䄀一 䬀䔀唀䄀一䜀䄀一 刀䔀倀唀䈀䰀䤀
䬀 䤀
一䐀伀一䔀匀䤀
䄀
䐀䤀
刀䔀䬀吀伀刀䄀吀 䨀䔀一䐀䔀刀䄀䰀 倀䔀刀䈀䔀一䐀䄀䠀䄀刀䄀䄀一
䴀䄀吀䔀刀䤀
唀䨀䤀
䄀一
匀䔀刀吀䤀
䘀䤀䬀䄀匀䤀
䈀䔀一䐀䄀䠀䄀刀䄀
䈀䄀一䜀䜀䄀
䴀䔀一䨀䄀䐀䤀
䈀䔀一䐀䄀䠀䄀刀䄀
吀䔀刀匀
䔀刀吀䤀䘀䤀䬀䄀匀
䤀
䴀 攀渀最愀眀愀氀
䄀倀䈀一Ⰰ
䴀 攀洀戀愀渀最甀渀
一攀最攀爀椀
BAB I
MEKANISME UJIAN SERTIFIKASI BENDAHARA CBT TERINTEGRASI PENYEGARAN
(REFRESHMENT)
1. Pengertian
a. Ujian Sertifikasi Computer-based Test (CBT) yang selanjutnya disebut Ujian
Sertifikasi CBT adalah Ujian Sertifikasi yang diselenggarakan menggunakan
perangkat komputer yang terhubung dengan jaringan intranet Kementerian
Keuangan.
b. Penyegaran (Refreshment) adalah kegiatan pengembangan kompetensi dalam
bidang pengelolaan keuangan negara bagi Bendahara dalam rangka Ujian
Sertifikasi.
c. Ujian Sertifikasi Bendahara CBT Terintegrasi Penyegaran (Refreshment)
merupakan rangkaian kegiatan Sertifikasi Bendahara yang didahului dengan
kegiatan Penyegaran (Refreshment) yang selanjutnya diikuti oleh kegiatan Ujian
Sertifikasi CBT. Kegiatan sertifikasi ini akan dilakukan dalam waktu yang
bersamaan bagi peserta yang telah ditetapkan sebagai peserta Sertifikasi
Bendahara sesuai dengan notifikasi pada waktu dan tempat yang sudah
ditentukan.
2. Persyaratan Peserta
Peserta Ujian Sertifikasi CBT Terintegrasi dengan Penyegaran (Refreshment) adalah
peserta yang telah lolos verifikasi persyaratan administratif dan telah ditetapkan oleh
Unit Penyelenggara sebagai peserta Ujian Sertifikasi sebagai berikut:
a. PNS, Prajurit Tentara Nasional Republik Indonesia, atau Anggota Kepolisian
Negara Republik Indonesia;
b. Pendidikan minimal SMA;
c. Pangkat/Golongan minimal II/b;
d. Telah menjabat sebagai bendahara dengan masa kerja kurang dari 2 (dua)
tahun;
e. Tidak memiliki sertifikat Diklat Bendahara yang diterbitkan oleh BPPK atau
lembaga diklat lainnya, atau sertifikat profesi Bendahara yang masih berlaku
yang diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi; dan/atau
f. Memiliki sertifikat Diklat Bendahara yang diterbitkan oleh lembaga diklat selain
BPPK, atau sertifikat profesi Bendahara yang masih berlaku yang diterbitkan oleh
Lembaga Sertifikasi Profesi namun tidak dapat diakui dan diterbitkan Sertifikat
Bendahara dengan Nomor Register.
1
3. Mekanisme Pelaksanaan
Mekanisme pelaksanaan Ujian Sertifikasi CBT terintegrasi dengan Penyegaran
(Refreshment) adalah sebagai berikut:
a. UPS harus menyediakan sarana dan prasarana terkait pelaksanaan Penyegaran
(Refreshment) dan Ujian Sertifikasi CBT;
b. UPS harus menyediakan pemateri diklat penyegaran pada saat kegiatan
Penyegaran (Refreshment) sebelum dilaksanakan Ujian Sertifikasi CBT;
c. Peserta ujian sertifikasi mengikuti paparan Penyegaran (Refreshment) yang
diselenggarakan oleh UPS sebelum mengikuti Ujian Sertifikasi CBT;
d. Peserta ujian sertifkasi mengikuti Ujian Sertifikasi CBT dengan mengakses
Aplikasi SIMSERBA.
4. Susunan Acara
susunan acara Ujian Sertifikasi CBT terintyegrasi dengan Penyegaran (Refreshment)
adalah sebagai berikut:
a. Pembukaan;
b. Paparan materi;
c. Pelaksanaan Ujian Sertifikasi CBT;
d. Penutup.
5. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk Ujian Sertifikasi CBT terintegrasi
Penyegaran
(Refreshment) ialah sebagai berikut:
a. Ruang pertemuan yang memuat minimal 30 peserta ujian;
b. Meja dan kursi;
c. LCD Projector;
d. PC/Laptop untuk presentasi;
e. Jaringan LAN yang dapat menghubungkan 20 s.d. 30 laptop peserta ujian;
f. Perangkat router yang terhubung dengan jaringan intranet/internet;
g. Laptop peserta ujian dengan spesifikasi hardware sebagai berikut:
1) Windows Vista, Windows 7, Windows 8 atau di atasnya.
2) Aplikasi browser chrome atau mozilla firefox.
3) Perangkat akses internet (Wifi, modem).
2
BAB II
PANDUAN PESERTA SERTIFIKASI
Pra Ujian
3
BAB III
TATA TERTIB PESERTA
4
Lampiran III
Nomor : S- /PB.7/2018
Tanggal :
Login ke dalam Aplikasi SIMSERBA dengan menggunakan user operator KPPN dan mengakses sub-menu
Pendaftaran Bendahara pada Menu Bendahara
3
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)
Melakukan penambahan data pendaftar dengan mengklik tombol tambah data sertifikasi.
4
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)
Proses perekaman data pendaftar sertifikasi oleh Unit Penyelenggara Sertifikasi (UPS).
Data Peserta berhasil didaftarkan oleh UPS, dan pendaftar dapat login ke
dalam sistem.
5
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)
Aplikasi SIMSERBA menerbitkan username dan password secara default dengan
username = NIP pendaftar dan password = Simserba#2017. Dengan menggunakan
username dan password ini pendaftar (calon peserta sertifikasi) secara mandiri
mengakses aplikasi untuk mengunggah kelengkapan dokumen
6
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)
Penggantian Password default dengan klik tombol ganti password
7
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)
Pendaftar login kembali ke dalam sistem dengan menggunakan password yang baru untuk merekam
kelengkapan data dan mengunggah kelengkapan dokumen pendaftaran
8
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)
Apabila proses perekaman telah selesai maka user pendaftar melanjutkan dengan meng-klik
tombol registrasi untuk menyelesaikan proses pendaftaran
9
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)
Apabila proses telah selesai maka dapat dilihat status pendaftaran yang
bersangkutan
User UPS login dan melakukan verifikasi data dengan mengakses sub menu
Verifikasi Pendaftaran pada menu Bendahara
10
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)
UPS melakukan proses verifikasi dan approval, Selanjutnya Unit Penyelenggara akan menetapkan dan menyampaikan hasil
penetapan peserta sertifikasi
11
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)
Apabila proses verifikasi telah selesai dilakukan maka status akan berubah menjadi Verifikasi Selesai
12
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)
Berdasarkan hasil verifikasi dan approval yang dilakukan oleh UPS, user DSP menetapkan mekanisme
sertifikasi bendahara untuk pendaftar yang bersangkutan
13
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)
User DSP menetapkan lokasi dan waktu ujuan bagi pendaftar sertifikasi berdasarkan usulan dari UPS
14
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)
User UPS meng-klik tombol aktifasi untuk mengaktifkan token agar peserta dapat melakukan proses ujian. Token ini
aktif selama 2x24 jam dan peserta hanya dapat melakukan ujian selama waktu tersebut
15
Mekanisme Sertifikasi Bendahara Melalui Aplikasi SIMSERBA (Lanj.)
