Anda di halaman 1dari 5

Anoman Obong

Dengan membawa cincin pernikahan Rama, Anoman pergi untuk


mencari letak dimana Sinta berada karena diculik. Untuk mengetahui letak
Sinta berada, Anoman bertapa didalam gua untuk mendapatkan ilham.
Selama bertapa di gua, Anoman akhirnya mendapat ilham tentang letak
Sinta berada, ternyata dia berada di Negeri Alengka yang berjarak 100
Yojana dari gua tersebut. Agar sampai ke Negeri Alengka, Anoman yang sakti
melakukan Tiwikrama atau membesarkan diri menjadi raksasa untuk cepat
sampai ke Negeri Alengka. Setelah melewati daratan langsung melewati laut
dan sampai di Negeri Alengka, Anoman pun mengecilkan diri sampai sebesar
tikus untuk masuk ke Istana Alengka lewat selokan. Ketika Anoman sampai
disebuah taman, dia melihat wanita cantik yang kurus ditemani para wanita.
Ketika itu Rahwana datang membawa kepala palsu yang berbentuk
kepalanya Rama untuk buktikan kepada Sinta bahwa Rama sudah meniggal,
setelah mengetahui hal tersebut Sinta merasa putus asa dan ingin
meninggal dunia, namun Trijata yang disampinya meluruskan bahwa masih
ada harapan. Dengan kesetian Sinta kepada Rama, dia rela mati terlebih
dahulu sebelum diperkosa Rahwana. Walau begitu, karena Rahwana sangat
mencintai Sinta, dia tidak akan memperkosa Sinta, dan dia hanya menunggu
Sinta sampai mau kepadanya. Dengan bujukan dari Rahwana yang terus
menerus, Sinta tetap pada pendiriannya untuk setia kepada Rama.
Ketika tadi Rahwana muncul, Anoman yang baru datang langsung
memanjat pohon mangga. Karena Anoman lapar, dia memakan semua
mangga dipohon terebut sampai habis dan ingin lagi (mitos mangga mana
lagi), kemudian Anoman melompat ke pohon mangga yang disamping dan
mangga tersebut yang dimakan bentuknya kecil, harum, dan manis (mitos
mangga arum manis). Saat sudah kenyang dan hanya ada Anoman dan
Sinta, Anoman yang pintar duduk dipohon sambil bercerita "Di Negeri
Ayodya terdapat raja yang memiliki anak yang bernama Rama. Dengan
kesaktian Rama, dia dapat menikahi wanita cantik dari Negeri Micila" Sinta
yang penasaran terhadap suara misterius tersebut yang sebenarnya suara
Anoman melanjutkan cerita "Mereka sangat bahagia, namun sayangnya
kebahagiaan mereka tidak bertahan lama. Ketika mereka mengembara
dihutan, si putri diculik raksasa." Dengan penasaran, Sinta menyuruh suber
suara tersebut muncul. Muncul lah Anoman lalu menjelaskan kepada Sinta
bahwa dia adalah utusan dari Rama dengan bukti cincin pernikahan Rama
yang Anoman bawa. Setelah mempercayai Anoman, Sinta hatinya berbungabunga. Karena Anoman hanya sebagai utusan Rama untuk mencari letak
Sinta berada, maka Rama lah yang nanti akan menyelamatkan Sinta.

Setelah bertemu dengan Sinta, Anoman dengan sombongnnya


langsung terbang dan menjadi raksasa lalu mencabut tiang Wihara dan
dilempar keatas, kemudian dia duduk diatas Wihara tersebut. Dengan mata
yang menyala Anoman menantang semua perajurit Alengka dan
memperingatkan kepada Raja Alengka untuk menyerahkan Sinta kepada
Rama. Berperanglah para perajurid Alengka dengan Anoman, karena
Anoman dalam wujud Raksasa, maka para perajurit Alengka kalah. Ketika
keributan tersebut terdengar Rahwana, dia langsung marah namun direndam
oleh anaknya, Indrajid. Indrajid pun menemui Anoman dan bertarung
dengannya, Indrajid yang memberitahu bahwa dia anak Rahwana kemudian
Anoman ingin bertemu dengan Rahwana. Dengan berpura-pura kalah,
Anoman dibawa Indrajid kepada Rahwana. Di depan Raja Rahwana, Anoman
akan dibunuh namun tidak jadi karena dia hanya utusan yang akan memberi
tahu tentang Kerajaan Alengka. Karena Rahwana yang ingin membunuh
Anoman dicegah Wibisana, dia langsung ingin mempermalukan Anoman
dengan memotong ekor, karena ekor anoman yang kuat tidak bisa dipotong,
maka ekor Anoman dibakar dengan minyak. Anoman yang kepanasan
langsung kabur dengan terbang memutari Kerajaan Alengka dengan tubuh
raksasa, karena ekornya yang kebakar dan dikenakan pada pemukiman
Negeri Alengka, maka terjadi kebakaran dikerajaan Alengka. Ketika sepertiga
Negeri Alengkan kebakar, Anoman ingat kepada Sinta yang berada di taman
Asoka. Dengan segera Anoman langsung masuk ke laut lalu kembali ke
taman Asoka, ternyata di taman tersebut tidak terbakar, oleh karena itu
Anoman lega lalu menandai empat penjuru Istana Alengka dengan ketupat.
Setelah mengetahui Sinta berada, Anoman langsung terbang menuju
Negeri Iskinda. Kedatangan Anoman diterima dengan senang oleh Rama,
Anoman pun menjelaskan keadaan Sinta dengan bukti cincin yang ditukar
menjadi cincin pernikahan Sinta yang dibawanya dan memberitahu bahwa
Sinta berada di Negeri Alengka karena Rahwana. Untuk menuju kesana
diadakan rapat, akhirnya para pasukan kera dibawah kendali Sugriwa
beserta Rama dan Lesmana pergi ke Negeri Alengka dengan arahan
Anoman.
Rama Tambak
Sesampai rombongan dipinggir laut, Rama yang sangat ingin
menyelamatkan Sinta tidak sabar sampai-sampai akan mengeringkan laut
dengan menucapkan mantra lalu menancapkan keris, namun Rama
mengurungkan niatnya mengeringkan laut karena akan merusak ekosistem
laut. Dengan keputusan Rama, akhirnya para pasukan kera menambak laut
dengan pohon sampai Negeri Alengka selama dua setengah bulan.

Setelah sampai di Negeri Alengka, para pasukan kera yang dipimpin


Sugriwa dengan dikomandoi Rama dan Lasmana menantang
Negeri
Alengka. Anoman yang menjadi panglima perang mengawali Hai Rahwana,
dalam waktu tiga hari kamu harus menyerahkan Sinta atau akan aku luluh
lantahkan Negeri Alengka ini!. Setelah mendengar tantangan Anoman,
Rahwana merinding lalu mengadakan musyawarah dengan pasukannya
Jambu Mangkri, Jambu Mete, Jamu Bol, dan lainnya. Karena para pasukan
Alengka penjilat, maka para pasukan tersebut masih membela Rahwana
untuk berperang walau itu membela yang jahat. Namun diantar sidang itu
terdapat dua adik Rahwana yang membela kebenaran dan tidak
menjerumuskan Rahwana untuk berperang dengan mengembalikan Sinta,
yaitu Wibisana dan Kumbakarma. Rahwana yang mendengarkan usul dari
Wibisana dan Kumbakarma untuk tidak berperang, dia langsung mengusir
Wibisana dan Kumbakarma. Karena diusir, Wibisana langsung kembali pulang
dan Kumbakarma langsung makan lalu tidur.
Akhirnya Rahwana memutuskan untuk berperang dan panglima
perangnya Indrajid. Awal berperang Indrajid mengusulkan untuk bertarung
lima lawan lima dengan, Anoman dengan Indrajid, Anggada dengan Jambu
Mantri dan berikutnya sampai lima. Dari pertarungan lima lawan lima, tiga
perwakilan dari Rahwana kalah dan duanya seri. Setelah pertarungan lima
lawan lima tersebut, dimulailah perperangan. Pada perperangan hari
pertama, Kerajaan Iskinda menang dan Kerajaan Alengka kalah. Di hari
selanjutnya, Kerajaan Alengka menggunakan tipu daya dengan ke kekuatan
Indrajid, dia menggunakan ilmu Prembayu yang dapat membuat Rama dan
Lesmana kehilangan tenaga dan terhipnotis oleh Indrajid. Setelah Rama dan
Lesmana kena Prembayu, Indrajid membawa mereka menjauh dari
perperangan di tengah hutan. Karena dipisahkan Rama dan Lesmana dengan
pasukan Iskanda, pasukan Iskanda bingung dan Anoman marah dengan
mencari Idrajid lalu menemukan Rama dan Lesmana yang putus asa karena
kehabisan tenaga.
Saat keadaan Rama dan Lesmana kritis sampai didengar Wibisana,
karena Wibisana dapat menyembuhkan ilmu Prembayu dan lebih memilih
kebenaran, maka dia membantu Rama dan Lesamana. Dengan memberi
tahu kepada Anoman bahwa Wibisana akan menyembuhkan Rama dan
Lesmana, namun dengan meminta pertimbangan agar tidak menghancurkan
Negeri Alengka. Oleh karena itu, Wibisanan dipersilahkan untuk menemui
Rama dan Lesamana lalu menyembuhkan mereka. Setelah menyembuhkan
Rama dan Lesmana, Wibisana yang diberi keinginan oleh Rama tidak
menginginkan apa-apa dan hanya membela kebenaran. Rama yang sembuh

