Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

VERTIGO

Disusun oleh:
MUHAMMAD ZAKI PRADANA
406171043

Pembimbing:
dr. Sunaryo, M. Kes, Sp. S

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT SARAF


RSUD RAA SOEWONDO PATI
PERIODE 13 AGUSTUS 2018 – 21 OKTOBER 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
REKAM MEDIS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny Parmi
Tanggal Lahir : 01 07 1956
Umur : 62 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Langenharjo 4/1 Margorejo, Pati, Jawa Tengah
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Status Pernikahan : Menikah
Tanggal Masuk RS : 09 Agustus 2018 Pukul 11.42

II. ANAMNESIS
Dilakukan pada tanggal 14 Agustus 2018, pukul 13.00 WIB secara
autoanamnesis di bangsal Tulip.
Keluhan Utama
Pusing berputar.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh pusing berputar sejak 2 hari SMRS. Pusing berputar
dirasakan hingga hampir terjatuh pada saat akan memasak didapur. Pasien
merasa keluhannya berkurang setelah berbaring dan memenjamkan mata.
Selain itu pasien merasakan mual dan muntah sebanyak 1x berisi makanan
sejak 4 jam SMRS. Pusing berputar sudah pernah dirasakan pasien sejak
beberapa bulan sebelumnya. Pasien memiliki riwayat hipertensi dalam beberapa
tahun terakhir.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat keluhan serupa sebelumnya : satu tahun lalu, tidak seberat
keluhan saat ini, hanya pusing berputar tidak sampai terjatuh.
 Riwayat tekanan darah tinggi : + (4 tahun terakhir)
 Riwayat kencing manis : disangkal

1
 Riwayat alergi : disangkal
 Riwayat keganasan : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
 Riwayat mengalami keluhan yang sama : disangkal
 Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
 Riwayat kencing manis : disangkal

 Riwayat Pengobatan
 Pasien belum meminum obat apapun selama keluhan muncul hingga dibawa
ke IGD. Riwayat alergi obat disangkal.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Dilakukan pada tanggal 14 Agustus 2018, pukul 13.15 WIB di bangsal Tulip.
Pemeriksaan Umum
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Compos mentis
 GCS : E4V5M6 = 15
 Status Gizi : Cukup
 Tekanan Darah : 180/100 mmHg
 Nadi : 84 x/menit
 Pernafasan : 20 x/menit
 Suhu : 36,8 °C

Pemeriksaan Sistem
 Kepala : mesosefal, deformitas (-), sklera ikterik (-/-), konjungtiva
anemis (-/-), THT dbn
 Leher : trakea ditengah, perbesaran tiroid (-), perbesaran KGB (-)
 Paru : Inspeksi : gerak simetris, retraksi (-)
Palpasi : stem fremitus kanan dan kiri sama kuat
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler (+/+), ronki (-/-),
wheezing (-/-)

2
 Jantung : Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di sela iga 5
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I dan II normal, reguler,
murmur (-), gallop (-)
 Abdomen : Inspeksi : bentuk abdomen datar
Auskultasi : bisung usus (+) normal
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepatomegali (-)
splenomegali (-)
Perkusi : timpani di ke-4 kuadran abdomen
 Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-), CRT < 2 detik

Pemeriksaan Neurologis
o Fungsi Luhur
o Orientasi : baik
o Gangguan bicara dan bahasa : normal, tidak ditemukan adanya afasia
motorik atau sensorik
o Daya ingat : baik
o Rangsang Meningeal
o Kaku kuduk : (-)
o Brudzinsky I : (-)
o Brudzinsky II : (-)
o Brudzinsky III : (-)
o Brudzinsky IV : (-)
o Kernig : > 135° / > 135°

3
o Saraf Kranialis
PEMERIKSAAN DEXTRA SINISTRA
Nervus Olfactorius (N. I)
Daya penghidu Normosmia Normosmia
Nervus Opticus (N. II)
Visus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Lapang pandang Normal Normal
Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Nervus Occulomotorius (N. III)
Ptosis (-) (-)
Gerak mata ke superior (+) (+)
Gerak mata ke inferior (+) (+)
Gerak mata ke medial (+) (+)
Pupil (bentuk & ukuran) Bulat, Ø 3 mm Bulat, Ø 3 mm
Refleks cahaya langsung (+) (+)
Refleks cahaya tak langsung (+) (+)
Strabismus divergen (-) (-)
Nervus Trochlearis (N. IV)
Gerak mata ke lateroinferior (+) (+)
Strabismus konvergen (-) (-)
Nervus Trigeminus (N. V)
Sensorik (cabang
ophtalmicus, maxillaris, Normal Normal
mandibularis)
Motorik (membuka mulut,
menggerakan rahang, Normal Normal
menggigit)
Nervus Abducens (N. VI)
Gerak mata ke lateral (+) (+)
Strabismus konvergen (-) (-)

4
Nervus Fascialis (N. VII)
Kerutan kulit dahi Normal Normal
Mengangkat alis Normal Normal
Sulcus nasolabialis Normal Normal
Menggembungkan pipi Normal Normal
Menyeringai Normal Normal
Nervus Vestibulo-Cochlearis (N. VIII)
Test pendengaran Dalam batas normal Dalam batas normal
Test penala Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Konfrontasi: Nistagmus (+) Horizontal (+) Horizontal
Test Romberg Positif
Test Romberg dipertajam Positif
Disdiadokinesis Negatif
Past Pointing Test Negatif
Stepping Test Negatif
Nervus Glossopharyngeus (N. IX)
Palatum molle Simetris
Arkus faring Simetris
Uvula Ditengah
Disfagia (-)
Disfonia (-)
Nervus Vagus (N. X)
Arkus faring Simetris
Bersuara (+)
Menelan (+)
Nervus Accesorius (N. XI)
Menoleh kanan-kiri Normal Normal
Mengangkat bahu Normal Normal
Nervus Hipoglossus (N. XII)
Sikap lidah Deviasi (-), fasikulasi (-), tremor (-)
Menjulurkan lidah Deviasi (-)
Disartria (-)

5
o Pemeriksaan Motorik
o Trofi otot : Eutrofi Eutrofi
Eutrofi Eutrofi
o Tonus otot : Normotonus Normotonus
Normotonus Normotonus
o Kekuatan : 5 5
5 5

o Pemeriksaan Sensorik : + +
+ +

o Refleks Fisiologis
o Biceps :+/+
o Triceps :+/+
o Patella :+/+
o Achilles :+/+

o Refleks Patologis
 Hoffman-Tromner :-/-  Rosolimo :-/-
 Babinski :-/-  Mendel-Bechterew :-/-
 Chaddock :-/-  Gonda :-/-
 Oppenheim :-/-  Stransky :-/-
 Gordon :-/-  Klonus paha :-/-
 Schaefer :-/-  Klonus kaki :-/-
 Bing :-/-

6
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Laboratorium
Hematologi Nilai Normal 11/8/2018
Hemoglobin (g/dL) 13,2 - 17,3 12,1
Hematrokrit (%) 40 - 52 36,7
Leukosit (ribu/µL) 3,8 - 10,6 29,3 (H)
Eritrosit (juta/µL) 4,7 – 6,1 5,10
Trombosit (ribu/µL) 150 - 400 327
MCV (fl) 80 - 100 84,1
MCH (pg/ml) 26 - 34 29,0
MCHC (g/dl) 32 - 36 34,5
Hitung Jenis Leukosit
Neutrofil (%) 50,0 - 70,0 71,9 (H)
Limfosit (%) 25,0 - 40,0 21,9 (L)
Monosit (%) 2,0 - 8,0 5,7
Eosinofil (%) 2-4 0,4 (L)
Basofil (%) 0-1 0,1
Kimia Klinik
GDS (mg/dL) 70 - 160 150
Ureum (mg/dL) 10 - 50 20,6
Kreatinin (mg/dL) 0,6 - 1,2 0,91
Kalium (mmol/L) 3,6 – 5,5 3,39 (L)
Cholesterol total < 200 183
Trigliserida 0 – 150 175 (H)
Uric acid 2,4 – 7,0 4,5
HDL 45 – 65 60
LDL 0,0 - 150 60

7
 CT Scan Kepala Tanpa Kontras (1/11/2017)

kesan : infark pada korona radiata kiri dan kapsula interna kiri

V. RESUME
Telah diperiksa seorang perempuan usia 62 tahun datang ke IGD RSUD RAA Soewondo
Pati dengan keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS. Pusing berputar dirasakan hingga
hampir terjatuh pada saat akan memasak didapur. Pasien merasa keluhannya berkurang
setelah berbaring dan memenjamkan mata. Selain itu pasien merasakan mual dan muntah
sebanyak 1x berisi makanan sejak 4 jam SMRS. Pusing berputar sudah pernah dirasakan
pasien sejak beberapa bulan sebelumnya. Pasien memiliki riwayat hipertensi dalam
beberapa tahun terakhir.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, kesadaran compos
mentis dengan GCS 15, status gizi cukup. Tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah
180/100 mmHg, nadi 84x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36,8 °C.
Dari pemeriksaan sistem tidak ditemukan adanya kelainan. Dari pemeriksaan
neurologis didapatkan tes Romberg dipertajam (+). Sensorik dan motorik ekstremitas
dalam batas normal, normorefleks, dan refleks patologis (-)

8
Dari pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan leukositosis dan hasil CT Scan
kepala tanpa kontras menunjukkan kesan infark pada korona radiata kiri dan kapsula
interna kiri.

VI. DIAGNOSIS
 Diagnosis Klinis : vertigo sentral dengan nausea dan vomitus
 Diagnosis Topis : infark pada korona radiata kiri
 Diagnosis Etiologis : susp trombosis

VII. TATALAKSANA
 Medikamentosa
- Infus Asering 20 tpm
- Inj. Ondansetron 3 x 4 mg
- Inj. Ranitidine 2 x 50 mg
- Inj. Ceftriaxon 2x1gr
- PO Betahistin 3 x 6 mg
- PO flunarizine 2 x 10mg
- PO Aspilet 80mg 1 – 0 – 0
- PO Simvastatin 3 x10mg
- PO Amlodipine 1 x 5mg
- PO Natto 10 1 – 0 - 0
 Non-medikamentosa
- Komunikasi dan informasikan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai
penyakit pasien dan penanganannya
- Edukasi kepada keluarga pasien untuk tetap memantau keadaan pasien
- Edukasi pasien untuk teratur meminum obat
- Edukasi tentang pola hidup sehat dan istirahat cukup
- Anjurkan pasien untuk kontrol ke poliklinik saraf setelah pulang dari rawat inap

VIII. PROGNOSIS
 Ad vitam : bonam
 Ad functionam : bonam
 Ad sanationam : dubia ad bonam

9
TINJAUAN PUSTAKA
VERTIGO
I. DEFINISI
Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa berputar mengelilingi pasien atau
pasien serasa berputar mengelilingi lingkungan sekitar. Vertigo tidak selalu sama dengan
dizziness. Dizziness adalah sebuah istilah non spesifik yang dapat dikategorikan ke dalan 4
subtipe tergantung gejala yang digambarkan oleh pasien. Dizziness dapat berupa vertigo,
presinkop (perasaan lemas disebabkan oleh berkurangnya perfusi cerebral), light-headness,
disequilibrium (perasaan goyang atau tidak seimbang ketika berdiri).1
Vertigo - berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar - merujuk pada sensasi
berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang, umumnya disebabkan oleh
gangguan pada sistim keseimbangan.3

Klasifikasi vertigo

sentral
Vestibular
perifer
Vertigo
sistem
visual
Non-
vestibular
sistem
somatosensori

Skema 1. Klasifikasi vertigo

Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu vertigo vestibular dan non-vestibular.
Vertigo vestibular adalah vertigo yang disebabkan oleh gangguan sistem vestibular,
sedangkan vertigo non vestibular adalah vertigo yang disebabkan oleh gangguan sistem
visual dan somatosensori.

Karakteristik Vertigo Vestibular Vertigo Non-vestibular


Waktu Episodik Konstan
Sifat Vertigo Berputar Melayang
Faktor pencetus Gerakan kepala, perubahan Stress, hiperventilasi
posisi

10
Gejala Penyerta Mual, muntah, tuli, tinnitus Gangguan mata, gangguan
somatosensorik
Tabel 1. Perbedaan Vertigo Vestibular dan Non-vestibular (7)

Vertigo vestibular selanjutnya dapat dibedakan menjadi vertigo vestibular perifer dan sentral.
Vertigo vestibular perifer adalah vertigo yang terjadi akibat gangguan alat keseimbangan
tubuh di labirin (telinga dalam) atau di saraf kranial VIII (Saraf Vestibulokoklear) divisi
vestibular. Vertigo vestibular sentral adalah vertigo yang terjadi akibat gangguan alat
keseimbangan tubuh di sistem saraf pusat, baik di pusat integrasi (serebelum dan batang otak)
ataupun di area persepsi (korteks). Penyebab vertigo sentral antara lain adalah perdarahan
atau iskemik di serebelum, nukleus vestibular, dan koneksinya di batang otak, tumor di
sistem saraf pusat, infeksi, trauma, dan sklerosis multiple. Vertigo yang disebabkan neuroma
akustik juga termasuk dalam vertigo sentral. Vertigo akibat gangguan di korteks sangat
jarang terjadi, biasanya menimbulkan gejala kejang parsial kompleks (5,6).

Karakteristik V. Vestibular Perifer V. Vestibular Sentral


Onset Tiba-tiba, onset mendadak Perlahan, onset gradual
Durasi Menit hingga jam Minggu hingga bulan
Frekuensi Biasanya hilang timbul Biasanya konstan
Intensitas Berat Sedang
Mual muntah Tipikal Sering kali tidak ada
Diperparah perubahan Ya Kadang tidak berkaitan
posisi kepala
Usia pasien Berapapun, biasanya Usia lanjut
muda
Gangguan status Tidak ada atau kadang- Biasanya ada
mental kadang
Defisit nervi cranial Tidak ada Kadang disertai ataxia
atau cerebellum
Pendengaran Seringkali berkurang atau Biasanya normal
dengan tinnitus
Nistagmus Nistagmus horizontal dan Nistagmus horizontal atau
rotatoar; ada nistagmus vertical; tidak ada

11
fatique 5-30 detik nistagmus fatique
Penyebab Meniere’s disease Massa Cerebellar / stroke
Labyrinthitis Encephalitis/ abscess otak
Positional vertigo Insufisiensi A. Vertebral
Neuroma Akustik
Sklerosis Multiple
Tabel 2. Perbedaan Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral (7)

EPIDEMIOLOGI (5)
Frekuensi
Di Amerika Serikat, sekitar 500.000 orang menderita stroke setiap tahunnya. Dari stroke
yang terjadi, 85% merupakan stroke iskemik, dan 1,5% diantaranya terjadi di serebelum.
Rasio stroke iskemik serebelum dibandingkan dengan stroke perdarahan serebelum adalah 3-
5: 1. Sebanyak 10% dari pasien infark serebelum, hanya memiliki gejala vertigo dan
ketidakseimbangan. Insidens sklerosis multiple berkisar diantara 10-80/ 100.000 per tahun.
Sekitar 3000 kasus neuroma akustik didiagnosis setiap tahun di Amerika Serikat.

Jenis kelamin
Insidens penyakit cerebrovaskular sedikit lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita. Dalam
satu seri pasien dengan infark serebelum, rasio antara penderita pria dibandingkan wanita
adalah 2:1. Sklerosis multiple dua kali lebih banyak pada wanita dibandingkan pria.
Usia
Vertigo sentral biasanya diderita oleh populasi berusia tua karena adanya faktor resiko yang
berkaitan, diantaranya hipetensi, diabetes melitus, atherosclerosis, dan stroke. Rata-rata
pasien dengan infark serebelum berusia 65 tahun, dengan setengah dari kasus terjadi pada
mereka yang berusia 60-80 tahun. Dalam satu seri, pasien dengan hematoma serebelum rata-
rata berusia 70 tahun.

Morbiditas/ Mortalitas
Cedera vaskular dan infark di sirkulasi posterior dapat menyebabkan kerusakan yang
permanen dan kecacatan. Pemulihan seperti yang terjadi pada vertigo perifer akut tidak dapat
diharapkan pada vertigo sentral.
Dalam satu seri, infark serebelum memiliki tingkat kematian sebesar 7% dan 17%
dengan distribusi arteri superior serebelar dan arteri posterior inferior serebelar. Infark di

12
daerah yang disuplai oleh arteri posterior inferior serebelar sering terkait dengan efek massa
dan penekanan batang otak dan ventrikel ke empat, oleh karena itu, membutuhkan
manajemen medis dan bedah saraf yang agresif. Dalam satu rangkaian 94 pasien, 20
diantaranya datang dengan Glasgow Coma Scale (GCS) 8 yang mengindikasikan adanya
penurunan kesadaran yang signifikan. Tingkat kematian pasien lainnya, yaitu yang GCSnya
lebih dari 8, adalah 20%
Neuroma akustik memiliki tingkat kematian yang rendah jika dapat didiagnosis
dengan cepat. Tumor dapat diangkat tanpa mengganggu N VII, namun gangguan
pendengaran unilateral dapat terjadi.

ETIOLOGI (2,5)
Beberapa penyebab vertigo sentral adalah:
 Perdarahan dan infark serebelum
 Sindrom Wallenberg
 Insufisiensi vertebrobasilar
 Diseksi arteri vertebral
 Sklerosis multiple
 Neoplasma (termasuk neuroma akustik)
 Infeksi sistem saraf pusat
 Trauma

PATOGENESIS
Sensasi keseimbangan merupakan hasil dari informasi yang tepat yang dideteksi atau
diterima oleh reseptor sistem visual, sistem vestibular, dan sistem propioseptif, yang
kemudian diintegrasikan di serebelum dan batang otak, lalu dipersepsikan oleh korteks. Cara
berjalan, postur, dan fokus mata selama kepala bergerak, semua bergantung pada sensasi
keseimbangan yang utuh. Gangguan informasi sensori, pusat integrasi, dan persepsi berakibat
pada gangguan keseimbangan (5).
Vertigo sentral merupakan sensasi gangguan keseimbangan akibat gangguan di pusat
integrasi (serebelum dan batang otak) atau persepsi (korteks). Pathogenesis beberapa
penyebab vertigo sentral adalah sebagai berikut.

Oklusi arterial dan infark iskemik (5)

13
Oklusi arteri dan infark iskemik dapat disebabkan oleh cardioemboli, emboli dari plak arteri
vertebralis, thrombosis arteri lokal. Satu atau kedua arteri vertebral, arteri basilar, dan
cabang-cabang arteri kecil dapat tersumbat. Namun, oklusi total arteri besar tidak akan
berakibat pada kematian karena adanya anastomosis dari sirkulus arteriosus wilisi dan arteri
posterior komunikans. Perdarahan serebelum lebih jarang terjadi dibandingkan dengan infark
serebelum. Namun begitu, perdarahan serebelum spontan merupakan kondisi mengancam
jiwa. Perdarahan serebelum biasanya berkaitan dengan penyakit vaskular hipertensif dan
antikoagulasi.

Sklerosis Mutiple (5)


Sklerosis Mutiple merupakan penyakit demyelinisasi pada sistem saraf pusat. Perjalanan
penyakitnya fluktuatif dengan berbagai gejala dan tanda.

Neuroma Akustik (5)


Neuroma Akustik adalah tumor sel Schwann yang berasal dari divisi vestibular saraf cranial
VIII (Vestibulokoklear) di kanal auditori interna proksimal. Neuroma akustik biasanya
berkembang di satu sisi (unilateral). Neuroma akustik bilateral biasa terjadi pada orang
dewasa muda dan berkaitan dengan neurofibromatosis tipe 2. Jika tidak diberi pengobatan,
neuroma akustik dapat berkembang ke sudut serebelopontin dan menekan saraf cranial VII
(Fasialis) dan saraf kranial lainnya.

Penyebab lainnya
Vertigo sentral yang diakibatkan infeksi sistem saraf pusat (mikroabses) dan kejang lobus
temporal sangat jarang terjadi. Vertigo sentral traumatik disebabkan oleh perdarahan petekie
di nukleus vestibular di batang otak.

MANIFESTASI KLINIS
Beberapa karakteristik vertigo sentral adalah (2):
 Onset gradual
 Lebih konstan
 Durasi lebih panjang (minggu hingga bulan)
 Intensitas ringan sampai sedang
 Tidak dipengaruhi posisi kepala

14
 Seringkali tidak disertai mual dan muntah
 Seringkali disertai dengan gangguan status mental
 Seringkali tidak berkaitan dengan tinnitus dan gangguan pendengaran
 Nistagmus horizontal atau vertikal; tanpa adanya nistagmus fatigue
 Disertai dengan tanda gangguan serebelum dan batang otak, seperti:
o Ataxia
o Pandangan kabur
o Diplopia
o Disfagia
o Disartria

Perdarahan dan infark serebelum (2)


Perdarahan serebelum biasanya menyebabkan gejala vertigo akut dan ataxia. Nyeri kepala,
mual, dan muntah dapat tidak terjadi. Selain vertigo berat, pasien seringkali mengeluhkan
adanya sensasi pergerakan sisi samping atau depan belakang. Pasien juga dapat mengalami
ataxia trunkal dan tidak dapat duduk tanpa penyangga. Tes Romberg dan Tandem akan
memberikan hasil abnormal. Biasanya terdapat kelemahan saraf kranial VI (Abdusens) atau
deviasi konjugat mata berlawanan dengan lesi perdarahan. Infark serebelum memberikan
gambaran klinik yang serupa.

Sindrom Wallenberg (2)


Infark medulla lateral dari batang otak dapat menyebabkan vertigo sebagai bagian dari
presentasi klinisnya. Penemuan ipsilateral klasik meliputi rasa baal pada wajah, hilangnya
refleks kornea, sindron Horner, dan paralisis atau paresis pada palatum mole, faring, dan
laring (mengakibatkan disfagia dan disfonia). Penemuan kontralateral meliputi hilangnya
sensasi nyeri dan suhu pada sumbu tubuh dan anggota gerak. Biasanya lesi saraf kranial VI
(Abdusens), VII (Fasialis), dan VIII (Vestibulokoklear) dapat muncul menyebabkan vertigo,
mual, muntah, dan nistagmus.

Insufisiensi Vertebrobasilar (2)


Transient ischemic attack (TIA) dari batang otak dapat memicu vertigo. Tanda orthostatik
harus ditentukan, karena orthostatik akan memperburuk gejala iskemik vertebrobasilar. Sama
seperti TIA secara umum, vertigo mungkin terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung dalam

15
hitungan menit hingga jam. Sesuai dengan definisi TIA, gangguan harus hilang secara total
dalam 24 jam. Vertigo yang diinduksi iskemik vertebrobasilar dapat terjadi dengan disertai
diplopia, disfagia, disarthria, dan hilangnya fungsi penglihatan bilateral. Tidak seperti
penyebab vertigo sentral lainnya, vertigo yang diinduksi iskemik vertebrobasilar dapat
diprovokasi dengan perubahan posisi. Memutar kepala menyumbat setengah arteri vertebral
ipsilateral sehingga menyebabkan ada gangguan sirkulasi sementara pada batang otak.

Diseksi Arteri Vertebralis (2)


Diseksi arteri vertebral dapat menyebabkan stroke pada sirkulasi posterior. Gejala dan tanda
dari diseksi arteri vertebral meliputi nyeri kepala, vertigo, dan sindrom Horner unilateral.

Sklerosis Multiple (2)


Penyakit demyelinasi dapat disertai dengan vertigo yang berlangsung beberapa jam hingga
minggu dan biasanya tidak berulang. Intesitas vertigo ringan-sedang dan terdapat nistagmus.
Ataxia atau neuritis optik dapat ditemukan atau sudah berlangsung sebelumnya.

Neoplasma
Neoplasma ventrikel keempat dapat menyebabkan vertigo yang disertai gejala dan tanda
gangguan batang otak. Neoplasma yang biasa terjadi adalah ependimoma pada pasien yang
berusia lebih muda, dan metastasis pada pasien yang berusia lebih tua (2).
Neuroma akustik biasa terjadi di sudut serebelopontin. Neuroma akustik memiliki
gejala awal berupa gangguan pendengaran dan tinnitus. Vertigo dapat ditemukan sejak
presentasi awal (8). Selain itu, neuroma akustik juga memberikan gejala akibat penekanan
saraf VII (Fasialis), jika terus berkembang gejala gangguan batang otak dan saraf kranial lain
dapat muncul karena efek sekunder dari perkembangannya hingga ke fossa posterior (5).

Infeksi Sistem Saraf Pusat


Beberapa infeksi sistem saraf pusat yang dapat menyebabkan vertigo adalah abses pada
serebelum, infeksi serebelum, encephalitis, dan sebagainya. Gejala vertigo biasanya disertai
dengan tanda-tanda infeksi seperti demam, malaise, tanda-tanda serebelar (gangguan
keseimbangan, gangguan koordinasi, dan sebagainya).
Trauma
Trauma yang biasanya terjadi adalah trauma leher. Biasanya gejala muncul dalam 7-10 hari
setelah terjadi whiplash injury. Episode vertigo muncul terutama ketika menggerakkan kepala

16
dapat berlangsung hingga berbulan-bulan. Selain itu juga terdapat nyeri pada leher dan
nistagmus pada pergerakkan kepala.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik terutama pemeriksaan neurologis dan kardiologis penting dalam
mengidentifikasi pasien dengan vertigo sentral.

Gangguan kesadaran
Adanya gangguan kesadaran membutuhkan perhatian klinis khusus. Gangguan kesadaran
mungkin diakibatkan oleh infark atau penekanan batang otak. Pada infark serebelum,
penekanan batang otak terutama terjadi jika meliputi pembuluh darah arteri serebelum
posterior inferior. Dalam satu seri, tanda awal penekanan batang otak adalah lethargi, yang
terjadi pada 11% pasien dalam waktu 50 jam setelah infark serebelum. Pasien dengan
perdarahan serebelum, 46% mengalami perburukan status mental kurang lebih 5,5 jam
setelah presentasi.

Nistagmus (9)
Pemeriksaan pergerakan ekstraokular adalah kritikal. Nistagmus, jika ada, merupakan
infromasi yang penting. Nistagmus terdiri dari pergerakan lambat mata dalam satu arah
diikuti dengan pergerakan cepat ke arah sebaliknya. Nistagmus horizontal bukanlah tanda
spesifik dari vertigo perifer. Pada infark serebelum, nistagmus horinzontal paling banyak
ditemukan. Nistagmus vertikal dianggap spesifik untuk vertigo sentral. Karakteristik
nistagmus akibat lesi sentral lainnya adalah memburuk dengan fiksasi pandangan, berbeda
dengan nistagmus pada lesi perifer yang cenderung membaik dengan fiksasi pandangan.
Selain itu nistgamus akibat lesi sentral dapat unidireksi atau multidireksi, sedangkan pada lesi
perifer hanya ditemukan nistagmus unidireksi.

Nistagmus dan Gejala Vertigo yang Diinduksi


 Dix-Hallpike (Manuver Nylen- Barany)
o Pertama, perubahan posisi (dari duduk menjadi supine) dilakukan dengan
kepala lurus menghadap ke depan
o Lalu diulangi dengan kepala 45° ke kanan, lalu ke kiri
o Leher sedikit lebih diekstensikan ketika pasien dalam posisi supine

17
o Berbeda dengan vertigo sentral, pada vertigo perifer, nistagmus tidak terjadi
secara tiba-tiba setelah perubahan posisi, dan setelah nistagmus muncul, dapat
hilang dengan cepat, kurang dari 1 menit (nistagmus fatigue)

Gambar 2. Manuver DixHallpike

 Drachman Dizziness Stimulation Battery


o Tanda Vital postural
o Manuver Valsava
o Berbelok tiba-tiba ketika berjalan
o Tiga menit hiperventilasi
o Hallpike
o Geleng kepala dengan posisi berdiri dan mata terbuka
o Stimulasi sinus carotid

Opthalmoplegia Intranuklear
Opthalmoplegia intranuklear bermanifestasi sebagai parsial atau tidak adanya pergerakan
adduksi mata dan nistagmus kasar pada abduksi mata dengan arah pandangan lateral. Hal ini
terkait dengan adanya gangguan sepanjang fasikulus longitudinal medial dan diagnosis
sklerosis multiple dan gangguan batang otak lainnya.

Defisit Saraf Kranial


Selain gangguan pendengaran, defisit neurologis lainnya tidak seharusnya ditemukan pada
pasien vertigo perifer maupun sentral. Adanya defisit saraf kranial lain seperti kelemahan

18
otot-otot wajah, hilangnya refleks kornea, palsy pandangan lateral, disarthria, membutuhkan
evaluasi lanjutan.

Pemeriksaan Neurologis Ekstremitas dan Koordinasi


Kelemahan, hyperesthesia, dan refleks patologis positif membutuhkan evaluasi lanjutan.
Ataxia merupakan indikator penting adanya gangguan serebelar. Pemeriksaan ataxia meliputi
tes jari-hidung, tes tumit-lutut, dan sebagainya.

Pemeriksaan Jantung
Pemeriksaan kardivaskular yang teliti dapat mengungkap penyebab asal stroke emboli.
Periksa adanya murmur dan irama irregular yang menunjukkan adanya fibrilasi atrium.

PEMERIKSAAN PENUNJANG (5)


Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah:
 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit
lainnya seperti anemia, kehamilan, dan kondisi ketidakseimbangan metabolik
(hiperglikemia, hipoglikemia, dll).
 Pencitraan
Pencitraan fossa posterior penting dilakukan jika terdapat kecurigaan adanya vertigo
sentral.
o MRI adalah pencitraan terpilih, terutama untuk mendiagnosis infark,
perdarahan, tumor, dan lesi substansi alba seperti sklerosis mutiple.
o CT scan dengan potongan hingga ke fossa posterior dapat digunakan jika tidak
tersedia MRI. CT Scan terbatas karena resolusi yang lebih buruk dan adanya
artifak tulang.
o Angiografi intraarterial dahulu digunakan untuk mendiagnosis oklusi di sistem
vertebrobasilar. Namun, sekarang telah berkembang CT angiografi, MRA, dan
Doppler USG menggantikan angiografi intrarterial.

19
Gambar 3. Perbandingan CT Scan (kanan) dan MRI (kiri) dalam Pencitraan Perdarahan
Serebelar di Fossa Posterior

Pemeriksaan penunjang lainnya adalah:


 Elektrokardiografi (EKG) digunakan untuk melihat adanya fibrilasi atrium atau
disaritmia lainnya dan bukti adanya infark myocardial akut.
 Tes kalori dan Elektronystagmografi (ENG) digunakan untuk melokalisasi lesi di
apparatus vestibukar atau di nukleus saraf vestibular.
 Audiometri dan Brain Auditory Evoked Response (BAER)

DIAGNOSIS
Diagnosis vertigo sentral ditegakkan dengan:
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan Neurologis
4. MRI

20
vertigo

Anamnesis
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
Neurologis

Penemuan
sistem Penemuan
saraf pusat sistem saraf
abnormal pusat normal

MRI
Audiogram

abnormal normal
pendengaran pendengaran
simetris asimetris

Stroke EEG
Manuver MRI
Massa DixHallpike telinga
Neuroma akustik dalam
abnormal normal
Demyelinisasi positif negatif
Trauma abnormal normal
Kejang pemeriksaan
dengan vestibular pemeriksaan
aura BPPV
vestibular Akustik
vestibular pemeriksaan
neuroma vestibular
mungkin Cholesteatoma
gangguan
sistem saraf
pusat awal
psikogenik

Skema 2. Alur diagnosis Vertigo (10)

PENATALAKSANAAN (5)
Penatalaksaan vertigo sentral ditujukan kepada penyakit penyebab.

Penatalaksanaan awal:
 Penatalaksanaan tanda-tanda vital
 Keseimbangan cairan, elektrolit, dan gizi
o Pemasangan infus untuk merehidrasi pasien
o Kalori 25 kkal/kgBB/hari
 Pemberian obat-obat simptomatik
 Tirah baring

21
Penatalaksanaan stroke iskemik:
 Terapi thrombolisis diberikan melalui kateter intrarterial ke dekat sumbatan, atau
secara intravena dalam tiga jam setelah onset gejala dan tidak ada kontraindikasi.
 Sebelum memberikan terapi thrombolitik, perhatikan beberapa hal terutama resiko
terjadinya perdarahan intraserebral, seperti:
o Operasi mayor dalam 10 hari terakhir
o Hipertensi berat
o Adanya perdarahan akut atau edema pada CT Scan
o Perbaikan gejala yang cepat
 Keputusan untuk memberikan terapi thrombolitik dibuat setelah konsultasi neurologis
langsung dan dengan persetujuan pasien, setelah pasien diberi penjelasan lengkap dan
jelas.

Penatalaksanaan stroke perdarahan:


 Penelitian menyatakan bahwa pemberian recombinant activated factor VII jika
diberikan dalam 4 jam setelah onset gejala, mungkin berguna. Namun penelitian
selanjutnya, khususnya untuk perdarahan serebelum, diperlukan.

Penatalaksanaan pasien dengan gangguan kesadaran dan perburukan gejala:


 Pasien yang lethargi dan dengan gangguan kesadaran membutuhkan pengawasan
ketat, mencakup observasi secara langsung, elektrokardiogram, dan monitor pulse
oxymetry.
 Pasien dengan gangguan kesadaran dan perburukan gejala membutuhkan intervensi
yang cepat untuk meminimalisasi edema dan kompresi batang otak
 Hal yang dapat dilakukan diantaranya:
o Intubasi endotrakeal untuk menjaga jalan nafas, mengontrol pernafasan, dan
untuk terapi hiperventilasi
o Memberikan obat-obat dieresis seperti manitol dan furosemide
o Memberikan kortikosterois seperti dexamethason

Konsultasi
Konsultasi neurologis pasien dengan vertigo sentral kepada ahli saraf maupun ahli bedah
saraf diperlukan. Pasien dengan space occupying lesion ataupun hidrosepalus dikonsultasikan

22
ke ahli bedah saraf. Beberapa keadaaan emergensi harus diperhatikan dan segera
dikonsultasikan kepada ahli bedah saraf, diantaranya adalah perdarahan, kompresi batang
otak, edema, karena bedah dekompresi seperti suboccipital kraniektomi dan ventrikulostomi
dapat menyelamatkan jiwa.

PROGNOSIS (5)
Prognosis pasien dengan vertigo sentral sangat bervariasi, bergantung dari penyakit yang
mendasari. Namun, kemajuan bedah saraf memperbaiki prognosis beberapa kondisi serius
Prognosis pasien dengan infark arteri vertebral atau basilar adalah buruk. Prognosis pasien
dengan perdarahan serebelum spontan adalah buruk.

KEPUSTAKAAN
[1] Waxman SG. Clinical Neuroanatomy. 26th ed. Amerika Serikat: The McGraw-Hill
Companies, Inc; 2010
[2] Tintinalli JE, Stapczynski S, Cline DM, Ma OJ, Cydulka RK, Meckler GD. Tintinalli’s
Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide. 7th ed. Amerika serikat: The
McGraw-Hill Companies, Inc; 2011
[3] Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat; 2008
[4] Simon RP, Greenberg DA, Aminoff MJ. Clinical Neurology.7th ed. Amerika serikat: The
McGraw-Hill Companies, Inc; 2009
[5] Marril KA. Central Vertigo [Internet]. WebMD LLC. 21 Januari 2011. Diunduh tanggal 8
April 2011. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/794789-clinical#a0217
[6] Antunes MB. CNS Causes of Vertigo [Internet]. WebMD LLC. 10 September 2009.
Diunduh tanggal 8 April 2011. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/884048-overview#a0104
[7] Mcphee SJ, Papadakis MA. Current Medical Diagnosis and Treatment 2011. 50th ed.
Amerika Serikat: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2011
[8] Rowland L, editor. Merritt’s Neurology. 11th ed. Amerika Serikat: Lippincott Williams
and wilkins; 2005
[9] Ropper HA, Samuels MA. Adams and Victor’s Principles of Neurology. 9th ed. Amerika
Serikat: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2009
[10] Delisa AJ. Physical Medicine and Rehabilitation. 4th ed. Amerika Serikat: Lippincott
Williams and Wilkins; 2005

23
24

Anda mungkin juga menyukai