User Peserta ujian memilih menu Penetapan ujian. Untuk memulai pengerjaan
ujian dan mengaktifkan timer pelaksanaan ujian, peserta meng-klik tombol ujian
Peserta akan diarahkan langsung ke halaman ujian setelah meng-klik tombol ujian untuk
melaksanakan ujian selama 60 (enam puluh) menit
16
PENGUJIAN DAN PEMBAYARAN TAGIHAN
OLEH BENDAHARA
1
Sistematika Materi
2
1. Dasar Hukum Pengujian dan Pembayaran Tagihan
a. UU No 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
b. UU No 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
c. Peraturan Pemerintah No 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan APBN
d. PMK Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka
Pelaksanaan APBN
e. PMK Nomor 162/PMK.05/2013 tentang Kedudukan dan Tanggung Jawab
Bendahara Pada Satuan Kerja Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara sebagaimana diubah menjadi PMK Nomor 230/PMK.05/2016
f. Peraturan lainnya terkait dengan pelaksanaan pengukuan dan pembayaran
tagihan yang diatur secara khusus
Contoh :
• PMK Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas
• PMK Nomor 160/PMK.05/2015 Tata Cara Pelaksanaan APBN pada
Perwakilan RI di luar negeri
• PMK Nomor PMK-67/PMK.05/2013 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Belanja Negara di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan
Tentara Nasional Indonesia
3
2. Pejabat Perbendaharaan Negara
Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian Negara/Lembaga.
Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk
melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang
bersangkutan.
Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk
mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut PPSPM adalah pejabat yang diberi
kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah
pembayaran.
Bendahara Penerimaan adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang Pendapatan Negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/Satuan Kerja
Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah Nonkementerian.
Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan Belanja Negara dalam pelaksanaan APBN pada kantor/Satker
Kementerian Negara/Lembaga.
Bendahara Pengeluaran Pembantu yang selanjutnya disingkat BPP adalah orang yang ditunjuk untuk membantu
Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan pembayaran kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan
tertentu.
Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disingkat BUN adalah pejabat yang diberi tugas untuk melaksanakan fungsi
BUN.
Kuasa Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disebut Kuasa BUN adalah pejabat yang diangkat oleh BUN untuk
melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan APBN dalam wilayah kerja yang ditetapkan
4
Tugas dan Wewenang KPA, PPSPM, dan PPK
Kuasa Pengguna Anggaran PPSPM Pejabat Pembuat Komitmen
• menyusun DIPA; • menguji kebenaran SPP atau • menyusun rencana pelaksanaan Kegiatan
• menetapkan PPK dan PPSPM; dokumen lain yang dipersamakan dan rencana pencairan dana;
• menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia
• menetapkan panitia/pejabat yang dengan SPP beserta dokumen
Barang/Jasa;
terlibat dalam pelaksanaan pendukung; • membuat, menandatangani dan
kegiatan dan anggaran; • menolak dan mengembalikan SPP, melaksanakan perjanjian dengan
• menetapkan rencana pelaksanaan apabila tidak memenuhi Penyedia Barang/Jasa;
kegiatan dan rencana pencairan persyaratan untuk dibayarkan; • melaksanakan Kegiatan swakelola;
dana; • membebankan tagihan pada mata • memberitahukan kepada Kuasa BUN atas
perjanjian yang dilakukannya;
• melakukan tindakan yang anggaran yang telah disediakan;
• mengendalikan pelaksanaan perikatan;
mengakibatkan pengeluaran • menerbitkan SPM atau dokumen • menguji dan menandatangani surat bukti
anggaran Belanja Negara; lain yang dipersamakan dengan mengenai hak tagih kepada negara;
• melakukan pengujian tagihan dan SPM; • membuat dan menandatangani SPP atau
perintah pembayaran atas beban • menyimpan dan menjaga keutuhan dokumen lain yang dipersamakan dengan
anggaran negara; seluruh dokumen hak tagih; SPP;
• melaporkan pelaksanaan/penyelesaian
• memberikan supervisi, konsultasi, • melaporkan pelaksanaan pengujian
Kegiatan kepada KPA;
dan pengendalian pelaksanaan dan perintah pembayaran kepada • menyerahkan hasil pekerjaan
kegiatan dan anggaran; KPA; dan pelaksanaan Kegiatan kepada KPA
• mengawasi penatausahaan • melaksanakan tugas dan dengan Berita Acara Penyerahan;
dokumen dan transaksi yang wewenang lainnya yang berkaitan • menyimpan dan menjaga keutuhan
berkaitan dengan pelaksanaan dengan pelaksanaan pengujian dan seluruh dokumen pelaksanaan Kegiatan;
dan
kegiatan dan anggaran; dan perintah pembayaran.
• melaksanakan tugas dan wewenang
• menyusun laporan keuangan dan lainnya yang berkaitan dengan tindakan
kinerja sesuai dengan Peraturan yang mengakibatkan pengeluaran
Perundang-undangan. anggaran Belanja Negara.
5
Tugas dan Wewenang Bendahara
Bendahara Penerimaan Bendahara Pengeluaran Bendahara Pengeluaran
Pembantu
• menerima dan menyimpan uang • menerima dan menyimpan uang • menerima dan menyimpan UP;
Pendapatan Negara; persediaan; • melakukan pengujian dan
• melakukan pengujian tagihan yang akan
• menyetorkan uang Pendapatan pembayaran atas tagihan yang
dibayarkan melalui uang persediaan;
Negara ke rekening Kas Negara • melakukan pembayaran yang dananya dananya bersumber dari UP;
secara periodik sesuai ketentuan berasal dari uang persediaan • melakukan pembayaran yang
Peraturan Perundang-undangan; berdasarkan perintah KPA; dananya bersumber dari UP
• menatausahakan transaksi uang • menolak perintah pembayaran apabila berdasarkan perintah PPK;
Pendapatan Negara di lingkungan tagihan tidak memenuhi persyaratan • menolak perintah pembayaran
untuk dibayarkan;
Kementerian/Lembaga/ Satuan apabila tidak memenuhi
• melakukan pemotongan/pemungutan
Kerja; dari pembayaran yang dilakukannya atas persyaratan untuk dibayarkan;
• menyelenggarakan pembukuan kewajiban kepada Negara; • Melakukan pemotongan/
transaksi uang Pendapatan Negara; • menyetorkan pemotongan/pemungutan pemungutan dari pembayaran
• mengelola rekening tempat kewajiban kepada Negara ke Rekening yang dilakukannya atas kewajiban
penyimpanan uang Pendapatan Kas Umum Negara; kepada negara;
• menatausahakan transaksi uang
Negara; dan • menyetorkan pemotongan/
persediaan;
• menyampaikan laporan • menyelenggarakan pembukuan transaksi pemungutan kewajiban kepada
pertanggungjawaban bendahara uang persediaan; negara ke kas negara;
kepada Badan Pemeriksa Keuangan • mengelola rekening tempat • menatausahakan transaksi UP;
dan Kuasa BUN. penyimpanan uang persediaan; • menyelenggarakan pembukuan
• menyampaikan laporan transaksi UP; dan
pertanggungjawaban bendahara kepada
• mengelola rekening tempat
Badan Pemeriksa Keuangan dan Kuasa
BUN; dan penyimpanan UP.
• menjalankan tugas kebendaharaan
lainnya.
6
3. Alur Umum dan Kewenangan Pengeluaran
Anggaran Belanja Negara
MENTERI TEKNIS MENTERI KEUANGAN
Selaku Pengguna Anggaran Selaku BUN
BENDAHARA
PEMBUATAN
SPP KOMITMEN
PENGUJIAN SP2D
BANK
PENGUJIAN SPM
Pengujian:
•Substansial:
•Formal
Pengujian: PIHAK KE 3
•Wetmatigheid
•Rechtmatigheid
•Doelmatigheid
7
Alur Pembayaran Langsung
PPK membuat
SPP PPK membuat
SPP-LS SPM-LS 3 SPM
2
Uji & SP2D
4a
periksa LS
KPPN
PPK Konsep PPSPM
KPPN
menerbitkan
SPM 5 SP2D 4b
1 PPK
melakukan
serah
terima Dibukukan
pengadaan petugas SAI
barang/jasa SP2D
LS 6
Posting Bukukan
UAKPA BENDAHARA
Dibukukan
Bendahara
4C
BO I
Pihak ke 3
Alur Pembayaran dengan UP
PPK membuat PPSPM
SPP SPM-GUP 6 menerbitkan SPM
SPP-GUP 5
SP2D
GUP
SP2D
belanja Perintah GUP
7a
Uji & periksa KPPN
PPK KPPN
Uji &
PPK 2
Konsep PPSPM periksa
memerintahkan 8 menerbitkan
pembayaran SPM 7b
1 SP2D
4
PPK melakukan
serah terima
barang/jasa
SP2D 9
dengan pihak
ke-3 GUP Uji, periksa,
Posting dan bukukan
UAKPA 3
BENDAHARA
7C
BO I
Pihak ke 3
Alur Pembayaran Langsung melalui Bendahara
Atas dasar bukti- PPSPM
bukti, PPK
SPM-LS 2 menerbitkan SPM
SPP-LS 1 membuat SPP
Uji & SP2D
Kontrak Uji & SP2D LS
Perintah LS
periksa
Periksa 3a
KPPN
PPK KPPN menerbitkan SP2D
7 Konsep PPSPM
4
SPM 3b
6
Dibukukan
petugas SAI Dibukukan
SP2D
LS 5 Bendahara
Posting
UAKPA 8 BENDAHARA
Uji,periksa,
3c
Bendahara dan bukukan
membayar kepada
pihak ketiga
Pihak ke 3 BO I
4. Pengujian Atas Tagihan Terhadap APBN oleh Bendahara
Jenis-Jenis Pengujian
Pengujian secara Wetmatigheid
• Pengujian wetmatigheid dilakukan untuk mencari tahu terhadap jawaban atas pertanyaan, apakah tagihan atas
beban anggaran belanja negara itu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau tidak, dan
apakah dana yang digunakan untuk membayar tagihan atas beban anggaran belanja negara itu tersedia dalam
DIPA atau tidak
11
Perbedaan Pengujian yang dilakukan PPK, PPSPM, dan Bendahara
Pengeluaran
PPK menguji PPSPM menguji: Bendahara Pengeluaran
1. Kelengkapan Dokumen Tagihan; 1. Kelengkapan Dokumen Pendukung SPP; Bendahara Pengeluaran memiliki tugas
2. Kebenaran Perhitungan Tagihan; 2. Kesesuaian Penanda Tangan SPP Dengan dan wewenang untuk melakukan
Spesimen Tanda Tangan PPK; pengujian tagihan yang akan dibayarkan
3. Kebenaran Data Pihak Yang Berhak 3. Kebenaran Pengisian Format SPP; melalui uang persediaan meliputi:
Menerima Pembayaran Atas Beban 4. Kesesuaian Kode BAS Pada SPP Dengan 1. Meneliti Kelengkapan Perintah
APBN; DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker; Pembayaran Yang Diterbitkan Oleh
4. Kesesuaian Spesifikasi Teknis Dan 5. Ketersediaan Pagu Sesuai BAS Pada SPP Dengan PPK;
Volume Barang/Jasa Sebagaimana Yang DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker; 2. Pemeriksaan Kebenaran Atas Hak
Tercantum Dalam 6. Kebenaran Formal Dokumen/Surat Keputusan Tagih, Meliputi:
Perjanjian/Kontrakdengan Barang/Jasa Yang Menjadi Persyaratan/Kelengkapan a. Pihak Yang Ditunjuk Untuk
Yang Diserahkan Oleh Penyedia Pembayaran Belanja Pegawai; Menerima Pembayaran;
5. Barang/Jasa; 7. Kebenaran Formal Dokumen/Surat Bukti Yang b. Nilai Tagihan Yang Harus
6. Kesesuaian Spesifikasi Teknis Dan Menjadi Persyaratan/Kelengkapan Sehubungan Dibayar;
Volume Barang/Jasa Sebagaimana Yang Dengan Pengadaan Barang/Jasa; c. Jadwal Waktu Pembayaran; Dan
Tercantum Pada Dokumen Serah Terima 8. Kebenaran Pihak Yang Berhak Menerima d. Menguji Ketersediaan Dana
Barang/Jasa Dengan Dokumen Pembayaran Pada SPP Sehubungan Dengan Yang Bersangkutan.
Perjanjian/Kontrak; Perjanjian/Kontrak/Surat Keputusan; 3. Pemeriksaan Kesesuaian Pencapaian
7. Kebenaran, Keabsahan Serta Akibat Yang 9. Kebenaran Perhitungan Tagihan Serta Keluaran Antara Spesifikasi Teknis
Timbul Dari Penggunaan Surat Bukti Kewajiban Di Bidang Perpajakan Dari Pihak Yang Yang Disebutkan Dalam Penerimaan
Mengenai Hak Tagih Kepada Negara; Mempunyai Hak Tagih; Barang/Jasa Dan Spesifikasi Teknis
Dan 10. Kepastian Telah Terpenuhinya Kewajiban Yang Disebutkan Dalam Dokumen
Pembayaran Kepada Negara Oleh Pihak Yang Perjanjian/Kontrak; Dan
8. Ketepatan Jangka Waktu Penyelesaian Mempunyai Hak Tagih Kepada Negara; Dan 4. Pemeriksaan Dan Pengujian
Pekerjaan Sebagaimana Yang Tercantum 11. Kesesuaian Prestasi Pekerjaan Dengan Ketepatan Penggunaan Kode Mata
Pada Dokumen Serah Terima Ketentuan Pembayaran Dalam Anggaran Pengeluaran (Akun 6
Barang/Jasa Dengan Dokumen Perjanjian/Kontrak. Digit).
Perjanjian/Kontrak.
12
Pengujian Bendahara Terhadap Belanja Non Pegawai
Belanja Barang & Jasa
• Keperluan kantor sehari-hari
• ATK
• Langganan daya & jasa
• Pekerjaan non fisik yg langsung menunjang tupoksi
Belanja Pemeliharaan
• Untuk mempertahankan asset tetap/asset lainnya yang sudah ada kedalam kondisi normal
Belanja Perjalanan Dinas
• Untuk membiayai perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan
Belanja Modal
• Pengeluaran untuk Perolehan Asset tetap yaitu: tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan ,irigasi
dan jaringan, fisik lainnya
• Pengeluaran yg setelah perolehan asset mengakibatkan bertambahnya :
• Masa Manfaat
• Kapasitas
• Kualitas & Volume
• Pengeluaran untuk Asset yg tidak ditujukan untuk dijual/ diserahkan kepada masyarakat
• Biaya pendukung dalam perolehan asset
• Pengeluaran untuk belanja perjalanan & jasa yg terkait dengan perolehan asset tetap / asset lainnya (konsultan
pengawas, konsultan perencana dll)
13
Pengujian terhadap Pembayaran Belanja Barang kepada Badan
Hukum/rekanan/Pihak Ketiga
1. Mekanisme Pembayaran untuk memastikan apakah belanja tersebut dapat dibayar dengan
mekanisme Uang Persediaan
14
Pengujian Bendahara atas Surat Perintah Bayar (SPBy)
15
Pengujian Bendahara atas Surat Perintah Bayar (SPBy)...lanjutan
16
Jenis-Jenis Tanda Bukti Perjanjian
(Pasal 55 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah)
Bukti pembelian
Dokumen terkait tanda bukti perjanjian berupa bukti pembelian baru diperkenalkan dalam PERPRES 54
tahun 2010. Sebelum PP ini berlaku dokumen bukti pembelian tidak dianggap sebagai bukti pengeluaran
yang sah. Berdasarkan Pasal 55 PERPRES 70 tahun 2012 yang dimaksud dengan bukti pembelian adalah:
Bukti pembelian digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang nilainya sampai dengan Rp10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah).
Kuitansi
Kuitansi adalah bukti perjanjian untuk Pengadaan Barang/Jasa yang nilainya sampai dengan
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Surat perjanjian
Surat Perjanjian adalah tanda bukti perjanjian yang digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai diatas Rp200.000.000,00 (Dua ratus juta rupiah) dan untuk Jasa
Konsultansi dengan nilai diatas Rp50.000.000,00 (lima pu1uh juta rupiah).
17
Surat Perintah Kerja vs Surat Perjanjian Kontrak
• Pejabat yang memerintahkan mempunyai kewenangan.
• SPK ditandatangani oleh yang memberi perintah dan pihak yang
menerima perintah.
• Pokok/bidang, ruang lingkup dan spesifikasi teknis pekerjaan yang
Surat Perintah Kerja harus disepakati oleh kedua belah pihak.
memuat ketentuan: • Harga yang pasti serta syarat pembayaran.
• Jangka waktu penyelesaian pekerjaan
• Sanksi dalam hal yang menerima perintah tidak memenuhi kewajibannya
• Diberi materai tempel Rp.6.000.-
18
Pengujian Bendahara atas Pembayaran Belanja Barang Kepada PNS
19
4. Perkembangan Mekanisme Pembayaran
Mekanisme Pembayaran – Giral
20
Mekanisme Pembayaran Baru – Internet Banking
Rekening
Bendahara
Pengeluara
n/ BPP
Rekam Approval
Penerima
SPBy Transaksi Transaksi
Pembayara
oleh PPK oleh oleh
n
BP/BPP KPA/PPK
1. Masuk ke internet banking memakai user dan 1. Masuk ke internet banking memakai user
password Maker. dan password Approver/Checker.
2. Merekam transaksi sesuai jenis pembayaran 2. Mengambil kode konfirmasi untuk
yang akan dilaksanakan. dimasukkan ke token.
3. Memberitahukan kepada KPA/PPK atas 3. Memperoleh kode otentifikasi dari token
untuk meng-approve transaksi
transaksi yang telah direkam untuk
4. Memasukkan kode otentifikasi ke internet
memperoleh persetujuan (approval).
banking.
5. Transaksi berhasil.
21
Mekanisme Pembayaran Baru – Kartu Debit
Rek. Bend.
Pengeluaran/
BPP
SPBy dan
ATM/EDC Penerima
SPPR oleh
KPA/PPK
oleh BP/BPP Pembayaran
22
TERIMA KASIH
PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN
Diklat Penyegaran (Refreshment) Bendahara dalam rangka Ujian Sertifikasi
Bendahara
Jakarta, …… Februari 2018
TUJUAN MATERI 1
Peserta memahami :
1. Model pencairan anggaran dalam rangka
pelaksanaan APBN
2. Dasar hukum pengelolaan uang
persediaan
3. Perhitungan Uang Persediaan dan
mekanisme pengajuannya
4. Pertanggungjawaban dan penatausahaan
Uang Persediaan
SISTEMATIKA MATERI 2
5 Peruntukan UP 15 Tambahan UP
6 Besaran UP 16 Penggantian UP
Langsung (LS)
Bendahara
PERUNTUKAN UP 7
53 Belanja Modal
58 Belanja Lain-lain
UP untuk ketiga jenis belanja tersebut adalah yang tidak direncanakan dicairkan
dengan mekanisme LS
Rp 100.000.000
untuk pagu jenis belanja yang
bisa dibayarkan melalui UP
sampai dengan Rp
2.400.000.000
Rp 50.000.000
Rp 500.000.000
untuk pagu jenis belanja
yang bisa dibayarkan untuk pagu jenis belanja
melalui UP sampai yang bisa dibayarkan
dengan Rp melalui UP lebih dari
900.000.000 Rp 6.000.000.000
Rp 200.000.000
untuk pagu jenis belanja yang bisa
dibayarkan melalui UP di atas Rp
2.400.000.000 sampai dengan
Rp 6.000.000.000
PROSES PENYUSUNAN KEBUTUHAN UP 9
1 2
Kebutuhan
UP SPP UP
PPK melakukan
pengujian atas
kebutuhan UP,
kemudian
menerbitkan dan
3
menyampaikan SPP
SPM UP
UP kepada PPSPM,
paling lambat 2 hari
sejak bendahara
PPSPM melakukan pengujian atas SPP UP yang menyampaikan
disampaikan PPK, kemudian menerbitkan SPM UP kebutuhan UP
PPSPM paling lambat 2 hari kerja sejak diterimanya SPP UP
KELENGKAPAN SPP-UP & PENGAJUAN
SPM UP
10
SPP dan SPM UP dilampiri dengan Daftar Rincian UP pada setiap Bendahara
Pengeluaran Pembantu (BPP) atau Pemegang Uang Muka (PUM):
1. Dilampiri hanya bagi Bendahara Pengeluaran yang memiliki BPP/PUM
2. Berisi rencana distribusi Uang Persediaan kepada para BPP/PUM
3. Digunakan untuk memudahkan pengawasan kepada para BPP/PUM
Contoh:
Satker ABC dengan total pagu belanja operasional yang dibayarkan dengan UP pada DIPA Tahun
Anggaran 2018 sebesar Rp 10 Miliar, maka berdasarkan ketentuan Satker tersebut hanya dapat
mengajukan UP maksimal Rp 600 juta.
Jika dalam setahun pengajuan GU rata-rata per bulan hanya 1 kali, maka belanja operasional yang dapat
direalisasikan melalui mekanisme pembayaran UP hanya Rp 7,2 Miliar. Dan berdasarkan perhitungan
kebutuhan UP oleh Bendahara dalam 1 bulan lebih dari Rp 600 juta. Sehingga dengan pertimbangan
efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan, Satker ABC dapat mengajukan pemberian UP lebih
dari Rp 600 juta.
SIKLUS PENGELOLAAN UP PADA
BENDAHARA
12
Menerima
01
Menerima 05 02 Menyimpan
Menatausahakan 04 03 Membayarkan
AKTIVITAS PENGELOLAAN UP PADA
BENDAHARA
13
III. PENYIMPANAN UP
1. Di Rekening Bendahara Pengeluaran (dalam jumlah yang tidak terbatas)
2. Di brankas Bendahara Pengeluaran (maksimal Rp50 juta pada setiap akhir hari kerja)
3. Penyimpanan melebihi ketentuan merupakan kesalahan dan Bendahara Pengeluaran
bertanggung jawab jika hilang
IV. PEMBAYARAN DENGAN UP
1. Pembayaran didasarkan pada Surat Perintah Bayar (SPBy) yang diterbitkan PPK
2. Pembayaran kepada 1 penerima maksimal Rp50 juta (kecuali untuk honor dan
perjalanan dinas)
3. Pembayaran oleh Bendahara Pengeluaran:
a. Pembayaran pada pihak ketiga
b. Pembayaran uang muka (panjar/perskot)
4. Pembayaran dapat dilakukan dengan:
a. Tunai
b. Transfer dari rek Bend Pengeluaran ke rek penerima
MEKANISME PEMBAYARAN UP KEPADA
PIHAK KETIGA
15
2
Jika tolak bayar maka Bendahara mengembalikan SPBy dan
dokumen pendukung kepada PPK
3b
3a
Tolak Bayar
2
Jika tolak bayar maka Bendahara mengembalikan SPBy dan
dokumen pendukung kepada PPK
3b
3a
Tolak Bayar
Jika setuju bayar maka Bendahara melakukan pembayaran Setuju Bayar
kepada pihak ketiga
Penerima Proses Uji
Panjar
Bendahara melakukan pengujian atas SPBy beserta
dokumen pendukung
PENATAUSAHAAN DAN
PERTANGGUNGJAWABAN UP
17
Penatausahaan UP
• Bendahara Pengeluaran wajib membukukan UP yang dikelolanya
• Pembukuan dilakukan berdasarkan Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-
3/PB/2014
• Buku yang digunakan adalah Buku Kas Umum (BKU) dan buku-buku pembantu
• Pembukuan dapat secara manual ataupun elektronik
• Pada pembukuan secara elektronik, BKU dan buku-buku pembantu harus dicetak
minimal sebulan sekali
Pertanggungjawaban UP
• Bendahara Pengeluaran menyusun Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) atas UP yang
dikelolanya
• Setiap bulan wajib dilakukan pemeriksaan fisik UP
• Pengajuan SPP GU merupakan bentuk pertanggungjawaban atas UP yang diterima
oleh satker
TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN 18
Ketentuan TUP
Berdasarkan persetujuan
TUP dari KPPN, KPA
memerintahkan PPK
untuk menyusun dan
mengajukan SPP TUP
3 4
SPP TUP SPM TUP
KETENTUAN UMUM
1. Uang persediaan dan tambahan uang persediaan belum diakui sebagai belanja dalam
APBN
2. Untuk dapat diakui sebagai belanja, maka UP dan TUP tersebut harus diajukan SPP-
GUP-nya walaupun pengajuan SPP tersebut tidak diikuti dengan pencairan dana.
3. Dana UP harus diajukan SPP-GUP-nihilnya pada akhir tahun anggaran atau pada
saat habisnya pagu anggaran.
4. Dana TUP harus diajukan SPP-GUP-nihilnya paling lambat satu bulan sejak
terbitnya SP2D TUP berkenaan
5. Apabila SPP-GUP nihil tidak diajukan, maka Bendahara Pengeluaran dianggap masih
menyimpan dana UP/TUP.
6. Sehingga, dana UP/TUP tersebut harus disetor kembali ke Rek Kas Negara.
7. Dokumen/lampiran SPP-GUP nihil sama dengan SPP-GUP (revolving)
PENGELOLAAN UP - PNBP 23
DEFINISI
“PNBP adalah seluruh penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari
penerimaan perpajakan”
-UU Nomor 20 Tahun 1997 tentang PNBP-
JENIS PNBP
1. Penerimaan umum PNBP yang pada umumnya terdapat pada semua kementerian dan
lembaga.
2. Penerimaan fungsional PNBP yang diterima kementerian dan lembaga dalam rangka
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.
PENYETORAN PNBP
1. Penyetoran PNBP ke Rek. Kas Negara dilakukan secara terpusat.
Misal: Kantor Administrator Pelabuhan, Kemenhub atau Kantor Kementerian KLH
2. Penyetoran PNBP ke Rek. Kas Negara dilakukan sendiri oleh satker bersangkutan.
Misal: Kantor Pertanahan, BPN atau Kantor Kepolisian Negara RI
PENYUSUNAN SPP UP - PNBP 24
KETENTUAN UMUM
1. SPP UP dan TUP diajukan terpisah dari UP/TUP lainnya
2. UP diberikan 20% dari Realisasi PNBP, maks Rp 500 juta
3. Satker yang belum memiliki realisasi PNBP, UP yang dapat diberikan adalah 1/12 dari Pagu Dana
PNBP, maks. Rp 200 juta
4. Satker Pengguna yang setorannya dilakukan terpusat diatur secara khusus (pagunya sesuai dengan SE
Dirjen Perbendaharaan)
5. Satker Pengguna yang setorannya dilakukan masing-masing harus melampirkan SSBP yang telah
dikonfirmasikan ke KPPN
6. Proporsi Pengeluaran terhadap Pendapatan diatur berdasarkan SK Menkeu yang berlaku
7. Besarnya pencairan tidak boleh melampaui pagu DIPA
8. Pertanggungjawaban ke KPPN berupa SPM yang dilampiri dengan:
• Dokumen pendukung (UP dilampiri SP KPA, TUP dilampiri Surat Persetujuan Kepala KPPN,
LS dilampiri dengan SSP)
• Bukti setor PNBP (SSBP) yang telah dikonfirmasi KPPN
• Daftar Perhitungan Maksimal Pencairan MP = (PPP X JS) – JPS
MP : Maksimal Pencairan
PPP : Proporsi Pagu pengeluaran thd
RUMUS PERHITUNGAN Pendapatan (nilai besarannya
MAKSIMUM PENCAIRAN berdasar SK Menteri Keuangan)
JS : Jumlah Setoran
JPS : Jumlah Pencairan dana
Sebelumnya
PENGELOLAAN UP - PHLN 25
DEFINISI
1. Pinjaman Luar Negeri Sumber pembiayaan negara dalam bentuk devisa, barang/jasa
yang diterima dari negara/badan/lembaga asing atau dari pasar internasional dan harus
dibayar kembali sesuai persyaratan yang disepakati.
2. Hibah Luar Negeri Sumber penerimaan negara yang diperoleh dari luar negeri dalam
bentuk devisa atau devisa yang dirupiahkan, barang/jasa yang dapat dinilai dengan uang
dan tidak perlu dibayar kembali.
PERSIAPAN
1. Pembukaan Reksus
2. Pengisian Initial Deposit
3. Penerbitan Perdirjen Petunjuk Pelaksanaan
PELAKSANAAN
1. Mekanisme pembayaran LS
2. Mekanisme pembayaran UP (berlaku
ketentuan UP sumber RM atau PHLN)
PERTANGGUNGJAWABAN
1. Replenishment
2. Financial Statement of Special Account (FISSA)
KELENGKAPAN UP, GUP, TUP - PHLN 29
DOKUMEN KELENGKAPAN SPP UP DANA PHLN
1. Surat Pernyataan KPA
2. Perhitungan Porsi Pendanaan
3. No Objection Letter (NOL) atau Approval (jika dipersyaratkan)
Februari 2018
Tujuan Pemberian Materi
Peserta memahami alur mekanisme
pembayaran
1 2 3
1. Alur Mekanisme Pembayaran
Alur Pembayaran Tagihan Kepada Pihak Ketiga
3
1. Alur Mekanisme Pembayaran (lanjutan)
Penyelesaian Tagihan Melalui Mekanisme Pembayaran LS
Penyedia
No Uraian PPK PPSPM
Barang/Jasa
Mengajukan tagihan atas Kontrak/Bukti
1 penyelesaian Pekerjaan, disertai Pendukung
dengan bukti pendukung
PPK melakukan pengujian dan
2 penelitian materil dan formal Uji
tagihan.
5
1. Alur Mekanisme Pembayaran (lanjutan)
Mekanisme GUP
Bendahara
No Uraian PPSPM PPK Pengeluaran/
BPP
1 Bendahara Pengeluaran Bukti
menyampaikan bukti pengeluran Pengeluaran
kepada PPK
2 Atas dasar bukti pengeluaran
tersebut, PPK melakukan pengujian
apabila memenuhi syarat Uji
menerbitkan SPP-GUP.
3 SPP-GUP beserta bukti pendukung
SPP-GUP & Bukti
disampaikan kepada PPSPM Pendukung
6
2. Konsep Pembukuan Bendahara
Bendahara melakukan pembukuan atas seluruh penerimaan dan
1 pengeluaran uang yang ada di satker berdasarkan tugasnya.
3 Dalam hal tertentu, pembukuan bisa dilakukan dengan manual tangan atau komputer.
7
3. Pembukuan Bendahara Penerimaan
Mengingat karakteristik penerimaan yang ada di satker, penentuan
Buku Pembantu (selain BP Kas) adalah oleh masing-masing K/L
dengan prinsip:
a. Bisa membedakan status telah menjadi hak negara atau belum
b. Bisa membedakan siapa yang mengelola
8
3. Pembukuan Bendahara Penerimaan (lanjutan)
Dokumen Sumber Transaksi Penerimaan
DIPA
SSBP SBS
DOKUMEN
SUMBER
Bukti
Bukti
pengeluaran
penerimaan lain
lain
DIPA/Target 90
SBS 30 30 30
SSBP (strn Bdh) 30 30 30
SSBP (strn WB) 10 10
10
3. Pembukuan Bendahara Penerimaan (lanjutan)
Bendahara Penerimaan Pengelola PNBP, Perpajakan & Dana Pihak Ketiga
Dokumen BKU BP BP BP BP Was Pe’
Sumber/ Kas PNBP DPK Pajak MAP sah
an
Transaksi D K D K D K D K D K Tar Re
get al
DIPA/Target 90 90 90
SBS 40 40 30 10 40
SSBP (strn Bdh) 30 30 30 30
SSP (strn Bdh) 10 10 10 10
SSBP (strn WB) 20 20
Bukti Pen.Int. 20 20 20
Bayar DPK 20 20 20
Alih PNBP 20 20 20 20 20
11
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran
Aktivitas Bendahara Pengeluaran
Penyaluran Dan
Pembayaran
Pertanggungjawaban
UP/TUP
BPP
02 04
01 03 05
Penerbitan SPM Pembayaran SPM LS Aktivitas
UP/TUP Bendahara Kas Lainnya
12
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran (lanjutan)
Dokumen Sumber Transaksi Pengeluaran
SSBP/ SSP/
Kuitansi
setara SSBP setara SSP
Bukti Bukti
LPJ Bendahara penerimaan pengeluaran
internal internal
13
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran (lanjutan)
Diagram Pembukuan Bendahara Pengeluaran
14
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran (lanjutan)
Bendahara Pengeluaran Transaksi Non Kas
DIPA 90
SPM-LS Phk3
15 15
15
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran (lanjutan)
Bendahara Pengeluaran Transaksi Atas UP
Dokumen BKU BP BP UP BP-Ls BP Was Pe’
Sumber/ Kas Bdh Pajak MAK sah
an
Transaksi D K D K D K D K D K D K
25 25 25
SPM-UP/TUP
Potongan 0 0 0
Kwitansi (bruto) 20 20 20 20
Faktur Pjk 2 2 2
SPM-GUP 20 20 20 20
Potongan 0 0 0
SSP 2 2 2
SSBP(setoran sisa UP) 5 5 5 16
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran (lanjutan)
Bendahara Pengeluaran Transaksi Atas SPM-LS Bendahara
SPM-Ls-Bdh 30 30 30 30
27 27
Potongan 3 3
Kwt/td terima 22 22 22
SSPB 5 5 5
17
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran (lanjutan)
Bendahara Pengeluaran Transaksi Atas LPJ BPP
Belanja atas UP 17 17 17 17
Pengmb sisa UP 3 3 3 3
Pemb. Ls-Bdh 6 6 6
Setoran sisa Ls- 4 4 4
Bdh
Pungutan Pajak 2 2 2
Setoran Pajak 2 2 2
18
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran (lanjutan)
Bendahara Pengeluaran Transaksi Lain-lain
Penerimaan 3 3 3
Lain-Lain
Pengeluaran 3 3 3
SSBP
19
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran (lanjutan)
Diagram Pembukuan Bendahara Pengeluaran Pembantu
Penerimaan
Belanja atas
Dana dari Bdh
Dana UP
Pengeluaran
Pembayaran
atas Dana
SPM-LS-Bdh
20
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran (lanjutan)
Transaksi Penerimaan Dana BPP Dari Bendahara Pengeluaran
Td terima:
Dana UP 20 20 20 20
Dana Ls-Bdh 10 10 10
21
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran (lanjutan)
Belanja Atas Dana UP Pada BPP
D K D K D K D K D K D K
Kwitansi (bruto) 17 17 17 17
Faktur Pjk 2 2 2
SSP 2 2 2
Str ke Bdh 3 3 3 3 3
SPP-GUP 17 17 17
22
4. Pembukuan Bendahara Pengeluaran (lanjutan)
Pembayaran Dana SPM-LS Bendahara Pada BPP
Kwt/td terima 6 6 6
SSBP 4 4 4
23
5. Pemeriksaan Kas
Kenapa dilakukan pemeriksaan kas?
25
5. Pemeriksaan Kas (lanjutan)
Penatausahaan Kas Bendahara Pengeluaran/BPP
KPA/PPK atas nama KPA memastikan
bahwa UP/TUP yang ada di brankas
pada akhir jam kerja adalah maksimal
Rp 50 juta.
26
6. Rekonsiliasi Internal
Pelaksanaan Rekonsiliasi
Rekonsiliasi internal antara pembukuan Bendahara dengan UAKPA dilakukan minimal 1 kali di
akhir bulan bersamaan dengan pemeriksaan kas dan dituangkan dalam Berita Acara.
Tujuan Rekonsiliasi
Bendahara Pengeluaran:
Meneliti kesesuaian Saldo UP/TUP dengan saldo selain UP/TUP
Bendahara Penerimaan:
Meneliti kesesuaian jumlah setoran
penerimaan negara ke kas negara
dengan saldo penerimaan negara
yang belum disetor ke kas negara
27
7. Penyusunan LPJ Bendahara
Penyusunan LPJ Bendahara
Rekening Koran
BA Pemeriksaan Kas
28
7. Penyusunan LPJ Bendahara (lanjutan)
Alur LPJ Bendahara
Rekonsiliasi
Sekjen K/L LKK/L LKPP
4
2a
1 2b 3
Verifikasi
Satker KPPN Kanwil KanPus DJPBN
BPK
Keterangan singkat:
1. Satker menyampaikan LPJ ke KPPN untuk dilakukan verifikasi dan rekonsiliasi
2. Setelah dinyatakan cocok oleh KPPN, satker menyampaikan LPJ kepada unit eselon I K/L dan BPK. KPPN
melaporkan kepada Kanwil DJPb.
3. Kanwil DJPb melaporkan LPJ dalam lingkup kerjanya dan melaporkan kepada Kantor Pusat DJPb.
4. LPJ yang diterima oleh K/L merupakan salah satu dokumen dalam penyusunan Laporan Keuangan.
5. LPJ yang diterima oleh Kantor Pusat DJPb menyusun Laporan Keuangan Tingkat Pusat .
6. Kantor Pusat DJPb dan K/L melakukan rekonsiliasi Laporan Keuangan K/L dan LKPP.
29
8. Verifikasi LPJ Bendahara
Verifikasi LPJ Bendahara Bendahara Penerimaan
Menguji kesesuaian saldo
Meneliti izin rekening
awal
Bendahara.
01 02 Menguji kesesuaian saldo
Meneliti kepatuhan 07 rekening bank
Bendahara dalam
penyetoran PNBP dan Pajak 06 03 Menguji kesesuaian jumlah
(bila ada) uang di brankas
Menguji kesesuaian 05 04 Menguji kebenaran
penyetoran ke kas negara perhitungan
KEWAJIBAN PERPAJAKAN
BENDAHARA PEMERINTAH
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA Diklat Penyegaran (Refreshment) Bendahara
BENDAHARA
“
kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah
“
kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah
Pasal 47 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
APBD
potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening Kas Negara
pada bank pemerintah atau bank lain yang ditetapkan Menteri Keuangan
sebagai bank persepsi atau pos giro dalam jangka waktu sesuai
ketentuan perundang-undangan.
Pasal 64 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
BELUM MEMILIKI Segera daftarkan Bendahara
DAFTAR/UPDATE DATA
POTONG/PUNGUT
Pasal 47 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
SETOR KE KAS NEGARA
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
PASAL
OBJEK Penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang diterima oleh Pegawai,
seperti gaji dan tunjangan
Penghasilan tidak tetap dan tidak teratur yang diterima oleh Pegawai, Bukan
Pegawai, dan Peserta Kegiatan, seperti: honor kegiatan, honor narasumber, dan
sebagainya
PASAL
LAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK TARIF
PASAL
STATUS PTKP PTKP TAHUNAN PTKP BULANAN
TK/0 54.000.000 4.500.000
TK/1 58.500.000 4.875.000
TK/2 63.000.000 5.250.000
TK/3 67.500.000 5.625.000
K/0 58.500.000 4.875.000
K/1 63.000.000 5.250.000
K/2 67.500.000 5.625.000
K/3 72.000.000 6.000.000
PASAL
OBJEK Penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang diterima oleh Pegawai, seperti
gaji dan tunjangan
Penghasilan tidak tetap dan tidak teratur yang diterima oleh Pegawai, Bukan
Pegawai, dan Peserta Kegiatan, seperti: honor kegiatan, honor narasumber, dan
sebagainya
Dikali 12
≤ 450.000 > 450.000 Dikurangi PTKP Setahun
PPh Ps 21 Setahun
Upah kumulatif > Rp4,5 jt s.d. Rp10,2 jt sebulan
Dibagi 12
Upah sehari dikurangi PTKP sehari
PPh Pasal 21 Sebulan
Tarif PPh 21 = 5%
PPh Pasal 21:
Bukan Pegawai
Berkesinambungan Tidak
Berkesinambungan
Ex Pasal 13 ayat (1) berkesinambungan
(50 % x Ph Bruto)
Dikurangi (50 % x Ph Bruto)
(50 % x Ph Bruto)
PTKP sebulan,
Dihitung secara Dihitung secara
kumulatif kumulatif
Dalam hal Dokter Yang Praktik di RS/Klinik Jumlah Penghasilan Bruto adalah
Sebesar Jasa Dokter Yang Dibayarkan Pasien melalui RS/Klinik sebelum
Dipotong Biaya-Biaya atau Bagi Hasil RS/Klinik
PPh Pasal 21:
Lainnya
Tarif Pasal 17
UU PPh
Penghasilan Bruto
Ph BRUTO(>10,2jt) – PTKP
PESERTA KEGIATAN
Ph Bruto
21
PAJAK PENGHASILAN
PASAL
PENERIMA PENGHASILAN TARIF
FINAL
PASAL
OBJEK pembelian barang, seperti: komputer, mebel, mobil dinas, ATK, dan barang
lainnya oleh Pemerintah kepada Wajib Pajak rekanan penjual barang
pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air minum/PDAM dan benda-
benda pos
PASAL
penghasilan yang dibayarkan kepada pihak lain/rekanan berupa sewa dan
OBJEK penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta (selain
tanah/bangunan), seperti sewa kendaraan atau sewa sound system
PASAL 4(2)
sewa tanah dan/atau bangunan berupa tanah, rumah, rumah susun, apartemen,
OBJEK kondominium, gedung perkantoran, pertokoan, gedung pertemuan termasuk
bagiannya, rumah kantor, toko, rumah toko, gudang, bangunan industri
PASAL 4(2)
penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan meliputi
OBJEK penjualan, tukar-menukar, perjanjian pemindahan hak, pelepasan hak, penyerahan
hak, lelang, hibah, waris, atau cara lain yang disepakati
PASAL 4(2)
OBJEK penghasilan dari pelaksanaan konstruksi (kontraktor)
PASAL 4(2)
OBJEK penghasilan dari perencanaan/pengawasan konstruksi (konsultan)
pembayaran atas penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas PPN
tidak dipungut dan/atau dibebaskan dari pengenaan PPN
pembayaran atas penyerahan BBM dan Bukan BBM oleh Pertamina, rekening
telepon, jasa angkutan udara oleh perusahaan penerbangan
BEA METERAI
BM
Surat perjanjian dan surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan
OBJEK sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang
bersifat perdata (seperti kontrak atau surat pernyataan)
Surat yang memuat jumlah uang, seperti kuitansi, billing statement, dan lain-lain
TARIF Rp6.000,00
Rp3.000,00
khusus surat yg memuat jumlah uang lebih dari Rp250.000,00 s.d. Rp1.000.000,00
Alur Pemikiran Pemotongan/Pemungutan
Belanja dari
APBN/APBD
setor ke kas
negara
Laporkan ke KPP
PENYETORAN PAJAK KE KAS NEGARA
3 LANGKAH
PENYETORAN PAJAK
411128 - 409 Pemotongan PPh Final Pasal 4(2) atas jasa konstruksi
KODE AKUN PAJAK –
KODE JENIS SETORAN
KETERANGAN
SALURAN PEMBUATAN
KODE BILLING
Pastikan kode Bayar
MAU SETOR BILLING
BILLING PAJAK?
telah dibuat (setor pajak)
KAS NEGARA
PEMBAYARAN BILLING PAJAK DILAKUKAN KE REKENING
DENGAN ATM, INTERNET BANKING, EDC, MOBILE
BANKING, ATAU PADA LOKET BANK/POS PERSEPSI
PEMUNGUTAN
PEMOTONGAN
PPh Pasal 21, 23, 4(2) PPh Pasal 22 dan PPN
• SSP lembar ke-1 • SSP lembar ke-1
Arsip Bendahara Arsip Rekanan
• SSP lembar ke-2 • SSP lembar ke-2
Arsip KPPN Arsip KPPN
• SSP lembar ke-3 • SSP lembar ke-3
Dilaporkan ke KPP oleh Bendahara Dilaporkan ke KPP oleh Rekanan
• SSP lembar ke-4 • SSP lembar ke-4
Arsip Bank/Pos Persepsi Arsip Bank/Pos Persepsi
• Bukti Potong untuk penerima • SSP lembar ke-5
penghasilan/pegawai/rekanan Arsip Bendahara
POIN PENTING
PENGISIAN SPT MASA
dikenai sanksi
administrasi
• berupa sebesar:
Rp 500.000,- untuk SPT Masa PPN
Rp 100.000,- untuk SPT Masa lainnya
Rp1.000.000,- untuk SPT Tahunan PPh WP Badan
Rp100.000,- untuk SPT Tahunan PPh WP OP
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN KEUANGAN R.I.
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
Februari 2018
Tujuan Pemberian Materi
Peserta memahami pokok-pokok materi/substansi
kebendaharaan secara menyeluruh mulai dari
regulasi, proses bisnis, sampai dengan teknis
penggunaan teknologi serta aplikasi yang
digunakan.
1 2 3
terintegrasi dengan refreshment.
Materi yang Direviu dan Dibahas
Jenis-Jenis Belanja dan
Pejabat Perbendaharaan (termasuk
Bendahara Pengeluaran Pembantu) 1 9 Kode Akun
Dokumen sumber
Pengarsipan 3 11 transaksi
PENGGUNA ANGGARAN
MENTERI/PIMP.LEMBAGA
(1)
KUASA PA
KEPALA SATKER
(2)
3
2. Penetapan Pejabat Perbendaharaan
Menunjuk kepala Satker yang berstatus Pegawai
Negeri Sipil untuk melaksanakan kegiatan
Kementerian Negara/Lembaga sebagai KPA
Penunjukan Kepala Satker sebagai KPA
bersifat ex-officio
Menteri/Pimpinan
Lembaga selaku PA Menetapkan Pejabat
Perbendaharaan
Negara lainnya, yaitu
PPK dan PPSPM
Menetapkan
PPSPM
Setiap terjadi pergantian jabatan kepala Satker, setelah serah terima jabatan pejabat
kepala Satker yang baru langsung menjabat sebagai KPA.
4
2. Penetapan Pejabat Perbendaharaan (lanjutan)
Penetapan PPK dan PPSPM
Penetapan PPK dan PPSPM tidak terikat periode tahun anggaran, dalam hal
tidak terdapat penggantian PPK dan/atau PPSPM, maka pada awal tahun
anggaran, KPA menyampaikan pemberitahuan kepada Kepala KPPN.
5
2. Penetapan Pejabat Perbendaharaan (lanjutan)
Penetapan Bendahara Pengeluaran
Arsip
Rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media yang dibuat dan diterima oleh lembaga
negara, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi kemasyarakatan, organisasi politik, dan
perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Intonasi bicara
Dalam operasionalisasi tugasnya, bendahara berhubungan atau berinteraksi dengan
pihak-pihak yang dilayani pembayarannya, seperti KPA, PPK, PPSPM, penerima
pembayaran, pegawai, non pegawai, dan pemeriksa. Dalam interaksi tersebut,
bendahara dituntut untuk selalu berkomunikasi lisan secara efektif dan suara yang
jelas sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman dan dampak negatif lainnya.
8
5. Perjalanan dinas
Belanja Perjalanan Dinas
merupakan salah satu belanja barang yang transaksinya cukup
kompleks dan frekuensi pembukuannya tinggi
9
6. Microsoft Office
perangkat lunak paket aplikasi perkantoran buatan Microsoft
dan dirancang untuk dijalankan di bawah sistem operasi
Microsoft Windows dan Mac OS X.
Contoh: Jika kita akan menyimpan dokumen yang telah dibuat, maka telah disediakan tombol dengan ikon
gambar floppy disk/disket dan pengguna cukup meng-klik nya saja.
10
7. Aplikasi SILABI
Menu Aplikasi SILABI
Aplikasi SILABI merupakan salah satu modul yang menjadi bagian dari Sistem Aplikasi Satker.
11
7. Aplikasi SILABI
Ilustrasi backup data
Melalui Modul Admin Melalui Modul Bendahara
412446000_03-03-2015.BLPJ
03-03-2015SPM.BAC 12
8. Uang Persediaan
Konsep Pembayaran
Pembayaran Langsung Pembayaran dengan UP
Jenis Pembayaran yang Utama Untuk membiayai keperluan sehari-
(prinsip) hari perkantoran
Langsung ke rekening yg LS UP Pembayaran tidak boleh melebihi Rp
berhak/rekanan/pihak ketiga 50 juta kepada satu rekanan kecuali
Untuk keperluan tertentu (gaji dsb) honorarium dan Perjadin.
melalui Bendahara Pengeluaran Tetap memperhatikan ketentuan
perpajakan.
Definisi UP
Uang persediaan adalah Uang Muka Kerja yang diberikan kepada
bendahara pengeluaran, bersifat daur ulang (revolving) untuk
membiayai kegiatan operasional sehari-hari perkantoran yang
tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.
• Penggantian UP dapat dilakukan setelah UP digunakan
sekurang-kurangnya 50% dari UP yang diterima
• Sisa UP setelah pengajuan SPM GU Nihil pada akhir tahun
anggaran harus disetor ke rekening Kas Negara dengan batas
waktu yang ditentukan
• Dalam hal Penggunaan UP belum mencapai 50% sedangkan satker memerlukan pendanaan melebihi sisa dana yang tersedia dapat
dimintakan Tambahan Uang Persediaan (TUP)
Dapat diberikan pengecualian oleh Dirjen PBN atau Kanwil Ditjen PBN
13
Penyelesaian Tagihan Melalui Mekanisme Pembayaran LS
Penyedia
No Uraian PPK PPSPM
Barang/Jasa
Mengajukan tagihan atas Kontrak/Bukti
1 penyelesaian Pekerjaan, disertai Pendukung
dengan bukti pendukung
PPK melakukan pengujian dan
2 penelitian materil dan formal Uji
tagihan.
15
Mekanisme GUP
Bendahara
No Uraian PPSPM PPK Pengeluaran/
BPP
1 Bendahara Pengeluaran Bukti
menyampaikan bukti pengeluran Pengeluaran
kepada PPK
2 Atas dasar bukti pengeluaran
tersebut, PPK melakukan pengujian
apabila memenuhi syarat Uji
menerbitkan SPP-GUP.
3 SPP-GUP beserta bukti pendukung
SPP-GUP & Bukti
disampaikan kepada PPSPM Pendukung
16
Daftar Rincian Permintaan Pembayaran (DRPP)
a. DRPP dibuat per JENIS BELANJA, KEGIATAN
dan OUTPUT (1 DRPP, 1 KEGIATAN, 1 SPP GUP
OUTPUT, 1 LOKASI) JENIS DRPP SPP GUP NIHIL
b. Bisa terdiri dari lebih dari 1 (satu) kuitansi
c. Bisa terdiri dari lebih dari 1 (satu) akun SPP PTUP
d. 1 DRPP untuk 1 SPP
Alur DRPP
Modul Bendahara Modul PPK Modul PSPM KPPN
RUH Kuitansi
SPP SPM SP2D
RUH Transaksi
RUH DRPP
ADK
Cetak
17
Format DRPP
18
9. Jenis Belanja dan Akun
Belanja Pegawai (51)
Kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau barang, yang harus
dibayarkan kepada pegawai pemerintah (di dalam negeri dan di luar negeri) sebagai
imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan selama periode akuntansi, kecuali
pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
Pembayaran kepada pekerja yang dipekerjakan sendiri, dan pekerja lain yang bukan
karyawan pemerintah tidak termasuk dalam kelompok belanja pegawai tetapi dalam
kelompok belanja barang dan jasa.
Belanja Barang
524 525 526
Belanja Perjalanan Belanja BLU Belanja Barang untuk diserahkan kpd masyarakat/Pemda
19
9. Jenis Belanja dan Akun (lanjutan)
Belanja Modal (53) (Lampiran II PP 71 dan PMK 91/PMK.06/2007)
Belanja Modal adalah Pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya
yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Aset Lainnya diantaranya
Aset Tetap adalah Aset Berwujud yang aset tak berwujud, tagihan
mempunyai masa manfaat lebih dari 12 penjualan angsuran yang
bulan untuk digunakan, atau jatuh tempo lebih dari 12
dimaksudkan untuk digunakan dalam bulan, dan aset kerjasama
kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan dengan pihak ketiga
oleh masyarakat umum. (kemitraan).
PPh Pasal 23 Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan berupa hadiah, bunga, deviden,
sewa, royalti, dan jasa-jasa lainnya selain Objek PPh Pasal 21
21
10. Jenis-Jenis Pajak dan Denda (lanjutan)
3 Langkah Penyetoran Pajak
22
10. Jenis-Jenis Pajak dan Denda (lanjutan)
Sanksi Terlambat Setor (Pasal 9 ayat (2a) UU KUP)
dikenai sanksi
administrasi dihitung dari tanggal jatuh
tempo pembayaran s.d.
tanggal pembayaran.
23
11. Dokumen Sumber Transaksi
Dokumen Sumber Transaksi Pengeluaran
Kuitansi/Bukti SSBP/
SSP
pengeluaran SSPB
LPJ Bendahara
24
11. Dokumen Sumber Transaksi (lanjutan)
Dokumen Sumber Transaksi Penerimaan
DIPA
DOKUMEN
SSBP SUMBER SSPB
Bukti
penerimaan
lain
25
12. Mekanisme Pengembalian UP/TUP
Tahun Anggaran Berjalan
Mekanisme Dokumen
Sisa UP/TUP melalui Aplikasi SIMPONI dengan mengakses
https://simponi.kemenkeu.go.id melalui menu Billing dan
mengisi semua data yang diperlukan
Akun
815114 815514
Sisa UP Tahun Anggaran yang Lalu Sisa TUP Tahun Anggaran yang Lalu
27
13. Pembukuan Bendahara
Dalam hal Bendahara
mengelola valas,
Dalam hal tertentu, Bendahara membuat
pembukuan bisa catatan atas keadaan
dilakukan dengan Pembukuan dilakukan kurs transaksi
manual tangan atau terpisah untuk setiap penyetoran ke kas
komputer. DIPA. negara.
28
14. Rekonsiliasi Internal
Pemeriksaan Kas
Pemeriksaan Kas dilakukan dalam hal:
• Terjadi pergantian Bendahara
• Dilakukan rekonsiliasi internal
• Sewaktu-waktu
Hasil Pemeriksaan Kas dituangkan dalam BA
Dalam hal lebih dari Rp 50 juta di akhir jam kerja, harus dibuat Berita Acara yang ditandatangani
2 KPA/PPK atas nama KPA dan Bendahara Pengeluaran/BPP.
KPA/PPK atas nama KPA melakukan pengamanan atas uang yang ada di brankas Bendahara
3 Pengeluaran.
29
14. Rekonsiliasi Internal (lanjutan)
Pelaksanaan Rekonsiliasi
Rekonsiliasi internal antara pembukuan Bendahara dengan UAKPA dilakukan minimal 1 kali di
akhir bulan bersamaan dengan pemeriksaan kas dan dituangkan dalam Berita Acara.
Tujuan Rekonsiliasi
Bendahara Pengeluaran:
Saldo UP/TUP dan saldo selain UP/TUP
Bendahara Penerimaan:
Jumlah setoran penerimaan negara
ke kas negara & saldo penerimaan
negara yang belum disetor ke kas
negara
30
15. LPJ Bendahara
Penyusunan LPJ Bendahara
LPJ Bendahara disusun secara LPJ Bendahara disusun berdasarkan LPJ BPP disampaikan ke
bulanan atas uang yang BKU, Buku Pembantu dan Buku Bendahara Pengeluaran
dikelolanya baik rupiah Pengawasan Anggaran yang telah
maupun valas ke KPPN paling direkonsiliasi dan ditandatangani
lambat tanggal 10 bulan oleh Bendahara dan pejabat yang
berikutnya. melakukan pemeriksaan kas dan
rekonsiliasi
Rekening Koran
BA Pemeriksaan Kas
31
15. LPJ Bendahara (lanjutan)
Alur LPJ Bendahara
Rekonsiliasi
Sekjen K/L LKK/L LKPP
4
2a
1 2b 3
Verifikasi
Satker KPPN Kanwil KanPus DJPBN
BPK
Keterangan singkat:
1. Satker menyampaikan LPJ ke KPPN untuk dilakukan verifikasi dan rekonsiliasi
2. Setelah diverifikasi oleh KPPN dan benar, satker menyampaikan LPJ kepada unit eselon I K/L dan BPK. KPPN
melaporkan kepada Kanwil DJPb.
3. Kanwil DJPb melaporkan LPJ dalam lingkup kerjanya dan melaporkan kepada Kantor Pusat DJPb.
4. LPJ yang diterima oleh K/L merupakan salah satu dokumen dalam penyusunan Laporan Keuangan.
5. LPJ yang diterima oleh Kantor Pusat DJPb menyusun Laporan Keuangan Tingkat Pusat .
6. Kantor Pusat DJPb dan K/L melakukan rekonsiliasi Laporan Keuangan K/L dan LKPP.
32
15. LPJ Bendahara (lanjutan)
Verifikasi LPJ Bendahara Bendahara Penerimaan
Menguji kesesuaian saldo
Meneliti izin rekening
awal
Bendahara.
01 02 Menguji kesesuaian saldo
Meneliti kepatuhan 07 rekening bank
Bendahara dalam
penyetoran PNBP dan Pajak 06 03 Menguji kesesuaian jumlah
(bila ada) uang di brankas
Menguji kesesuaian 05 04 Menguji kebenaran
penyetoran ke kas negara perhitungan
01
Mengelola sistem e-
02
Menyediakan
03
Menyediakan akses
04
Menyediakan bantuan
05
Melakukan pendaftaran
Procurement atau pelatihan kepada internet bagi teknis untuk dan verifikasi terhadap
Sistem Pengadaan Panitia/ULP dan Panitia/ULP dan mengoperasikan Admin Agency dan
Secara Elektronik Penyedia barang/jasa Penyedia barang/jasa SPSE kepada Penyedia barang/jasa
(SPSE) Panitia/ULP dan
Penyedia barang/jasa
Posisi LPSE
Panitia/Unit Layanan
Layanan Pengadaan Penyedia
Pengadaan Secara Barang/
(ULP) Elektronik Jasa
(LPSE)
34
TERIMA KASIH