VERTIGO
Disusun oleh:
MUHAMMAD ZAKI PRADANA
406171043
Pembimbing:
dr. Sunaryo, M. Kes, Sp. S
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny Parmi
Tanggal Lahir : 01 07 1956
Umur : 62 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Langenharjo 4/1 Margorejo, Pati, Jawa Tengah
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Status Pernikahan : Menikah
Tanggal Masuk RS : 09 Agustus 2018 Pukul 11.42
II. ANAMNESIS
Dilakukan pada tanggal 14 Agustus 2018, pukul 13.00 WIB secara
autoanamnesis di bangsal Tulip.
Keluhan Utama
Pusing berputar.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh pusing berputar sejak 2 hari SMRS. Pusing berputar
dirasakan hingga hampir terjatuh pada saat akan memasak didapur. Pasien
merasa keluhannya berkurang setelah berbaring dan memenjamkan mata.
Selain itu pasien merasakan mual dan muntah sebanyak 1x berisi makanan
sejak 4 jam SMRS. Pusing berputar sudah pernah dirasakan pasien sejak
beberapa bulan sebelumnya. Pasien memiliki riwayat hipertensi dalam beberapa
tahun terakhir.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa sebelumnya : satu tahun lalu, tidak seberat
keluhan saat ini, hanya pusing berputar tidak sampai terjatuh.
Riwayat tekanan darah tinggi : + (4 tahun terakhir)
Riwayat kencing manis : disangkal
1
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat keganasan : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat mengalami keluhan yang sama : disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat kencing manis : disangkal
Riwayat Pengobatan
Pasien belum meminum obat apapun selama keluhan muncul hingga dibawa
ke IGD. Riwayat alergi obat disangkal.
Pemeriksaan Sistem
Kepala : mesosefal, deformitas (-), sklera ikterik (-/-), konjungtiva
anemis (-/-), THT dbn
Leher : trakea ditengah, perbesaran tiroid (-), perbesaran KGB (-)
Paru : Inspeksi : gerak simetris, retraksi (-)
Palpasi : stem fremitus kanan dan kiri sama kuat
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler (+/+), ronki (-/-),
wheezing (-/-)
2
Jantung : Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di sela iga 5
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I dan II normal, reguler,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Inspeksi : bentuk abdomen datar
Auskultasi : bisung usus (+) normal
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepatomegali (-)
splenomegali (-)
Perkusi : timpani di ke-4 kuadran abdomen
Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-), CRT < 2 detik
Pemeriksaan Neurologis
o Fungsi Luhur
o Orientasi : baik
o Gangguan bicara dan bahasa : normal, tidak ditemukan adanya afasia
motorik atau sensorik
o Daya ingat : baik
o Rangsang Meningeal
o Kaku kuduk : (-)
o Brudzinsky I : (-)
o Brudzinsky II : (-)
o Brudzinsky III : (-)
o Brudzinsky IV : (-)
o Kernig : > 135° / > 135°
3
o Saraf Kranialis
PEMERIKSAAN DEXTRA SINISTRA
Nervus Olfactorius (N. I)
Daya penghidu Normosmia Normosmia
Nervus Opticus (N. II)
Visus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Lapang pandang Normal Normal
Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Nervus Occulomotorius (N. III)
Ptosis (-) (-)
Gerak mata ke superior (+) (+)
Gerak mata ke inferior (+) (+)
Gerak mata ke medial (+) (+)
Pupil (bentuk & ukuran) Bulat, Ø 3 mm Bulat, Ø 3 mm
Refleks cahaya langsung (+) (+)
Refleks cahaya tak langsung (+) (+)
Strabismus divergen (-) (-)
Nervus Trochlearis (N. IV)
Gerak mata ke lateroinferior (+) (+)
Strabismus konvergen (-) (-)
Nervus Trigeminus (N. V)
Sensorik (cabang
ophtalmicus, maxillaris, Normal Normal
mandibularis)
Motorik (membuka mulut,
menggerakan rahang, Normal Normal
menggigit)
Nervus Abducens (N. VI)
Gerak mata ke lateral (+) (+)
Strabismus konvergen (-) (-)
4
Nervus Fascialis (N. VII)
Kerutan kulit dahi Normal Normal
Mengangkat alis Normal Normal
Sulcus nasolabialis Normal Normal
Menggembungkan pipi Normal Normal
Menyeringai Normal Normal
Nervus Vestibulo-Cochlearis (N. VIII)
Test pendengaran Dalam batas normal Dalam batas normal
Test penala Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Konfrontasi: Nistagmus (+) Horizontal (+) Horizontal
Test Romberg Positif
Test Romberg dipertajam Positif
Disdiadokinesis Negatif
Past Pointing Test Negatif
Stepping Test Negatif
Nervus Glossopharyngeus (N. IX)
Palatum molle Simetris
Arkus faring Simetris
Uvula Ditengah
Disfagia (-)
Disfonia (-)
Nervus Vagus (N. X)
Arkus faring Simetris
Bersuara (+)
Menelan (+)
Nervus Accesorius (N. XI)
Menoleh kanan-kiri Normal Normal
Mengangkat bahu Normal Normal
Nervus Hipoglossus (N. XII)
Sikap lidah Deviasi (-), fasikulasi (-), tremor (-)
Menjulurkan lidah Deviasi (-)
Disartria (-)
5
o Pemeriksaan Motorik
o Trofi otot : Eutrofi Eutrofi
Eutrofi Eutrofi
o Tonus otot : Normotonus Normotonus
Normotonus Normotonus
o Kekuatan : 5 5
5 5
o Pemeriksaan Sensorik : + +
+ +
o Refleks Fisiologis
o Biceps :+/+
o Triceps :+/+
o Patella :+/+
o Achilles :+/+
o Refleks Patologis
Hoffman-Tromner :-/- Rosolimo :-/-
Babinski :-/- Mendel-Bechterew :-/-
Chaddock :-/- Gonda :-/-
Oppenheim :-/- Stransky :-/-
Gordon :-/- Klonus paha :-/-
Schaefer :-/- Klonus kaki :-/-
Bing :-/-
6
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Hematologi Nilai Normal 11/8/2018
Hemoglobin (g/dL) 13,2 - 17,3 12,1
Hematrokrit (%) 40 - 52 36,7
Leukosit (ribu/µL) 3,8 - 10,6 29,3 (H)
Eritrosit (juta/µL) 4,7 – 6,1 5,10
Trombosit (ribu/µL) 150 - 400 327
MCV (fl) 80 - 100 84,1
MCH (pg/ml) 26 - 34 29,0
MCHC (g/dl) 32 - 36 34,5
Hitung Jenis Leukosit
Neutrofil (%) 50,0 - 70,0 71,9 (H)
Limfosit (%) 25,0 - 40,0 21,9 (L)
Monosit (%) 2,0 - 8,0 5,7
Eosinofil (%) 2-4 0,4 (L)
Basofil (%) 0-1 0,1
Kimia Klinik
GDS (mg/dL) 70 - 160 150
Ureum (mg/dL) 10 - 50 20,6
Kreatinin (mg/dL) 0,6 - 1,2 0,91
Kalium (mmol/L) 3,6 – 5,5 3,39 (L)
Cholesterol total < 200 183
Trigliserida 0 – 150 175 (H)
Uric acid 2,4 – 7,0 4,5
HDL 45 – 65 60
LDL 0,0 - 150 60
7
CT Scan Kepala Tanpa Kontras (1/11/2017)
kesan : infark pada korona radiata kiri dan kapsula interna kiri
V. RESUME
Telah diperiksa seorang perempuan usia 62 tahun datang ke IGD RSUD RAA Soewondo
Pati dengan keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS. Pusing berputar dirasakan hingga
hampir terjatuh pada saat akan memasak didapur. Pasien merasa keluhannya berkurang
setelah berbaring dan memenjamkan mata. Selain itu pasien merasakan mual dan muntah
sebanyak 1x berisi makanan sejak 4 jam SMRS. Pusing berputar sudah pernah dirasakan
pasien sejak beberapa bulan sebelumnya. Pasien memiliki riwayat hipertensi dalam
beberapa tahun terakhir.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, kesadaran compos
mentis dengan GCS 15, status gizi cukup. Tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah
180/100 mmHg, nadi 84x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36,8 °C.
Dari pemeriksaan sistem tidak ditemukan adanya kelainan. Dari pemeriksaan
neurologis didapatkan tes Romberg dipertajam (+). Sensorik dan motorik ekstremitas
dalam batas normal, normorefleks, dan refleks patologis (-)
8
Dari pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan leukositosis dan hasil CT Scan
kepala tanpa kontras menunjukkan kesan infark pada korona radiata kiri dan kapsula
interna kiri.
VI. DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis : vertigo sentral dengan nausea dan vomitus
Diagnosis Topis : infark pada korona radiata kiri
Diagnosis Etiologis : susp trombosis
VII. TATALAKSANA
Medikamentosa
- Infus Asering 20 tpm
- Inj. Ondansetron 3 x 4 mg
- Inj. Ranitidine 2 x 50 mg
- Inj. Ceftriaxon 2x1gr
- PO Betahistin 3 x 6 mg
- PO flunarizine 2 x 10mg
- PO Aspilet 80mg 1 – 0 – 0
- PO Simvastatin 3 x10mg
- PO Amlodipine 1 x 5mg
- PO Natto 10 1 – 0 - 0
Non-medikamentosa
- Komunikasi dan informasikan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai
penyakit pasien dan penanganannya
- Edukasi kepada keluarga pasien untuk tetap memantau keadaan pasien
- Edukasi pasien untuk teratur meminum obat
- Edukasi tentang pola hidup sehat dan istirahat cukup
- Anjurkan pasien untuk kontrol ke poliklinik saraf setelah pulang dari rawat inap
VIII. PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad functionam : bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
9
TINJAUAN PUSTAKA
VERTIGO
I. DEFINISI
Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa berputar mengelilingi pasien atau
pasien serasa berputar mengelilingi lingkungan sekitar. Vertigo tidak selalu sama dengan
dizziness. Dizziness adalah sebuah istilah non spesifik yang dapat dikategorikan ke dalan 4
subtipe tergantung gejala yang digambarkan oleh pasien. Dizziness dapat berupa vertigo,
presinkop (perasaan lemas disebabkan oleh berkurangnya perfusi cerebral), light-headness,
disequilibrium (perasaan goyang atau tidak seimbang ketika berdiri).1
Vertigo - berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar - merujuk pada sensasi
berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang, umumnya disebabkan oleh
gangguan pada sistim keseimbangan.3
Klasifikasi vertigo
sentral
Vestibular
perifer
Vertigo
sistem
visual
Non-
vestibular
sistem
somatosensori
Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu vertigo vestibular dan non-vestibular.
Vertigo vestibular adalah vertigo yang disebabkan oleh gangguan sistem vestibular,
sedangkan vertigo non vestibular adalah vertigo yang disebabkan oleh gangguan sistem
visual dan somatosensori.
10
Gejala Penyerta Mual, muntah, tuli, tinnitus Gangguan mata, gangguan
somatosensorik
Tabel 1. Perbedaan Vertigo Vestibular dan Non-vestibular (7)
Vertigo vestibular selanjutnya dapat dibedakan menjadi vertigo vestibular perifer dan sentral.
Vertigo vestibular perifer adalah vertigo yang terjadi akibat gangguan alat keseimbangan
tubuh di labirin (telinga dalam) atau di saraf kranial VIII (Saraf Vestibulokoklear) divisi
vestibular. Vertigo vestibular sentral adalah vertigo yang terjadi akibat gangguan alat
keseimbangan tubuh di sistem saraf pusat, baik di pusat integrasi (serebelum dan batang otak)
ataupun di area persepsi (korteks). Penyebab vertigo sentral antara lain adalah perdarahan
atau iskemik di serebelum, nukleus vestibular, dan koneksinya di batang otak, tumor di
sistem saraf pusat, infeksi, trauma, dan sklerosis multiple. Vertigo yang disebabkan neuroma
akustik juga termasuk dalam vertigo sentral. Vertigo akibat gangguan di korteks sangat
jarang terjadi, biasanya menimbulkan gejala kejang parsial kompleks (5,6).
11
fatique 5-30 detik nistagmus fatique
Penyebab Meniere’s disease Massa Cerebellar / stroke
Labyrinthitis Encephalitis/ abscess otak
Positional vertigo Insufisiensi A. Vertebral
Neuroma Akustik
Sklerosis Multiple
Tabel 2. Perbedaan Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral (7)
EPIDEMIOLOGI (5)
Frekuensi
Di Amerika Serikat, sekitar 500.000 orang menderita stroke setiap tahunnya. Dari stroke
yang terjadi, 85% merupakan stroke iskemik, dan 1,5% diantaranya terjadi di serebelum.
Rasio stroke iskemik serebelum dibandingkan dengan stroke perdarahan serebelum adalah 3-
5: 1. Sebanyak 10% dari pasien infark serebelum, hanya memiliki gejala vertigo dan
ketidakseimbangan. Insidens sklerosis multiple berkisar diantara 10-80/ 100.000 per tahun.
Sekitar 3000 kasus neuroma akustik didiagnosis setiap tahun di Amerika Serikat.
Jenis kelamin
Insidens penyakit cerebrovaskular sedikit lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita. Dalam
satu seri pasien dengan infark serebelum, rasio antara penderita pria dibandingkan wanita
adalah 2:1. Sklerosis multiple dua kali lebih banyak pada wanita dibandingkan pria.
Usia
Vertigo sentral biasanya diderita oleh populasi berusia tua karena adanya faktor resiko yang
berkaitan, diantaranya hipetensi, diabetes melitus, atherosclerosis, dan stroke. Rata-rata
pasien dengan infark serebelum berusia 65 tahun, dengan setengah dari kasus terjadi pada
mereka yang berusia 60-80 tahun. Dalam satu seri, pasien dengan hematoma serebelum rata-
rata berusia 70 tahun.
Morbiditas/ Mortalitas
Cedera vaskular dan infark di sirkulasi posterior dapat menyebabkan kerusakan yang
permanen dan kecacatan. Pemulihan seperti yang terjadi pada vertigo perifer akut tidak dapat
diharapkan pada vertigo sentral.
Dalam satu seri, infark serebelum memiliki tingkat kematian sebesar 7% dan 17%
dengan distribusi arteri superior serebelar dan arteri posterior inferior serebelar. Infark di
12
daerah yang disuplai oleh arteri posterior inferior serebelar sering terkait dengan efek massa
dan penekanan batang otak dan ventrikel ke empat, oleh karena itu, membutuhkan
manajemen medis dan bedah saraf yang agresif. Dalam satu rangkaian 94 pasien, 20
diantaranya datang dengan Glasgow Coma Scale (GCS) 8 yang mengindikasikan adanya
penurunan kesadaran yang signifikan. Tingkat kematian pasien lainnya, yaitu yang GCSnya
lebih dari 8, adalah 20%
Neuroma akustik memiliki tingkat kematian yang rendah jika dapat didiagnosis
dengan cepat. Tumor dapat diangkat tanpa mengganggu N VII, namun gangguan
pendengaran unilateral dapat terjadi.
ETIOLOGI (2,5)
Beberapa penyebab vertigo sentral adalah:
Perdarahan dan infark serebelum
Sindrom Wallenberg
Insufisiensi vertebrobasilar
Diseksi arteri vertebral
Sklerosis multiple
Neoplasma (termasuk neuroma akustik)
Infeksi sistem saraf pusat
Trauma
PATOGENESIS
Sensasi keseimbangan merupakan hasil dari informasi yang tepat yang dideteksi atau
diterima oleh reseptor sistem visual, sistem vestibular, dan sistem propioseptif, yang
kemudian diintegrasikan di serebelum dan batang otak, lalu dipersepsikan oleh korteks. Cara
berjalan, postur, dan fokus mata selama kepala bergerak, semua bergantung pada sensasi
keseimbangan yang utuh. Gangguan informasi sensori, pusat integrasi, dan persepsi berakibat
pada gangguan keseimbangan (5).
Vertigo sentral merupakan sensasi gangguan keseimbangan akibat gangguan di pusat
integrasi (serebelum dan batang otak) atau persepsi (korteks). Pathogenesis beberapa
penyebab vertigo sentral adalah sebagai berikut.
13
Oklusi arteri dan infark iskemik dapat disebabkan oleh cardioemboli, emboli dari plak arteri
vertebralis, thrombosis arteri lokal. Satu atau kedua arteri vertebral, arteri basilar, dan
cabang-cabang arteri kecil dapat tersumbat. Namun, oklusi total arteri besar tidak akan
berakibat pada kematian karena adanya anastomosis dari sirkulus arteriosus wilisi dan arteri
posterior komunikans. Perdarahan serebelum lebih jarang terjadi dibandingkan dengan infark
serebelum. Namun begitu, perdarahan serebelum spontan merupakan kondisi mengancam
jiwa. Perdarahan serebelum biasanya berkaitan dengan penyakit vaskular hipertensif dan
antikoagulasi.
Penyebab lainnya
Vertigo sentral yang diakibatkan infeksi sistem saraf pusat (mikroabses) dan kejang lobus
temporal sangat jarang terjadi. Vertigo sentral traumatik disebabkan oleh perdarahan petekie
di nukleus vestibular di batang otak.
MANIFESTASI KLINIS
Beberapa karakteristik vertigo sentral adalah (2):
Onset gradual
Lebih konstan
Durasi lebih panjang (minggu hingga bulan)
Intensitas ringan sampai sedang
Tidak dipengaruhi posisi kepala
14
Seringkali tidak disertai mual dan muntah
Seringkali disertai dengan gangguan status mental
Seringkali tidak berkaitan dengan tinnitus dan gangguan pendengaran
Nistagmus horizontal atau vertikal; tanpa adanya nistagmus fatigue
Disertai dengan tanda gangguan serebelum dan batang otak, seperti:
o Ataxia
o Pandangan kabur
o Diplopia
o Disfagia
o Disartria
15
hitungan menit hingga jam. Sesuai dengan definisi TIA, gangguan harus hilang secara total
dalam 24 jam. Vertigo yang diinduksi iskemik vertebrobasilar dapat terjadi dengan disertai
diplopia, disfagia, disarthria, dan hilangnya fungsi penglihatan bilateral. Tidak seperti
penyebab vertigo sentral lainnya, vertigo yang diinduksi iskemik vertebrobasilar dapat
diprovokasi dengan perubahan posisi. Memutar kepala menyumbat setengah arteri vertebral
ipsilateral sehingga menyebabkan ada gangguan sirkulasi sementara pada batang otak.
Neoplasma
Neoplasma ventrikel keempat dapat menyebabkan vertigo yang disertai gejala dan tanda
gangguan batang otak. Neoplasma yang biasa terjadi adalah ependimoma pada pasien yang
berusia lebih muda, dan metastasis pada pasien yang berusia lebih tua (2).
Neuroma akustik biasa terjadi di sudut serebelopontin. Neuroma akustik memiliki
gejala awal berupa gangguan pendengaran dan tinnitus. Vertigo dapat ditemukan sejak
presentasi awal (8). Selain itu, neuroma akustik juga memberikan gejala akibat penekanan
saraf VII (Fasialis), jika terus berkembang gejala gangguan batang otak dan saraf kranial lain
dapat muncul karena efek sekunder dari perkembangannya hingga ke fossa posterior (5).
16
dapat berlangsung hingga berbulan-bulan. Selain itu juga terdapat nyeri pada leher dan
nistagmus pada pergerakkan kepala.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik terutama pemeriksaan neurologis dan kardiologis penting dalam
mengidentifikasi pasien dengan vertigo sentral.
Gangguan kesadaran
Adanya gangguan kesadaran membutuhkan perhatian klinis khusus. Gangguan kesadaran
mungkin diakibatkan oleh infark atau penekanan batang otak. Pada infark serebelum,
penekanan batang otak terutama terjadi jika meliputi pembuluh darah arteri serebelum
posterior inferior. Dalam satu seri, tanda awal penekanan batang otak adalah lethargi, yang
terjadi pada 11% pasien dalam waktu 50 jam setelah infark serebelum. Pasien dengan
perdarahan serebelum, 46% mengalami perburukan status mental kurang lebih 5,5 jam
setelah presentasi.
Nistagmus (9)
Pemeriksaan pergerakan ekstraokular adalah kritikal. Nistagmus, jika ada, merupakan
infromasi yang penting. Nistagmus terdiri dari pergerakan lambat mata dalam satu arah
diikuti dengan pergerakan cepat ke arah sebaliknya. Nistagmus horizontal bukanlah tanda
spesifik dari vertigo perifer. Pada infark serebelum, nistagmus horinzontal paling banyak
ditemukan. Nistagmus vertikal dianggap spesifik untuk vertigo sentral. Karakteristik
nistagmus akibat lesi sentral lainnya adalah memburuk dengan fiksasi pandangan, berbeda
dengan nistagmus pada lesi perifer yang cenderung membaik dengan fiksasi pandangan.
Selain itu nistgamus akibat lesi sentral dapat unidireksi atau multidireksi, sedangkan pada lesi
perifer hanya ditemukan nistagmus unidireksi.
17
o Berbeda dengan vertigo sentral, pada vertigo perifer, nistagmus tidak terjadi
secara tiba-tiba setelah perubahan posisi, dan setelah nistagmus muncul, dapat
hilang dengan cepat, kurang dari 1 menit (nistagmus fatigue)
Opthalmoplegia Intranuklear
Opthalmoplegia intranuklear bermanifestasi sebagai parsial atau tidak adanya pergerakan
adduksi mata dan nistagmus kasar pada abduksi mata dengan arah pandangan lateral. Hal ini
terkait dengan adanya gangguan sepanjang fasikulus longitudinal medial dan diagnosis
sklerosis multiple dan gangguan batang otak lainnya.
18
otot-otot wajah, hilangnya refleks kornea, palsy pandangan lateral, disarthria, membutuhkan
evaluasi lanjutan.
Pemeriksaan Jantung
Pemeriksaan kardivaskular yang teliti dapat mengungkap penyebab asal stroke emboli.
Periksa adanya murmur dan irama irregular yang menunjukkan adanya fibrilasi atrium.
19
Gambar 3. Perbandingan CT Scan (kanan) dan MRI (kiri) dalam Pencitraan Perdarahan
Serebelar di Fossa Posterior
DIAGNOSIS
Diagnosis vertigo sentral ditegakkan dengan:
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan Neurologis
4. MRI
20
vertigo
Anamnesis
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
Neurologis
Penemuan
sistem Penemuan
saraf pusat sistem saraf
abnormal pusat normal
MRI
Audiogram
abnormal normal
pendengaran pendengaran
simetris asimetris
Stroke EEG
Manuver MRI
Massa DixHallpike telinga
Neuroma akustik dalam
abnormal normal
Demyelinisasi positif negatif
Trauma abnormal normal
Kejang pemeriksaan
dengan vestibular pemeriksaan
aura BPPV
vestibular Akustik
vestibular pemeriksaan
neuroma vestibular
mungkin Cholesteatoma
gangguan
sistem saraf
pusat awal
psikogenik
PENATALAKSANAAN (5)
Penatalaksaan vertigo sentral ditujukan kepada penyakit penyebab.
Penatalaksanaan awal:
Penatalaksanaan tanda-tanda vital
Keseimbangan cairan, elektrolit, dan gizi
o Pemasangan infus untuk merehidrasi pasien
o Kalori 25 kkal/kgBB/hari
Pemberian obat-obat simptomatik
Tirah baring
21
Penatalaksanaan stroke iskemik:
Terapi thrombolisis diberikan melalui kateter intrarterial ke dekat sumbatan, atau
secara intravena dalam tiga jam setelah onset gejala dan tidak ada kontraindikasi.
Sebelum memberikan terapi thrombolitik, perhatikan beberapa hal terutama resiko
terjadinya perdarahan intraserebral, seperti:
o Operasi mayor dalam 10 hari terakhir
o Hipertensi berat
o Adanya perdarahan akut atau edema pada CT Scan
o Perbaikan gejala yang cepat
Keputusan untuk memberikan terapi thrombolitik dibuat setelah konsultasi neurologis
langsung dan dengan persetujuan pasien, setelah pasien diberi penjelasan lengkap dan
jelas.
Konsultasi
Konsultasi neurologis pasien dengan vertigo sentral kepada ahli saraf maupun ahli bedah
saraf diperlukan. Pasien dengan space occupying lesion ataupun hidrosepalus dikonsultasikan
22
ke ahli bedah saraf. Beberapa keadaaan emergensi harus diperhatikan dan segera
dikonsultasikan kepada ahli bedah saraf, diantaranya adalah perdarahan, kompresi batang
otak, edema, karena bedah dekompresi seperti suboccipital kraniektomi dan ventrikulostomi
dapat menyelamatkan jiwa.
PROGNOSIS (5)
Prognosis pasien dengan vertigo sentral sangat bervariasi, bergantung dari penyakit yang
mendasari. Namun, kemajuan bedah saraf memperbaiki prognosis beberapa kondisi serius
Prognosis pasien dengan infark arteri vertebral atau basilar adalah buruk. Prognosis pasien
dengan perdarahan serebelum spontan adalah buruk.
KEPUSTAKAAN
[1] Waxman SG. Clinical Neuroanatomy. 26th ed. Amerika Serikat: The McGraw-Hill
Companies, Inc; 2010
[2] Tintinalli JE, Stapczynski S, Cline DM, Ma OJ, Cydulka RK, Meckler GD. Tintinalli’s
Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide. 7th ed. Amerika serikat: The
McGraw-Hill Companies, Inc; 2011
[3] Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat; 2008
[4] Simon RP, Greenberg DA, Aminoff MJ. Clinical Neurology.7th ed. Amerika serikat: The
McGraw-Hill Companies, Inc; 2009
[5] Marril KA. Central Vertigo [Internet]. WebMD LLC. 21 Januari 2011. Diunduh tanggal 8
April 2011. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/794789-clinical#a0217
[6] Antunes MB. CNS Causes of Vertigo [Internet]. WebMD LLC. 10 September 2009.
Diunduh tanggal 8 April 2011. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/884048-overview#a0104
[7] Mcphee SJ, Papadakis MA. Current Medical Diagnosis and Treatment 2011. 50th ed.
Amerika Serikat: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2011
[8] Rowland L, editor. Merritt’s Neurology. 11th ed. Amerika Serikat: Lippincott Williams
and wilkins; 2005
[9] Ropper HA, Samuels MA. Adams and Victor’s Principles of Neurology. 9th ed. Amerika
Serikat: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2009
[10] Delisa AJ. Physical Medicine and Rehabilitation. 4th ed. Amerika Serikat: Lippincott
Williams and Wilkins; 2005
23
24