Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Determinasi Tanaman

Identifikasi tanaman dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Indonesian Institute


of Sciences) Pusat Penelitian Biologi (Research Center for Biology) menunjukkan hasil
bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah semanggi gunung (Oxalis
corniculata L.).
4.2 Hasil Uji Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanagara dengan ekstrak etanol semanggi gunung (Oxalis corniculata L.) yang
diperoleh dari Temanggung, Jawa Tengah, didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1 Zona Hambat (mm) Ekstrak Etanol Semanggi Gunung (Oxalis corniculata L.)
terhadap bakteri Escherichia coli ATCC 25922
Konsentrasi ekstraksi Zona Hambat Bakteri (mm)
A B C D E F Rata-rata
Semanggi Gunung 25 µL - - - - - - -
Semanggi Gunung 50 µL - - - - - - -
Semanggi Gunung 100 µL - - - - - - -
Kontrol 25 25 25 25 25 25 25
(Ciprofloxacin 5 µg)

Hasil uji antibakteri ekstrak etanol semanggi gunung (Oxalis corniculata L.) terhadap bakteri
Escherichia coli ATCC 25922 menunjukkan bahwa ekstrak etanol semanggi gunung (Oxalis
corniculata L.) tidak memiliki aktifitas antibakteri terhadap Escherichia coli ATCC 25922
baik pada konsentrasi 25 µL, 50 µL, maupun 100 µL. Sementara pada kontrol dengan
menggunakan antibiotik ciprofloxacin didapatkan zona hambat dari pertumbuhan bakteri
sebesar 25 mm.
Tabel 4.2 Zona Hambat (mm) Ekstrak Etanol Semanggi Gunung (Oxalis corniculata L.)
terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 29213
Konsentrasi ekstraksi Zona Hambat Bakteri (mm)
A B C D E F Rata-rata
Semanggi Gunung 25 µL - - - - - - -
Semanggi Gunung 50 µL 11 12 13 13 12 11 12
Semanggi Gunung 100 µL 14 15 16 15 14 16 15
Kontrol 30 30 30 30 30 30 30
(ciprofloksasin 5 µg)

Dari uji antibakteri ekstrak etanol semanggi gunung (Oxalis corniculata L.) terhadap
Staphylococcus aureus ATCC 29213 didapatkan bahwa ekstrak etanol semanggi gunung
(Oxalis corniculata L.) memiliki daya hambat terhadap Staphylococcus aureus ATCC 29213
pada konsentrasi 50 µL, dan 100 µL, namun tidak memiliki daya hambat pada konsentrasi 25
µL. Pada konsentrasi 50 µL didapatkan rerata daya hambat sebesar 12 mm dan pada
konsentrasi 100 µL rerata daya hambatnya adalah 15 mm. Sementara pada kontrol dengan
menggunakan antibiotik ciprofloxacin didapatkan zona hambat dari pertumbuhan bakteri
sebesar 30 mm.
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Hasil Uji Antibakteri

Semanggi gunung (Oxalis corniculata L.) merupakan salah satu tanaman liar yang memiliki
potensi sebagai obat tradisional. Pada penelitian yang telah ada menunjukkan bahwa terdapat
beberapa senyawa metabolit sekunder pada tanaman semanggi gunung (Oxalis corniculata
L.) seperti flavonoid, tanin, saponin, dan steroid. Senyawa aktif flavonoid berfungsi sebagai
antibakteri dan antivirus.40 Proses penghambatan terhadap bakteri terjadi karena kandungan
senyawa bioaktif bereaksi dengan komponen bahan dalam sel mikroorganisme.22 Senyawa
tanin yang juga terkandung dalam semanggi gunung berpotensi sebagai antioksidan,
antiinflamasi, antiapoptosis, anti penuaan dini, antiaterosklerosis, antibakteri, dan mencegah
penyakit kardiovaskuler. Sebagai antibakteri tanin bekerja melalui mekanisme mencegah
proses pencernaan bakteri.40,41 Senyawa saponin berpotensi sebagai antiseptik yang berfungsi
membunuh atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Sedangkan senyawa steroid
berpotensi sebagai obat jantung, antiinflamasi, serta sebagai antibakteri. Dengan kandungan
beberapa senyawa metabolit sekunder tersebut semanggi gunung mempunyai potensi sebagai
antibakteri dan sebagai alternatif pengobatan.
Melihat adanya potensi semanggi gunung (Oxalis corniculata L.) sebagai obat
tradisional, maka pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol
semanggi gunung (Oxalis corniculata L.) terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus. Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang paling sering
menyebabkan pneumonia sedangkan Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif yang
tersering menyebabkan pneumonia. Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh bagian (batang, daun, dan akar) semanggi gunung sebanyak 1000 gram yang
diperoleh dari daerah Temanggung, Jawa Tengah yang kemudian dikeringkan dan diekstraksi
dengan menggunakan etanol 70%. Pemilihan pelarut etanol 70% diharapkan agar
mendapatkan zat aktif yang terlarut dalam senyawa polar. Metode ekstraksi menggunakan
metode maserasi yang bertujuan untuk menghindari rusaknya zat aktif yang terkandung
dalam semanggi gunung. Ekstrak etanol yang dihasilkan semanggi gunung memiliki
karakteristik berbentuk kental, berwarna hijau tua, berbau menyengat.
Uji antibakteri dilakukan dengan metode difusi disk (Kirby-Bauer) dan dilakukan
pengulangan untuk masing-masing sampel sebanyak satu kali, dari 6 sampel per kali
perlakuan. Ciprofloxacin digunakan sebagai antibiotik pembanding dalam uji aktivitas
antibakteri karena Ciprofloxacin merupakan antibiotik yang paling sering digunakan dalam
pengobatan pneumonia. Ciprofloxacin merupakan antibiotik yang mempunyai daya
antibakteri lebih kuat dibandingkan antibiotik lain dan ciprofloxacin memiliki spektrum
antibakteri bakteri yang sangat luas baik terhadap bakteri gram positif ataupun bakteri gram
negatif. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol semanggi gunung
(Oxalis corniculata L.) mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
namun tidak mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Hasil ini berbeda
dengan penelitian Mukherjee et al yang menemukan adanya zona hambat ekstrak metanol
Oxalis corniculata L. terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Hal ini mungkin
disebabkan oleh perbedaan metode dan pelarut yang digunakan dalam ekstraksi. Selain itu
perbedaan hasil penelitian tersebut mungkin disebabkan oleh perbedaan komponen pada
dinding sel kedua bakteri dimana S. aureus sebagai gram positif memiliki 3 lapisan yaitu
selaput sitoplasma, lapisan peptidoglikan, dan simpai sedangkan E. coli sebagai gram negatif
memiliki lapisan yang lebih kompleks dan berlapis lapis.31
Untuk bakteri Staphylococcus aureus, pada konsentrasi 25 µL tidak terlihat zona
hambat, pada konsentrasi 50 µL terlihat zona hambat sebesar 12 mm, dan pada konsentrasi
100 µL terlihat zona hambat sebesar 15 mm. Menurut Elgayar et al. (2011), suatu ekstrak
tanaman memiliki daya hambat kuat bila menghasilkan diameter zona hambat > 11 mm,
sedang bila menghasilkan diameter zona hambat > 6 mm - < 11 mm, dan rendah bila
menghasilkan diameter zona hambat < 6 mm.39 selain itu menurut Kuete et al (...)., aktivitas
antibakteri ekstrak tanaman dianggap kuat nilai KHM < 100 µL, sedang jika 100 < KHM <
625 µL, dan lemah jika > 625 µL. Sehingga dapat disimpulkan ekstrak etanol semanggi
gunung memiliki daya hambat kuat pada konsentrasi 50 µL dan 100 µL. Konsentrasi minimal
yang diperlukan untuk menghambat bakteri Staphylococcus aureus adalah 50 µL. Pada
ekstrak etanol semanggi gunung meningkatnya konsentrasi diikuti dengan meningkatnya
zona hambat ekstrak tersebut. Adanya senyawa golonan flavonoid, tanin saponin, dan steroid
pada semanggi gunung (Oxalis corniculata L.) diduga menyebabkan ekstrak etanol semanggi
gunung (Oxalis corniculata L.) dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus.
Untuk kontrol antibiotik Ciprofloksasin, pada konsentrasi 5 µg dihasilkan zona hambat yang
lebih besar dengan zona hambat ekstrak etanol semanggi gunung. Menurut Clinical and
Laboratory Standards Institute (CLSI), antibiotik Ciprofloksasin dikatakan sensitif terhadap
suatu bakteri bila membentuk zona hambat ≥21 mm, intermediet terhadap suatu bakteri bila
membentuk zona hambat 16 – 20 mm, dan sensitif resistenterhadap suatu bakteri bila
membentuk zona hambat ≤ 15 mm.80 Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua bakteri
tersebut belum resisten terhadap Ciprofloxacin.
Dari hasil penelitian uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol semanggi gunung (Oxalis
corniculata L.) terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus, maka dapat
disimpuklan bahwa ekstrak etanol semanggi gunung dengan konsentrasi 50 µL, dan 100 µL
tersebut memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus namun
potensi antibakterinya lebih lemah apabila dibandingkan dengan Ciprofloxacin.

5.2 Kendala Penelitian

1. KUALITAS TANAMAN

2. METODE EKSTRAKSI

3. METODE PENGENCERAN

4. STERIL AGAR

5. PEMBACAAN
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Ekstrak etanol semanggi gunung (Oxalis corniculata L.) memiliki daya hambat terhadap
bakteri Staphylococcus aureus, tetapi tidak memiliki daya hambat terhadap bakteri
Escherichia coli penyebab pneumonia.
2. Konsentrasi minimal dan maksimal ekstrak etanol semanggi gunung (Oxalis corniculata
L.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus sebesar 50µL.
3. Zona hambat yang dihasilkan antibiotik ciprofloksasin lebih besar dibandingkan zona
hambat yang dihasilkan ekstrak etanol semanggi gunung (Oxalis corniculata L.) terhadap
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.

Anda mungkin juga menyukai