokumen yaitu:

• Surat Perintah Bayar (SPBy);


• Kuitansi/tanda bukti pembelian;
• SSP yang telah dilegalisir KPA/Pejabat yg ditunjuk

14
Pengujian Bendahara atas Surat Perintah Bayar (SPBy)

1. Pasal 51 PMK 190/2012: Bendahara Pengeluaran/BPP Melakukan Pembayaran Atas UP


Berdasarkan Surat Perintah Bayar (Spby) Yang Disetujui Dan Ditandatangani Oleh PPK Atas
Nama KPA;
2. Spby Dilampiri Dengan Bukti Pengeluaran:
a. Kuitansi/Bukti Pembelian Yang Telah Disahkan PPK Beserta Faktur Pajak Dan SSP; Dan
b. Nota/Bukti Penerimaan Barang/Jasa Atau Dokumen Pendukung Lainnya Yang Diperlukan Dan Telah
Disahkan Oleh PPK.

Berdasarkan SPBy, Bendahara Pengeluaran/BPP Wajib Melakukan Pengujian


Atas:
1. Kelengkapan Perintah Pembayaran Yang Diterbitkan Oleh PPK;
2. Kebenaran Atas Hak Tagih, Meliputi:
a. Pihak Yang Ditunjuk Untuk Menerima Pembayaran;
b. Nilai Tagihan Yang Harus Dibayar;
c. Jadwal Waktu Pembayaran; Dan
d. Ketersediaan Dana Yang Bersangkutan.
3. Kesesuaian Pencapaian Keluaran Antara Spesifikasi Teknis Yang Disebutkan Dalam
Penenmaan Barang/Jasa Dan Spesifikasi Teknis Yang Disebutkan Dalam Dokumen
Perjanjian/Kontrak; Dan
4. Ketepatan Penggunaan Kode Mata Anggaran Pengeluaran (Akun 6 Digit) .

15
Pengujian Bendahara atas Surat Perintah Bayar (SPBy)...lanjutan

1. Bendahara Pengeluaran/BPP melakukan pembayaran atas tagihan dalam SPBy


apabila telah memenuhi persyaratan pengujian.
2. Dalam hal pengujian perintah bayar tidak memenuhi persyaratan untuk
dibayarkan, Bendahara Pengeluaran/BPP harus menolak SPBy yang diajukan
kepadanya.

Pembayaran uang muka kerja


1. Dalam hal SPBy digunakan untuk pembayaran uang muka kerja, selain dilampiri dengan bukti
pengeluaran, SPBy dimaksud harus dilampiri:
a. rencana pelaksanaan kegiatan/pembayaran;
b. rencana kebutuhan dana; dan
c. batas waktu pertanggungjawaban penggunaan uang muka kerja,
dari penerima uang muka kerja.
2. Atas dasar rencana pelaksanaan kegiatan/ pembayaran dan rencana kebutuhan dana tersebut,
Bendahara Pengeluaran/BPP melakukan pengujian ketersediaan dananya.
3. Bendahara Pengeluaran/BPP dapat membayarkan uang muka kerja apabila pengujian memenuhi
persyaratan untuk dibayarkan.

16
Jenis-Jenis Tanda Bukti Perjanjian
(Pasal 55 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah)
Bukti pembelian
Dokumen terkait tanda bukti perjanjian berupa bukti pembelian baru diperkenalkan dalam PERPRES 54
tahun 2010. Sebelum PP ini berlaku dokumen bukti pembelian tidak dianggap sebagai bukti pengeluaran
yang sah. Berdasarkan Pasal 55 PERPRES 70 tahun 2012 yang dimaksud dengan bukti pembelian adalah:
Bukti pembelian digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang nilainya sampai dengan Rp10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah).

Kuitansi
Kuitansi adalah bukti perjanjian untuk Pengadaan Barang/Jasa yang nilainya sampai dengan
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Surat Perintah Kerja (SPK)


SPK adalah tanda bukti perjanjian yang digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai sampai dengan Rp200.000.000,00 ( Dua ratus juta rupiah) dan
untuk Jasa Konsultansi dengan nilai sampai dengan Rp50.000.000,00 (1ima puluh juta rupiah).

Surat perjanjian
Surat Perjanjian adalah tanda bukti perjanjian yang digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai diatas Rp200.000.000,00 (Dua ratus juta rupiah) dan untuk Jasa
Konsultansi dengan nilai diatas Rp50.000.000,00 (lima pu1uh juta rupiah).

17
Surat Perintah Kerja vs Surat Perjanjian Kontrak
• Pejabat yang memerintahkan mempunyai kewenangan.
• SPK ditandatangani oleh yang memberi perintah dan pihak yang
menerima perintah.
• Pokok/bidang, ruang lingkup dan spesifikasi teknis pekerjaan yang
Surat Perintah Kerja harus disepakati oleh kedua belah pihak.
memuat ketentuan: • Harga yang pasti serta syarat pembayaran.
• Jangka waktu penyelesaian pekerjaan
• Sanksi dalam hal yang menerima perintah tidak memenuhi kewajibannya
• Diberi materai tempel Rp.6.000.-

• Jaminan teknis hasil pekerjaan yang diserahkan.


• Penyelesaian perselisihan
• Hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian yang
bersangkutan;
Surat Perjanjian Kontrak • Penggunaan barang dan jasa produksi dalam negeri secara tegas dan
memuat ketentuan seperti
pada SPK ditambah dengan: terinci dalam lampiran kontrak.
• Rumusan mengenai penyesuaian harga kontrak (price adjusment).
• Ketentuan mengenai pemberian uang muka.

18
Pengujian Bendahara atas Pembayaran Belanja Barang Kepada PNS

Pengujian untuk Pembayaran Honor


• Ketersediaan dana dalam DIPA dan rincian dalam POK;
• Surat Keputusan yang terdapat pernyataan bahwa biaya yang timbul akibat penerbitan surat keputusan dimaksud
dibebankan pada DIPA;
• Daftar nominatif penerima honorarium yang memuat paling sedikit nama orang, besaran honorarium, dan nomor
rekening masing-masing penerima honorarium yang ditandatangani oleh KPA/PPK dan Bendahara Pengeluaran;
dan
• SSP PPh Pasal 21 yang ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran.
• Pembayaran honor untuk non PNS ditampung dalam Belanja Jasa Profesi (akun 522115) yaitu Belanja untuk
pembayaran jasa atas keahlian yang dimiliki dan diberikan kepada Pegawai PNS dan non PNS sebagai nara sumber,
pembicara,praktisi, pakar dalam kegiatan di luar Direktorat atau Eselon I pegawai yang bersangkutan untuk
kepentingan dinas.

Pembayaran Perjalanan Dinas


• Perjalanan dinas dapat dibayarkan melalui Uang Persediaan atau dengan LS (lewat rekening
Bendahara). Dalam melaksankan pengujian terkait perjalanan dinas maka Bendhara Pengeluaran
harus memastikan apakah dokumen-dokumen telah lengkap dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Perjalanan dinas diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 113/PMK.05/2012
(untuk melihat detil aturan disarankan membaca PMK tersebut)

19
4. Perkembangan Mekanisme Pembayaran
Mekanisme Pembayaran – Giral

1. Bendahara Pengeluaran melakukan pembayaran atas tagihan dalam SPBy


2. Pembayaran berdasarkan SPBy dapat berupa Cek atau Bilyet Giro

20
Mekanisme Pembayaran Baru – Internet Banking

Rekening
Bendahara
Pengeluara
n/ BPP
Rekam Approval
Penerima
SPBy Transaksi Transaksi
Pembayara
oleh PPK oleh oleh
n
BP/BPP KPA/PPK

1. Masuk ke internet banking memakai user dan 1. Masuk ke internet banking memakai user
password Maker. dan password Approver/Checker.
2. Merekam transaksi sesuai jenis pembayaran 2. Mengambil kode konfirmasi untuk
yang akan dilaksanakan. dimasukkan ke token.
3. Memberitahukan kepada KPA/PPK atas 3. Memperoleh kode otentifikasi dari token
untuk meng-approve transaksi
transaksi yang telah direkam untuk
4. Memasukkan kode otentifikasi ke internet
memperoleh persetujuan (approval).
banking.
5. Transaksi berhasil.

21
Mekanisme Pembayaran Baru – Kartu Debit

Rek. Bend.
Pengeluaran/
BPP

SPBy dan
ATM/EDC Penerima
SPPR oleh
KPA/PPK
oleh BP/BPP Pembayaran

1. Pada mekansme kartu debet diperlukan mekanisme tambahan yaitu SPPR


2. SPPR adalah Surat Perintah Pendebitan Rekening yang diterbitkan KPA/PPK
3. Berdasarkan SPBy dan SPPR maka bendahara melakukan pembayaran
menggunakan kartu debet (diterbitkan bank umum) pada ATM/EDC

22
TERIMA KASIH
PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN
Diklat Penyegaran (Refreshment) Bendahara dalam rangka Ujian Sertifikasi
Bendahara
Jakarta, …… Februari 2018
TUJUAN MATERI 1

Peserta memahami :
1. Model pencairan anggaran dalam rangka
pelaksanaan APBN
2. Dasar hukum pengelolaan uang
persediaan
3. Perhitungan Uang Persediaan dan
mekanisme pengajuannya
4. Pertanggungjawaban dan penatausahaan
Uang Persediaan
SISTEMATIKA MATERI 2

1 Definisi UP Aktivitas Pengelolaan UP pada


11 Bendahara

2 Ketentuan UP Mekanisme Pembayaran UP kepada


12 Pihak Ketiga
Mekanisme Pembayaran Panjar dengan
3 Dasar Pengelolaan UP 13 UP
Penatausahaan dan
4 Model Pencairan Anggaran 14 Pertanggungjawaban UP

5 Peruntukan UP 15 Tambahan UP

6 Besaran UP 16 Penggantian UP

7 Proses Penyusunan Kebutuhan UP 17 Penggantian UP Nihil

Kelengkapan SPP UP dan Pengajuan


8 SPM UP 18 Pengelolaan UP untuk Dana PNBP

9 Pengajuan UP di Atas Batas Ketentuan 19 Pengelolaan UP untuk Dana PHLN

10 Siklus Pengelolaan UP pada Bendahara


DEFINISI UP 3

“Uang Persediaan yang selanjutnya disebut UP adalah uang muka kerja


dalam jumlah tertentu yang diberikan kepada bendahara pengeluaran
untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari satker atau
membiayai pengeluaran yang menurut sifat dan tujuannya tidak
mungkin dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung”

-PMK Nomor 190/PMK.05/2012 Pasal 1 angka 17-


KETENTUAN UP 4
Dikelola oleh bendahara
Diberikan kepada
pengeluaran dan dapat
PA/KPA selaku pimpinan
didistribusikan ke beberapa
satker
BPP atau PUM
Diberikan untuk
membiayai kegiatan Dapat ditempatkan pada
operasional kantor rekening pengeluaran pada
sehari-hari bank
Bendahara Pengeluaran harus
Merupakan uang muka
melakukan pengujian terhadap
yang harus
setiap perintah bayar dari
dipertanggungjawabkan
PA/KPA

Bersifat revolving (dapat Sisa UP di akhir tahun


diganti/diisi kembali) anggaran harus di setor ke
jika telah digunakan Rekening KUN.
minimal 50%
DASAR PENGELOLAAN UP 5

UU Nomor 1 Tahun 2004, Pasal 21 ayat (2) s.d. ayat (5)


1. Untuk kelancaran tugas kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah kepada
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dapat diberikan uang persediaan yang dikelola
oleh Bendahara Pengeluaran
2. Bendahara Pengeluaran melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya setelah:
a. meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran,
b. menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam perintah pembayaran,
c. menguji ketersediaan dana yang bersangkutan.
3. Bendahara Pengeluaran wajib menolak perintah bayar dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran apabila persyaratan tersebut di atas tidak dipenuhi
4. Bendahara Pengeluaran bertanggung jawab secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakannya
MODEL PENCAIRAN ANGGARAN 86

Langsung (LS)

Rekening Kas Umum Negara Supplier

Uang Persediaan Uang Persediaan


(UP) (UP)

Bendahara
PERUNTUKAN UP 7

UP diberikan hanya untuk klasifikasi jenis belanja :


