Anda di halaman 1dari 17

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu kunci dalam kemajuan pembangunan


nasional serta sebagai tolok ukur yang menentukan posisi suatu Negara di mata
dunia. Negara yang maju akan memberikan perhatian yang lebih dengan melakukan
upaya yang dapat meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan
dapat dilakukan dengan meningkatkan kesiapan sumber daya manusia yang terlibat
dalam proses pendidikan.
Salah satu sumber daya manusia yang penting dalam dunia pendidikan
adalah guru. Guru mempunyai fungsi, kedudukan dan peran yang penting bagi
pembangunan nasional terutama dalam bidang pendidikan. Guru sebagai tenaga
professional memiliki peran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Guru
memegang peranan utama dalam pembelajaran karena guru berperan sebagai sosok
pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengajar yang memiliki tugas dan tanggungjawab
yang kompleks.
Pada pemetaan The Learning Curve-Pearson yang merupakan pemetaan
akses dan mutu pendidikan pada tahun 2013 dan 2014, Indonesia menduduki
peringkat 40 dari 40 negara. Hasil ini menunjukkan rendahnya mutu pendidikan di
Indonesia dibandingkan Negara lain seperti Thailand, Meksiko, Brazil dan lain-lain.
Salah satu faktor yang menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan adalah kinerja
guru karena guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil
pendidikan.
Kinerja dan motivasi yang dimiliki oleh seorang guru menunjang
keberhasilan dalam mencapai program yang telah ditetapkan. Menurut Mangkunegara
(2001:67) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
2

diberikan kepadanya. Upaya perbaikan apapun untuk meningkatkan kualitas


pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh
guru yang berkualitas (E. Mulyasa, 2007: 5).
Tingkat kinerja sangat dipengaruhi oleh motivasi kerja. Indikator kinerja
guru ditunjukkan dengan adanya peningkatan prestasi siswa baik secara kuantitas
maupun secara kualitas. Motivasi merupakan kekuatan pendorong yang akan
mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan peningkatan prestasi kerja dirinya.
Motivasi dapat mempengaruhi prestasi kerja seseorang dalam melaksanakan suatu
kegiatan tertentu. Oleh karena itu, setiap usaha peningkatan mutu pendidikan perlu
memberikan perhatian besar kepada peningkatan guru baik dalam segi jumlah
maupun mutunya.

1.2.Rumusan Masalah

1.2.1. Apa yang dimaksud motivasi?


1.2.2. Apa saja teori-teori tentang motivasi?
1.2.3. Apa yang dimaksud faktor motivasi kerja?
1.2.4. Apa pentingnya motivasi bagi guru?
1.2.5. Bagaimana ciri‐ ciri guru yang memilki motivasi kerja?
1.2.6. Bagaimana cara peningkatan motivasi kerja guru?

1.3.Tujuan

1.3.1. Untuk mengetahui pengertian motivasi


1.3.2. Untuk mengetahui teori-teori motivasi
1.3.3. Untuk mengetahui faktor motivasi kerja
1.3.4. Untuk mengetahui pentingnya motivasi bagi guru
1.3.5. Untuk mengetahui ciri‐ ciri guru yang memilki motivasi kerja
1.3.6. Untuk mengetahui cara peningkatan motivasi kerja guru
3

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Motivasi

Motivasi seringkali diistilahkan sebagai dorongan. Dorongan atau tenaga


tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat, sehingga motif tersebut
merupakan driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku dan
didalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu (Moch. As’ad, 1995: 45).

Motivasi secara sederhana dapat diartikan “Motivating” yang secara implisit


berarti bahwa pimpinan suatu organisasi berada di tengah-tengah bawahannya,
dengan demikian dapat memberikan bimbingan, instruksi, nasehat dan koreksi jika
diperlukan (Siagian, 1985:129). Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa
motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsang
untuk melakukan tindakan (Winardi, 2000: 312). Motivasi adalah dorongan yang
ada dalam diri manusia yang menyebabkan ia melakukan sesuatu (Wursanto, 1987:
132).

