Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN DIARE

OLEH :

AGUS SENINTO (16E11526)

I KETUT ANOM FEBRIANTO ( 16E11534)

PRODI D-III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI (STIKES BALI)

TAHUN AJARAN 2017-2018


LAPORAN PENDAHULUAN DIARE

A. Definisi Secara umum


1. Definisi Defekasi
Buang air besar (biasanya disingkat menjadi BAB ) Atau
defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk
membuang kotoan atau tinja yang padat atau setengah padat yang
berasal dari sistem pencernaan makhluk hidup. Manusia dapat
melakukan buang air besar beberapa kali dalam beberapa hari.
Tetapi bahkan dapat mengalami gangguan yaitu hingga hanya
beberapa kali saja dalam satu minggu atau dapat berkali kali
dalam satu hari, biasanya gangguan- gangguan tersebut
diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak benar dan jika
dibiarkandapat menjadi masalah yang lebih besar
(Wikipedia.com)

2. Proses Defekasi

Gerakan peristaltis dari otot-otot di dinding usus besar


menggerakkan tinja dari saluran pencernaan menuju rectum. Pada
rectum terdapat bagian yang membesar (di sebut ampulla) yang
menjadi tempat penampungan tinja sementara. Otot-otot pada
dinding rektum yang di pengaruhi oleh sistem saraf sekitarnya
dapat membuat suatu rangsangan untuk mengeluarkan tinja keluar
tubuh. Jika tindakan pembuangan terus ditahan atau di hambat
maka tinja dapat kembali ke usus besar yang menyebabkan air
pada tinja kembali di serap, dan tinja menjadi sangat padat. Jika
buang air besar tidak dapat di lakukan untuk masa yang agak lama
dan tinja terus mengeras , konstipasi dapat terjadi. Sementara, bila
ada infeksi bakteri atau virus di usus maka secara refleks usus
akan mempercepat laju tinja sehingga penyerapan air sedikit.
Akibatnya, tinja menjadi encer sehingga perut terasa mulas dan
dapat terjadi pembuangan secara tanpa diduga. Keadaan demikian
di sebut diare. Ketika rectum telah penuh, tekanan di dalam
rectum akan terus meningkat dan menyebabkan rangsangan untuk
buang air besar. Tinja akan didorong menuju kesaluran anus otot
sphincter pada anus akan membuka lubang anus untuk
mengeluarkan tinja. Selama buang air besar, otot dada diafragma,
otot dinding abdomen, dan diafragma pelvis menekan saluran
cerna. Pernafasan juga akan terhenti sementara ketika paru-paru
menekan diafragma dada kebwah untuk memberi tekanan.tekanan
darah meningkat dan darah yang di pompa menuju jantung
meninggi.

3. Faktor-Faktor Mempengaruhi Defekasi


 Umur
 Diet
 Cairan (fluid)
 Tonus otot
 Faktor fsikologi
 Gaya hidup
 Obat-obatan (medikasi)
 Prosedur diagnostic
 Anastesi dan pembedahan
 Nyeri
 Iritan
 Gangguan saraf sensorik dan motorik

B. Konsep asuhan keperawatan dengan diare


1. Diagnosa
Diare
2. Definisi

Menurut NANDA,(2015) diare adalah buang air besar (defekasi)


dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat),
kandungan air tinja lebih banyak dari pada biasanya lebih dari 200
gram ml/24 jam.
3. patofisiologi
a. Etiologi menurut NANDA,(2015)
1. Diare akut
Virus: rotavirus,adenovirus,Norwalk virus, parasite.
Protozoa; giardia lambdia,entamoeba hystolitica,trikomonas
hominis,isospora sp,cacing (A lumbricoides,a
duodenale,N.americanus,T.trichiura,O vermicularis,
S.strecolaris, T.saginata, T.sollium)

bakteri: yang memproduksi enterotoksin ( aureus, C


perfringens, E coli, V cholera,C difficile) dan yang
menimbulkan inflamasi mukosa usus (Shingella,salmonella
spp,Yersinia)
2. Diare kronik

Umumnya diare kronik dapat diklompokkan dalam 6


kategori pathogenesis terjadinya

- Diare osmotic
- Diare sekretorik
- Diare karena gangguan motilitas
- Diare inflamatorik
- Malabsorbsi
- Infeksi kronik

b. Proses terjadinya
Transfort aktif akibat rangsangan toksin terhadap elektrolit
kedalam usus halus.sel dalam mukosa intestinal mengalami
iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit.
Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa
intestinal sehingga menurunkan area permukaan
intestinal,perubahan kapasitas intestinal,perubahan kapasitas
intestinal dan terjadi gangguan absorbs cairan dan
elektrolit.peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal
untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan
makanan.ini terjadi pada sindrom malabsorbsi. Serta
meningkatnya motilitas intestinal dapat mengakibatkan
gangguan absorbsi intestinal.
c. Manifestasi klinis dan batasan karakteristik menurut
Nanda,(2015)
a. Ada dorongan untuk defekasi
b. Bising usus hiperaktif
c. Defekasi feses cair >3 dalam 24 jam
d. Kram
e. Nyeri abdomen2

C. Rencana keperawatan diare menurut NANDA NIC NOC edisi


1,(2015)
1. Diagnosa
Diare
2. Rencana tujuan dan kriteria hasil

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam


diharapkan pasien merasakan nyaman dengan kriteria hasil

1. Feses berbentuk, BAB sehari sekali tiga hari


2. Menjaga daerah sekitar rectal dari iritasi
3. Tidak mengalami diare
4. Menjelaskan penyebab diare dan rasional tendakan
5. Mempertahankan turgor kulit
3. Implementasi
Pada tahap ini untuk melaksanaka intervensi dan aktivitas-
aktivitas yang telah dicatat dalam rencana keperawatan pasien.
Agar implementasi/pelakasanaan ini dapat tepat waktu dan
efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas keperawatan,
memantau dan mencatat respon pasienterhadap setiap intervensi
yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan
perawatan (Eko dan Andi, 2014).
4. Evaluasi
Yang dapat dievaluasi adalah:

6. Feses berbentuk, BAB sehari sekali tiga hari


7. Menjaga daerah sekitar rectal dari iritasi
8. Tidak mengalami diare
9. Menjelaskan penyebab diare dan rasional tendakan
10. Mempertahankan turgor kulit
DAFTAR PUSTAKA
Fundamental of nursing, Carol Taylor Et All,1997,Lippincott Raven
Washington.
Eko dan Andi. 2014. Asuhan keperawatan system pencernaan.
Yogyakarta:Nuha Medika.
Nanda.(2015).Diagnosa Keperawatan.Jakarta:penerbit buku kedokteran
EGC.

Anda mungkin juga menyukai