52 Belanja Barang

53 Belanja Modal

58 Belanja Lain-lain
UP untuk ketiga jenis belanja tersebut adalah yang tidak direncanakan dicairkan
dengan mekanisme LS

Penerbitan SPM-UP/TUP dibebankan pada kode kegiatan dan MAK transito


sebagai berikut :
• Dana RM : 0000.0000.825111
• Dana PHLN : 9999.9999.825112
• Dana PNBP : 0000.0000.825113
BESARAN UP 8

Rp 100.000.000
untuk pagu jenis belanja yang
bisa dibayarkan melalui UP
sampai dengan Rp
2.400.000.000

Rp 50.000.000
Rp 500.000.000
untuk pagu jenis belanja
yang bisa dibayarkan untuk pagu jenis belanja
melalui UP sampai yang bisa dibayarkan
dengan Rp melalui UP lebih dari
900.000.000 Rp 6.000.000.000

Rp 200.000.000
untuk pagu jenis belanja yang bisa
dibayarkan melalui UP di atas Rp
2.400.000.000 sampai dengan
Rp 6.000.000.000
PROSES PENYUSUNAN KEBUTUHAN UP 9
1 2
Kebutuhan
UP SPP UP

Bendahara Pengeluaran menyusun dan menyampaikan


kebutuhan UP kepada PPK
Bendahara PPK
Pengeluaran

PPK melakukan
pengujian atas
kebutuhan UP,
kemudian
menerbitkan dan
3
menyampaikan SPP
SPM UP
UP kepada PPSPM,
paling lambat 2 hari
sejak bendahara
PPSPM melakukan pengujian atas SPP UP yang menyampaikan
disampaikan PPK, kemudian menerbitkan SPM UP kebutuhan UP
PPSPM paling lambat 2 hari kerja sejak diterimanya SPP UP
KELENGKAPAN SPP-UP & PENGAJUAN
SPM UP
10

SPP dan SPM UP dilampiri dengan Daftar Rincian UP pada setiap Bendahara
Pengeluaran Pembantu (BPP) atau Pemegang Uang Muka (PUM):
1. Dilampiri hanya bagi Bendahara Pengeluaran yang memiliki BPP/PUM
2. Berisi rencana distribusi Uang Persediaan kepada para BPP/PUM
3. Digunakan untuk memudahkan pengawasan kepada para BPP/PUM

SPM UP dilampiri dengan Surat Pernyataan KPA yang menyatakan bahwa:


1. UP digunakan untuk membiayai operasional kantor, bukan untuk LS
2. Kesanggupan memotong UP (25%) jika 3 bulan sejak terbitnya SP2D UP tidak
mengajukan SPP GU
3. Kesanggupan memotong UP (50%) jika 1 bulan sejak terbitnya peringatan KPPN
tidak melakukan pemotongan UP

Sebelum menerbitkan SPM-UP harus dipastikan kebenaran terkait hal-hal berikut:


1. SK pengangkatan KPA, PPK, dan Bendahara Pengeluaran
2. Spesimen tanda tangan
3. Cap dinas satker
PENGAJUAN UP DI ATAS BATAS
KETENTUAN
11

KPA dapat mengajukan persetujuan UP melampaui besaran sebagaimana diatur


pada PMK Nomor 190/PMK.05/2012 kepada Kanwil DJPb
Berdasarkan permintaan dari KPA, Kanwil DJPb dapat menyetujui pemberian UP
melampaui besaran yang telah diatur dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Frekuensi penggantian UP tahun lalu yang rata-rata lebih dari 1 kali dalam 1
bulan selama 1 tahun;
2. Perhitungan kebutuhan penggunaan UP dalam 1 bulan melebihi besaran
maksimal UP yang dapat diberikan

Contoh:
Satker ABC dengan total pagu belanja operasional yang dibayarkan dengan UP pada DIPA Tahun
Anggaran 2018 sebesar Rp 10 Miliar, maka berdasarkan ketentuan Satker tersebut hanya dapat
mengajukan UP maksimal Rp 600 juta.
Jika dalam setahun pengajuan GU rata-rata per bulan hanya 1 kali, maka belanja operasional yang dapat
direalisasikan melalui mekanisme pembayaran UP hanya Rp 7,2 Miliar. Dan berdasarkan perhitungan
kebutuhan UP oleh Bendahara dalam 1 bulan lebih dari Rp 600 juta. Sehingga dengan pertimbangan
efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan, Satker ABC dapat mengajukan pemberian UP lebih
dari Rp 600 juta.
SIKLUS PENGELOLAAN UP PADA
BENDAHARA
12

Menerima

01

Menerima 05 02 Menyimpan

Menatausahakan 04 03 Membayarkan
AKTIVITAS PENGELOLAAN UP PADA
BENDAHARA
13

I. PENGELOLAAN REKENING BENDAHARA PENGELUARAN


1. Digunakan untuk mengelola UP yang diterima oleh satker dari KPPN.
2. Dibuka oleh KPA dengan persetujuan Kepala KPPN selaku Kuasa BUN.
3. Rekening ini digunakan oleh Bendahara Pengeluaran untuk menerima, menyimpan,
ataupun membayarkan UP yang dikelolanya.
4. Pembukaan rekening pelaksanaan APBN tanpa persetujuan Kuasa BUN merupakan
pelanggaran.
II. PENERIMAAN UP KE REKENING BENDAHARA PENGELUARAN
1. Diterima dari Rekening Kas Umum Negara (KPPN)
2. Diterima secara giral di Rekening Bendahara Pengeluaran
3. Tidak ada penerimaan UP secara tunai dari KPPN
4. Penerimaan UP bisa berasal dari SP2D UP ataupun SP2D GU isi.
AKTIVITAS PENGELOLAAN UP PADA
BENDAHARA
14

III. PENYIMPANAN UP
1. Di Rekening Bendahara Pengeluaran (dalam jumlah yang tidak terbatas)
2. Di brankas Bendahara Pengeluaran (maksimal Rp50 juta pada setiap akhir hari kerja)
3. Penyimpanan melebihi ketentuan merupakan kesalahan dan Bendahara Pengeluaran
bertanggung jawab jika hilang
IV. PEMBAYARAN DENGAN UP
1. Pembayaran didasarkan pada Surat Perintah Bayar (SPBy) yang diterbitkan PPK
2. Pembayaran kepada 1 penerima maksimal Rp50 juta (kecuali untuk honor dan
perjalanan dinas)
3. Pembayaran oleh Bendahara Pengeluaran:
a. Pembayaran pada pihak ketiga
b. Pembayaran uang muka (panjar/perskot)
4. Pembayaran dapat dilakukan dengan:
a. Tunai
b. Transfer dari rek Bend Pengeluaran ke rek penerima
MEKANISME PEMBAYARAN UP KEPADA
PIHAK KETIGA
15

PPK menyusun dan


SPBy & menyampaikan SPBy
PPK Dokumen beserta dokumen Bendahara
Pendukung pendukung kepada Pengeluaran
Bendahara

2
Jika tolak bayar maka Bendahara mengembalikan SPBy dan
dokumen pendukung kepada PPK

3b
3a
Tolak Bayar

Jika setuju bayar maka Bendahara melakukan pembayaran Setuju Bayar


kepada pihak ketiga
Pihak Ketiga Proses Uji

Bendahara melakukan pengujian atas SPBy


beserta dokumen pendukung
MEKANISME PEMBAYARAN PANJAR
DENGAN UP
16

PPK menyusun dan menyampaikan SPBy beserta dokumen


SPBy Panjar pendukung kepada Bendahara, berupa :
PPK & Dokumen 1. Rencana kegiatan Bendahara
Pendukung 2. Rincian kebutuhan dana
a.n. KPA 3. Batas waktu pertanggungjawaban Pengeluaran
4. SPTJM

2
Jika tolak bayar maka Bendahara mengembalikan SPBy dan
dokumen pendukung kepada PPK

3b
3a
Tolak Bayar
Jika setuju bayar maka Bendahara melakukan pembayaran Setuju Bayar
kepada pihak ketiga
Penerima Proses Uji
Panjar
Bendahara melakukan pengujian atas SPBy beserta
dokumen pendukung
PENATAUSAHAAN DAN
PERTANGGUNGJAWABAN UP
17

Penatausahaan UP
• Bendahara Pengeluaran wajib membukukan UP yang dikelolanya
• Pembukuan dilakukan berdasarkan Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-
3/PB/2014
• Buku yang digunakan adalah Buku Kas Umum (BKU) dan buku-buku pembantu
• Pembukuan dapat secara manual ataupun elektronik
• Pada pembukuan secara elektronik, BKU dan buku-buku pembantu harus dicetak
minimal sebulan sekali

Pertanggungjawaban UP
• Bendahara Pengeluaran menyusun Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) atas UP yang
dikelolanya
• Setiap bulan wajib dilakukan pemeriksaan fisik UP
• Pengajuan SPP GU merupakan bentuk pertanggungjawaban atas UP yang diterima
oleh satker
TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN 18

“Tambahan Uang Persediaan adalah uang muka yang diberikan kepada


Bendahara Pengeluaran untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam
1 (satu) bulan melebihi pagu UP yang telah ditetapkan”
-PMK Nomor 190/PMK.05/2012 Pasal 1 angka 19-

Ketentuan TUP

1. Permintaan TUP dapat diajukan meskipun penggunaan UP belum mencapai


50%.
2. TUP diberikan jika UP tidak mencukupi
3. Mendapatkan persetujuan dari Kepala KPPN
4. Diperuntukkan bagi pengeluaran yang mendesak (satu bulan sejak terbitnya
SP2D)
5. Sisa TUP harus disetor kembali ke Rekening Kas Negara.
MEKANISME PENGAJUAN TUP 19
1
Permintaan KPA mengajukan
TUP permintaan TUP kepada
KPPN

KPPN melakukan penilaian, dan jika telah 2


sesuai dengan ketentuan, KPPN akan
Persetujuan
KPA menerbitkan surat persetujuan TUP TUP

Berdasarkan persetujuan
TUP dari KPPN, KPA
memerintahkan PPK
untuk menyusun dan
mengajukan SPP TUP

3 4
SPP TUP SPM TUP

PPK menyusun dan PPSPM menguji SPP TUP yang


menyampaikan SPP TUP disampaikan oleh PPK, kemudian
PPK kepada PPSPM menyusun dan mengajukan SPM PPSPM
TUP ke KPPN
KELENGKAPAN PENGAJUAN TUP & PTUP 20

TUP Pertanggungjawaban TUP


1. Rincian penggunaan dana (ditandatangani 1. Pertanggungjawaban berupa SPP PTUP
oleh PPK a.n. KPA dan Bendahara (diterbitkan oleh PPK)
Pengeluaran) 2. SPP PTUP diterbitkan paling lambat 5 hari
2. Persetujuan TUP dari Kepala KPPN kerja sebelum batas akhir pertanggungjawaban
3. Surat Pernyataan KPA/PPK yang menyatakan TUP
bahwa: 3. SPP PTUP diterbitkan terpisah dengan SPP
a. TUP digunakan dan lainnya
dipertanggungjawabkan paling lama 1 4. SPP PTUP dilampiri:
(satu) bulan sejak terbit SP2D a. Daftar rincian penggunaan dana
b. Tidak digunakan untuk kegiatan yang b. Bukti-bukti pengeluaran
harus dilaksanakan dengan pembayaran LS c. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN
c. Jika terdapat sisa TUP, maka disetor d. SSBP (jika ada penyetoran sisa TUP)
kembali ke rek kas negara
d. Pencairan, pembayaran, penggunaan,
pertanggungjawaban dan pelaporan
menjadi tanggung jawab KPA sepenuhnya.
PENGGANTIAN UP 21
KETENTUAN UMUM
1. Diajukan dengan SPP-GUP (revolving)
2. SPP-GUP (revolving ) juga berfungsi sebagai SPJ
3. Penggunaan UP telah mencapai 50%
4. SPP-GUP (revolving) disampaikan sebelum 1 bulan sejak UP diterima.
5. Paling lambat 1 bulan sejak SP2D UP, satker harus mengajukan SPM GUP sebagai bentuk
pertanggungjawaban dan permintaan penggantian

