Kelompok 8
Segala puji Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Asuhan
Kebidanan ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah kita tentukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya
penyusunan makalah seperti ini, makalah yang kami buat dapat tercatat dengan rapi dan dapat
kita pelajari kembali pada kesempatan yang lain untuk kepentingan proses belajar kita
terutama dalam mata kuliah Bahasa Indonesia.
Bersama dengan ini kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu hingga terselesaikannya tugas ini. Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi
perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam
pembuatan tugas-tugas yang lain dimasa mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini, kita
dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan imu pengetahuan.
Penyusun
2.1. Anatomi dan Fisiologi Organ Reproduksi Wanita
Yaitu alat kandungan yang dapat dilihat dari luar bila wanita dalam posisi
litotomi, fungsinya adalah untuk kopulasi. Yang termasuk genetalia eksterna
yaitu :
Mons pubis
Daerah yang menggunung diatas simfisis,yang akan ditumbuhi rambut
kemaluan (pubis) apabila wanita beranjak dewasa. Rambut ini membentuk
sudut lengkung (pada wanita) sedangkan pria membentuk sudut runcing ke
atas.
Labia mayora
Berada pada kanan dan kiri,berbentuk lonjong,yang pada wanita
menjelang dewasa ditumbuhi rambut lanjutan dari mins
veneris,bertemunya labia mayora membentuk komisura posterior
Labia Minora
Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Merupakan
suatu lipatan kanan dan kiri bertemu diatas preutium klitoridis dan
dibawah klitoris. Bagian belakang kedua lipatan setelah mengelilingi
orifisium vagina bersatu disebut faurchet (hanya nampak pada wanita yang
belum pernah melahirkan).
Klitoris (kelentit)
Identik dengan penis pria,kira-kira sebesar kacang hijau sampai cabe
rawit dan ditutupi frenulum klitorodis. Glands klitoris berisi jaringan yang
dapat berereksi,sifatnya amat sensitif karena banyak memiliki serabut
saraf.
Vestibulum
Merupakan rongga yang sebelah laterak dibatasi oleh kedua labia
minora,anterior oleh klitoris dan dorsal oleh faurchet. Pada vestibulum
juga bermuara uretra dan 2 buah kelenjar skene dan 2 buah kelenjar
bartholin,yang mana kelenjar ini akan mengeluarkan sekret pada waktu
koitus.
Hymen (selaput dara)
Merupakan selamput yang menutupi introitus vagina, biasanya
berlubang membentuk semilunaris,anularis,tapisan,septata,atau fimbria.
Bila tidak berlubang disebut atresia himenalis atau hymen imperforata.
Hymen akan robek pada koitus apalagi setelah bersalin. Lubang-lubang
pada hymen berfungsi untuk tempat keluarnya sekret dan darah haid.
Perineum
Terletak diantara vulva dan anus,panjang sekitar 4 cm.
Vulva
Bagian dari alat kandungan yang berbentuk lonjong,berukuran panjang
mulai dari klitoris,kanan kiri diatas bibir kecil,sampai ke belakang dibatasi
perineum.
merupakan alat kelamin yang tidak dapat dilihat dari luar,terletak disebelah
dalam dan hanya dapat dilihat dengan alat khusus atau dengan pembedahan.
2.3.Panggul
Panggul yang dikenal penting dalam ilmu kebidanan adalah panggul kecil (pelvis
minor) yang merupakan wadah alat kandungan dan menentukan bentuk jalan lahir,
sedangkan panggul besar (pelvis mayor) berfungsi mendukung isi perut dan bisa
menggambarkan keadaang panggul kecil.
1. Pintu atas panggul, Ukuran terpenting dari pintu atas panggul adalah konjugata vera
yang dapat diukur secara tidak langsung yaitu dengan mengukur konjugata diagonalis
dengan pemeriksaan dalam:
1,5 – 2 cm (CV = CD – 1,5)
Pada panggul yang normal promontorium tidak dapat diraba dengan pemeriksaan
dalam karena konjugata diagonalis cukup panjang. Sedangkan pada panggul yang
sempit promotorium dapat diraba. Pintu atas panggul dianggap normal bila:
a. CD > 11,5 cm
b. Multigravida dengan riwayat obstetric yang baik
c. Pada primigravida setelah kehamilan 36 minggu, kepala sudah masuk pintu atas
panggul
1. Distantia spinarum : Jarak antara spina iliaca anterior superior kiri dan kanan
(Ind. 23, Er. 26), kurang lebih 24 – 26 cm
2. Distantia cristarum : Jarak yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kira (Ind.
26, Er. 29), kurang lebih 28 – 30 cm.
3. Conjugata externa (Baudeloque) :
Jarak antara pinggir atas symphysis dan ujung prosessus spinosus ruas tulang
lumbal ke-V (Ind. 18, Er. 20), 18 cm.
4. Ukuran lingkar panggul :
Dari pinggir atas symphysis ke pertengahan antara spina iliaca anterior
superior dan trochanter major sepihak dan kembali melalui tempat – tempat
yang sama di pihak yang lain (Ind. 80, Er. 90), kurang lebih 10,5 cm.
Ukuran dalam panggul :
Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium,
linea inniminata, dan pinggir atas simfisis pubis
1. konjugata vera : dengan periksa dalam diperoleh konjugata diagonalis 10,5-
11 cm
2. konjugata transversa 12-13 cm
3. konjugata obliqua 13 cm
4. konjugata obstetrica adalah jarak bagian tengah simfisis ke promontorium
3. Jenis Panggul
Berdasarkan pada ciri-ciri bentuk pintu atas panggul, ada 4 bentuk pokok jenis
panggul :
1. Ginekoid : paling ideal, panggul perempuan, diameter anteroposterior sama dengan
diameter transversa bulat : 45%
2. Android : panggul pria, PAP segitiga, diameter transversa dekat dengan sacrum.
segitiga : 15%
3. Antropoid : agak lonjong seperti telur, diameter anteroposterior lebih besar
daripada diameter transversa.
4. Platipeloid : picak, diameter transversa lebih besar daripada diameter
anteroposterior, menyempit arah muka belakang : 5%
4. Sumbu Panggul
Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan titik-titik tengah ruang panggul
yang melengkung ke depan (sumbu Carus). Bidang-bidang :
a. Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan
promontorium
b. Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
c. Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
d. Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis
1. Lapisan luar.
• M.sfingter ani ekternus, yang mengelilingi anus.
• M. Bulbokavernosus, yang mengelilingi vulva.
• M. Transversus parinea suferfisialis.
2. Lapisan tengah
• M. Transversus parinea profundus.
• M. Stingfer uretra.
3. Lapisan dalam (diafragma pelvis)
• M. Pubokoksigeus.
• M. Iliokoksigeus.
• M. Koksigeus.
1. Esterogen
2. Progesteron
Progesteron dibentuk oleh korpus luteum, setelah terjadi ovulasi dan plasenta.
Kadar pregnandiol (metabolit dari progesteron dalam urin) paling tinggi dijumpai
pada hari ke 20 dan ke 21 setelah menstruasi dan berkurang 2 hari sebelum
menstruasi. Hormon progesteron berpengaruh pada uterus dan mammae. Pengaruh
progesteron pada uterus adalah sebagai berikut:
a. Endometrium akan bereaksi, kelenjar semakin panjang dan berkelok-kelok,
sehingga endometrium menjadi tebal dan lembut sehingga memudahkan nidasi.
b. Pengaruh terhadap dinding uterus: mengurangi kontraksi dinding uterus dan
mengurangi pengaruh oksitosin.
Pengaruh terhadap mammae adalah menyebabkan pertumbuhan dari acini dan
lobulis glandula mammae, seperti yang dijumpai pada fase post ovulatoir dan sel
Pada wanita terjadi di organ yang disebut ovarium. Pada ovarium sendiri
sebenarnya bakal sel telur, yaitu oosit telah ada sejak bayi. Oosit terdiri atas oosit primer
dan sekunder. Oosit sekunder berasal dari oosit primer yang mengalami proses
pembelahan secara meiosis di bawah pengaruh FSH. Di samping oosit sekunder, dalam
proses pembelahan oosit primer secara meiosis dihasilkan juga suatu badan yang disebut
badan polar pertama. Pada oosit sekunder di sekelilingnya terdapat folikel. Folikel-
folikel tersebut di bawah pengaruh FSH akan membelah berkali-kali sehingga
membentuk folikel yang disebut folikel de graaf atau folikel yang telah masak. Di antara
folikel de graaf terdapat suatu rongga. Folikel inilah yang kemudian berperan untuk
memproduksi estrogen pada wanita. Hormon estrogen berperan untuk merangsang
hipofisis mensekresikan Luteinizing Hormone (LH). LH merangsang proses pelepasan
sel telur dari ovarium yang dikenal dengan istilah ovulasi. Apabila sewaktu ovulasi
terjadi fertilisasi maka oosit sekunder akan mengalami proses pembelahan lebih lanjut
sehingga dihasilkan ootid yang bersifat haploid dan juga dihasilkan badan polar yang
kedua. Selanjutnya, ootid tersebut akan berdiferensiasi menjadi ovum atau sel telur.
Dengan demikian, pada proses oogenesis dihasilkan oosit sekunder yang nantinya
akan bersatu dengan sperma pada saat fertilisasi terjadi. Setelah terjadi pembuahan
(fertilisasi), oosit sekunder akan membelah secara meiosis lagi sampai akhirnya
dihasilkan ovum.
Meiosis, proses dimana gamet terbentuk, juga dapat disebut gametogenesis, harfiah
“penciptaan gamet.” Tipe spesifik meiosis yang membentuk sperma disebut
spermatogenesis, sedangkan pembentukan sel telur, atau ovum, disebut oogenesis. Yang
paling penting yang perlu Anda ingat tentang kedua proses adalah bahwa mereka terjadi
melalui meiosis, tetapi ada beberapa perbedaan spesifik di antara mereka.
a. Spermatogenesis
Testis jantan memiliki tubulus kecil yang berisi sel-sel diploid disebut
spermatogonium yang matang untuk menjadi sperma. Fungsi dasar dari spermatogenesis
adalah untuk mengubah masing-masing dari spermatogonium diploid menjadi empat sel
sperma haploid. Empat kali lipat ini dicapai melalui pembelahan sel meiosis rinci dalam
bagian terakhir. Selama interfase sebelum meiosis I, 46 kromosom tunggal spermatogonium
yang direplikasi untuk membentuk 46 pasang kromatid kakak, yang kemudian bahan genetik
pertukaran melalui sinapsis sebelum pembelahan meiosis pertama. Pada meiosis II, dua sel
anak pergi melalui divisi kedua untuk menghasilkan empat sel yang mengandung seperangkat
unik 23 kromosom tunggal yang akhirnya matang menjadi empat sel sperma. Mulai dari
pubertas, pria akan menghasilkan jutaan sperma setiap hari selama sisa hidupnya.
b. Oogenesis