berjanji akan mengalahkan Rahwana dan menjadikan Wibisana raja di


Alengka.
Namun ketika malam hari Jambu Mantri menyampaikan untuk
menggunakan ular racun berbisa kepada Rama, Lesmana, dan semua
pasukan Iskinda. Karena digigit ular tersebut, semua yang digigit menjadi
lemas dan didengar oleh Wibisana. Setelah mendengar bahwa Rama,
Lesmana, dan para pasukan Iskinda terkena bisa ular, Wibisana menangis
karena hanya ibunya yang tahu obatnya. Dengan menemui ibunya, Wibisana
mengetahui obat untuk bisa tersebut adalah air dari endapan bunga
Wijayakusuma. Untuk menemukan bunga Wijayakusuma, ternyata hanya ada
di Gunung Himalaya. Dengan bantuan Jembawan yang tua merupakan
mantan pelari cepat yang juga pasukan Iskinda yang tidak kena bisa, dia
berlari menuju gunung Himalaya untuk mengambil bunga WijayaKusuma dan
berhasil menyembuhkan Rama, Lesmana, dan para pasukan Iskinda.
Setelah sembuh, Rama marah dan Wibisana marah sampai menjadi
pemimpin pasukan Iskinda. Karena adanya Wibisana, para pasukan Iskinda
dapat mengalahkan pasukan Alengka dan hanya tinggal Indrajid. Karena
pasukan Alengka kalah, maka Rahwana bingun dan meminta bantuan oleh
Kumbakarma. Rahwana pun membangun Kumbakarma dengan mencabuti
bulu kakinya dan menaruh makanan didepannya. Dengan bujukan Rahwana,
Kumbakarma yang membela kebenaran ikut berperan namun bukan untuk
Rahwana akan tetapi untuk melindungi Negeri Alengka. Karena kesaktian
Kumbakarma yang luar biasa, Wibisana mundur dan pasukan Iskanda dalam
sehari langsung kalah karena terbakar karena melihat matanya
Kumbakarma.
Wibisana yang merupakan saudara dari Kumbakarma pada malam hari
mendekati peristirahatan Kumbakarma untuk berbicara dengannya. Wibisana
yang beralasan untuk membela Rama karena kebenaran, dia bertanya
kelemahan Kumbakarma. Wahai Kumbakarma, aku yang membela
kebenaran bertanya kepada mu, apa kelemahan mu? tanya Wibisana,
karena Kumbakarma yang membela kebenaran rela mati dan menjawab Aku
dapat kalah bila ada cermin didepan saat aku mengeluarkan kekuatan
mata. Dengan begitlah Wibisana mengetahui kelemahan Kumbakarma.
Keesokan harinya, Wibisana meminta Anoman untuk membawa cermin
yang sangat besar sampai menutupi dirinya. Ketika Kumbakarma maju
dimedan perperangan, dia mengira berhadapan dengan lawan yang pantas
untuk ditantangnya, padahal orang yang dianggap lawan yang pantas bagi
Kumbakarma adalah banyang dirinya dari cermin. Dengan bodohnya
Kumbakarma melawan dirinya sendiri, karena kesaktiannya memantul pada
dirinya sendiri, maka Kumbakarma langsun jatuh dan mau meninggal.

menjelang kematian Kumbakarama, Wibisana mendekati dan memintamaaf


kepada Kumbakarma lalu menjelaskan kenapa dia membela Rama. Setelah
mengetahui alasan Wibisama, Rama muncul dan Kumbakarma meminta
Rama untuk menjadikan Wibisana menjadi raja di Kerajaan Alengka.
Setelah kematian Kumbakarma, Rahwana murka. Karena Rahwana
tidak akan mati, maka setiap Rama memanah Rahwana dan Rahwana akan
hidup kembali. Untuk mengalahkan Rahwana, Wibisana menyuruh agar
Rahwana dihimpit oleh dua gunung. Akhirnya Anoman menghimpitkan
Rahwana di antara dua gunung. Sejak itu lah Wibisanan dijadikan Raja di
Kerajaan Alengka.
Akibat kekalahan Rahwana, Rama dengan senang menjemput Sinta
ditaman Asoka. Sesampai ditaman Asoka, Rama yang bertemu dengan Sinta
meminta bukti kalau Sinta masih suci. Sinta yang putus asa karena keraguan
Rama, dia langsung meminta Lasmana untuk membuat api unggun yang
besar lalu Sinta masuk ke api unggun tersebut. Rama dan Lesmana yang
melihat Sinta masuk kedalam api unggun langsung pingsan, setelah Rama
dan Lesmana siuman, mereka melihat Sinta masih hidup setelah dibakar dan
itu adalah bukti bahwa Sinta masih suci. Akhirnya Sinta, Rama, dan Lesmana
kembalik ke Negeri Ayodya.

Anda mungkin juga menyukai