DOKUMEN PERSYARATAN GUP OLEH PPK


1. Surat Permintaan Pembayaran
2. Daftar rincian permintaan pembayaran
3. Bukti-bukti pembayaran (kuitansi/bukti pembayaran lainnya)
4. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN (jika ada pemotongan/penyetoran pajak)

PENYELESAIAN GUP PADA PPSPM


1. Paling lambat 5 hari kerja setelah bukti pendukung lengkap
2. PPSPM menyampaikan SPM ke KPPN paling lambat 2 hari kerja sejak SPM diterbitkan
PENGGANTIAN UP NIHIL 22

KETENTUAN UMUM
1. Uang persediaan dan tambahan uang persediaan belum diakui sebagai belanja dalam
APBN
2. Untuk dapat diakui sebagai belanja, maka UP dan TUP tersebut harus diajukan SPP-
GUP-nya walaupun pengajuan SPP tersebut tidak diikuti dengan pencairan dana.
3. Dana UP harus diajukan SPP-GUP-nihilnya pada akhir tahun anggaran atau pada
saat habisnya pagu anggaran.
4. Dana TUP harus diajukan SPP-GUP-nihilnya paling lambat satu bulan sejak
terbitnya SP2D TUP berkenaan
5. Apabila SPP-GUP nihil tidak diajukan, maka Bendahara Pengeluaran dianggap masih
menyimpan dana UP/TUP.
6. Sehingga, dana UP/TUP tersebut harus disetor kembali ke Rek Kas Negara.
7. Dokumen/lampiran SPP-GUP nihil sama dengan SPP-GUP (revolving)
PENGELOLAAN UP - PNBP 23

DEFINISI
“PNBP adalah seluruh penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari
penerimaan perpajakan”
-UU Nomor 20 Tahun 1997 tentang PNBP-

JENIS PNBP
1. Penerimaan umum  PNBP yang pada umumnya terdapat pada semua kementerian dan
lembaga.
2. Penerimaan fungsional  PNBP yang diterima kementerian dan lembaga dalam rangka
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.

PENYETORAN PNBP
1. Penyetoran PNBP ke Rek. Kas Negara dilakukan secara terpusat.
Misal: Kantor Administrator Pelabuhan, Kemenhub atau Kantor Kementerian KLH
2. Penyetoran PNBP ke Rek. Kas Negara dilakukan sendiri oleh satker bersangkutan.
Misal: Kantor Pertanahan, BPN atau Kantor Kepolisian Negara RI
PENYUSUNAN SPP UP - PNBP 24
KETENTUAN UMUM
1. SPP UP dan TUP diajukan terpisah dari UP/TUP lainnya
2. UP diberikan 20% dari Realisasi PNBP, maks Rp 500 juta
3. Satker yang belum memiliki realisasi PNBP, UP yang dapat diberikan adalah 1/12 dari Pagu Dana
PNBP, maks. Rp 200 juta
4. Satker Pengguna yang setorannya dilakukan terpusat diatur secara khusus (pagunya sesuai dengan SE
Dirjen Perbendaharaan)
5. Satker Pengguna yang setorannya dilakukan masing-masing harus melampirkan SSBP yang telah
dikonfirmasikan ke KPPN
6. Proporsi Pengeluaran terhadap Pendapatan diatur berdasarkan SK Menkeu yang berlaku
7. Besarnya pencairan tidak boleh melampaui pagu DIPA
8. Pertanggungjawaban ke KPPN berupa SPM yang dilampiri dengan:
• Dokumen pendukung (UP dilampiri SP KPA, TUP dilampiri Surat Persetujuan Kepala KPPN,
LS dilampiri dengan SSP)
• Bukti setor PNBP (SSBP) yang telah dikonfirmasi KPPN
• Daftar Perhitungan Maksimal Pencairan MP = (PPP X JS) – JPS
MP : Maksimal Pencairan
PPP : Proporsi Pagu pengeluaran thd
RUMUS PERHITUNGAN Pendapatan (nilai besarannya
MAKSIMUM PENCAIRAN berdasar SK Menteri Keuangan)
JS : Jumlah Setoran
JPS : Jumlah Pencairan dana
Sebelumnya
PENGELOLAAN UP - PHLN 25
DEFINISI
1. Pinjaman Luar Negeri  Sumber pembiayaan negara dalam bentuk devisa, barang/jasa
yang diterima dari negara/badan/lembaga asing atau dari pasar internasional dan harus
dibayar kembali sesuai persyaratan yang disepakati.
2. Hibah Luar Negeri  Sumber penerimaan negara yang diperoleh dari luar negeri dalam
bentuk devisa atau devisa yang dirupiahkan, barang/jasa yang dapat dinilai dengan uang
dan tidak perlu dibayar kembali.

JENIS PHLN BERDASARKAN SUMBERNYA


1. PHLN dari Pemerintah Negara Asing
2. PHLN dari badan/lembaga keuangan internasional

JENIS PHLN BERDASARKAN SYARAT PENGEMBALIANNYA


1. Pinjaman lunak (soft loan)
2. Pinjaman kredit ekspor (export credit facilities)
3. Pinjaman komersial
PENGELOLAAN UP - PHLN 26
DAFTAR ISTILAH
1. Rupiah HLN: HLN yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan
2. Pendamping non-porsi (local cost): beban pemerintah untuk memenuhi kewajiban
sesuai NPHLN.
3. Eligible expenditure: pengeluaran yang disetujui pemberi PHLN
4. Ineligible expenditure: pengeluaran yang tidak disetujui pemberi PHLN.
5. Initial deposite: uang muka yang dapat ditarik setelah NPHLN ditandatangani
6. Initial deposite: uang muka yang dapat ditarik setelah NPHLN ditandatangani
7. Effektif date: tanggal mulai efektifnya NPPHLN dan penarikan PHLN.
8. Closing date: batas akhir penarikan PHLN dari Rekening Kas Negara
TATA CARA PENARIKAN PHLN 27

1. Pembukaan Letter of Credit (L/C)


Berdasarkan L/C dari BI, Letter of Comitment dari PPHLN, bank koresponden
melakukan pembayaran kepada pihak ketiga & selanjutnya mengajukan tagihan
ke PPHLN
2. Pembayaran Langsung (Direct Payment)
Melalui penarikan dana oleh KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah (KPH) dengan
mengajukan aplikasi ke PPHLN untuk membayar pada pihak ketiga
3. Rekening Khusus (Special Account)
Penarikan PHLN melalui fasilitas Reksus pada BI atau Bank Pemerintah lain yang
ditunjuk Menteri Keuangan. Dana reksus yang telah dipakai diisi kembali dengan
mengajukan aplikasi replenishment kepada PPHLN
4. Hibah Langsung dalam bentuk Barang/Jasa untuk melakukan kegiatan
TATA CARA PENARIKAN PHLN
28
(REKSUS)

PERSIAPAN
1. Pembukaan Reksus
2. Pengisian Initial Deposit
3. Penerbitan Perdirjen Petunjuk Pelaksanaan

PELAKSANAAN
1. Mekanisme pembayaran LS
2. Mekanisme pembayaran UP (berlaku
ketentuan UP sumber RM atau PHLN)

PERTANGGUNGJAWABAN
1. Replenishment
2. Financial Statement of Special Account (FISSA)
KELENGKAPAN UP, GUP, TUP - PHLN 29
DOKUMEN KELENGKAPAN SPP UP DANA PHLN
1. Surat Pernyataan KPA
2. Perhitungan Porsi Pendanaan
3. No Objection Letter (NOL) atau Approval (jika dipersyaratkan)

DEFINISI KELENGKAPAN SPP TUP DANA PHLN


1. Rincian RPD
2. Perhitungan Porsi Pendanaan
3. No Objection Letter (NOL) atau Approval (jika dipersyaratkan)
4. Surat Pernyataan TUP
5. Surat Persetujuan TUP dari Kepala KPPN
DEFINISI KELENGKAPAN SPP GUP DANA PHLN
1. Daftar Rincian Permintaan Pembayaran
2. Kuitansi/bukti pembayaran
3. Bukti pembayaran/kuitansi/SPK/kontrak (sesuai ketentuan PBJ)
4. Perhitungan Porsi Pendanaan
5. No Objection Letter (NOL) atau Approval (jika dipersyaratkan)
6. SSP yg telah dikonfirmasi KPPN (jika dikenakan pajak)
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN KEUANGAN R.I.
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Penatausahaan, Pembukuan dan


Penatausahaan,
Pertanggungjawaban Bendahara
serta Verifikasi LPJ Bendahara
(Berdasarkan PER
PER--3/PB/2014)

Februari 2018
Tujuan Pemberian Materi
Peserta memahami alur mekanisme
pembayaran

Peserta memahami konsep


pembukuan bendahara, jenis-jenis
buku, dokumen yang digunakan,
mekanisme pembukuan dan pelaporan
pertanggungjawaban bendahara

Peserta memahami pemeriksaaan


dan rekonsiliasi kas

1 2 3
1. Alur Mekanisme Pembayaran
Alur Pembayaran Tagihan Kepada Pihak Ketiga

3
1. Alur Mekanisme Pembayaran (lanjutan)
Penyelesaian Tagihan Melalui Mekanisme Pembayaran LS
Penyedia
No Uraian PPK PPSPM
Barang/Jasa
Mengajukan tagihan atas Kontrak/Bukti
1 penyelesaian Pekerjaan, disertai Pendukung
dengan bukti pendukung
PPK melakukan pengujian dan
2 penelitian materil dan formal Uji
tagihan.

Dalam hal tagihan memenuhi SPP/Bukti


3 Pendukung
syarat, PPK menerbitkan SPP

PPSPM melakukan pengujian SPP


4 Uji
dan bukti pendukung
Dalam hal SPP & bukti Pendukung
5 memenuhi syarat, PPSPM SPM
menerbitkan SPM
4
1. Alur Mekanisme Pembayaran (lanjutan)
Pembayaran Tagihan Melalui UP
Pihak Ketiga/ Penerima Bendahara
No Uraian PPK
Uang Muka Kerja Pengeluaran/ BPP

1 a. Pihak ketiga mengajukan tagihan


disertai bukti pendukung; atau
Tagihan Pihak
b. Penerima Uang Muka Kerja Ketiga /Uang
mengajukan permintaan Uang Muka Kerja
Muka Kerja disertai bukti
pendukung.
2 PPK menguji tagihan atas UP,apabila
memenuhi syarat maka diterbitkan Uji
Surat Perintah Bayar (SPBy);
3 SPBy beserta bukti pendukung SPBy & Bukti
disampaikan kepada Bendahara Pendukung
Pengeluaran/BPP;
3 Bendahara Pengeluaran/BPP
melakukan pengujian; Uji
4 Setelah memenuhi syarat SPBy dibayar
oleh Bendahara Bayar

5
1. Alur Mekanisme Pembayaran (lanjutan)
Mekanisme GUP
Bendahara
No Uraian PPSPM PPK Pengeluaran/
BPP
1 Bendahara Pengeluaran Bukti
menyampaikan bukti pengeluran Pengeluaran
kepada PPK
2 Atas dasar bukti pengeluaran
tersebut, PPK melakukan pengujian
apabila memenuhi syarat Uji
menerbitkan SPP-GUP.
3 SPP-GUP beserta bukti pendukung
SPP-GUP & Bukti
disampaikan kepada PPSPM Pendukung

3 PPSPM melakukan pengujian SPP-


GUP dan bukti pendukung Uji
4 Dalam hal SPP-GUP dan bukti
Pendukuing memenuhi syarat, SPM-GUP
PPSPM menerbitkan SPM-GUP

6
2. Konsep Pembukuan Bendahara
Bendahara melakukan pembukuan atas seluruh penerimaan dan
1 pengeluaran uang yang ada di satker berdasarkan tugasnya.

Pembukuan Bendahara dilakukan pada BKU, Buku Pembantu dan Buku


2 Pengawasan Anggaran dengan menggunakan aplikasi yang dibangun oleh
DJPBN (Kemenkeu).

3 Dalam hal tertentu, pembukuan bisa dilakukan dengan manual tangan atau komputer.

4 Pembukuan dilakukan terpisah untuk setiap DIPA.

5 Apabila Bendahara mengelola valas, pembukuan dilakukan terpisah


untuk setiap valas namun dituangkan dalam 1 LPJ Bendahara.

6 Dalam hal Bendahara mengelola valas, Bendahara membuat catatan


atas keadaan kurs transaksi penyetoran ke kas negara.

7
3. Pembukuan Bendahara Penerimaan
Mengingat karakteristik penerimaan yang ada di satker, penentuan
Buku Pembantu (selain BP Kas) adalah oleh masing-masing K/L
dengan prinsip:
a. Bisa membedakan status telah menjadi hak negara atau belum
b. Bisa membedakan siapa yang mengelola

Jenis Buku Pembantu bisa berdasarkan jenis penerimaan (PNBP


Umum atau Fungsional) bisa juga berdasarkan kegiatan (jaminan,
titipan, dll).

Dalam hal ditunjuk PPS, Bendahara membuat catatan sendiri.

8
3. Pembukuan Bendahara Penerimaan (lanjutan)
Dokumen Sumber Transaksi Penerimaan

DIPA

SSBP SBS
DOKUMEN
SUMBER

Bukti
Bukti
pengeluaran
penerimaan lain
lain

Diagram Pembukuan Bendahara Penerimaan


9
3. Pembukuan Bendahara Penerimaan (lanjutan)
Bendahara Penerimaan Pengelola PNBP

Dokumen BKU BP BP XX BP BP Was Pe’


Sumber/ Kas XXX XXXX MAP sah
an
Transaksi D K D K D K D K D K Tar Re
get al

DIPA/Target 90

SBS 30 30 30
SSBP (strn Bdh) 30 30 30
SSBP (strn WB) 10 10

10
3. Pembukuan Bendahara Penerimaan (lanjutan)
Bendahara Penerimaan Pengelola PNBP, Perpajakan & Dana Pihak Ketiga
Dokumen BKU BP BP BP BP Was Pe’
Sumber/ Kas PNBP DPK Pajak MAP sah
an
Transaksi D K D K D K D K D K Tar Re
get al
DIPA/Target 90 90 90
SBS 40 40 30 10 40
SSBP (strn Bdh) 30 30 30 30
SSP (strn Bdh) 10 10 10 10
SSBP (strn WB) 20 20
Bukti Pen.Int. 20 20 20
Bayar DPK 20 20 20
Alih PNBP 20 20 20 20 20
11
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran
Aktivitas Bendahara Pengeluaran

Penyaluran Dan
Pembayaran
Pertanggungjawaban
UP/TUP
BPP
02 04

01 03 05
Penerbitan SPM Pembayaran SPM LS Aktivitas
UP/TUP Bendahara Kas Lainnya

12
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran (lanjutan)
Dokumen Sumber Transaksi Pengeluaran

DIPA SPM/SP2D SPBy

SSBP/ SSP/
Kuitansi
setara SSBP setara SSP

Bukti Bukti
LPJ Bendahara penerimaan pengeluaran
internal internal
13
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran (lanjutan)
Diagram Pembukuan Bendahara Pengeluaran

Transaksi Transaksi Transaksi


Non Kas UP SPM-LS-Bdh

Transaksi Transaksi Transaksi


LPJ-BPP UM/Voucher Lain-lain

14
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran (lanjutan)
Bendahara Pengeluaran Transaksi Non Kas

Dokumen BKU BP BP UP BP-Ls BP Was Pe’


Sumber/ Kas Bdh Pajak MAK sah
an
Transaksi D K D K D K D K D K D K

DIPA 90

SPM-LS Phk3
15 15

15
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran (lanjutan)
Bendahara Pengeluaran Transaksi Atas UP
Dokumen BKU BP BP UP BP-Ls BP Was Pe’
Sumber/ Kas Bdh Pajak MAK sah
an
Transaksi D K D K D K D K D K D K

25 25 25
SPM-UP/TUP
Potongan 0 0 0
Kwitansi (bruto) 20 20 20 20
Faktur Pjk 2 2 2
SPM-GUP 20 20 20 20
Potongan 0 0 0
SSP 2 2 2
SSBP(setoran sisa UP) 5 5 5 16
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran (lanjutan)
Bendahara Pengeluaran Transaksi Atas SPM-LS Bendahara

Dokumen BKU BP BP UP BP-Ls BP Was Pe’


Sumber/ Kas Bdh Pajak MAK sah
an
Transaksi D K D K D K D K D K D K

SPM-Ls-Bdh 30 30 30 30
27 27
Potongan 3 3
Kwt/td terima 22 22 22
SSPB 5 5 5

17
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran (lanjutan)
Bendahara Pengeluaran Transaksi Atas LPJ BPP

Dokumen BKU BP BP BP UP BP-Ls BP Was Pe’


Sumber/ LPJ- Kas BPP Bdh Pajak MAK sah
BPP D K D K D K D K D K D K D K an
Bukti Penyaluran
dana Kpd BPP 30 30 30 30

Belanja atas UP 17 17 17 17
Pengmb sisa UP 3 3 3 3
Pemb. Ls-Bdh 6 6 6
Setoran sisa Ls- 4 4 4
Bdh
Pungutan Pajak 2 2 2
Setoran Pajak 2 2 2

18
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran (lanjutan)
Bendahara Pengeluaran Transaksi Lain-lain

Dokumen BKU BP BP UP BP-Ls BP Was Pe’


Sumber/ Kas Bdh Lain2 MAK sah
an
Transaksi D K D K D K D K D K D K

Penerimaan 3 3 3
Lain-Lain
Pengeluaran 3 3 3
SSBP

19
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran (lanjutan)
Diagram Pembukuan Bendahara Pengeluaran Pembantu

Penerimaan
Belanja atas
Dana dari Bdh
Dana UP
Pengeluaran

Pembayaran
atas Dana
SPM-LS-Bdh
20
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran (lanjutan)
Transaksi Penerimaan Dana BPP Dari Bendahara Pengeluaran

Dokumen BKU BP BP UP BP-Ls BP Was Pe’


Sumber/ Kas Bdh Pajak MAK sah
an
Transaksi D K D K D K D K D K D K

Td terima:
Dana UP 20 20 20 20
Dana Ls-Bdh 10 10 10

21
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran (lanjutan)
Belanja Atas Dana UP Pada BPP

Dokumen BKU BP BP UP BP-Ls BP Was Pe’


Sumber/ Kas Bdh Pajak MAK sah
an
Transaksi

D K D K D K D K D K D K

Kwitansi (bruto) 17 17 17 17
Faktur Pjk 2 2 2
SSP 2 2 2
Str ke Bdh 3 3 3 3 3
SPP-GUP 17 17 17

22
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran (lanjutan)
Pembayaran Dana SPM-LS Bendahara Pada BPP

Dokumen BKU BP BP UP BP-Ls BP Was Pe’


Sumber/ Kas Bdh Pajak MAK sah
an
Transaksi D K D K D K D K D K D K

Kwt/td terima 6 6 6
SSBP 4 4 4

23
5. Pemeriksaan Kas
Kenapa dilakukan pemeriksaan kas?

Pergantian Bendahara Rekonsiliasi Internal Sewaktu-waktu

Pemeriksaan Kas Pemeriksaan Kas


Bendahara Pengeluaran Bendahara Penerimaan

Hasil Pemeriksaan Kas Kepala Satker/pejabat yang


bertugas melakukan
dituangkan dalam BA KPA/PPK atas nama KPA pemungutan penerimaan negara
24
5. Pemeriksaan Kas (lanjutan)
Penatausahaan Kas Bendahara Penerimaan

Bendahara Penerimaan mengelola uang baik yang sudah


menjadi hak negara maupun yang belum menjadi hak negara.

Dalam hal ditunjuk Petugas Penerima Setoran, Bendahara Penerimaan


menatausahakan uang setelah petugas tersebut menyetorkan uang yang
diterimanya ke rekening kas negara atau kepada bendahara penerimaan.

Kepala Satker atau pejabat yang bertugas


melakukan pemungutan penerimaan negara
melakukan pengamanan atas uang tunai
yang ada di brankas Bendahara Penerimaan

25
5. Pemeriksaan Kas (lanjutan)
Penatausahaan Kas Bendahara Pengeluaran/BPP
KPA/PPK atas nama KPA memastikan
bahwa UP/TUP yang ada di brankas
pada akhir jam kerja adalah maksimal
Rp 50 juta.

Dalam hal lebih dari Rp 50 juta di akhir


jam kerja, harus dibuat Berita Acara
yang ditandatangani KPA/PPK atas
nama KPA dan Bendahara
Pengeluaran/BPP

KPA/PPK atas nama KPA melakukan


pengamanan atas uang yang ada di
brankas Bendahara Pengeluaran.

26
6. Rekonsiliasi Internal
Pelaksanaan Rekonsiliasi
Rekonsiliasi internal antara pembukuan Bendahara dengan UAKPA dilakukan minimal 1 kali di
akhir bulan bersamaan dengan pemeriksaan kas dan dituangkan dalam Berita Acara.

Rekonsiliasi dilakukan oleh:


Kepala Satker/pejabat yang KPA/PPK atas nama KPA untuk
bertugas melakukan pemungutan Bendahara Pengeluaran
penerimaan negara untuk
Bendahara Penerimaan

Tujuan Rekonsiliasi
Bendahara Pengeluaran:
Meneliti kesesuaian Saldo UP/TUP dengan saldo selain UP/TUP

Bendahara Penerimaan:
Meneliti kesesuaian jumlah setoran
penerimaan negara ke kas negara
dengan saldo penerimaan negara
yang belum disetor ke kas negara
27
7. Penyusunan LPJ Bendahara
Penyusunan LPJ Bendahara

LPJ Bendahara disusun berdasarkan BKU, Buku


LPJ Bendahara disusun secara bulanan
Pembantu dan Buku Pengawasan Anggaran yang
atas uang yang dikelolanya baik rupiah LPJ BPP disampaikan ke Bendahara
telah direkonsiliasi dan ditandatangani oleh
maupun valas ke KPPN paling lambat Pengeluaran
Bendahara dan pejabat yang melakukan
tanggal 10 bulan berikutnya.
pemeriksaan kas dan rekonsiliasi

Format LPJ Bendahara


LPJ Bendahara Penerimaan dan LPJ Bendahara Pengeluaran disusun dalam format yang ditetapkan dan
disampaikan ke KPPN dengan dilampiri:

Daftar Rincian Saldo Rekening

Rekening Koran

BA Pemeriksaan Kas

Konfirmasi penerimaan negara

28
7. Penyusunan LPJ Bendahara (lanjutan)
Alur LPJ Bendahara
Rekonsiliasi
Sekjen K/L LKK/L LKPP
4
2a
1 2b 3
Verifikasi
Satker KPPN Kanwil KanPus DJPBN

2c Sistem Laporan Bendahara Instansi (SILABI)

BPK

Keterangan singkat:
1. Satker menyampaikan LPJ ke KPPN untuk dilakukan verifikasi dan rekonsiliasi
2. Setelah dinyatakan cocok oleh KPPN, satker menyampaikan LPJ kepada unit eselon I K/L dan BPK. KPPN
melaporkan kepada Kanwil DJPb.
3. Kanwil DJPb melaporkan LPJ dalam lingkup kerjanya dan melaporkan kepada Kantor Pusat DJPb.
4. LPJ yang diterima oleh K/L merupakan salah satu dokumen dalam penyusunan Laporan Keuangan.
5. LPJ yang diterima oleh Kantor Pusat DJPb menyusun Laporan Keuangan Tingkat Pusat .
6. Kantor Pusat DJPb dan K/L melakukan rekonsiliasi Laporan Keuangan K/L dan LKPP.

29
8. Verifikasi LPJ Bendahara
Verifikasi LPJ Bendahara Bendahara Penerimaan
Menguji kesesuaian saldo
Meneliti izin rekening
awal
Bendahara.
01 02 Menguji kesesuaian saldo
Meneliti kepatuhan 07 rekening bank
Bendahara dalam
penyetoran PNBP dan Pajak 06 03 Menguji kesesuaian jumlah
(bila ada) uang di brankas
Menguji kesesuaian 05 04 Menguji kebenaran
penyetoran ke kas negara perhitungan

Verifikasi LPJ Bendahara Bendahara Penerimaan


Menguji kesesuaian 01 - Menguji kesesuaian saldo
saldo UP/TUP - 08 01 awal
Menguji kesesuaian penyetoran ke
08 02
02 - Menguji kesesuaian saldo
kas negara - 07 rekening bank
Meneliti kepatuhan Bendahara 07 03 03 - Menguji kesesuaian jumlah
dalam penyetoran Pajak dan PNBP
uang di brankas
(bila ada) - 06
Meneliti izin rekening 06 04 04 - Menguji kebenaran
Bendahara - 05 05 perhitungan
30
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN KEUANGAN R.I.
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEWAJIBAN PERPAJAKAN
BENDAHARA PEMERINTAH
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA Diklat Penyegaran (Refreshment) Bendahara
BENDAHARA

“ Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk


menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan,
dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja
negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD pada


kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah

Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk


menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan,
dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja
negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD pada


kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah

Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk


untuk
orang yang ditunjuk untuk membantu Bendahara,
Pengeluaran untuk melaksanakan pembayaran kepada yang
berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan tertentu
KEWAJIBAN PEMOTONGAN/
PEMUNGUTAN PAJAK
Setiap PA/KPA dan/atau Bendahara yang melakukan pembayaran atas
beban APBN ditetapkan sebagai wajib pungut pajak sesuai dengan
APBN ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 47 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Bendahara pengeluaran sebagai wajib pungut Pajak Penghasilan


(PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan

APBD
potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening Kas Negara
pada bank pemerintah atau bank lain yang ditetapkan Menteri Keuangan
sebagai bank persepsi atau pos giro dalam jangka waktu sesuai
ketentuan perundang-undangan.
Pasal 64 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
BELUM MEMILIKI Segera daftarkan Bendahara

NPWP? Satker/Instansi anda pada Kantor


Pelayanan Pajak Pratama terdekat

Jangan lupa melakukan update data, SUDAH MEMILIKI


terutama bila terjadi perubahan pegawai
yang menjabat sebagai bendahara! NPWP
Kewajiban Bendahara terkait Pajak

DAFTAR/UPDATE DATA

POTONG/PUNGUT
Pasal 47 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
SETOR KE KAS NEGARA
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

LAPOR SPT MASA


JENIS PAJAK YANG
DIPOTONG/DIPUNGUT
Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan kepada orang pribadi
PPh Pasal 21 sehubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa, dan kegiatan

Pemungutan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan dengan


PPh Pasal 22 pembelian barang

Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan berupa hadiah, bunga, deviden,


PPh Pasal 23
sewa, royalti, dan jasa-jasa lainnya selain Objek PPh Pasal 21

Pemotongan atas penghasilan yang dibayarkan sehubungan jasa tertentu


PPh Pasal 4(2) dan sumber tertentu (jasa konstruksi, sewa tanah/bangunan, pengalihan
hak atas tanah/bangunan, hadiah undian, dan lainnya)

Pemungutan atas pajak konsumsi yang dibayar sendiri sehubungan


PPN penyerahan Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak

Pembayaran atas pemanfaatan dokumen-dokumen tertentu (kuitansi,


Bea Meterai kontrak)
21
PAJAK PENGHASILAN

PASAL
OBJEK Penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang diterima oleh Pegawai,
seperti gaji dan tunjangan

Penghasilan tidak tetap dan tidak teratur yang diterima oleh Pegawai, Bukan
Pegawai, dan Peserta Kegiatan, seperti: honor kegiatan, honor narasumber, dan
sebagainya

Tarif Pasal 17 UU PPh x Dasar


TARIF Pengenaan PPh
(untuk PPh tidak bersifat final)

Tarif Final x Jumlah Bruto


(untuk PPh bersifat final)
21
PAJAK PENGHASILAN

PASAL
LAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK TARIF

Sampai dengan Rp50.000.000


5%
Di atas Rp50.000.000 sampai dengan Rp250.000.000
15%
Di atas Rp250.000.000 sampai dengan Rp500.000.000
25%
Di atas Rp500.000.000
30%
TARIF PASAL 17 UU PAJAK PENGHASILAN
Penghitungan PPh Pasal 21

Pegawai tetap Penerima pensiun


Gaji, Tunjangan, Premi Asuransi
Uang Pensiun Berkala
Dibayar Pemberi Kerja
Dikurangi dengan Dikurangi dengan
1. Biaya jabatan, 5% dari pengh.
Bruto maks. Rp6.000.000 per Biaya Pensiun, 5% dari pengh.
tahun atau Rp500.000 per bulan Bruto maks. Rp2.400.000 per
2. Iuran pensiun, THT/JHT yang tahun atau Rp200.000 perbulan
dibayar sendiri

Penghasilan Neto (setahun/disetahunkan)


Dikurangi PTKP

Penghasilan Kena Pajak

Dikenakan Tarif Pasal 17


21
PAJAK PENGHASILAN

PASAL
STATUS PTKP PTKP TAHUNAN PTKP BULANAN
TK/0 54.000.000 4.500.000
TK/1 58.500.000 4.875.000
TK/2 63.000.000 5.250.000
TK/3 67.500.000 5.625.000
K/0 58.500.000 4.875.000
K/1 63.000.000 5.250.000
K/2 67.500.000 5.625.000
K/3 72.000.000 6.000.000

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)


21
PAJAK PENGHASILAN

PASAL
OBJEK Penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang diterima oleh Pegawai, seperti
gaji dan tunjangan

Penghasilan tidak tetap dan tidak teratur yang diterima oleh Pegawai, Bukan
Pegawai, dan Peserta Kegiatan, seperti: honor kegiatan, honor narasumber, dan
sebagainya

Tarif Pasal 17 UU PPh x Dasar


TARIF
Pengenaan PPh (untuk PPh tidak bersifat final)

Tarif Final x Jumlah Bruto


(untuk PPh bersifat final)
PPh Pasal 21:
Pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas
Upah/Uang Saku Harian, Mingguan, Dibayarkan Bulanan Atau Jumlah
Satuan, Borongan Upah Kumulatif satu bulan
melebihi Rp 10.200.000
Upah/Uang Saku Harian

Dikali 12
≤ 450.000 > 450.000 Dikurangi PTKP Setahun

Tidak Dipotong Dikurangi 450.000 Penghasilan Kena Pajak

Dipotong 5% Dikenakan Tarif Ps 17

PPh Ps 21 Setahun
Upah kumulatif > Rp4,5 jt s.d. Rp10,2 jt sebulan
Dibagi 12
Upah sehari dikurangi PTKP sehari
PPh Pasal 21 Sebulan
Tarif PPh 21 = 5%
PPh Pasal 21:
Bukan Pegawai

Berkesinambungan Tidak
Berkesinambungan
Ex Pasal 13 ayat (1) berkesinambungan

(50 % x Ph Bruto)
Dikurangi (50 % x Ph Bruto)
(50 % x Ph Bruto)
PTKP sebulan,
Dihitung secara Dihitung secara
kumulatif kumulatif

Dalam hal Dokter Yang Praktik di RS/Klinik Jumlah Penghasilan Bruto adalah
Sebesar Jasa Dokter Yang Dibayarkan Pasien melalui RS/Klinik sebelum
Dipotong Biaya-Biaya atau Bagi Hasil RS/Klinik
PPh Pasal 21:
Lainnya

Dewan Komisaris/ Peserta program


Pengawas non Mantan Pegawai Pensiun yang masih
Pegawai tetap Berstatus pegawai

jasa produksi, tantiem,


honorarium atau gratifikasi, bonus atau
imbalan yang bersifat penarikan dana
imbalan lain yang pensiun
tidak teratur bersifat tidak teratur

Tarif Pasal 17 atas Penghasilan Bruto


PPh Pasal 21:
Peserta Kegiatan

Tarif Pasal 17
UU PPh

Penghasilan Bruto

Penghasilan Bruto merupakan pembayaran yang bersifat utuh


dan tidak dipecah
TETAP Ph NETO - PTKP

PEGAWAI BULANAN Ph BRUTO - PTKP


TIDAK TETAP
Ph BRUTO – 450 RIBU
HARIAN
Ph BRUTO(>4,5jt s.d.10,2jt)
- PTKP Harian

Ph BRUTO(>10,2jt) – PTKP

PENSIUNAN BERKALA Ph NETO - PTKP

((50% X Ph Bruto) - PTKP bulanan)


BERKESINAMBUNGAN Kumulatif

BUKAN PEGAWAI BERKESINAMBUNGAN ex Psl 13 (1) (50% X Ph Bruto) Kumulatif

TIDAK BERKESINAMBUNGAN 50 % x Ph Bruto

KOMISARIS, MANTAN PEGAWAI,


PENARIKAN DAPEN O/ PEGAWAI Ph Bruto Kumulatif

PESERTA KEGIATAN
Ph Bruto
21
PAJAK PENGHASILAN

PASAL
PENERIMA PENGHASILAN TARIF
FINAL

PNS Golongan I dan II,


Anggota TNI/POLRI Golongan Pangkat Tamtama dan 0%
Bintara, dan Pensiunannya
PNS Golongan III,
Anggota TNI/POLRI Golongan Pangkat Perwira Pertama, 5%
dan Pensiunannya
Pejabat Negara, PNS Golongan IV,
Anggota TNI/POLRI Golongan Pangkat Perwira Menengah 15%
dan Perwira Tinggi, dan Pensiunannya

TARIF FINAL PENGHASILAN ATAS HONORARIUM YANG BERSUMBER DARI APBN/APBD


22
PAJAK PENGHASILAN

PASAL
OBJEK pembelian barang, seperti: komputer, mebel, mobil dinas, ATK, dan barang
lainnya oleh Pemerintah kepada Wajib Pajak rekanan penjual barang

TARIF 1,5% x Harga Beli (tidak termasuk PPN)


KECUALI pembelian barang dengan nilai pembelian paling banyak Rp2.000.000,00 (dua
juta rupiah) dengan tidak dipecah-pecah dalam beberapa faktur

pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air minum/PDAM dan benda-
benda pos

pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana


Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
23
PAJAK PENGHASILAN

PASAL
penghasilan yang dibayarkan kepada pihak lain/rekanan berupa sewa dan
OBJEK penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta (selain
tanah/bangunan), seperti sewa kendaraan atau sewa sound system

penghasilan yang dibayarkan kepada pihak lain/rekanan berupa imbalan


sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultan, dan jasa
lain (seperti: jasa perbaikan, jasa kebersihan, jasa katering, dan sebagainya)

TARIF 2% x Jumlah Bruto (tidak termasuk PPN)


PAJAK PENGHASILAN

PASAL 4(2)
sewa tanah dan/atau bangunan berupa tanah, rumah, rumah susun, apartemen,
OBJEK kondominium, gedung perkantoran, pertokoan, gedung pertemuan termasuk
bagiannya, rumah kantor, toko, rumah toko, gudang, bangunan industri

TARIF 10% x Jumlah Bruto (Nilai Persewaan)

PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN


PAJAK PENGHASILAN

PASAL 4(2)
penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan meliputi
OBJEK penjualan, tukar-menukar, perjanjian pemindahan hak, pelepasan hak, penyerahan
hak, lelang, hibah, waris, atau cara lain yang disepakati

perjanjian pengikatan jual beli atas tanah dan/atau bangunan beserta


perubahannya

TARIF 2,5% x Jumlah Bruto (Nilai Pengalihan)


0% atas pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum

PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN


PAJAK PENGHASILAN

PASAL 4(2)
OBJEK penghasilan dari pelaksanaan konstruksi (kontraktor)

TARIF 2% x Nilai Kontrak (tidak termasuk PPN)


Rekanan memiliki kualifikasi usaha kecil

3% x Nilai Kontrak (tidak termasuk PPN)


Rekanan memiliki kualifikasi usaha menengah/besar

4% x Nilai Kontrak (tidak termasuk PPN)


Rekanan tidak memiliki kualifikasi usaha

JASA PELAKSANA KONSTRUKSI


PAJAK PENGHASILAN

PASAL 4(2)
OBJEK penghasilan dari perencanaan/pengawasan konstruksi (konsultan)

TARIF 4% x Nilai Kontrak (tidak termasuk PPN)


Rekanan memiliki kualifikasi usaha

6% x Nilai Kontrak (tidak termasuk PPN)


Rekanan tidak memiliki kualifikasi usaha

JASA PERENCANA/PENGAWAS KONSTRUKSI


PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PPN
OBJEK penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak oleh rekanan (Pengusaha
Kena Pajak)

TARIF 10% x Dasar Pengenaan Pajak


KECUALI pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah)
dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah

pembayaran untuk pembebasan tanah, kecuali pembayaran atas penyerahan


tanah oleh real estate atau industrial estate

pembayaran atas penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas PPN
tidak dipungut dan/atau dibebaskan dari pengenaan PPN

pembayaran atas penyerahan BBM dan Bukan BBM oleh Pertamina, rekening
telepon, jasa angkutan udara oleh perusahaan penerbangan
BEA METERAI
BM
Surat perjanjian dan surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan
OBJEK sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang
bersifat perdata (seperti kontrak atau surat pernyataan)

Surat yang memuat jumlah uang, seperti kuitansi, billing statement, dan lain-lain

TARIF Rp6.000,00

Rp3.000,00
khusus surat yg memuat jumlah uang lebih dari Rp250.000,00 s.d. Rp1.000.000,00
Alur Pemikiran Pemotongan/Pemungutan

Belanja dari
APBN/APBD

Ada PPh dan PPN

setor ke kas
negara

Laporkan ke KPP
PENYETORAN PAJAK KE KAS NEGARA
3 LANGKAH
PENYETORAN PAJAK

1. Mengisi Surat Setoran Pajak (SSP)

2. Membuat kode Billing berdasarkan data SSP

3. Menyetorkan pajak ke bank persepsi/pos persepsi


KODE AKUN PAJAK –
KODE JENIS SETORAN
KETERANGAN

411121 - 100 Pemotongan PPh Pasal 21 Non Final

Pemotongan PPh Pasal 21 Final atas honorarium/imbalan lain


411121 - 402
yg diterima Pejabat Negara, PNS, TNI/POLRI, dan pensiunannya

Pemungutan PPh Pasal 22 oleh Bendaharawan APBN*


411122 - 910
(SSP atas nama Rekanan dan ditandatangani oleh Bendahara)

Pemungutan PPh Pasal 22 oleh Bendaharawan APBD*


411122 - 920
(SSP atas nama Rekanan dan ditandatangani oleh Bendahara)

Pemungutan PPh Pasal 22 oleh Bendaharawan Dana Desa*


411122 - 930
(SSP atas nama Rekanan dan ditandatangani oleh Bendahara)
KODE AKUN PAJAK –
KODE JENIS SETORAN
KETERANGAN

411124 - 100 Pemotongan PPh Pasal 23 atas sewa

411124 - 104 Pemotongan PPh Pasal 23 atas jasa

Pemotongan PPh Final Pasal 4(2) atas pengalihan hak atas


411128 - 402
tanah / bangunan

Pemotongan PPh Final Pasal 4(2) atas sewa tanah /


411128 - 403
bangunan

411128 - 409 Pemotongan PPh Final Pasal 4(2) atas jasa konstruksi
KODE AKUN PAJAK –
KODE JENIS SETORAN
KETERANGAN

Pemungutan PPN oleh Bendaharawan APBN*


411211 - 910
(SSP atas nama Rekanan dan ditandatangani oleh Bendahara)

Pemungutan PPN oleh Bendaharawan APBD*


411211 - 920
(SSP atas nama Rekanan dan ditandatangani oleh Bendahara)

Pemungutan PPN oleh Bendaharawan Dana Desa*


411211 - 930
(SSP atas nama Rekanan dan ditandatangani oleh Bendahara)

*) Mengacu pada jabatan bendaharawan pada tingkat administrasi pemerintahan, dan


TIDAK didasarkan pada sumber dana pengelolaan keuangan
DIREKTORAT JENDERAL
PAJAK (DJP)
NON-DJP & INTERNET

• billing-djp pada KPP / • sse.pajak.go.id


• sse2.pajak.go.id
KP2KP • sse3.pajak.go.id
• Petugas Bank/Pos Persepsi
• billing-batch DJP untuk (Customer Service/Teller) tertentu
• SMS ID Billing Telkomsel (*141*500#)
pembuatan kode billing • Internet Banking (bank tertentu)
massal • Application Service Provider

SALURAN PEMBUATAN
KODE BILLING
Pastikan kode Bayar
MAU SETOR BILLING
BILLING PAJAK?
telah dibuat (setor pajak)
KAS NEGARA
PEMBAYARAN BILLING PAJAK DILAKUKAN KE REKENING
DENGAN ATM, INTERNET BANKING, EDC, MOBILE
BANKING, ATAU PADA LOKET BANK/POS PERSEPSI
PEMUNGUTAN
PEMOTONGAN
PPh Pasal 21, 23, 4(2) PPh Pasal 22 dan PPN
• SSP lembar ke-1 • SSP lembar ke-1
Arsip Bendahara Arsip Rekanan
• SSP lembar ke-2 • SSP lembar ke-2
Arsip KPPN Arsip KPPN
• SSP lembar ke-3 • SSP lembar ke-3
Dilaporkan ke KPP oleh Bendahara Dilaporkan ke KPP oleh Rekanan
• SSP lembar ke-4 • SSP lembar ke-4
Arsip Bank/Pos Persepsi Arsip Bank/Pos Persepsi
• Bukti Potong untuk penerima • SSP lembar ke-5
penghasilan/pegawai/rekanan Arsip Bendahara

SSP DAN BUKTI POTONG


dikenakan sanksi
administrasi

dihitung dari tanggal jatuh


tempo pembayaran s.d. tanggal
pembayaran.
1. Mengisi kolom identitas dengan lengkap dan benar

Mengisi masa pajak sesuai dengan bulan pemotongan/


2.
pemungutan pajak dilakukan

Mengisi jumlah dasar pengenaan pajak dan pajak yang


3.
telah dipotong/dipungut

Melampirkan SSP lembar ke-3 bukti pajak telah disetorkan


4.
ke kas negara
Menandatangani SPT Masa secara lengkap dengan nama
5.
jelas, jabatan, dan cap instansi/kantor

POIN PENTING
PENGISIAN SPT MASA
dikenai sanksi
administrasi

• berupa sebesar:
Rp 500.000,-  untuk SPT Masa PPN
Rp 100.000,-  untuk SPT Masa lainnya
Rp1.000.000,- untuk SPT Tahunan PPh WP Badan
Rp100.000,-  untuk SPT Tahunan PPh WP OP
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN KEUANGAN R.I.
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

REVIU MATERI UJIAN


SERTIFIKASI BENDAHARA

Februari 2018
Tujuan Pemberian Materi
Peserta memahami pokok-pokok materi/substansi
kebendaharaan secara menyeluruh mulai dari
regulasi, proses bisnis, sampai dengan teknis
penggunaan teknologi serta aplikasi yang
digunakan.

Peserta memahami kompetensi dan


materi/substansi kebendaharaan melalui
simulasi, diskusi, pertanyaan, dan praktik
operasional.

Peserta lebih mempersiapkan diri


untuk mengikuti ujian sertifikasi
bendahara baik ujian berbasis internet
maupun ujian berbasis komputer yang

1 2 3
terintegrasi dengan refreshment.
Materi yang Direviu dan Dibahas
Jenis-Jenis Belanja dan
Pejabat Perbendaharaan (termasuk
Bendahara Pengeluaran Pembantu) 1 9 Kode Akun

Penetapan Pejabat Jenis-jenis Pajak dan


Perbendaharaan 2 10 dendanya

Dokumen sumber
Pengarsipan 3 11 transaksi

Sikap perilaku 4 12 Mekanisme Pengembalian


Belanja

Perjalanan Dinas 5 13 Pembukuan Bendahara

Microsoft Office 6 14 Rekonsiliasi Internal

Aplikasi SILABI 7 15 LPJ Bendahara

Uang Persediaan 8 16 Pengenalan Lembaga


Pengadaan Secara Elektronik
1. Pejabat Perbendaharaan Negara

PENGGUNA ANGGARAN
MENTERI/PIMP.LEMBAGA
(1)

KUASA PA
KEPALA SATKER
(2)

PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN PENGUJI SPP BENDAHARA


PEMBUAT KOMITMEN PENANDATANGAN SPM PENGELUARAN
(3) (4) (5)

 (2) tidak boleh merangkap (5)


 (3), (4), (5) tidak boleh saling merangkap
Dalam hal jumlah pegawai tidak mencukupi maka :
 (2) Dapat merangkap (3) atau (4)
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 PMK Nomor 190/PMK.05/2012

3
2. Penetapan Pejabat Perbendaharaan
Menunjuk kepala Satker yang berstatus Pegawai
Negeri Sipil untuk melaksanakan kegiatan
Kementerian Negara/Lembaga sebagai KPA
Penunjukan Kepala Satker sebagai KPA
bersifat ex-officio
Menteri/Pimpinan
Lembaga selaku PA Menetapkan Pejabat
Perbendaharaan
Negara lainnya, yaitu
PPK dan PPSPM

Pelimpahan wewenang PA kepada KPA


Menetapkan
PPK

Menetapkan
PPSPM

Setiap terjadi pergantian jabatan kepala Satker, setelah serah terima jabatan pejabat
kepala Satker yang baru langsung menjabat sebagai KPA.

4
2. Penetapan Pejabat Perbendaharaan (lanjutan)
Penetapan PPK dan PPSPM

KPA menyampaikan surat keputusan penetapan PPK


dan/atau PPSPM, spesimen tanda tangan PPSPM Kepala
dan cap/stempel Satker kepada Kepala KPPN selaku KPPN
Kuasa BUN

Dalam hal PPK atau PPSPM dipindahtugaskan/pensiun/ diberhentikan dari


jabatannya/berhalangan sementara, KPA menetapkan PPK atau PPSPM
pengganti dengan surat keputusan dan berlaku sejak serah terima jabatan.

PPK dan PPSPM yang penunjukannya berakhir bertanggungjawab untuk


menyelesaikan seluruh administrasi keuangan.

Penetapan PPK dan PPSPM tidak terikat periode tahun anggaran, dalam hal
tidak terdapat penggantian PPK dan/atau PPSPM, maka pada awal tahun
anggaran, KPA menyampaikan pemberitahuan kepada Kepala KPPN.

5
2. Penetapan Pejabat Perbendaharaan (lanjutan)
Penetapan Bendahara Pengeluaran

Menteri/ Penetapan Bendahara


Pimpinan Pengeluaran Bertanggung jawab
secara fungsional kepada
Lembaga Menteri Keuangan
selaku PA
konsekuensi dari tugas bendahara
dalam pengelolaan Uang Persediaan
Pelimpahan wewenang
kepada Kepala Satker  Penetapan Bendahara Pengeluaran tidak terikat tahun
anggaran; dan
 Dalam hal tidak terdapat pergantian Bendahara
Pengeluaran, penetapan Bendahara Pengeluaran tahun
anggaran yang lalu masih tetap berlaku.
 Dalam hal Bendahara Pengeluaran dipindahtugaskan/
pensiun/diberhentikan dari jabatannya/berhalangan
Menyampaikan Surat Penetapan Bendahara sementara, Menteri/Pimpinan Lembaga atau kepala Satker
Pengeluaran kepada PPSPM, PPK, dan Kepala KPPN menetapkan pejabat pengganti sebagai Bendahara
Pengeluaran; dan
 Bendahara Pengeluaran yang dipindahtugaskan/
pensiun/diberhentikan dari jabatannya/berhalangan
Kepala sementara bertanggungjawab untuk menyelesaikan
KPPN seluruh administrasi keuangan.
6
3. Pengarsipan
Definisi Arsip
Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan dengan arsip.

Arsip

Rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media yang dibuat dan diterima oleh lembaga
negara, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi kemasyarakatan, organisasi politik, dan
perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Jenis Arsip (menurut fungsinya)


Arsip Dinamis
arsip yang
digunakan
secara langsung Arsip Aktif Arsip Statis
dalam kegiatan
pencipta arsip arsip yang frekuensi arsip yang dihasilkan oleh
Surat Perjanjian dan disimpan penggunaannya tinggi pencipta arsip karena memiliki
Kerja Sama selama jangka dan/atau terus nilai guna kesejarahan, telah habis
waktu tertentu menerus retensinya, dan berketerangan
Arsip Inaktif dipermanenkan yang telah
diverifikasi baik secara langsung
arsip yang frekuensi maupun tidak langsung oleh Arsip
penggunaannya telah Nasional Republik Indonesia7
menurun dan/atau lembaga kearsipan
4. Sikap Perilaku
Seorang bendahara diharuskan memiliki kompetensi komunikasi yang
efektif.
Implementasi komunikasi efektif dalam pekerjaan:

Menghadapi pemeriksaaan keuangan


Dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat pemeriksa baik internal maupun
eksternal (BPK), Bendahara dituntut untuk dapat bersikap bekerja sama atau
kooperatif, misalnya dalam hal pemeriksa meminta atau meminjam dokumen-
dokumen transaksi dan pertanggungjawaban keuangan yang menjadi tugas
bendahara.

Intonasi bicara
Dalam operasionalisasi tugasnya, bendahara berhubungan atau berinteraksi dengan
pihak-pihak yang dilayani pembayarannya, seperti KPA, PPK, PPSPM, penerima
pembayaran, pegawai, non pegawai, dan pemeriksa. Dalam interaksi tersebut,
bendahara dituntut untuk selalu berkomunikasi lisan secara efektif dan suara yang
jelas sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman dan dampak negatif lainnya.

8
5. Perjalanan dinas
Belanja Perjalanan Dinas
merupakan salah satu belanja barang yang transaksinya cukup
kompleks dan frekuensi pembukuannya tinggi

Tipe Belanja Perjalanan Dinas


1. perjalanan dinas biasa;
2. perjalanan dinas paket meeting; dan
3. perjalanan dinas pindah.
Dalam hal ditemukan bukti-bukti/kuitansi yang
tidak sesuai dengan ketentuan, misalnya
Unsur-unsur Dalam Belanja Perjalanan Dinas: kuitansi pembelian oleh-oleh atau kuitansi
makan makan, maka bukti-bukti tersebut tidak
Uang transportasi dari kedudukan sampai tujuan dapat dilakukan pembayaran, karena konsep
pemberian uang harian telah mencakup
Uang harian seluruh kebutuhan pelaksanaan tugas dinas
termasuk dalam hal digunakan untuk membeli
oleh-oleh atau makan pada masa penugasan
Uang penginapan tersebut.

Tambahan uang representasi khusus pejabat pada level tertentu

9
6. Microsoft Office
perangkat lunak paket aplikasi perkantoran buatan Microsoft
dan dirancang untuk dijalankan di bawah sistem operasi
Microsoft Windows dan Mac OS X.

Fitur Microsoft Office


Microsoft Office Microsoft Office Excel atau Excel Microsoft PowerPoint atau
Word atau adalah sebuah program aplikasi Microsoft Office PowerPoint
Word adalah lembar kerja spreadsheet atau PowerPoint adalah
perangkat lunak (memerlukan pengolahan atas sebuah program komputer
pengolah kata kolom dan baris yang berisi text, untuk presentasi
angka, formula, dan lain-lain)

Konsep Microsoft Office


WYSWYG (what you pengguna cukup menunjuk ikon tertentu untuk melaksanakan suatu
see is what you get) fungsi, dalam istilah kita apa yang anda lihat itu yang anda dapat

Contoh: Jika kita akan menyimpan dokumen yang telah dibuat, maka telah disediakan tombol dengan ikon
gambar floppy disk/disket dan pengguna cukup meng-klik nya saja.

10
7. Aplikasi SILABI
Menu Aplikasi SILABI

PPK PPSPM SAIBA SILABI


Menu utility pada aplikasi SILABI meliputi:
1. Menu backup
2. Cetak LPJ Bendahara
3. Cetak Berita Acara

Menu rekam pada aplikasi SILABI

Menu posting data pada aplikasi SILABI:


• Proses pemindahan bukti-bukti transaksi ke dalam pembukuan dan pelaporan.
• Dalam hal tidak dilakukan proses ini, maka bukti transaksi yang telah direkam belum akan terbukukan
atau belum terlaporkan, begitu juga dalam hal terjadi perubahan bukti transaksi yang telah direkam
namun masih salah dan dilakukan perekaman kembali.

Menu laporan dalam aplikasi SILABI


Cetak Buku meliputi antara lain Buku Kas Umum, Buku Bank, dan Buku Pajak

Aplikasi SILABI merupakan salah satu modul yang menjadi bagian dari Sistem Aplikasi Satker.
11
7. Aplikasi SILABI
Ilustrasi backup data
Melalui Modul Admin Melalui Modul Bendahara

412446000_03-03-2015.BLPJ
03-03-2015SPM.BAC 12
8. Uang Persediaan
Konsep Pembayaran
Pembayaran Langsung Pembayaran dengan UP
 Jenis Pembayaran yang Utama  Untuk membiayai keperluan sehari-
(prinsip) hari perkantoran
 Langsung ke rekening yg LS UP  Pembayaran tidak boleh melebihi Rp
berhak/rekanan/pihak ketiga 50 juta kepada satu rekanan kecuali
 Untuk keperluan tertentu (gaji dsb) honorarium dan Perjadin.
melalui Bendahara Pengeluaran  Tetap memperhatikan ketentuan
perpajakan.

Definisi UP
Uang persediaan adalah Uang Muka Kerja yang diberikan kepada
bendahara pengeluaran, bersifat daur ulang (revolving) untuk
membiayai kegiatan operasional sehari-hari perkantoran yang
tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.
• Penggantian UP dapat dilakukan setelah UP digunakan
sekurang-kurangnya 50% dari UP yang diterima
• Sisa UP setelah pengajuan SPM GU Nihil pada akhir tahun
anggaran harus disetor ke rekening Kas Negara dengan batas
waktu yang ditentukan
• Dalam hal Penggunaan UP belum mencapai 50% sedangkan satker memerlukan pendanaan melebihi sisa dana yang tersedia dapat
dimintakan Tambahan Uang Persediaan (TUP)

Klasifikasi Belanja yang dapat menggunakan UP


5211 5212 5221 5231 5241 5811
Belanja Barang Operasional Belanja Barang Non Operasional Belanja Jasa Belanja Pemeliharaan Belanja Perjalanan Belanja Lain-lain

Dapat diberikan pengecualian oleh Dirjen PBN atau Kanwil Ditjen PBN
13
Penyelesaian Tagihan Melalui Mekanisme Pembayaran LS
Penyedia
No Uraian PPK PPSPM
Barang/Jasa
Mengajukan tagihan atas Kontrak/Bukti
1 penyelesaian Pekerjaan, disertai Pendukung
dengan bukti pendukung
PPK melakukan pengujian dan
2 penelitian materil dan formal Uji
tagihan.

Dalam hal tagihan memenuhi SPP/Bukti


3 Pendukung
syarat, PPK menerbitkan SPP

PPSPM melakukan pengujian SPP


4 Uji
dan bukti pendukung
Dalam hal SPP & bukti Pendukung
5 memenuhi syarat, PPSPM SPM
menerbitkan SPM
14
Pembayaran Tagihan Melalui UP
Pihak Ketiga/ Penerima Bendahara
No Uraian PPK
Uang Muka Kerja Pengeluaran/ BPP

1 a. Pihak ketiga mengajukan tagihan


disertai bukti pendukung; atau
Tagihan Pihak
b. Penerima Uang Muka Kerja Ketiga /Uang
mengajukan permintaan Uang Muka Kerja
Muka Kerja disertai bukti
pendukung.
2 PPK menguji tagihan atas UP,apabila
memenuhi syarat maka diterbitkan Uji
Surat Perintah Bayar (SPBy);
3 SPBy beserta bukti pendukung SPBy & Bukti
disampaikan kepada Bendahara Pendukung
Pengeluaran/BPP;
3 Bendahara Pengeluaran/BPP
melakukan pengujian; Uji
4 Setelah memenuhi syarat SPBy dibayar
oleh Bendahara Bayar

15
Mekanisme GUP
Bendahara
No Uraian PPSPM PPK Pengeluaran/
BPP
1 Bendahara Pengeluaran Bukti
menyampaikan bukti pengeluran Pengeluaran
kepada PPK
2 Atas dasar bukti pengeluaran
tersebut, PPK melakukan pengujian
apabila memenuhi syarat Uji
menerbitkan SPP-GUP.
3 SPP-GUP beserta bukti pendukung
SPP-GUP & Bukti
disampaikan kepada PPSPM Pendukung

3 PPSPM melakukan pengujian SPP-


GUP dan bukti pendukung Uji
4 Dalam hal SPP-GUP dan bukti
Pendukuing memenuhi syarat, SPM-GUP
PPSPM menerbitkan SPM-GUP

16
Daftar Rincian Permintaan Pembayaran (DRPP)
a. DRPP dibuat per JENIS BELANJA, KEGIATAN
dan OUTPUT (1 DRPP, 1 KEGIATAN, 1 SPP GUP
OUTPUT, 1 LOKASI) JENIS DRPP SPP GUP NIHIL
b. Bisa terdiri dari lebih dari 1 (satu) kuitansi
c. Bisa terdiri dari lebih dari 1 (satu) akun SPP PTUP
d. 1 DRPP untuk 1 SPP

Alur DRPP
Modul Bendahara Modul PPK Modul PSPM KPPN

RUH Kuitansi
SPP SPM SP2D
RUH Transaksi

RUH DRPP

ADK
Cetak
17
Format DRPP

18
9. Jenis Belanja dan Akun
Belanja Pegawai (51)
Kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau barang, yang harus
dibayarkan kepada pegawai pemerintah (di dalam negeri dan di luar negeri) sebagai
imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan selama periode akuntansi, kecuali
pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
Pembayaran kepada pekerja yang dipekerjakan sendiri, dan pekerja lain yang bukan
karyawan pemerintah tidak termasuk dalam kelompok belanja pegawai tetapi dalam
kelompok belanja barang dan jasa.

Contoh Akun 5111


Belanja
5111
Belanja Tunjangan
5122
Belanja
5111
Belanja
Belanja Pegawai Gaji Pokok yg Melekat Gaji Uang Lembur Uang Makan

Belanja Barang (52)


Pembelian barang dan jasa yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun tidak
dipasarkan, Barang dan Jasa yang digunakan untuk riset dan pengembangan, pelatihan staf, riset pasar termasuk yaitu:
ATK dan Biaya Biaya
operasional Pemeliharaan Perjalanan
kantor lainnya

521 522 523


Contoh Akun Belanja Barang Belanja Jasa Belanja Pemeliharaan

Belanja Barang
524 525 526
Belanja Perjalanan Belanja BLU Belanja Barang untuk diserahkan kpd masyarakat/Pemda
19
9. Jenis Belanja dan Akun (lanjutan)
Belanja Modal (53) (Lampiran II PP 71 dan PMK 91/PMK.06/2007)
Belanja Modal adalah Pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya
yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Aset Lainnya diantaranya
Aset Tetap adalah Aset Berwujud yang aset tak berwujud, tagihan
mempunyai masa manfaat lebih dari 12 penjualan angsuran yang
bulan untuk digunakan, atau jatuh tempo lebih dari 12
dimaksudkan untuk digunakan dalam bulan, dan aset kerjasama
kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan dengan pihak ketiga
oleh masyarakat umum. (kemitraan).

Contoh Akun 531


Belanja
533
Belanja Gedung
532
Belanja Peralatan
534
Belanja Jalan,
536
Belanja Fisik
Belanja Modal Tanah dan Bangunan dan Mesin Irigasi, dan Jaringan Lainnya

Belanja Bantuan Sosial (57)


Transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat
guna melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial.
Bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada anggota
masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk
didalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang
pendidikan dan keagamaan

571 572 573


Contoh Akun Belanja Belanja Bansos Belanja Bansos utk Belanja Bansos utk
utk Rehabilitasi Sosial Jaminan Sosial Pemberdayaan Sosial
Belanja
Bantuan Sosial 574 575 576
Belanja Bansos utk Belanja Bansos utk Belanja Bansos utk
Perlindungan Sosial Penanggulangan kemiskinan Penanggulangan Bencana
20
10. Jenis-Jenis Pajak dan Denda

Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan kepada orang pribadi


PPh Pasal 21
sehubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa, dan kegiatan

PPh Pasal 22 Pemungutan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan dengan


pembelian barang

PPh Pasal 23 Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan berupa hadiah, bunga, deviden,
sewa, royalti, dan jasa-jasa lainnya selain Objek PPh Pasal 21

Pemotongan atas penghasilan yang dibayarkan sehubungan jasa tertentu


PPh Pasal 4(2) dan sumber tertentu (jasa konstruksi, sewa tanah/bangunan, pengalihan
hak atas tanah/bangunan, hadiah undian, dan lainnya)

Pemungutan atas pajak konsumsi yang dibayar sendiri sehubungan


PPN
penyerahan Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak

Pembayaran atas pemanfaatan dokumen-dokumen tertentu (kuitansi,


Bea Meterai kontrak)

21
10. Jenis-Jenis Pajak dan Denda (lanjutan)
3 Langkah Penyetoran Pajak

Step 1 Step 2 Step 3


Menginput pajak pada Surat Membuat kode Billing pada Menyetorkan pajak ke bank
Setoran Elektronik (SSE) SSE persepsi/ pos persepsi

Kode Akun Pajak dan Kode Jenis Setoran


411121 - 100 411121 - 402 411128 - 409
Pemotongan PPh Pasal 21 Non Final Pemotongan PPh Pasal 21 Final atas Pemotongan PPh Final Pasal 4(2) atas jasa
honorarium/imbalan lain yg diterima Pejabat konstruksi
411124 - 100 Negara, PNS, TNI/POLRI, dan pensiunannya
Pemotongan PPh Pasal 23 massa 411211 - 910
411122 - 910 Pemungutan PPN oleh Bendaharawan
Pemungutan PPh Pasal 22 oleh Bendaharawan APBN* (SSE atas nama Rekanan yang
411124 - 104 APBN* (SSE atas nama Rekanan yang dibuat dibuat oleh Bendahara)
Pemotongan PPh Pasal 23 atas sewa oleh Bendahara)
411211 - 920
411122 - 920 Pemungutan PPN oleh Bendaharawan
411128 - 402
Pemungutan PPh Pasal 22 oleh Bendaharawan APBD* (SSE atas nama Rekanan yang
Pemotongan PPh Final Pasal 4(2) atas
APBD* (SSE atas nama Rekanan yang dibuat dibuat oleh Bendahara)
pengalihan hak atas tanah / bangunan
oleh Bendahara)
411211 - 930
411128 - 403 411122 - 930
Pemungutan PPN oleh Bendaharawan
Pemotongan PPh Final Pasal 4(2) atas sewa Pemungutan PPh Pasal 22 oleh Bendaharawan
Dana Desa* (SSE atas nama Rekanan yang
tanah / bangunan Dana Desa*(SSe atas nama Rekanan yang
dibuat oleh Bendahara)
dibuat oleh Bendahara)

22
10. Jenis-Jenis Pajak dan Denda (lanjutan)
Sanksi Terlambat Setor (Pasal 9 ayat (2a) UU KUP)

dikenai sanksi
administrasi dihitung dari tanggal jatuh
tempo pembayaran s.d.
tanggal pembayaran.

Sanksi Tidak atau Terlambat Melapor (Menurut Pasal 7 UU KUP)


berupa sebesar:
Rp 500.000,-  untuk SPT Masa PPN
dikenai sanksi Rp 100.000,-  untuk SPT Masa
administrasi lainnya
Rp1.000.000,-  untuk SPT Tahunan
PPh WP Badan
Rp100.000,-  untuk SPT Tahunan
PPh WP OP

23
11. Dokumen Sumber Transaksi
Dokumen Sumber Transaksi Pengeluaran

DIPA SPM/SP2D SPBy

Kuitansi/Bukti SSBP/
SSP
pengeluaran SSPB

LPJ Bendahara

24
11. Dokumen Sumber Transaksi (lanjutan)
Dokumen Sumber Transaksi Penerimaan

DIPA

DOKUMEN
SSBP SUMBER SSPB

Bukti
penerimaan
lain
25
12. Mekanisme Pengembalian UP/TUP
Tahun Anggaran Berjalan
Mekanisme Dokumen
Sisa UP/TUP melalui Aplikasi SIMPONI dengan mengakses
https://simponi.kemenkeu.go.id melalui menu Billing dan
mengisi semua data yang diperlukan

Akun Batas Waktu


Sisa UP disetor ke Kas Negara pada Akhir Tahun
815111 815113
Anggaran dan diatur dalam Perdirjen tentang langkah
Sisa UP yang berasal dari Sisa UP yang berasal dari
angkah akhir tahun anggaran
Rupiah Murni PNBP
Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor
815511 815513 ke Kas Negara paling lambat 2 (dua) hari kerja
Sisa TUP yang berasal Sisa TUP yang berasal setelah batas waktu masa pertanggungjawaban
dari Rupiah Murni dari PNBP TUP.
26
12. Mekanisme Pengembalian UP/TUP
Tahun Anggaran Sebelumnya
Mekanisme Dokumen
Sisa UP/TUP melalui Aplikasi
SIMPONI dengan mengakses
https://simponi.kemenkeu.go.id
melalui menu Billing dan
mengisi semua data yang
diperlukan

Akun

815114 815514
Sisa UP Tahun Anggaran yang Lalu Sisa TUP Tahun Anggaran yang Lalu

27
13. Pembukuan Bendahara
Dalam hal Bendahara
mengelola valas,
Dalam hal tertentu, Bendahara membuat
pembukuan bisa catatan atas keadaan
dilakukan dengan Pembukuan dilakukan kurs transaksi
manual tangan atau terpisah untuk setiap penyetoran ke kas
komputer. DIPA. negara.

Bendahara melakukan Apabila Bendahara Aktivitas bendahara


pembukuan atas mengelola valas, pengeluaran meliputi
seluruh penerimaan pembukuan dilakukan penerbitan SPM
dan pengeluaran uang terpisah untuk setiap UP/TUP, pembayaran
yang ada di satker valas namun UP/TUP, pembayaran
berdasarkan tugasnya. dituangkan dalam 1 LPJ SPM LS Bendahara,
Pembukuan Bendahara Bendahara. penyaluran dan
dilakukan pada BKU, pertanggungjawaban
Buku Pembantu dan BPP, dan aktivitas kas
Buku Pengawasan lainnya.
Anggaran dengan
menggunakan aplikasi
yang dibangun oleh
DJPBN (Kemenkeu).

28
14. Rekonsiliasi Internal
Pemeriksaan Kas
Pemeriksaan Kas dilakukan dalam hal:
• Terjadi pergantian Bendahara
• Dilakukan rekonsiliasi internal
• Sewaktu-waktu
Hasil Pemeriksaan Kas dituangkan dalam BA

Pemeriksaan Kas dilakukan oleh:


• KPA/PPK atas nama KPA untuk Bendahara Pengeluaran/BPP
• Kepala Satker/pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan negara untuk Bendahara Penerimaan

Penatausahaan Kas Bendahara Pengeluaran/BPP


KPA/PPK atas nama KPA memastikan bahwa UP/TUP yang ada di brankas pada akhir jam kerja
1 adalah maksimal Rp 50 juta.

Dalam hal lebih dari Rp 50 juta di akhir jam kerja, harus dibuat Berita Acara yang ditandatangani
2 KPA/PPK atas nama KPA dan Bendahara Pengeluaran/BPP.

KPA/PPK atas nama KPA melakukan pengamanan atas uang yang ada di brankas Bendahara
3 Pengeluaran.

29
14. Rekonsiliasi Internal (lanjutan)
Pelaksanaan Rekonsiliasi
Rekonsiliasi internal antara pembukuan Bendahara dengan UAKPA dilakukan minimal 1 kali di
akhir bulan bersamaan dengan pemeriksaan kas dan dituangkan dalam Berita Acara.

Rekonsiliasi dilakukan oleh:


Kepala Satker/pejabat yang bertugas KPA/PPK atas nama KPA untuk
melakukan pemungutan penerimaan Bendahara Pengeluaran
negara untuk Bendahara
Penerimaan

Tujuan Rekonsiliasi
Bendahara Pengeluaran:
Saldo UP/TUP dan saldo selain UP/TUP

Bendahara Penerimaan:
Jumlah setoran penerimaan negara
ke kas negara & saldo penerimaan
negara yang belum disetor ke kas
negara
30
15. LPJ Bendahara
Penyusunan LPJ Bendahara

LPJ Bendahara disusun secara LPJ Bendahara disusun berdasarkan LPJ BPP disampaikan ke
bulanan atas uang yang BKU, Buku Pembantu dan Buku Bendahara Pengeluaran
dikelolanya baik rupiah Pengawasan Anggaran yang telah
maupun valas ke KPPN paling direkonsiliasi dan ditandatangani
lambat tanggal 10 bulan oleh Bendahara dan pejabat yang
berikutnya. melakukan pemeriksaan kas dan
rekonsiliasi

Format LPJ Bendahara


LPJ Bend. Penerimaan dan LPJ Bend. Pengeluaran disusun dalam format yang ditetapkan & disampaikan
ke KPPN dilampiri:

Daftar Rincian Saldo Rekening

Rekening Koran

BA Pemeriksaan Kas

Konfirmasi penerimaan negara

31
15. LPJ Bendahara (lanjutan)
Alur LPJ Bendahara
Rekonsiliasi
Sekjen K/L LKK/L LKPP
4
2a
1 2b 3

Verifikasi
Satker KPPN Kanwil KanPus DJPBN

Sistem Laporan Bendahara Instansi (SILABI)


2c

BPK

Keterangan singkat:
1. Satker menyampaikan LPJ ke KPPN untuk dilakukan verifikasi dan rekonsiliasi
2. Setelah diverifikasi oleh KPPN dan benar, satker menyampaikan LPJ kepada unit eselon I K/L dan BPK. KPPN
melaporkan kepada Kanwil DJPb.
3. Kanwil DJPb melaporkan LPJ dalam lingkup kerjanya dan melaporkan kepada Kantor Pusat DJPb.
4. LPJ yang diterima oleh K/L merupakan salah satu dokumen dalam penyusunan Laporan Keuangan.
5. LPJ yang diterima oleh Kantor Pusat DJPb menyusun Laporan Keuangan Tingkat Pusat .
6. Kantor Pusat DJPb dan K/L melakukan rekonsiliasi Laporan Keuangan K/L dan LKPP.
32
15. LPJ Bendahara (lanjutan)
Verifikasi LPJ Bendahara Bendahara Penerimaan
Menguji kesesuaian saldo
Meneliti izin rekening
awal
Bendahara.
01 02 Menguji kesesuaian saldo
Meneliti kepatuhan 07 rekening bank
Bendahara dalam
penyetoran PNBP dan Pajak 06 03 Menguji kesesuaian jumlah
(bila ada) uang di brankas
Menguji kesesuaian 05 04 Menguji kebenaran
penyetoran ke kas negara perhitungan

Verifikasi LPJ Bendahara Bendahara Pengeluaran


Menguji kesesuaian 01 - Menguji kesesuaian saldo
saldo UP/TUP - 08 01 awal
Menguji kesesuaian penyetoran ke
08 02
02 - Menguji kesesuaian saldo
kas negara - 07 rekening bank
Meneliti kepatuhan Bendahara 07 03 03 - Menguji kesesuaian jumlah
dalam penyetoran Pajak dan PNBP
uang di brankas
(bila ada) - 06
Meneliti izin rekening 06 04 04 - Menguji kebenaran
Bendahara - 05 05 perhitungan
33
16. Pengenalan Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
Definisi LPSE
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) adalah suatu unit yang melayani proses pengadaan
barang/jasa pemerintah yang dilaksanakan secara elektronik (e-Procurement) atau unit yang
mengelola Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) .
Fungsi LPSE

01
Mengelola sistem e-
02
Menyediakan
03
Menyediakan akses
04
Menyediakan bantuan
05
Melakukan pendaftaran
Procurement atau pelatihan kepada internet bagi teknis untuk dan verifikasi terhadap
Sistem Pengadaan Panitia/ULP dan Panitia/ULP dan mengoperasikan Admin Agency dan
Secara Elektronik Penyedia barang/jasa Penyedia barang/jasa SPSE kepada Penyedia barang/jasa
(SPSE) Panitia/ULP dan
Penyedia barang/jasa

Posisi LPSE
Panitia/Unit Layanan
Layanan Pengadaan Penyedia
Pengadaan Secara Barang/
(ULP) Elektronik Jasa
(LPSE)
34
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai