Anda di halaman 1dari 34

Persiapan

dan
Mikroplaning
Sub PIN
nOPV2
Persiapa
n
a) Vaksin yang Akan Digunakan
b) Sasaran
c) Penyusunan Perencanaan dan Mikroplaning
d) Peningkatan Kapasitas Petugas Kesehatan
e)Advokasi, Komunikasi dan Penggerakan
Masyarakat
f) Pemantauan Persiapan
Vaksin yang
Digunakan
Jenis Vaksin

novel Oral Polio


Vaccine tipe 2
(nOPV2) dengan
kemasan 50 dosis per
vial

Vaksin merupakan
produksi PT.
Biofarma
Vaksin
dilengkapi Vaksin nOPV2 HANYA digunakan pada pelaksanaan
dengan VVM Sub PIN dalam rangka penanggulangan KLB polio
tipe 2
Sasara
nSasaran Sub PIN dilaksanakan 2 putaran. Masing-
1 masing putaran Sub PIN dilaksanakan dalam
seluruh anak usia 0 waktu 1 minggu dengan jarak minimal antar
sampai dengan 59 bulan,
termasuk pendatang, putaran adalah satu bulan. Target cakupan
tanpa memandang sekurang-kurangnya adalah 95% untuk
status imunisasi
sebelumnya masing- masing putaran

Jika berdasarkan kajian epidemiologi masih


2 ditemukan risiko penularan maka dapat
dilakukan sub PIN putaran berikutnya atau
mop-up.
Penyusunan Perencanaan dan
Mikroplaning

Provinsi dan Kabupaten Puskesmas


Kota
• Jumlah Sasaran
• Jumlah Sasaran • Kebutuhan Vaksin dan Logistik
• Kebutuhan Vaksin dan Logistik • Ketersediaan Peralatan Cold Chain
• Ketersediaan Peralatan • Tenaga Pelaksana
Rantai Vaksin (Cold Chain) • Pemetaan Wilayah
• Rencana Distribusi • Rencana Distribusi dan
dan Pembiayaan Pembiayaan Khusus Wilayah Sulit
• Jadwal Pelaksanaan Dijangkau
Supervisi • Jadwal Pelaksanaan
Format mikroplaning dapat diunduh pada
Penyusunan
Perencanaan dan
Mikroplaning (1)
Jumlah
Sasaran Pendataan Langsung Sasaran
di Puskesmas

Jumlah sasaran tingkat


Sasaran :
provinsi dan kab/kota
 Pendataan langsung (kunjungan rumah
didapatkan dari data
estimasi yang dikeluarkan ke rumah)
 Dilakukan oleh bidan desa dan bekerja
oleh Kementerian
sama dengan kader atau
Kesehatan
dasawisma setempat
Puskesmas mendapatkan
jumlah sasaran
berdasarkan pendataan
langsung di lapangan
Penyusunan
Perencanaan dan
Mikroplaning (2)
Kebutuhan Vaksin Kebutuhan Dropper

Jumlah dropper yang


Jml sasaran (0 bln s.d 59 bulan) * 100%* jml putaran (2) IP dibutuhkan yaitu sejumlah
(40) vial vaksin, ditambahkan
2% cadangan

Kebutuhan Plastik Klip

(volume vial vaksin : volume plastik klip yang digunakan) * 2


putaran

ditambahkan 5% cadangan

Di puskesmas, kebutuhan plastik klip adalah 2 kali lipat, karena digunakan untuk:
• vaksin utuh dan
• vaksin terbuka/ terpakai dan/ atau rusak
Penyusunan
Perencanaan dan
Mikroplaning
Kebutuhan (3) Kebutuhan Wadah/ Kontainer Limbah Medis
Plastik Limbah
Medis
(Volume vial vaksin terbuka/ terpakai (Volume plastik limbah medis berisi vial
dan/ atau rusak serta dropper terpakai serta dropper dibagi volume
dan/ atau rusak dibagi volume kantong wadah/kontainer yang digunakan) * 2
limbah medis yang digunakan) * 2 putaran putaran

ditambahkan 5% cadangan ditambahkan 5% cadangan

Kebutuhan Perlengkapan Anafilaktik


Kebutuhan Logistik PPI

Jumlah kebutuhan perlengkapan anafilaktik


Sesuai kebutuhan, mengacu pada disesuaikan dengan jumlah tempat
Petunjuk Teknis Pelayanan pelayanan imunisasi
Imunisasi pada Masa Pandemi Pastikan kelengkapan isi perlengkapan
COVID- 19 anafilaktik
dan pastikan tidak ada yang kadaluarsa
Penyusunan
Perencanaan dan
Mikroplaning (4 )

1 Ketersediaan Peralatan Rantai Vaksin


(Cold Chain)
Lakukan inventarisasi jumlah dan kondisi cold chain (vaccine
refrigerator, cold pack/ice pack, cold box, vaccine carrier,
dsb) yang ada saat ini serta melakukan upaya untuk
mengatasinya jika terjadi kekurangan

2 Rencana Distribusi dan


Pembiayaan
Susun rencana distribusi logistik dan perhitungan serta
sumber pembiayaan yang dibutuhkan
Penyusunan
Perencanaan dan
Mikroplaning (5)
1) Memantau pelaksanaan layanan imunisasi
Jadwal
Supervisi 2) Memantau pencatatan dan
pelaporan cakupan Sub PIN harian

Susun jadwal pelaksanaan 3) Memantau penggunaan serta stok


supervisi dan tentukan vaksin nOPV2 dan dropper harian
petugas prov dan kab/ kota 4) Memantau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
serta puskesmas yang
5) Memantau proses manajemen limbah
menjadi supervisor
6) Memantau dan verifikasi vial vaksin
dan
dropper nOPV2 yang akan
dilakukan pengembalian setiap akhir
putaran
Penyusunan Perencanaan
dan Mikroplaning : Puskesmas
(6)
Pemetaan Peta wilayah kerja puskesmas harus mencakup:
Wilayah
 Lokasi dari setiap desa/ kelurahan
 Lokasi- lokasi penting seperti posyandu,
fasyankes, tempat ibadah, pasar, PAUD/ TK,
dan tempat- tempat umum lainnya
 Perkiraan jarak dan waktu tempuh dari
puskesmas, fasilitas pelayanan kesehatan dan
posyandu ke setiap komunitas masyarakat
 Lokasi- lokasi rentan/ berisiko :
 wilayah padat penduduk,
 wilayah kumuh,
 wilayah yang terdapat pekerja
migran, kelompok marjinal dan
pengungsi yang berdomisili,
Contoh Peta Wilayah Kerja Puskesmas  wilayah pedesaan dan sulit secara
geografis,
 wilayah yang teridentifikasi adanya
penolakan terhadap imunisasi, atau
 wilayah pemukiman baru
Penyusunan Perencanaan
dan Mikroplaning : Puskesmas
(7) Tenaga Pelaksana
Jadwal
Pelaksanaa
Satu pelaksana imunisasi (dokter, bidan, n
1 perawat) memberikan imunisasi bagi 100-150 Setiap puskesmas harus
sasaran per hari
membuat jadwal

