0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
395 tayangan5 halaman
1) Anoman pergi ke istana Alengka untuk mencari letak Sinta dan bertemu dengannya.
2) Setelah memberitahu Rama tentang lokasi Sinta, pasukan Iskanda membangun jalan menuju Alengka selama dua setengah bulan.
3) Perang pun terjadi antara Iskanda melawan Alengka untuk merebut kembali Sinta.
1) Anoman pergi ke istana Alengka untuk mencari letak Sinta dan bertemu dengannya.
2) Setelah memberitahu Rama tentang lokasi Sinta, pasukan Iskanda membangun jalan menuju Alengka selama dua setengah bulan.
3) Perang pun terjadi antara Iskanda melawan Alengka untuk merebut kembali Sinta.
1) Anoman pergi ke istana Alengka untuk mencari letak Sinta dan bertemu dengannya.
2) Setelah memberitahu Rama tentang lokasi Sinta, pasukan Iskanda membangun jalan menuju Alengka selama dua setengah bulan.
3) Perang pun terjadi antara Iskanda melawan Alengka untuk merebut kembali Sinta.
Dengan membawa cincin pernikahan Rama, Anoman pergi untuk
mencari letak dimana Sinta berada karena diculik. Untuk mengetahui letak Sinta berada, Anoman bertapa didalam gua untuk mendapatkan ilham. Selama bertapa di gua, Anoman akhirnya mendapat ilham tentang letak Sinta berada, ternyata dia berada di Negeri Alengka yang berjarak 100 Yojana dari gua tersebut. Agar sampai ke Negeri Alengka, Anoman yang sakti melakukan Tiwikrama atau membesarkan diri menjadi raksasa untuk cepat sampai ke Negeri Alengka. Setelah melewati daratan langsung melewati laut dan sampai di Negeri Alengka, Anoman pun mengecilkan diri sampai sebesar tikus untuk masuk ke Istana Alengka lewat selokan. Ketika Anoman sampai disebuah taman, dia melihat wanita cantik yang kurus ditemani para wanita. Ketika itu Rahwana datang membawa kepala palsu yang berbentuk kepalanya Rama untuk buktikan kepada Sinta bahwa Rama sudah meniggal, setelah mengetahui hal tersebut Sinta merasa putus asa dan ingin meninggal dunia, namun Trijata yang disampinya meluruskan bahwa masih ada harapan. Dengan kesetian Sinta kepada Rama, dia rela mati terlebih dahulu sebelum diperkosa Rahwana. Walau begitu, karena Rahwana sangat mencintai Sinta, dia tidak akan memperkosa Sinta, dan dia hanya menunggu Sinta sampai mau kepadanya. Dengan bujukan dari Rahwana yang terus menerus, Sinta tetap pada pendiriannya untuk setia kepada Rama. Ketika tadi Rahwana muncul, Anoman yang baru datang langsung memanjat pohon mangga. Karena Anoman lapar, dia memakan semua mangga dipohon terebut sampai habis dan ingin lagi (mitos mangga mana lagi), kemudian Anoman melompat ke pohon mangga yang disamping dan mangga tersebut yang dimakan bentuknya kecil, harum, dan manis (mitos mangga arum manis). Saat sudah kenyang dan hanya ada Anoman dan Sinta, Anoman yang pintar duduk dipohon sambil bercerita "Di Negeri Ayodya terdapat raja yang memiliki anak yang bernama Rama. Dengan kesaktian Rama, dia dapat menikahi wanita cantik dari Negeri Micila" Sinta yang penasaran terhadap suara misterius tersebut yang sebenarnya suara Anoman melanjutkan cerita "Mereka sangat bahagia, namun sayangnya kebahagiaan mereka tidak bertahan lama. Ketika mereka mengembara dihutan, si putri diculik raksasa." Dengan penasaran, Sinta menyuruh suber suara tersebut muncul. Muncul lah Anoman lalu menjelaskan kepada Sinta bahwa dia adalah utusan dari Rama dengan bukti cincin pernikahan Rama yang Anoman bawa. Setelah mempercayai Anoman, Sinta hatinya berbungabunga. Karena Anoman hanya sebagai utusan Rama untuk mencari letak Sinta berada, maka Rama lah yang nanti akan menyelamatkan Sinta.
Setelah bertemu dengan Sinta, Anoman dengan sombongnnya
langsung terbang dan menjadi raksasa lalu mencabut tiang Wihara dan dilempar keatas, kemudian dia duduk diatas Wihara tersebut. Dengan mata yang menyala Anoman menantang semua perajurit Alengka dan memperingatkan kepada Raja Alengka untuk menyerahkan Sinta kepada Rama. Berperanglah para perajurid Alengka dengan Anoman, karena Anoman dalam wujud Raksasa, maka para perajurit Alengka kalah. Ketika keributan tersebut terdengar Rahwana, dia langsung marah namun direndam oleh anaknya, Indrajid. Indrajid pun menemui Anoman dan bertarung dengannya, Indrajid yang memberitahu bahwa dia anak Rahwana kemudian Anoman ingin bertemu dengan Rahwana. Dengan berpura-pura kalah, Anoman dibawa Indrajid kepada Rahwana. Di depan Raja Rahwana, Anoman akan dibunuh namun tidak jadi karena dia hanya utusan yang akan memberi tahu tentang Kerajaan Alengka. Karena Rahwana yang ingin membunuh Anoman dicegah Wibisana, dia langsung ingin mempermalukan Anoman dengan memotong ekor, karena ekor anoman yang kuat tidak bisa dipotong, maka ekor Anoman dibakar dengan minyak. Anoman yang kepanasan langsung kabur dengan terbang memutari Kerajaan Alengka dengan tubuh raksasa, karena ekornya yang kebakar dan dikenakan pada pemukiman Negeri Alengka, maka terjadi kebakaran dikerajaan Alengka. Ketika sepertiga Negeri Alengkan kebakar, Anoman ingat kepada Sinta yang berada di taman Asoka. Dengan segera Anoman langsung masuk ke laut lalu kembali ke taman Asoka, ternyata di taman tersebut tidak terbakar, oleh karena itu Anoman lega lalu menandai empat penjuru Istana Alengka dengan ketupat. Setelah mengetahui Sinta berada, Anoman langsung terbang menuju Negeri Iskinda. Kedatangan Anoman diterima dengan senang oleh Rama, Anoman pun menjelaskan keadaan Sinta dengan bukti cincin yang ditukar menjadi cincin pernikahan Sinta yang dibawanya dan memberitahu bahwa Sinta berada di Negeri Alengka karena Rahwana. Untuk menuju kesana diadakan rapat, akhirnya para pasukan kera dibawah kendali Sugriwa beserta Rama dan Lesmana pergi ke Negeri Alengka dengan arahan Anoman. Rama Tambak Sesampai rombongan dipinggir laut, Rama yang sangat ingin menyelamatkan Sinta tidak sabar sampai-sampai akan mengeringkan laut dengan menucapkan mantra lalu menancapkan keris, namun Rama mengurungkan niatnya mengeringkan laut karena akan merusak ekosistem laut. Dengan keputusan Rama, akhirnya para pasukan kera menambak laut dengan pohon sampai Negeri Alengka selama dua setengah bulan.
Setelah sampai di Negeri Alengka, para pasukan kera yang dipimpin
Sugriwa dengan dikomandoi Rama dan Lasmana menantang Negeri Alengka. Anoman yang menjadi panglima perang mengawali Hai Rahwana, dalam waktu tiga hari kamu harus menyerahkan Sinta atau akan aku luluh lantahkan Negeri Alengka ini!. Setelah mendengar tantangan Anoman, Rahwana merinding lalu mengadakan musyawarah dengan pasukannya Jambu Mangkri, Jambu Mete, Jamu Bol, dan lainnya. Karena para pasukan Alengka penjilat, maka para pasukan tersebut masih membela Rahwana untuk berperang walau itu membela yang jahat. Namun diantar sidang itu terdapat dua adik Rahwana yang membela kebenaran dan tidak menjerumuskan Rahwana untuk berperang dengan mengembalikan Sinta, yaitu Wibisana dan Kumbakarma. Rahwana yang mendengarkan usul dari Wibisana dan Kumbakarma untuk tidak berperang, dia langsung mengusir Wibisana dan Kumbakarma. Karena diusir, Wibisana langsung kembali pulang dan Kumbakarma langsung makan lalu tidur. Akhirnya Rahwana memutuskan untuk berperang dan panglima perangnya Indrajid. Awal berperang Indrajid mengusulkan untuk bertarung lima lawan lima dengan, Anoman dengan Indrajid, Anggada dengan Jambu Mantri dan berikutnya sampai lima. Dari pertarungan lima lawan lima, tiga perwakilan dari Rahwana kalah dan duanya seri. Setelah pertarungan lima lawan lima tersebut, dimulailah perperangan. Pada perperangan hari pertama, Kerajaan Iskinda menang dan Kerajaan Alengka kalah. Di hari selanjutnya, Kerajaan Alengka menggunakan tipu daya dengan ke kekuatan Indrajid, dia menggunakan ilmu Prembayu yang dapat membuat Rama dan Lesmana kehilangan tenaga dan terhipnotis oleh Indrajid. Setelah Rama dan Lesmana kena Prembayu, Indrajid membawa mereka menjauh dari perperangan di tengah hutan. Karena dipisahkan Rama dan Lesmana dengan pasukan Iskanda, pasukan Iskanda bingung dan Anoman marah dengan mencari Idrajid lalu menemukan Rama dan Lesmana yang putus asa karena kehabisan tenaga. Saat keadaan Rama dan Lesmana kritis sampai didengar Wibisana, karena Wibisana dapat menyembuhkan ilmu Prembayu dan lebih memilih kebenaran, maka dia membantu Rama dan Lesamana. Dengan memberi tahu kepada Anoman bahwa Wibisana akan menyembuhkan Rama dan Lesmana, namun dengan meminta pertimbangan agar tidak menghancurkan Negeri Alengka. Oleh karena itu, Wibisanan dipersilahkan untuk menemui Rama dan Lesamana lalu menyembuhkan mereka. Setelah menyembuhkan Rama dan Lesmana, Wibisana yang diberi keinginan oleh Rama tidak menginginkan apa-apa dan hanya membela kebenaran. Rama yang sembuh
berjanji akan mengalahkan Rahwana dan menjadikan Wibisana raja di
Alengka. Namun ketika malam hari Jambu Mantri menyampaikan untuk menggunakan ular racun berbisa kepada Rama, Lesmana, dan semua pasukan Iskinda. Karena digigit ular tersebut, semua yang digigit menjadi lemas dan didengar oleh Wibisana. Setelah mendengar bahwa Rama, Lesmana, dan para pasukan Iskinda terkena bisa ular, Wibisana menangis karena hanya ibunya yang tahu obatnya. Dengan menemui ibunya, Wibisana mengetahui obat untuk bisa tersebut adalah air dari endapan bunga Wijayakusuma. Untuk menemukan bunga Wijayakusuma, ternyata hanya ada di Gunung Himalaya. Dengan bantuan Jembawan yang tua merupakan mantan pelari cepat yang juga pasukan Iskinda yang tidak kena bisa, dia berlari menuju gunung Himalaya untuk mengambil bunga WijayaKusuma dan berhasil menyembuhkan Rama, Lesmana, dan para pasukan Iskinda. Setelah sembuh, Rama marah dan Wibisana marah sampai menjadi pemimpin pasukan Iskinda. Karena adanya Wibisana, para pasukan Iskinda dapat mengalahkan pasukan Alengka dan hanya tinggal Indrajid. Karena pasukan Alengka kalah, maka Rahwana bingun dan meminta bantuan oleh Kumbakarma. Rahwana pun membangun Kumbakarma dengan mencabuti bulu kakinya dan menaruh makanan didepannya. Dengan bujukan Rahwana, Kumbakarma yang membela kebenaran ikut berperan namun bukan untuk Rahwana akan tetapi untuk melindungi Negeri Alengka. Karena kesaktian Kumbakarma yang luar biasa, Wibisana mundur dan pasukan Iskanda dalam sehari langsung kalah karena terbakar karena melihat matanya Kumbakarma. Wibisana yang merupakan saudara dari Kumbakarma pada malam hari mendekati peristirahatan Kumbakarma untuk berbicara dengannya. Wibisana yang beralasan untuk membela Rama karena kebenaran, dia bertanya kelemahan Kumbakarma. Wahai Kumbakarma, aku yang membela kebenaran bertanya kepada mu, apa kelemahan mu? tanya Wibisana, karena Kumbakarma yang membela kebenaran rela mati dan menjawab Aku dapat kalah bila ada cermin didepan saat aku mengeluarkan kekuatan mata. Dengan begitlah Wibisana mengetahui kelemahan Kumbakarma. Keesokan harinya, Wibisana meminta Anoman untuk membawa cermin yang sangat besar sampai menutupi dirinya. Ketika Kumbakarma maju dimedan perperangan, dia mengira berhadapan dengan lawan yang pantas untuk ditantangnya, padahal orang yang dianggap lawan yang pantas bagi Kumbakarma adalah banyang dirinya dari cermin. Dengan bodohnya Kumbakarma melawan dirinya sendiri, karena kesaktiannya memantul pada dirinya sendiri, maka Kumbakarma langsun jatuh dan mau meninggal.
menjelang kematian Kumbakarama, Wibisana mendekati dan memintamaaf
kepada Kumbakarma lalu menjelaskan kenapa dia membela Rama. Setelah mengetahui alasan Wibisama, Rama muncul dan Kumbakarma meminta Rama untuk menjadikan Wibisana menjadi raja di Kerajaan Alengka. Setelah kematian Kumbakarma, Rahwana murka. Karena Rahwana tidak akan mati, maka setiap Rama memanah Rahwana dan Rahwana akan hidup kembali. Untuk mengalahkan Rahwana, Wibisana menyuruh agar Rahwana dihimpit oleh dua gunung. Akhirnya Anoman menghimpitkan Rahwana di antara dua gunung. Sejak itu lah Wibisanan dijadikan Raja di Kerajaan Alengka. Akibat kekalahan Rahwana, Rama dengan senang menjemput Sinta ditaman Asoka. Sesampai ditaman Asoka, Rama yang bertemu dengan Sinta meminta bukti kalau Sinta masih suci. Sinta yang putus asa karena keraguan Rama, dia langsung meminta Lasmana untuk membuat api unggun yang besar lalu Sinta masuk ke api unggun tersebut. Rama dan Lesmana yang melihat Sinta masuk kedalam api unggun langsung pingsan, setelah Rama dan Lesmana siuman, mereka melihat Sinta masih hidup setelah dibakar dan itu adalah bukti bahwa Sinta masih suci. Akhirnya Sinta, Rama, dan Lesmana kembalik ke Negeri Ayodya.