Dalam kehidupan manusia selalu mengadakan bermacam-macam aktifitas.


Salah satu aktivitas itu diwujudkan dalam gerakan-gerakan yang dinamakan kerja.
Menurut Moch As’ad (1999: 46) bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas
yang diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang
bersangkutan.

Faktor pendorong penting yang menyebabkan manusia bekerja, adalah adanya


kebutuhan yang harus dipenuhi. Aktifitas dalam kerja mengandung unsur suatu
kegiatan social, menghasilkan sesuatu dan pada akhirnya bertujuan untuk memenuhi
kebutuhannya, menghasilkan sesuatu, dan pada akhirnya bertujuan untuk memenuhi
kebutuhannya. Namun demikian di balik dari tujuan yang tidak langsung tersebut
orang bekerja juga untuk mendapatkan imbalan, upah atau gaji dari hasil kerjanya.
4

Jadi pada hakekatnya orang bekerja, tidak saja untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya tapi juga untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik.

Menurut Smith dan Wakeley (Moch As’ad, 1999:47) menyatakan bahwa


seseorang didorong untuk beraktivitas karena dia berharap bahwa hal ini akan
membawa pada keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaaan sekarang.
Pendapat dari Gilmer (Moch As’ad, 1999: 47), bahwa bekerja itu merupakan proses
fisik maupun mental manusia dalam mencapai tujuannya.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bekerja adalah


aktivitas manusia baik fisik maupun mental yang dasarnya mempunyai tujuan yaitu
unutk mendapatkan kepuasan. Ini tidak berarti bahwa semua aktivitas itu adalah
bekerja, hal ini tergantung pada motivasi yang mendasari dilakukannya aktivitas
tersebut.

Dari berbagai pendapat mengenai definisi motivasi dan definisi kerja di atas
dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri
seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu
pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan ketrampilan
yang dimilikinya yang bertujuan untuk mendapatkan hasil kerja sehingga mencapai
kepuasan sesuai dengan keinginannya.

Untuk dapat memberikan hasil kerja yang berkualitas dan berkuantitas maka
seorang pegawai/ guru membutuhkan motivasi kerja dalam dirinya yang akan
berpengaruh terhadap semangat kerjanya sehingga meningkatkan kinerjanya. Telah
lama diketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial ia
membutuhkan rasa sayang, pengakuan keberadaan, rasa ingin memiliki berbagai
kebutuhan tersebut, manusia bekerja dan berusaha dengan sekuat tenaga untuk
memenuhi keinginan itu
5

2.2. Teori - teori Motivasi


2.2.1. Teori Motivasi menurut Abraham Maslow

Setiap manusia mempunyai needs (kebutuhan, dorongan, intrinsic dan extrinsic


factor), yang pemunculannya sangat tergantung dari kepentingan individu. Dengan
kenyataan ini, kemudian A. Maslow (Siagian, 1996: 149) membuat needs hierarchy
theory untuk menjawab tentang tingkatan kebutuhan manusia tersebut. Kebutuhan
manusia diklasifikasi menjadi lima hierarki kebutuhan yaitu :

1) Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs )


Perwujudan dari kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan pokok manusia yaitu
sandang, pangan, papan, dan kesejahteraan individu.Kebutuhan ini dipandang
sebagai kebutuhan yang paling mendasar, karena tanpa pemenuhan kebutuhan
tersebut, seseorang tidak dapat dikatakan hidup normal. Meningkatnya
kemampuan seseorang cenderung mereka berusaha meningkatkan pemuas
kebutuhan dengan pergeseran dari kuntitatif ke kualitatif. Kebutuhan ini
merupakan kebutuhan yang amat primer, karena kebutuhan ini telah ada dan
terasa sejak manusia dilahirkan
2) Kebutuhan Rasa Aman (Safety Needs )
Kebutuhan keamanan harus dilihat dalam arti luas, tidak hanya diartikan
dalam arti keamanan fisik semata, tetapi juga keamanan psikologis dan
perlakuan yang adil dalam pekerjaan.Karena pemuas kebutuhan ini terutama
dikaitkan dengan kekaryaan seseorang, artinya keamanan dalam arti fisik
termasuk keamanan seseorang didaerah tempat tinggal, dalam perjalanan
menuju ke tempat bekerja, dan keamanan di tempat kerja.
3) Kebutuhan Sosial (Social Needs )
Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial, tidak dapat memenuhi
kebutuhan sendiri dan pasti memerlukan bantuan orang lain, sehingga mereka
harus berinteraksi dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
6

4) Kebutuhan akan Harga Diri (Esteem Needs)


Semua orang memerlukan pengakuan atas keberadaan statusnya oleh orang
lain. Situasi yang ideal adalah apabila prestise itu timbul akan menjadikan
prestasi seseorang. Akan tetapi tidak selalu demikian, karena dalam hal ini
semakin tinggi kedudukan seseorang, maka akan semakin banyak hal yang
digunakan sebagai simbol statusnya itu.
5) Aktualisasi Diri (Self Actualization)
Hal ini dapat diartikan bahwa dalam diri seseorang terdapat kemampuan yang
perlu dikembangkan, sehingga dapat memberikan sumbangsih yang besar
terhadap kepentingan organisasi. Melalui kemampuan kerja yang semakin
meningkat akan semakin mampu memuaskan berbagai kebutuhannya dan
pada tingkatan ini orang cenderung untuk selalu mengembangkan diri serta
berbuat yang lebih baik.

2.2.2. Teori Dua Faktor Herzberg

Menurut Herzberg (Hasibuan, 1996: 108), ada dua jenis faktor yang
mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari
ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor
motivator (faktor intrinsik). Faktor hygiene memotivasi seseorang untuk keluar dari
ketidakpuasan, termasuk di dalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan,
kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator
memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk di
dalamnya adalahachievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor
intrinsik).

Herzberg (Hasibuan, 1996: 109) menyatakan bahwa orang dalam


melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan,
yaitu :
7

1. Maintenance Factor
Adalah faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat
manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan kesehatan
ini menurut Herzberg merupakan kebutuhan yang berlangsung terus menerus,
karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi. Misalnya
orang lapar akan makan, kemudian lapar lagi lalu makan lagi dan seterusnya.
Faktor-faktor pemeliharaan ini meliputi hal-hal yang masuk dalam
kelompok dissatisfiers seperti gaji, kondisi kerja fisik, kepastian pekerjaan,
supervisi yang menyenangkan, kendaraan dinas, rumah dinas dan macam-
macam tunjangan lainnya. Hilangnya faktor pemeliharaan ini dapat
menyebabkan timbulnya ketidakpuasan dan absennya pegawai/ karyawan,
bahkan dapat menyebabkan banyak pegawai/ karyawan yang keluar. Faktor-
faktor pemeliharaan ini perlu mendapat perhatian yang wajar dari pimpinan,
agar kepuasan dan kegairahan bekerja bawahan dapat ditingkatkan.
Menurut Herzberg maintenance factors bukanlah alat motivator
melainkan keharusan yang harus diberikan oleh pimpinannya kepada mereka
demi kesehatan dan kepuasan bawahannya, sedangkan menurut Maslow
merupakan alat motivator bagi pegawai/ karyawan.
2. Motivation Factors
Motivation Factors adalah faktor motivasi yang menyangkut
kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan
pekerjaan. Faktor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap
pribadi yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaan, misalnya kursi yang
empuk, ruangan yang nyaman, penempatan yang tepat dan lain sebagainya.
Hal tersebut merupakan kelompok Satisfiers, adapun yang masuk dalam
kelompok satisfiers antara lain:
a) Prestasi
b) Pengakuan
c) Pekerjaan itu sendiri
8

d) Tanggungjawab
e) Pengembangan potensi individu

(Hasibuan, 1996: 110)

Pada dasarnya kedua teori ini sama-sama bertujuan mendapatkan alat dan cara
yang terbaik dalam memotivasi semangat kerja tenaga kerja/ pegawai agar mereka
mau bekerja giat untuk mencapai prestasi kerja yang optimal.

2.2.3. Teori Douglas Mc Gregor

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat
dibedakan atas manusia penganut teori X (Teori Tradisional) dan manusia penganut
teori Y (Teori Demokratik). Adapun teori X dan teori Y menurut DouglasMc Gregor
adalah sebagai berikut:

a) Teori X

(1) Rata-rata karyawan itu malas dan tidak suka bekerja.


(2) Umumnya karyawan tidak terlalu berambisi mencapai prestasi kerja yang
optimal dan selalu menghindarkan tanggung jawabnya dengan cara
mengkambinghitamk an orang lain.
(3) Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah dan diawasi dalam melaksanakan
pekerjaannya.
(4) Karyawan lebih mementingkan dirinya sendiri dan tidak memperdulikan
tujuan organisasi. Menurut teori X ini, untuk memotivasi harus dilakukan
dengan cara yang ketat, dipaksa dan diarahkan supaya mereka mau bekerja
secara sungguh - sungguh.
9

b) Teori Y

(1) Rata-rata karyawan rajin dan menganggap sesuangguhnya bekerjasama


wajarnya dengan bermain-main dan beristirahat. Pekerjaan tidak perlu
dihindari dan dipaksakan, bahkan banyak karyawan yang tidak betah dan
merasa kesal jika tidak bekerja.
(2) Lazimnya karyawan dapat memikul tanggungjawab dan berambisi untuk maju
dan mencapai prestasi kerja yang optimal. Mereka kreatif dan inovatif
memngembangkan dirinya untuk memecahkan persoalan dalam
menyelesaikan tugas – tugas yang dibebankan pada pundaknya. Jadi mereka
selalu berusaha mendapatkan metode kerja yang terbaik.
(3) Karyawan selalu berusaha mencapai sasaran organisasi dan mengembangkan
dirinya untuk mencapai sasaran itu. Organisasi seharusnya memungkinkan
karyawan utnuk mewujudkan potensinya dengan memberikan sumbangan
pada tercapainya ssaran perusahaan.

2.2.4. Teori David Mc Clelland

Teori McClelland dikenal dengan teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau
Need for Acievement yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan
kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Menurut McClelland, orang yang
mempunyai kebutuhan untuk keberhasilan yaitu mempunyai keinginan kuat untuk
mencapai sesuatu. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:

a) Mereka menentukan tujuan tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu
rendah, tetapi tujuan itu cukup merupakan tantangan untuk dapat
dikerjakan dengan lebih baik.
b) Mereka menentukan tujuan seperti itu, karena mereka secara pribadi
dapat mengetahui bahwa hasilnya dapat dikuasai bila mereka kerjan
sendiri.
10

c) Mereka senang kepada pekerjaannya itu dan merasa sangat


berkepentingan dengan keberhasilanya sendiri.
d) Mereka lebih suka bekerja di dalam

2.3. Faktor Motivasi Kerja

Faktor-faktor paling dominan yang mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi


seseorang berdasarkan atas teori-teori motivasi dari para ahli seperti pada uraian di
atas diantaranya:

1) Keinginan untuk memenuhi kebutuhan dipandang sebagai faktor yang dapat


mempertinggi motivasi kerja. Seseorang akan bekerja akibat adanya
kebutuhan.
2) Keinginan untuk berprestasi dalam bekerja juga dipandang sebagai motivasi
seseorang, dimana dengan keinginan pencapaian prestasi yang lebih baik
seseorang akan bekerja sekuat tenaga untuk mencapainya.
3) Keamanan dan keselamatan dalam bekerja juga mempengaruhi motivasi
seseorang. Kebutuhan ini mengarah pada bentuk kebutuhan akan keamanan
dan keselamatan jiwa di tempat kerja pada saat mengerjakan pekerjaan pada
waktu jam-jam tertentu.
4) Penghargaan terhadap pekerjaan juga mempengaruhi motivasi. Merupakan
kebutuhan akan pengakuan serta penghargaan dari lingkungan kerja terhadap
pekerjaan yang dilakukanya.
5) Hubungan kemanusiaan/inter personal yang lebih antara seseorang dengan
yang lainya akan mempertinggi motivasi kerja. Dimana dalam hubungan
interpersonal/kemanusiaan ini setiap orang akan merasa diterima dan dihargai
dalam kelompoknya.
6) Lingkungan tempat kerja yang menyenangkan akan membuat seseorang
senang dan nyaman dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Perasaan senang
11

dan nyaman ini akan membuat seseorang termotivasi dalam menyelesaikan


pekerjaannya.
7) Kesempatan untuk berkembang/aktualisasi diri dipenuhi dengan
menggunakan kecakapan, kemampuan, keterampilan, dan potensi untuk
mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan.

2.4. Pentingnya Motivasi Bagi Guru

Motivasi merupakan hal terrpenting dalam mencapai tujuan. Dalam


organisasi pendidikan, motivasi kerja sangat dibutuhkan demi kelancaran
penyelenggaraan proses pemebelajaran dan tercapainya tujuan pendidikan.
Berdasarkan pengalaman penulis, motivasi penting karena alasan sebagai berikut: -
Dengan memilki motivasi yang muncul karena kesadaran diri, guru lebih tekun dalam
pekerjaannya, guru memiliki kecermatan dan ketelitian dalam melaksanakan
pekerjaannya, serta adanya kesabaran dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun
membutuhkan waktu yang lama. Tanpa motivasi kerja baik suasana sekolah dan kelas
menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran.

Secara positif dengan adanya motivasi kerja yang tinggi dimiliki guru maka
guru akan melaksanakan semua rangkaian tugas yang ada sesuai denga kecakapan
dan kemampuan yang dimilinya dan yang diharapkan dalam mewujudkan tujuan
pendidikan - Disiplin merupakan jalan bagi guru untuk sukses dalam melaksanakan
pekerjaannya, dan mempertahankan prestasi kerja serta bersaing secara sportif.

2.5. Ciri‐ Ciri Guru yang memilki Motivasi kerja

Adapun ciri- ciri guru yang memiliki motivasi kerja antara lain:

- Ketekunan
12

Dalam melaksanakan tugas, seorang guru harus memiliki ketekunan yang


tinggi karena ia mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pendidikan dan
pengetahuan kepada anak didiknya, siswa sebagai si terdidik yang merupakan
mahluk individu dengan ciri dan karakter yang berbeda-beda serta denga tingkat
pemahaman yang berbeda-beda sehingga guru harus memiliki ketekunan dalam
melaksanakan tuigasnya.

- Kegairahan dan semangat kerja

Kegairahan kerja adalah kemauan dan kesenangan yang mendalam


terhadap pekerjaan yang dilakukan, dan semagat kerja adalah kemauan untuk
melakukan pekerjaan dengan giat dan antusias, sehingga penyelasaian pekerjaan
dapat dilaksankan dengan baik. Materi yang disampaikan kepada siswa akan
lebih mudah diserap siswa jika disampaikan dengan penuh semangat.

- Disiplin

Guru yang memiliki rasa disiplin yan yang tinggi akan tercermin dari
sikapnya yang selalu cemderung untuk mematuhi peraturan dan tata tertip
sekoalh, mengutamakan pekerjaan dari pada kepantingan pribadi, serta tidak
menunda-nunda pekerjaan.

- Tanggung Jawab

Dalam melaksanakan tugass sebagai seorang pendidik, guru harus


memilki rasa tanggung jawab yang tinggi. Guru yang bertanggung jawab dapat
terlihat dari sikapnya seperti: mau bekerja keras, berusaha untuk tepat waktu,
mau menaggung resiko atau sanksi, tidak melimpahkan kesalahan kepada orang
lain, optimis dalam melaksanakn pekerjaan serta mampu mengatasi permaslahan
yang terjadi dalam melaksanakan tugas.
13

2.6. Cara peningkatan motivasi kerja guru

Perlu diupayakan bagaimana meningkatkan motivasi kerja guru dalam meningkatkan


kinerjanya. Upaya-upaya yang perlu dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Guru perlu diupayakan untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan


terhadap profesinya jika berhasil melakukannya, baik dari kepala sekolah
ataupun pejabat yang berwenang. Perhargaan perlu diberikan kepada guru
yang seperti ini baik materi maupun nonmateri.
2. Guru merupakan jabatan profesi yang membutuhkan sebuah persyaratan
khusus. Untuk mendapatkan persyaratan khusus ini memerlukan biaya mahal
dan waktu yang tidak singkat. Sehinga perlu diupayakan bagaimana
meningkatkan taraf kesejahteraan guru
3. Kepala sekolah memeberikan kemudahan bagi guru-guru yang potensial
untuk meningkatkan kemampuan akademiknya dengan sering diikutsertakan
mengikuti pelatihan – pelatihan atau pendidikan – pendidikan untuk
pengembangan wawasan keguruannya. Semakin meningkatnya kemampuan
akademik guru berakibat akan semakin meningkatnya kinerja guru tersebut.
4. Kepala sekolah perlu menciptakakn suasana sekolah yang kondusif, sehingga
menimbulkan kegairahan guru dalam bertugas, dengan demikian akan
meningkatkan motivasi kerja sehingga kinerja guru juga akan semakin
meningkat.
5. Kepala sekolah perlu memberikan transparansi dalam segala jenis aktivitas
sekolah, baik pembiayaan dan lain sebagainya, sehingga guru-guru yang
mengajar di sekolah merasa dihargai keberadaannya dengan demikian akan
meningkatkan kegairahan mengajar.
6. Motivasi kerja guru dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan
kesejahteraan guru. Dengan terpenuhinya segala jenis kebutuhan guru, maka
guru akan mengajar dengan sebaik-baiknya, karena guru tidak perlu lagi
14

memikirkan mencari penghasilan lain untuk menutupi segala jenis


kebutuhannya.

Upaya lain dapat dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan motivasi
kerja guru dengan cara:

1. Memberikan Pujian. Pujian itu adalah sesuatu ucapan yang membuat


orang yang mendengarnya merasa tersanjung, sehingga dapat juga
memberikan motivasi kepada orang yang di puji. Pujian itu penting
sekali, guna untuk menunjukan betapa kita benar-benar menyukai apa
yang di katakan, di lakukan, atau dicapai oleh seseorang. Pujian membuat
orang menjadi lebih baik
2. Memberikan penghargaan (piagam). Penghargaan ialah sesuatu yang
diberikan pada perorangan atau kelompok jika mereka melakukan suatu
keulungan di bidang tertentu. Upaya peningkan motivasi lainnya yang
dapat dilakukan kepala sekolah adalah dengan cara memberikan
pengahargaan kepada guru yang menunjukan perilaku positif atau
pencapaian prestasi lainnya, maka selayaknya kepala sekolah
memberikan penghargaan seperti piagam. Piagam ini dapat diserahkan
pada momen-momen khusus seperti ketika upacara bendera, dimana pada
kesempatan itu kepala sekolah menyerahkan piagam dihaddapan para
guru dan siswa.
3. Bonus. Bonus adalah pemberian tambahan di luar gaji kepada pegawai
atau dividen tambahan kepada pemegang saham. Dengan memberikan
bonus dalam rangka meningkatkan motivasi guru dimana kepala sekolah
dapat memberikan bonus dalam bentuk materi seperti barang atau uang
yang sesuai dengan keadaan dan kemampuan sekolah atau mungkin juga
dalam bentuk pemeberian kesempatan untuk berlibur, kesempatan untuk
mengikuti pendidikan singkat atau sebaginya. Semuanya tentu harus
sesuai dengan kondisi dan kemampuan sekolah.
15

4. Memberikan fasilitas, seperti ruangan kerja yang nyaman. Agar motivasi


dan produktivitas kerja guru dapat meningkat maka salah satu syaratnya
adalah tersedianya suasana dan ruangan kerja yang nyaman. Hal ini dapat
dijadikan pertimabangan oleh kepala sekolah dalam menigkatkan
motivasi kerja yang nyaman bagi para gurunya.

Strategi mengembangkan motivasi Kepala Sekolah sebagai seorang pimpinan


di suatu lembaga pendidikan perlu mempunyai strategi tertentu untuk
mengembangkan motivasi pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan kerjanya.
Beberapa strategi yang bisa diterapkan antara lain

1. Mengenali dengan baik seluruh personil bawahannya.


2. Tempatkan bawahan pada pekerjaan yang sesuai dengan minat, kemampuan dan
keahlian serta kesenangannya. - Tidak ada bawahan yang ”dekat” dan ”jauh”
atau ”anak emas” dan ”perak”. Kembangkan kondisi bahwa produktivitas
kerjanya baik adalah memberi kesempatan yang sama dan tidak memprioritaskan
seseorang atau sekelompok kerja saja.
3. Menerapkan strategi yang dirumuskan oleh Ki Hajar Dewantara yakni: (a) Ing
ngarso sung tulodo, (b) Ing Madyo Mangun Karso, (c) Tut Wuri handayani.
16

BAB 3. KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
3.1.1. Motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik
yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan
dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan ketrampilan
yang dimilikinya yang bertujuan untuk mendapatkan hasil kerja sehingga
mencapai kepuasan sesuai dengan keinginannya
3.1.2. Teori – teori tentang motivasi diantaranya teori motivasi menurut Abraham
Maslow, teori Dua Faktor Herzberg, teori Douglas Mc Gregor, teori David
Mc Clelland
3.1.3. Faktor yang mempengaruhi motivasi kerja adalah keinginan untuk
memenuhi kebutuhan, keinginan untuk berprestasi, keamanan dan
keselamatan, penghargaan terhadap pekerjaan, hubungan kemanusiaan/inter
personal, lingkungan tempat kerja yang menyenangkan, kesempatan untuk
berkembang/aktualisasi diri
3.1.4. Motivasi penting bagi karena semakin tinggi motivasi kerja yang dimiliki
guru maka guru akan melaksanakan semua rangkaian tugas yang ada sesuai
denga kecakapan dan kemampuan yang dimilinya dan yang diharapkan
dalam mewujudkan tujuan pendidikan
3.1.5. Ciri – ciri guru yang memiliki motivasi kerja yaitu ketekunan, kegairahan
dan semangat kerja, disiplin dan tanggung Jawab
3.1.6. Cara meningkatkan motivasi kerja guru adalah dengan guru perlu
diupayakan untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan terhadap
profesinya, guru merupakan jabatan profesi yang membutuhkan sebuah
persyaratan khusus, kepala sekolah memberikan kemudahan bagi guru-guru
yang potensial untuk meningkatkan kemampuan akademiknya, kepala
sekolah perlu menciptakakn suasana sekolah yang kondusif, kepala sekolah
17

perlu memberikan transparansi dalam segala jenis aktivitas sekolah dan


meningkatkan kesejahteraan guru

3.2. Saran
Guru perlu untuk meningkatkan motivasi kerja, karena dengan
meningkatkan motivasi kerja maka kinerja guru juga akan semakin baik dan dapat
menunjang keberhasilan dalam mencapai program yang telah ditetapkan

Anda mungkin juga menyukai