2 Jadwal dan jumlah pos pelayanan imunisasi pelaksanaan untuk setiap


disesuaikan dengan jumlah sasaran dalam pos pelayanan yang
sehari
mencantumkan nama
Setiap pos pelayanan terdapat minimal 1
3 orang pelaksana imunisasi dan dibantu oleh 2- petugas dan supervisor,
3 kader tanggal pelaksanaan, jumlah
Setiap 3-5 pos pelayanan imunisasi sasaran dan jumlah vaksin
4 dikoordinir oleh satu orang supervisor serta dropper yang
dibutuhkan
Peningkatan Kapasitas Petugas
Kesehatan
Sasaran Peningkatan
Kapasitas
Tingkat Provinsi, Tingkat Puskesmas
Kab/Kota
• dokter
petugas pengelola program imunisasi • bidan
- petugas surveilans PD3I dan • perawat
KIPI - petugas pengelola logistik - • petugas surveilans PD3I
petugas pengelola program dan KIPI
GKIA - petugas kesehatan • petugas pengelolaan
lingkungan - petugas promosi logistik
kesehatan - • petugas
kesehatan
lingkungan
• petugas promosi
kesehatan
Materi Peningkatan
Kapasitas
Melakukan persiapan
dan penyusunan
1 Melaksanakan pengembalian vaksin
dan dropper sisa serta manajemen
mikroplaning limbah
5
Melaksanakan Melaksanakan pencatatan
edukasi kesehatan /penyuluhan dan pelaporan
kesehatan
Menjalin kemitraan/kerjasama 2 6
Melaksanakan pemantauan
dan penanggulangan KIPI
Melaksanakan
pemberian 3 7 Melaksanakan monitoring
imunisasi nOPV2 dan evaluasi

4 8
Advokasi, Komunikasi dan
Penggerakan Masyarakat

Penggerakan
Advokasi Komunikasi Masyarakat
● Pengumuman oleh
● Pemerintah Daerah ● Sasaran Kader/ Ketua
tingkat provinsi  Utama : RT/ kader
(Gubernur) dan kab/kota Orangtua,
orangtua asuh, anggota ● Ajakan melalui forum-
(Bupati/Walikota), keluarga lainnya forum sosial
● DPRD provinsi  Sekunder : Nakes, keagamaan
dan kab/kota TOMA/TOGA, pejabat ● Pengumuman di
serta publik, media tempat
● Majelis Ulama atau ● Pemanfaatan Media ibadah (masjid, gereja,
Organisasi dll)
PEMANTAUAN
PERSIAPAN
Tujuan
● Menganalisa persiapan pelaksanaan Sub PIN dan dukungan yang diperlukan di daerah
● Menyediakan panduan dalam meningkatkan kesiapan daerah untuk melaksanakan
kegiatan Sub PIN dalam rangka penanggulangan KLB Polio.
Pelaksanaan
Pelaksanaan

a) Tempat Pelayanan Imunisasi

b) Distribusi Vaksin dan Logistik

c) Manajemen Vaksin dan Logistik


a) Manajemen Vaksin nOPV2
b) Mekanisme Pengembalian Vaksin dan
Dropper

d) Cara Pemberian
Tempat Pelayanan
Imunisasi
1 Puskesmas, Puskesmas
pembantu
2 Posyand
u Catatan :
Satuan Pendidikan Pelayanan imunisasi rutin
3 tetap berjalan
misalnya PAUD, TK

4 Pos imunisasi lainnya di


bawah koordinasi
puskesmas
Perbedaan nOPV2 dan
bOPV? bOPV nOPV2

Dosis per vial 10 50

Vial per pack/kemasan 10 10

Packed volume per dosis 0,1 cm3 0,55 cm3

VVM Ya Ya

Pelayanan dinamis:tidak digunakan kembali


Penggunaan vaksin terbuka Vaksin yang sudah dibuka hanya dapat
selesai pelayanan
digunakan pada hari yang sama
Pelayanan statis: 2 minggu

Indeks Pemakaian (IP) 6 (pada kegiatan imunisasi tambahan 40 (wastage 25%)


massal IP lebih tinggi yaitu 8)

Pengembalian vial dan dropper Tidak diperlukan Diperlukan untuk seluruh vial

Pada akhir kegiatan Sub PIN, seluruh vial


Vial terbuka/terpakai yang sudah baik yang terbuka/terpakai, rusak maupun
Pemusnahan melewati masa pakai atau vaksin rusak utuh dilakukan pemusnahan di tingkat provinsi
dilakukan pemusnahan sesuai prosedur

Penggunaan Imunisasi rutin dan tambahan (berd. kajian HANYA pada kondisi KLB polio tipe 2
epidemiologi)
Distribusi Vaksin
nOPV2
Provinsi Puskesmas menggunakan cold box atau
vaccine carrier disertai kotak
Kab/ Kota dingin beku (cold pack) atau ice
pack
Catatan :
• Di dalam cold box atau
vaccine carrier, vaksin
nOPV2 dimasukkan ke
dalam plastik klip untuk
melindungi dari rendaman air
• Saat distribusi, vaksin nOPV2
ditempatkan terpisah dari
vaksin lainnya dan diberi tanda
“nOPV2 untuk Sub PIN”
Masukkan Masukkan Tutup rapat vaccine
Cold/ Ice vaksin carrier
Pack (dalam plastik
klip)
Vaccine Arrival Report
(VAR)

Dalam waktu 24 jam setelah vaksin diterima, VAR diisi oleh Provinsi, Kab/Kota
dan Puskesmas (khusus puskesmas point 3-6 saja) dan dikirimkan ke
UNICEF
Dokumen VAR diundur pada https://bit.ly/SubPINVDPV2
MANAJEMEN VAKSIN DAN LOGISTIK
(1) 1. Vaksin nOPV2 sensitif terhadap panas, harus disimpan dengan baik pada
suhu yang direkomendasikan
 Tingkat provinsi dan kabupaten/kota: suhu -25 s.d -15°C
 Tingkat puskesmas: suhu 2 s.d 8°C
2. Dalam freezer atau vaccine refrigerator, beri tanda/label pada vaksin
nOPV2 dan simpan secara terpisah (atau pada keranjang terpisah) dengan
vaksin lain termasuk bOPV
3. Vaksin yang digunakan harus dalam kondisi baik
a. Label masih ada,
Manajemen b. tidak terendam air,
Vaksin c. disimpan pada suhu yang direkomendasikan, belum kedaluwarsa dan
nOPV2 d. VVM dalam kondisi A atauB
4. Lakukan pemeliharaan rantai dingin vaksin selama pelaksanaan pelayanan
imunisasi
a. Pastikan vaccine carrier dalam keadaan bersih sebelum digunakan
b. Vaccine carrier jangan terpapar sinar matahari langsung
c. Sebelum dibuka tuliskan tanggal dan jam pada label vial. Vaksin yang
sudah dibuka ditempatkan pada spons atau busa penutup vaccine
carrier, sedangkan vaksin yang belum dibuka tetap disimpan di bawah
busa penutup
MANAJEMEN VAKSIN DAN LOGISTIK
(2)

Contoh
pemberian
tanda/label
pada
vaksin
nOPV2

Vaksin
disimpan
terpisah
Vaccine Carrier berisi
vial nOPV2 juga diberi
tanda
MANAJEMEN VAKSIN DAN LOGISTIK
(3) 4. Vaksin yang belum terbuka saat pelayanan tetap berada di dalam plastik klip,
diberi tanda dan dapat disimpan kembali ke dalam lemari es pada suhu 2 – 8°C.
Vaksin tersebut didahulukan penggunaannya pada pelayanan berikutnya.
5. Vaksin nOPV2 yang sudah dibuka masih dapat digunakan pada hari yang sama,
tetapi keesokan harinya tidak boleh digunakan kembali.
6.Semua vial vaksin yang terbuka/terpakai dan/atau rusak serta dropper

terpakai dimasukkan ke dalam plastik klip terpisah untuk dibawa kembali ke


Manajemen Vaksin

nOPV2 puskesmas. Di puskesmas, plastik klip tersebut dikumpulkan dalam plastik

limbah medis atau kantong plastik kuning yang kuat dan anti bocor yang sudah
disiapkan, diikat dengan kuat dan diberi tanda khusus untuk nOPV2.
7. Vaccine carrier disimpan kembali di ruang penyimpanan dalam kondisi bersih di
puskesmas, sedangkan cold/ice pack dapat dimasukkan ke dalam freezer untuk
digunakan pada hari berikutnya.
MANAJEMEN VAKSIN DAN LOGISTIK
(4 )
• Di puskesmas, plastik klip dimasukkan ke
dalam plastik limbah medis atau kantong plastik
kuning yang kuat dan anti bocor, diikat dengan
kuat dan diberi tanda khusus untuk nOPV2
Selesai
pelayanan, • Masukkan plastik limbah medis atau kantong
masukkan vial plastik kuning ke dalam kontainer khusus
yang kuat, anti bocor dan tertutup, lalu
vaksin disimpan di TPSLB3 Puskesmas
terbuka/terpakai,
vial rusak sert a
dropper terpakai
ke dalam plastik Catat jumlah vial vaksin
klip terpisah dan dropper :
• yang dibawa ke
pos imunisasi
• yang terbuka/ terpakai
dan rusak
Apabila terdapat vial vaksin yang bocor/pecah maka
perlu dilakukan disinfeksi menggunakan klorin

a. Siapkan larutan klorin 0,5%. Dapat juga menggunakan produk rumah tangga berbahan
klorin dengan mencampur 9 bagian air dengan 1 bagian klorin di dalam wadah.
b. Rendam vial vaksin yang bocor ke dalam campuran air dan klorin minimal selama 30
menit.
c. Setelah 30 menit, air klorin didiamkan hingga menguap klorinnya agar tidak pekat lalu
kemudian dibuang ke inlet IPAL (larutan klorin pekat dapat membunuh bakteri di IPAL
dan menurunkan efektivitasnya).
d. Vial yang sudah direndam kemudian dimasukkan ke dalam plastik klip dan diberi
label.
e. J i k a vial bocor/ atau tumpah maka permukaan yang terkena cairan vaksin wajib
dibilas dengan larutan klorin. Apabila terjadi tumpahan di dalam Vaccine Carrier atau
Vaccine Refrigerator ma ka bagian dalam Vaccine Carrier/Refrigerator juga harus dibilas
dengan larutan klorin.
Mekanisme Pengembalian Vaksin dan
Dropper
 Puskesmas mengembalikan seluruh vial vaksin baik yang terbuka/terpakai, rusak maupun utuh serta
dropper baik yang terpakai dan yang belum terpakai ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota:

Selesai  vial terbuka/ terpakai dan rusak serta dropper terpakai menggunakan kontainer khusus
pelaksanaan
 Vial vaksin belum terpakai  menggunakan vaccine carrier/cold box, dropper belum terpakai 
per
putaran menggunakan tempat yang bersih dan kering

Sub PIN  Di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, vial vaksin utuh dan dropper yang belum terpakai disimpan
untuk digunakan kembali pada putaran Sub PIN berikutnya:

 Vial vaksin disimpan dalam freezer suhu -25 s.d -150C

 dropper disimpan pada tempat yang kering dan bersih

 Vial terbuka/terpakai dan rusak serta dropper terpakai dari puskesmas disimpan di TPSLB3 RSUD
Kabupaten/Kota atau TPSLB3 lain yang ditunjuk.
Mekanisme Pengembalian Vaksin dan
Dropper
Selesai Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengirimkan seluruh vial vaksin,
pelaksanaa
n seluruh baik yang terbuka/terpakai, rusak maupun utuh serta dropper baik
putaran yang terpakai dan yang belum terpakai ke Dinas Kesehatan Provinsi
Sub PIN
untuk dimusnahkan

Pengolahan akhir limbah medis dilakukan setelah berakhir pelaksanaan


Sub PIN dan dilakukan secara terpusat di RSUD Provinsi yang ditunjuk
atau bekerja sama dengan pihak ke- 3 pengolah limbah B3 yang berizin
Mekanisme Pengembalian Vaksin dan
Dropper: Puskesmas ke
Kabupaten/K ota
Kantong limbah medis berisi plastik klip
dengan limbah vial dan dropper Vial dan dropper utuh dikembalikan ke Dinas
dimasukkan ke dalam kontainer khusus Kesehatan Kabupaten/Kota
dan dikirimkan ke Dinas Kesehatan Vial utuh dibawa menggunakan vaccine carrier
Kab/Kota atau cold box, dropper utuh menggunakan
tempat yang bersih dan kering

Label
Tingkatan Administratif Petugas imunisasi dan/atau logistik Tenaga Sanitasi Lingkungan

Mencatat transaksi keluar masuk vaksin


dan dropper serta penggunaan dan
pengembaliannya, baik secara manual Mengumpulkan vial vaksin
maupun melalui aplikasi SMILE terbuka/terpakai dan/atau rusak serta
Puskesmas
dropper yang terpakai dan Pelaksanaan
mengirimkannya ke Dinas Kesehatan pengembalian
Mengirimkan vial utuh dan dopper belum Kabupaten/Kota setiap selesai putaran vaksin dan
terpakai ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dropper ini
membutuhkan
Mencatat transaksi keluar masuk vaksin Mengumpulkan vial vaksin
dan dropper serta penggunaan dan terbuka/terpakai dan/atau rusak serta kerja sama
pengembaliannya, baik secara manual dropper yang terpakai dan yang baik
maupun melalui aplikasi SMILE mengirimkannya ke Dinas Kesehatan antara petugas
Dinas Provinsi setiap selesai putaran
imunisasi
Kesehatan Mengumpulkan vial vaksin utuh dan
Kabupaten/Kota Menyimpan vial utuh dan dopper dropper belum terpakai yang tidak dan/atau
belum terpakai untuk digunakan digunakan kembali dan mengirimkannya petugas
pada putaran berikutnya ke Dinas Kesehatan Provinsi untuk logistik serta
dimusnahkan pada akhir pelaksanaan
seluruh putaran tenaga sanitasi
lingkungan
Melakukan pemusnahan vial vaksin
Mencatat transaksi keluar masuk vaksin terbuka/terpakai, rusak dan utuh serta
Dinas Kesehatan Provinsi dan dropper serta penggunaannya baik dropper yang terpakai dan belum
secara manual maupun melalui aplikasi terpakai pada akhir pelaksanaan
SMILE seluruh putaran
Cara Pemberian Vaksin
nOPV2

● Buka penutup vial vaksin,


kemudian pasangkan penetes
(dropper) vaksin
● Gunakan satu dropper untuk
satu vial vaksin
● Tidak diperkenankan membuka
vial vaksin baru sebelum vaksin
yang sedang digunakan habis
terpakai
Cara
Pemberian Kontra indikasi

Vaksin nOPV2 ● Anak dengan HIV dan/ atau tinggal


serumah dengan penderita HIV. Berikan
IPV.
● Anak menderita imunodefisiensi (contohnya
pada pasien dengan keganasan hematologi atau
tumor
padat, sedang mendapatkan terapi immuno

● Diberikan 2 tetes ke dalam supresan jangka panjang) atau tinggal serumah


mulut anak dan dropper tidak dengan penderita imunodefisiensi. Berikan
menyentuh mulut IPV.
● Dapat diberikan bersamaan ● Bayi dengan berat badan lahir rendah (≤ 2000
dengan imunisasi rutin gram) ditunda sampai berat badan lebih dari
Pemberian imunisasi ditunda pada anak yang
● Beri tanda dengan pen marker
menderita
2000 diare
gram dan
atau demam,
usia lebihsampai anak
dari 2 bulan
pada kuku (ujung bawah kuku) tersebut sembuh
kelingking kanan anak yang
sudah diimunisasi
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai