Anda di halaman 1dari 2

ANGGADA BALIK

Lakon ini dikisahkan terjadi setelah Prabu Dasamuka tewas, dan Ramawijaya dan anak buahnya
menududuki Kerajaan Alengka. Gunawan Wibisana, adik Dasamuka, minta agar Rama mau menjadi raja
di Alengka, tetapi Rama menolak. Ia memutuskan akan mengangkat putra Prabu Dasamuka yang masih
hidup, yaitu Dasawilukrama.

Keputusan itu tidak disetujui oleh Anggada, karena itu ia pergi meninggalkan Rama. Anoman yang
berusaha membujuk tidak berhasil.

Ternyata kepergian Anggada adalah untuk memata-matai Dasawilukrama yang sesungguhnya


menyimpan rasa dendam pada Ramawijaya yang telah membunuh ayahnya.

Dendam Dasamilukrama mendapat dukungan dari arwah Dasamuka yang bernama Godayitma. Dari
Godayitma, Dasawilukrama mendapat sebilah keris bernama Kyai Pecatyitma, yang harus digunakan
untuk membunuh Rama.

Pada suatu kesempatan Dasawilukrama berhasil memasuki tempat peraduan Rama, dan siap
menusukkan keris Kyai Godayitma ke tubuh Sri Rama. Pada saat yang tepat, Anggada melompat merebut
keris itu dari tangan Dasawilukrama. Agar mengalihkan tuduhan, Dasawilukrama berteriak menuduh
Anggada akan membunuh Rama. Teriakan itu didengar Anoman yang segera datang meringkus
keduanya.

Rama bingung bagaimana mengadili keduanya, karena Anggada dan Dasawilukrama masing-masing
menuduh lainnya sebagai pembunuh. Akhirnya Gunawan Wibisana memberi saran, agar keduanya diadu
sampai mati. Yang menang itulah yang tidak bersalah.
Godayitma, arwah Dasamuka, amat kecewa dengan kegagalan Dasawilukrama. Karena itu ia menghukum
anaknya dengan cara keluar dari raga Dasawilukrama dan masuk ke raga Anggada. Karenanya, tiba-tiba
Anggada menjadi buas, dan menggigit leher Dasawilukrama sampai putus.

Sesudah Dasawilukrama tewas ditusuk dengan keris Kyai Pecatyitma, Anggada melompat ke arah Rama
untuk menusuknya. Untunglah Anoman waspada dan meringkusnya. Dalam jepitan tangan Anoman,
Anggada dimanterai oleh Gunawan Wibisana sehingga arwah Godayitma dapat diusir dari kera berbulu
merah itu. Setelah sadar, Anggada segera bersujud di hadapan Ramawijaya.

Ramayana : Tambak Undur

Diposting oleh Cah Samin di 6:25 PM

Rahwana telah terbunuh oleh Ramawijaya, selanjutnya ia mengutus Wibisana untuk masuk ke Istana
Alengka terlebih dahulu untuk menemui Sinta. Ternyata Dewi Sinta walaupun masih tetap setia pada
Rama meskipun telah lama tinggal di Alengka bersama Rahwana, Rama masih meragukan. Untuk
mendapat kepastian tentang kesuciannya, Rama meminta Dewi Sinta masuk ke dalam api pembakaran
yang dinyalakan dan ternyata ia dapat keluar dari api sebagai gadis remaja yang penuh sinar.

Setelah keraguan Rama lenyap, ia memerintahkan anak buahnya segera kembali ke Ayodya. Perjalanan
Rama dan Sinta menuju Ayodya kembali melewati tambak. Di tengah tambak (bendungan) mendapat
serangan Dewi Jarini, putri Sarpakenaka yang dibantu Sekesa anak Prabu Sumali dari Krenda Buntala.

Bala tentara Sekesa menghancurkan bendungan, tetapi berkat kesigapan Anoman para raksasa itu dapat
dibunuh. Bahkan Dewi Jarini yang memiliki kekebalan kulit yang berbulu dapat dibinasakan Anoman.

Selanjutnya Rama dan Sita bertemu lagi dengan Branta serta Trugena di Ayodya, mereka sangat gembira
selanjutnya pesta bersama.

Anda mungkin juga menyukai