Anda di halaman 1dari 6

Olahan Cemilan Daun Kelor (Moringa oleifera)

sebagai Antidiabetik

Oleh :
Azatil Ishmah (N11115032)
Sarce (N11115064)

Fakultas Farmasi
Universitas Hasanuddin
2018
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia menempati urutan keenam di dunia sebagia negara dengan jumlah


pendetita diabetes melitus terbanyak setelah India, Cina, Uni Soviet, Jepang, dan
Brazil sehingga dapat dikatakan bahwa kasus diabetes melitus di Indonesia semakin
mengkhawatirkan (Sibarani, 2010).
Diabetes melitus merupakan penyakit endemis global. Insiden diabetes
melitus secara global diperkirakan akan meningkat menjadi 366 juta pada tahun 2030
dan akan muncul sendiri sebagai tantangan kesehatan yang utama (Sarah, Gojka,
Anders, Richard, & Hilary, 2005). Peningkatan terbesar jumlah diabetes melitus
diperkirakan akan terjadi di beberapa negara berkembang (Gibney 2009).
Diabetes melitus adalah penyakit atau gangguan metabolisme kronik yang
kompleks karena adanya gangguan pada produksi hormon insulin, kerja hormon
insulin, ataupun keduanya baik relatif maupun absolut. Hal ini dikarakterisasi dengan
meningkatnya kadar glukosa serum (hiperglikemia) dan glukosuria (Long, 1996).
Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah
daun kelor (Moringa oleifera). Daun kelor kaya akan kandungan alkaloid dan steroid/
triterpenoid yang berperan dalam penurunan kadar gula darah, sehingga daun kelor
dapat digunakan sebagai antidiabetik (Roy Radiansa, 2013). Menurut Anthanot
(2016) pemberian dosis tunggal 4 gram serbuk daun kelor kapsul pada orang coba
sehat dapat meningkatkan sekresi insulin sebesar 74%.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang manfaat
daun kelor sebagain antidiabetik, maka perlu dilakukan penelitian terhadap aktivitas
daun kelor dalam menurunkan kadar gula darah yang dibuat dalam bentuk olahan
camilan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa kandungan daun kelor sehingga dapat menurunkan kadar gula darah ?
2. Bagaimana pengolahan daun kelor menjadi camilan antidiabetik ?

I.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari penilitan ini adalah untuk membuat olahan dari daun
kelor menjadi camilan untuk penderita diabetes tipe 2.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Moringa oleifera merupakan suatu tanaman yang hidup di daerah tropis dan
subtropics yang banyak digunakan sebagai obat tradisional. Tanaman kelor termasuk
dalam genus Moringa yang memiliki daun berbentuk bulat telur dan merupakan jenis
tumbuhan berumur panjang. Penggunaan tanaman tersebut dikarenakan banyaknya
kandungan senyawa dari Moringa oleifera. Beberapa kandungan senyawanya adalah
alkaloid, flavonoid, triterpenoid, quersetin, dan bebrapa senyawa lainnya. Moringa
oleifera banyak dimanfaatkan untuk pengobatan seperti antidiabetik, antioksidan,
antihipertensi, diuretik dan beberapa pengobatan lainnya. Selain itu dapat juga
dimanfaatkan sebagai sumbeer nutrisi dan protein (Anwar, F. dkk., 2007).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Al-Malki, A. L dkk pada tahun
2015 menunjukkan bahwa tikus yang diberi serbuk kelor dapat memperbaiki histologi
pancreas dan ginjal dari tikus betina yang sebelumnya diinduksi dengan diabetes
streptozotocin (STZ) (Al-Malki dkk. 2015).
Diabetes melitus merupakan kelainan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemi sebagai akibat dari aksi insulin, gangguan sekresi insulin, maupun
keduanya. Hiperglikemi kronik pada diabetes melitus berkaitan dengan kerusakan
jangka panjang, serta kegagalan dan disfungsi berbagai organ, terutama ginjal, mata,
saraf, pembuluh darah, dan jantung (Abdel-Rahman, 2011).
Ari Fatmawati (2010) menyatakan bahwa diabetes melitus merupakan
penyakit keturunan. Adanya faktor genetik pada penyakit diabetes melitus dibuktikan
dengan dilakukannya penelitian terhadap saudara kembar identik penyandang
diabetes melitus, dan hampir 100% bisa dipastikan akan mengidap diabetes melitus.
Berdasarkan penelitian Ari Fatmawati (2010) di Rumah Sakit Umum Daerah Sunan
Kalijaga Demak dapat dilihat bahwa riwayat keluarga ada kaitan atau hubungannya
dengan kejadian diabetes melitus tipe 2, dimana responden dengan riwayat keluarga
diabetes melitus beresiko 2,97 kali menderita diabetes melitus tipe 2 dibandingkan
dengan responden yang tidak memiliki riwayat keluarga diabetes melitus.
Faktor risiko yang dapat menyebabkan timbulnya diabetes melitus tipe 2,
yaitu riwayat keluarga dan aktivitas fisik. Berdasarkan penelitian Kunthi Wandansari
(2013) di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Moewardi Surakarta dapat dilihat
bahwa aktivitas fisik ada kaitan atau hubungannya dengan kejadian diabetes melitus
tipe 2 (Wandansari, K. 2013).
BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Alat

Alat-alat yang digunakan antara lain baskom, ember, keranjang, kompor,


plastik kemasan, regulator, spatula, staples, tirisan, dan wajan.

III.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan antara lain daun kelor segar dan resep keripik
kelor krispi.

III.3 Metode Penelitian


1. Daun kelor segar dicuci dengan air mengalir
2. Letakkan bumbu, garam 1 ons, ketumbar secukupnya, penyedap rasa
secukupnya, bawang putih secukupnya, kemiri secukupnya, daun jeruk purut
3 lembar, lalu tumbuk bumbu hingga halus
3. Masukkan tepung ke dalam baskom, tambahkan air secukupnya, lalu aduk
hingga rata
4. Masukkan bumbu ke dalam baskom, lalu aduk hingga bumbu merata.
5. Masukkan daun kelor segar, sebagai bahan utama dalam pembuatan keripik
kelor krispi
6. Setelah penggorengan siap, masukkan adonan ke dalam wajan dengan takaran
dan harus rapi. Setelah kelihatan berwarna kekuningan, balik dengan spatula.
7. Setelah masak, angkat keripik dari penggorengan, lalu tiriskan hingga dingin.
8. Setelah dingin, bungkus keripik kelor ke dalam kemasan yang telah disiapkan.
Beri label pada kemasan dan direkatkan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdel-Rahman, Z. 2011. The Effects of Antioxidants Supplementation on Haemostatic


Parameters and Lipid Profiles in Diabetic Rats. Journal of American Science.

Al-Malki, A. L., & El Rabey, H. A. (2015). The antidiabetic effect of low doses of Moringa
oleifera Lam. seeds on streptozotocin induced diabetes and diabetic nephropathy in
male rats. BioMed research international.

Anthanont P, Lumlerdkij N, Akarasereenont P, Vannasaeng S, Sriwijitkamol A.


2016. Moringa Oleifera Leaf Increases Insulin Secretion after Single Dose
Administration: A Preliminary Study in Healthy Subjects. Journal of the
Medical Association of Thailand.
Anwar, F., Latif, S., Ashraf, M., & Gilani, A. H. (2007). Moringa oleifera: a food plant with
multiple medicinal uses. Phytotherapy research, 21(1), 17-25.

Fatmawati, A. 2010. Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Pasien Rawat Jalan Di
Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga Demak. Skripsi. Universitas Negeri
Semarang.

Gibney dkk. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah Volume 2. Bandung: Yayasan


IAPK Pajajaran.

Radiansaa, Roy, Nurdin Rahman, dan Siti Nuryanti. 2013. Ekstrak Daun Kelor
(Moringa oleifera) Sebagai Alternative untuk Menurunkan Kadar Gula Darah
pada Mencit. Universitas Tadulako: Palu.
Sarah, W., Gojka, R., Anders, G., Richard, S., & Hilary, K. 2005. Global Prevalence of
Diabetes. Estimates for The Year 2000 and Projections for 2030. Diabetes Care,
27:1047–1053.

Sibarani, R. 2010. Tinjauan Pola Makan pada Penderita Diabetes Mellitus Rawat
Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010. Skripsi. Universitas Sumatera
Utara
Sinaga, M., Hiswani, & Jemadi. 2013. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus dengan
Komplikasi Yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun
2011. Jurnal Gizi, Kesehatan Reproduksi, dan Epidemiologi, Vol 1, No 2
Wandansari, K. 2013. Hubungan Pola Makan dan Aktifitas Fisik dengan Kejadian Diabetes
Melitus Tipe 2 Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Artikel Publikasi Ilmiah:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai