Anda di halaman 1dari 31

PRAKTEK KOMPREHENSIF PELAYANAN KEFARMASIAN

PROBLEM BASED LEARNING PERTEMUAN 1:


RANCANGAN PROSEDUR KERJA PELAYANAN KEFARMASIAN DI
APOTEK

OLEH:
KELAS 4/D
KELOMPOK 2

Ni Luh Putu Melyandari (1808611052)


Ni Kadek Megayanti (1808611053)
Ida Ayu Putu Yudia Putri (1808611054)
Putu Lia Hendrayati (1808611055)
Gede Mahendra Dharma Putra (1808611056)
Ni Made Dhatu Dewi Adnyani (1808611057)
Rahayu Wirayanti (1808611058)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
PROBLEM BASED LEARNING PERTEMUAN 1:
RANCANGAN PROSEDUR KERJA PELAYANAN KEFARMASIAN DI
APOTEK

A. PEMAPARAN MASALAH
Anda adalah seorang Apoteker yang membuka usaha Apotek sendiri di daerah
Tanjung Benoa. Tanjung Benoa adalah daerah yang heterogen, padat penduduk
dan banyak wisatawan mancanegara yang menggunakan Bahasa
Asing/Inggris, banyak terdapat ibu hamil/ibu menyusui di sekitar Apotek Anda.
Rancanglah:
1. Anda adalah Apoteker yang memiliki hak dan kewajiban melakukan praktek
profesi. Rancanglah papan apotek Anda, dan papan praktek Apoteker.
2. Standar Prosedur Operasional di apotek Anda, meliputi
1) Pelayanan kefarmasian dengan resep
2) Pelayanan kefarmasian dengan pengobatan sendiri / swamedikasi
3) Pelayanan KIE
Tugas: Kerjakan item tersebut dalam kerjasama kelompok yang baik, dan
sampaikan hasil di depan kelas dengan presentasi/pemaparan (tertulis atau lisan)
dan diskusikan dengan dosen pembimbing.

B. PENYELESAIAN MASALAH
Dilakukan penyusunan rancangan Apotek yang akan dibangun di daerah
Tanjung Benoa yang meliputi daftar Kepegawaian, rancangan Papan Apotek (100
cm x 80 cm), rancangan Papan praktik Apoteker (80 cm x 60 cm), dan Standar
Prosedur Operasional pekerjaan kefarmasian di Apotek yang meliputi pelayanan
kefarmasian dengan resep, pelayanan kefarmasian dengan pengobatan sendiri atau
swamedikasi, dan pelayanan KIE. Apotek yang hendak dibangun di Jalan Pratama
No. 123 Tanjung Benoa, Kuta Selatan, Badung-Bali dan diberi nama Everlasting
Farma. Apotek dibuka dari pukul 08.00 s/d 22.00 WITA. Adapun daftar
kepegawaian dari Apotek Everlasting Farma adalah sebagai berikut:
 Pemilik Sarana Apotek : Gede Mahendra Dharma Putra
Putu Lia Hendrayati
 Apoteker Penanggungjawab Apotek : Ida Ayu Putu Yudia Putri, S.
Farm., Apt.
 Apoteker Pendamping Apotek : Ni Luh Putu Melyandari, S. Farm.,
Apt.
 Asisten Apoteker 1 : Rahayu Wirayanti, S. Farm.
 Asisten Apoteker 2 : Ni Kadek Megayanti, S. Farm.
 Asisten Apoteker 3 : Ni Made Dhatu Dewi Adnyani, S.
Farm.

1. Rancangan Papan Apotek dan Papan Praktik Apoteker

Gambar 1. Papan Apotek Everlasting Farma

Gambar 2. Papan Praktik Apoteker di Apotek Everlasting Farma


2. Rancangan Standar Prosedur Operasional
2.1 Pelayanan Kefarmasian dengan Resep
2.1.1 Pelayanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan dengan Resep

STANDAR OPERASIONAL Halaman 1 dari 5


PROSEDUR
No: SOP-PR-01
No Revisi: - PELAYANAN SEDIAAN
Tanggal Mulai Berlaku:
FARMASI DAN ALAT
Tanggal Revisi: - 30 Oktober 2018
KESEHATAN DENGAN RESEP
Disusun oleh Diperiksa dan Disetujui oleh:

Ni Luh Putu Melyandari, S. Farm., Apt. Ida Ayu Putu Yudia Putri, S. Farm., Apt.
(Apoteker Pendamping) (Apoteker Penanggung Jawab)
Tanggal: 24 Oktober 2018 Tanggal: 26 Oktober 2018

1. TUJUAN
Standar Prosedur Operasional ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap permintaan
tertulis dari dokter, dokter gigi, dan dokter hewan yang meliputi sediaan farmasi dan alat
kesehatan.

2. RUANG LINGKUP
Berlaku dalam pelaksanaan penyiapan obat racikan puyer dan kapsul terhadap permintaan tertulis
dari dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.

3. TANGGUNG JAWAB
Apoteker, bertanggung jawab untuk :
3.1. Membuat standar operasional prosedur pelayanan resep di apotek Everlasting Farma
3.2. Memastikan bahwa pengkajian resep dilakukan sebelum penyiapan/peracikan obat
(compounding)
3.3. Memastikan penyiapan/peracikan obat termasuk pelabelan/pemberian etiket sudah terlaksana
sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian
3.4. Memberikan informasi yang memadai tentang penggunaan obat yang diberikan kepada pasien
Halaman 2 dari 5
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
No: SOP-PR-01

No Revisi: - PELAYANAN SEDIAAN


Tanggal Mulai Berlaku:
FARMASI DAN ALAT
Tanggal Revisi: - 30 Oktober 2018
KESEHATAN DENGAN RESEP
Disusun oleh Diperiksa dan Disetujui oleh:

Ni Luh Putu Melyandari, S. Farm., Apt. Ida Ayu Putu Yudia Putri, S. Farm., Apt.
(Apoteker Pendamping) (Apoteker Penanggung Jawab)
Tanggal: 24 Oktober 2018 Tanggal: 26 Oktober 2018

3.5. Melakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan pemberian obat (medication error)
dengan memastikan bahwa apoteker pelaksana melakukan aktivitas sesuai standar prosedur
operasional.

4. PROSEDUR
 Skrining Resep (dilakukan oleh Apoteker)
4.1. Resep diterima
4.2. Melakukan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan resep yaitu nama dokter, nomor ijin
praktek, alamat, tanggal penulisan resep, tanda tangan atau paraf dokter serta nama, alamat,
umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.
4.3. Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu bentuk sediaan, dosis, frekuensi,
kekuatan, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian obat.
4.4. Mengkaji aspek klinis dengan cara melakukan patient assessment kepada pasien yaitu adanya
alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumtah obat dan kondisi khusus
lainnya), keluhan pasien dan hal lain yang terkait dengan kajian aspek klinis.
4.5. Menetapkan ada tidaknya DRP dan membuat keputusan profesi (komunikasi dengan dokter,
merujuk pasien ke sarana kesehatan terkait dsb).
4.6. Mengkomunikasikan ke dokter tentang masalah resep apabila diperlukan
4.7. Mengecek ketersediaan sediaan farmasi-alkes di apotek dengan yang tertulis di resep.
4.7.1. Jika sediaan farmasi dan alkes tidak tersedia di apotek atau stoknya telah habis maka
sediaan farmasi dan alkes pada resep tidak diberi harga dan diberi tanda (*).
Halaman 3 dari 5
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
No: SOP-PR-01

No Revisi: - PELAYANAN SEDIAAN


Tanggal Mulai Berlaku:
FARMASI DAN ALAT
Tanggal Revisi: - 30 Oktober 2018
KESEHATAN DENGAN RESEP
Disusun oleh Diperiksa dan Disetujui oleh:

Ni Luh Putu Melyandari, S. Farm., Apt. Ida Ayu Putu Yudia Putri, S. Farm., Apt.
(Apoteker Pendamping) (Apoteker Penanggung Jawab)
Tanggal: 24 Oktober 2018 Tanggal: 26 Oktober 2018
4.7.2 Sediaan farmasi-alkes yang tertulis di resep tersedia stoknya di apotek maka sediaan
farmasi-alkes tersebut di cek harganya di catatan list harga.
4.8. Jika ada sediaan farmasi-alkes yang tidak tersedia di apotek, pasien dan atau dokter diberitahu
termasuk alternatif pengganti jika ada.
4.9. Diberitahukan harga yang harus dibayar pasien
4.9.1 Pasien diminta membayar jika ia setuju dengan harga yang harus dibayar
4.9.2 Jika harga obat terlalu mahal bagi pasien maka apoteker menghubungi dokter dan
mengkonsultasikan dengan dokter penulis resep untuk mengganti antibiotik tersebut
dengan nama dagang yang memiliki kandungan zat aktif sama sehingga harganya sesuai
dan mampu dibayar oleh pasien.
Ketika harga sudah sesuai terjadi pembayaran:
4.10. Memberi nomor urut sesuai dengan nomor resep pada pasien. Nomor antrean di berikan pada
pasien yang bersangkutan, selanjutnya ditukar dengan obatnya setelah proses penyiapan
selesai.
 Penyiapan sediaan farmasi
4.11. Menyiapkan sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai dengan permintaan pada resep (item,
jumlah dan kekuatan)
4.12.Menghitung kesesuaian dosis dan tidak melebihi dosis maksimum
4.13. Mengambil sediaan farmasi, alat kesehatan dan pembawanya dengan menggunakan sarung
tangan/alat seperti spatula/sendok.
4.14. Menutup kembali wadah obat setelah pengambilan dan mengembalikan ke tempat semula
(untuk tablet dalam kaleng)
4.15. Mencatat pengeluaran sediaan farmasi dan alat kesehatan pada kartu stok.
STANDAR OPERASIONAL Halaman 4 dari 5
PROSEDUR
No: SOP-PR-01

No Revisi: - PELAYANAN SEDIAAN


Tanggal Mulai Berlaku:
FARMASI DAN ALAT
Tanggal Revisi: - 30 Oktober 2018
KESEHATAN DENGAN RESEP
Disusun oleh Diperiksa dan Disetujui oleh:

Ni Luh Putu Melyandari, S. Farm., Apt. Ida Ayu Putu Yudia Putri, S. Farm., Apt.
(Apoteker Pendamping) (Apoteker Penanggung Jawab)
Tanggal: 24 Oktober 2018 Tanggal: 26 Oktober 2018

4.16. Untuk resep racikan dilakukan peracikan sediaan sesuai permintaan pada resep
4.17. Dilakukan labeling atau pemberian etiket sediaan
4.18. Pada saat pemberian etiket dilakukan pengecekan ulang pada nama, jumlah sediaan, jenis, dan
kekuatan sediaan farmasi/alat kesehatan
4.19. Etiket yang telah dituliskan aturan pakai ditempelkan sesuai dengan sediaan farmasi/alat
kesehatan
 Penyerahan sediaan farmasi (dilakukan apoteker)
4.20. Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan (kesestraian antara penulisan
etiket
4.21. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh Apoleker
4.22. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien
4.23. Memeriksa identitas dan alamat pasien
4.24. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat
4.25. Memastikan pasien sudah memahami informasi yang telah disampaian
4.26. Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan semua tindakan apoteker dalam
PMR (patient medication record)
4.27. Monitoring pasien tentang keberhasilan terapi dan efek samping (untuk pasien dengan penyakit
tertentu)

5. LAMPIRAN
Lampiran PR-01. Daftar Tilik Skrining Resep

Halaman 5 dari 5
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
No: SOP-PR-01

No Revisi: - PELAYANAN SEDIAAN


Tanggal Mulai Berlaku:
FARMASI DAN ALAT
Tanggal Revisi: - 30 Oktober 2018
KESEHATAN DENGAN RESEP
Disusun oleh Diperiksa dan Disetujui oleh:

Ni Luh Putu Melyandari, S. Farm., Apt. Ida Ayu Putu Yudia Putri, S. Farm., Apt.
(Apoteker Pendamping) (Apoteker Penanggung Jawab)
Tanggal: 24 Oktober 2018 Tanggal: 26 Oktober 2018

6. REFERENSI
6.1. Pedoman Praktik Apoteker Indonesia Tahun 2013.
6.2. Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik Tahun 2011.
Lampiran PR-01. Daftar Tilik Skrining Resep
2.1.2 Penyiapan Obat dengan Resep Racikan (Puyer dan Kapsul)

Halaman 1 dari 3
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
No: SOP-PR-02

No Revisi: - PENYIAPAN OBAT DENGAN


Tanggal Mulai Berlaku:
RESEP RACIKAN (PUYER &
Tanggal Revisi: - 30 Oktober 2018
KAPSUL)
Disusun oleh Diperiksa dan Disetujui oleh:

Ni Luh Putu Melyandari, S. Farm., Apt. Ida Ayu Putu Yudia Putri, S. Farm., Apt.
(Apoteker Pendamping) (Apoteker Penanggung Jawab)
Tanggal: 24 Oktober 2018 Tanggal: 26 Oktober 2018

1. TUJUAN
Prosedur ini dirancang untuk pelaksanakan pelayanan terhadap permintaan tertulis dari dokter,
dokter gigi, dan dokter hewan meliputi obat dengan sediaan puyer dan kapsul.

2. RUANG LINGKUP
Berlaku dalam pelaksanaan penyiapan obat dengan sediaan puyer dan kapsul dari permintaan
tertulis dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.

3. TANGGUNG JAWAB
3.1 Apoteker Pengelola Apotek bertanggungjawab terhadap pelaksanaan penyiapan sediaan puyer
dan kapsul dari resep racikan.
3.2 Apoteker Pendamping dan Tenaga Teknis Kefarmasian bertugas dalam menjalankan penyiapan
sediaan puyer dan kapsul dari resep racikan.
3.3 Apoteker Pengelola Apotek dan Apoteker Pendamping bertanggungjawab dalam penyerahan
sediaan puyer dan kapsul dari resep racikan serta memberikan konseling informasi obat.
3.4 Kasir berperan dalam menerima pembayaran dari konsumen serta mencatat penerimaan dan
pengeluaran uang.

4. PROSEDUR
4.1 Dipastikan resep yang diterima telah lulus tahap skrining resep (skrining administratif,
farmasetis, dan klinis).
4.2 Dilakukan pengambilan sediaan farmasi dari rak obat sesuai dengan jumlah yang tertera pada
resep dan langsung dicatat pengeluaran obat tersebut pada kartu stok.

Halaman 2 dari 3
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
No: SOP-PR-02

No Revisi: - PENYIAPAN OBAT DENGAN


Tanggal Mulai Berlaku:
RESEP RACIKAN (PUYER &
Tanggal Revisi: - 30 Oktober 2018
KAPSUL)
Disusun oleh Diperiksa dan Disetujui oleh:

Ni Luh Putu Melyandari, S. Farm., Apt. Ida Ayu Putu Yudia Putri, S. Farm., Apt.
(Apoteker Pendamping) (Apoteker Penanggung Jawab)
Tanggal: 24 Oktober 2018 Tanggal: 26 Oktober 2018

4.3 Dipastikan seluruh alat (timbangan, mortir, stamper, sudip, cangkang kapsul, kertas perkamen)
dan bahan yang diperlukan telah siap.
4.4 Apabila terdapat bahan baku obat yang perlu ditimbang, maka dilakukan proses penimbangan
menggunakan timbangan yang telah disediakan.
4.5 Apabila memungkinkan maka bahan baku yang ditimbang selalu dibuat bobotnya 0.5 gram,
jika bahan obat yang jumlahnya lebih kecil dari 30 mg maka harus dibuat pengenceran dengan
zat netral.
4.6 Dimasukkan obat jadi yang telah dikeluarkan dari kemasannya atau bahan baku obat yang telah
ditimbang kedalam mortir kemudian digerus hingga halus dan homogen menggunakan metode
geometric dilution.
4.7 Dibagi serbuk sama banyak secara visual sesuai dengan jumlah permintaan puyer atau kapsul
pada resep.
4.8 Dikemas serbuk yang telah di bagi menggunakan kertas perkamen untuk permintaan obat
racikan puyer kemudian dipress menggunakan sealing machine lalu kemasan puyer dibersihkan
dengan tisu agar kertas perkamen bebas dari serbuk.
4.9 Dikemas serbuk yang telah di bagi menggunakan cangkang kapsul untuk permintaan obat
racikan kapsul lalu ditutup dengan tutup kapsul hingga kapsul tertutup dengan rapat kemudian
dibersihkan dengan tisu agar kapsul bebas dari serbuk..
4.10 Dilakukan pengecekan jumlah puyer atau kapsul yang dibuat agar sesuai dengan jumlah yang
diinginkan pada resep kemudian dimasukkan sediaan tersebut ke dalam plastik klip.
4.11 Dilakukan proses pelabelan sesuai dengan prosedur labeling merujuk pada SOP-PR-06.

Halaman 3 dari 3
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
No: SOP-PR-02

No Revisi: - PENYIAPAN OBAT DENGAN


Tanggal Mulai Berlaku:
RESEP RACIKAN (PUYER &
Tanggal Revisi: - 30 Oktober 2018
KAPSUL)
Disusun oleh Diperiksa dan Disetujui oleh:

Ni Luh Putu Melyandari, S. Farm., Apt. Ida Ayu Putu Yudia Putri, S. Farm., Apt.
(Apoteker Pendamping) (Apoteker Penanggung Jawab)
Tanggal: 24 Oktober 2018 Tanggal: 26 Oktober 2018

5. LAMPIRAN
-

6. REFERENSI
6.1 Pedoman Praktik Apoteker Indonesia 2013 (IAI, 2013)
6.2 Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik (CPFB) (Dirjen BinFar dan IAI, 2011).
2.1.3 Penyiapan Obat dengan Resep Sediaan Sirup Kering

Halaman 1 dari 2
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
No: SOP-PR-03

No Revisi: - PENYIAPAN OBAT DENGAN


Tanggal Mulai Berlaku:
RESEP SEDIAAN SIRUP
Tanggal Revisi: - 30 Oktober 2018
KERING
Disusun oleh Diperiksa dan Disetujui oleh:

Ni Luh Putu Melyandari, S. Farm., Apt. Ida Ayu Putu Yudia Putri, S. Farm., Apt.
(Apoteker Pendamping) (Apoteker Penanggung Jawab)
Tanggal: 24 Oktober 2018 Tanggal: 26 Oktober 2018

1. TUJUAN
Prosedur ini dirancang untuk pelaksanakan pelayanan terhadap permintaan tertulis dari dokter,
dokter gigi, dan dokter hewan meliputi obat dengan sediaan sirup kering

2. RUANG LINGKUP
Berlaku dalam pelaksanaan penyiapan obat dengan sediaan sirup kering dari permintaan tertulis
dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.

3. TANGGUNG JAWAB
3.1 Apoteker Pengelola Apotek bertanggungjawab terhadap pelaksanaan penyiapan sediaan sirup
kering dari resep sediaan.
3.2 Apoteker Pendamping dan Tenaga Teknis Kefarmasian bertugas dalam menjalankan penyiapan
sediaan sirup kering dari resep sediaan.
3.3 Apoteker Pengelola Apotek dan Apoteker Pendamping bertanggungjawab dalam penyerahan
sediaan sirup kering dari resep sediaan serta memberikan konseling informasi obat.
3.4 Kasir berperan dalam menerima pembayaran dari konsumen serta mencatat penerimaan dan
pengeluaran uang.
4. PROSEDUR
4.1 Dipastikan resep yang diterima telah lulus tahap skrining resep (skrining administratif,
farmasetis, dan klinis).
4.2 Dilakukan pengambilan sediaan sirup kering dari rak obat sesuai dengan jumlah yang tertera
pada resep dan langsung dicatat pengeluaran obat tersebut pada kartu stok.

Halaman 2 dari 2
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
No: SOP-PR-03

No Revisi: - PENYIAPAN OBAT DENGAN


Tanggal Mulai Berlaku:
RESEP SEDIAAN SIRUP
Tanggal Revisi: - 30 Oktober 2018
KERING
Disusun oleh Diperiksa dan Disetujui oleh:

Ni Luh Putu Melyandari, S. Farm., Apt. Ida Ayu Putu Yudia Putri, S. Farm., Apt.
(Apoteker Pendamping) (Apoteker Penanggung Jawab)
Tanggal: 24 Oktober 2018 Tanggal: 26 Oktober 2018

4.3 Menawarkan kepada pasien untuk melakukan pengenceran sendiri atau dibantu apoteker.
4.4 Apabila pasien meminta bantuan apoteker maka dilakukan pengenceran sirup kering oleh
apoteker menggunakan air yang layak minum sesuai dengan prosedur pengenceran.
4.5 Dilakukan pengecekan jumlah sediaan sirup kering agar sesuai dengan jumlah yang diinginkan
pada resep.
4.6 Dilakukan proses pelabelan sesuai dengan prosedur labeling merujuk pada SOP-PR-06.

5. LAMPIRAN
-

6. REFERENSI
6.1 Pedoman Praktik Apoteker Indonesia 2013 (IAI, 2013)
6.2 Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik (CPFB) (Dirjen BinFar dan IAI, 2011).
2.1.4 Pelayanan Obat dengan Resep Sediaan Salep

Halaman 1 dari 2
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
No: SOP-PR-04

No Revisi: - PENYIAPAN OBAT DENGAN Tanggal Mulai Berlaku:


RESEP SEDIAAN SALEP 30 Oktober 2018
Tanggal Revisi: -
Disusun oleh Diperiksa dan Disetujui oleh:

Ni Luh Putu Melyandari, S. Farm., Apt. Ida Ayu Putu Yudia Putri, S. Farm., Apt.
(Apoteker Pendamping) (Apoteker Penanggung Jawab)
Tanggal: 24 Oktober 2018 Tanggal: 26 Oktober 2018

1. TUJUAN
Prosedur ini dirancang untuk pelaksanakan pelayanan terhadap permintaan tertulis dari dokter,
dokter gigi, dan dokter hewan meliputi obat dengan sediaan salep.

2. RUANG LINGKUP
Berlaku dalam pelaksanaan penyiapan obat dengan sediaan salep dari permintaan tertulis dokter,
dokter gigi, dan dokter hewan.

3. TANGGUNG JAWAB
3.1 Apoteker Pengelola Apotek bertanggungjawab terhadap pelaksanaan penyiapan sediaan salep
dari resep sediaan.
3.2 Apoteker Pendamping dan Tenaga Teknis Kefarmasian bertugas dalam menjalankan penyiapan
sediaan salep dari resep sediaan.
3.3 Apoteker Pengelola Apotek dan Apoteker Pendamping bertanggungjawab dalam penyerahan
sediaan salep dari resep sediaan serta memberikan konseling informasi obat.
3.4 Kasir berperan dalam menerima pembayaran dari konsumen serta mencatat penerimaan dan
pengeluaran uang.
4. PROSEDUR
4.1 Dipastikan resep yang diterima telah lulus tahap skrining resep (skrining administratif,
farmasetis, dan klinis).
4.2 Dilakukan pengambilan sediaan farmasi dari rak obat sesuai dengan jumlah yang tertera pada
resep dan langsung dicatat pengeluaran obat tersebut pada kartu stok.

Halaman 2 dari 2
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
No: SOP-PR-04

No Revisi: - PENYIAPAN OBAT DENGAN Tanggal Mulai Berlaku:


RESEP SEDIAAN SALEP 30 Oktober 2018
Tanggal Revisi: -
Disusun oleh Diperiksa dan Disetujui oleh:

Ni Luh Putu Melyandari, S. Farm., Apt. Ida Ayu Putu Yudia Putri, S. Farm., Apt.
(Apoteker Pendamping) (Apoteker Penanggung Jawab)
Tanggal: 24 Oktober 2018 Tanggal: 26 Oktober 2018

4.3 Dipastikan seluruh alat (timbangan, mortir, stamper, sudip, pot salep) dan bahan yang diperlukan
telah siap.
4.4 Apabila terdapat bahan baku obat yang perlu ditimbang, maka dilakukan proses penimbangan
menggunakan timbangan yang telah disediakan.
4.5 Dimasukkan obat jadi yang telah dikeluarkan dari kemasannya atau bahan baku obat yang telah
ditimbang kedalam mortir kemudian digerus hingga homogen.
4.6 Dimasukkan sediaan salep yang telah homogen tersebut ke dalam pot salep.
4.7 Dilakukan proses pelabelan sesuai dengan prosedur labeling merujuk pada SOP-PR-06.

5. LAMPIRAN
-

6. REFERENSI
6.1 Pedoman Praktik Apoteker Indonesia 2013 (IAI, 2013)
6.2 Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik (CPFB) (Dirjen BinFar dan IAI, 2011).
2.1.5 Penyiapan Obat dengan Resep Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor

Halaman 1 dari 2
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
No: SOP-PR-05

No Revisi: - PENYIAPAN OBAT DENGAN


RESEP NARKOTIKA, Tanggal Mulai Berlaku:
Tanggal Revisi: - PSIKOTROPIKA DAN 30 Oktober 2018
PREKURSOR
Disusun oleh Diperiksa dan Disetujui oleh:

Ni Luh Putu Melyandari, S. Farm., Apt. Ida Ayu Putu Yudia Putri, S. Farm., Apt.
(Apoteker Pendamping) (Apoteker Penanggung Jawab)
Tanggal: 24 Oktober 2018 Tanggal: 26 Oktober 2018

1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan resep dari dokter, dokter gigi, dan dokter hewan
meliputi sediaan narkotika, psikotropika dan prekursor.

2. RUANG LINGKUP
Berlaku dalam pelaksanaan pelayanan resep dari dokter, dokter gigi, dan dokter hewan meliputi
sediaan narkotika, psikotropika dan prekursor.

3. TANGGUNG JAWAB
3.1 Apoteker Pengelola Apotek bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pelayanan resep dari
dokter, dokter gigi, dan dokter hewan meliputi sediaan narkotika, psikotropika dan prekursor.
3.2 Apoteker Pendamping dan Tenaga Teknis Kefarmasian bertugas dalam menjalankan
pelaksanaan pelayanan terhadap permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dan dokter hewan
meliputi sediaan narkotika, psikotropika dan prekursor.
3.3 Kasir bertugas menerima pembayaran dari konsumen, mencatat penerimaan dan pengeluaran
uang.

4. PROSEDUR
4.1 Narkotika, psikotropika dan prekursor hanya diserahkan atas dasar resep asli dan salinan resep
narkotika, psikotropika dan prekursor dalam tulisan “iter” tidak boleh dilayani sama sekali.

Halaman 2 dari 2
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
No: SOP-PR-05

No Revisi: - PENYIAPAN OBAT DENGAN


RESEP NARKOTIKA, Tanggal Mulai Berlaku:
Tanggal Revisi: - PSIKOTROPIKA DAN 30 Oktober 2018
PREKURSOR
Disusun oleh Diperiksa dan Disetujui oleh:

Ni Luh Putu Melyandari, S. Farm., Apt. Ida Ayu Putu Yudia Putri, S. Farm., Apt.
(Apoteker Pendamping) (Apoteker Penanggung Jawab)
Tanggal: 24 Oktober 2018 Tanggal: 26 Oktober 2018

4.2 Salinan resep narkotika, psikotropika dan prekursor yang baru dilayani sebagian atau yang
belum dilayani sama sekali hanya boleh dilayani oleh apotek yang menyimpan resep asli.
4.3 Apoteker menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep Untuk obat racikan, Apoteker
menyiapkan obat jadi yang mengandung narkotika, psikotropika dan prekursor atau menimbang
bahan narkotika, psikotropika dan prekursor dengan saksama. Obat harus ditimbang satu per
satu dengan seksama sebelum dibungkus. Untuk bahan baku, setelah mengambil sebagian untuk
ditimbang, segara menutup dan mengembalikan wadah pada tempatnya.
4.4 Apoteker mencatat pengeluaran obat narkotika, psikotropika dan prekursor pada kartu stok.
4.5 Apoteker menyiapkan etiket yang sesuai dan menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep,
cara pakai sesuai permintaan pada resep serta petunjuk dan informasi lain Obat diberi wadah
yang sesuai dan diperiksa kembali kesesuaian jenis dan jumlah obat dengan permintaan dalam
resep.

5. LAMPIRAN
-
6. REFERENSI
6.1 Pedoman Praktik Apoteker Indonesia 2013 (IAI, 2013).
6.2 Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik (CPFB) (Dirjen BinFar dan IAI, 2011).

2.1.6 Penyiapan dan Labeling Sediaan Farmasi-Alat Kesehatan

Halaman 1 dari 2
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
No: SOP-PR-06

No Revisi: - PENYIAPAN DAN LABELING


Tanggal Mulai Berlaku:
SEDIAAN FARMASI-ALAT
Tanggal Revisi: - 30 Oktober 2018
KESEHATAN
Disusun oleh Diperiksa dan Disetujui oleh:

Ni Luh Putu Melyandari, S. Farm., Apt. Ida Ayu Putu Yudia Putri, S. Farm., Apt.
(Apoteker Pendamping) (Apoteker Penanggung Jawab)
Tanggal: 24 Oktober 2018 Tanggal: 26 Oktober 2018

1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan penyiapan dan labeling sediaan farmasi-alat kesehatan.

2. RUANG LINGKUP
Berlaku dalam pelaksanaan penyiapan dan labeling sediaan farmasi-alat kesehatan.

3. TANGGUNG JAWAB
3.1 Apoteker Pengelola Apotek bertanggungjawab terhadap pelaksanaan penyiapan dan labeling
sediaan farmasi-alat kesehatan.
3.2 Apoteker Pendamping dan Tenaga Teknis Kefarmasian bertugas dalam menjalankan
pelaksanaan dan penyiapan dan labeling sediaan farmasi-alat kesehatan.

4. PROSEDUR
4.1 Sediaan Farmasi –Alat Kesehatan diambil dari rak.
4.2 Item, jumlah dan kekuatan Sediaan Farmasi –Alat Kesehatan yang diambil harus sesuai dengan
resep.
4.3 Setiap pengambilan Sediaan Farmasi –Alat Kesehatan, harus mencatat pada masing-masing
kartu stok.
4.4 Setelah semua Sediaan Farmasi –Alat Kesehatan pada resep disiapkan, ditulis etiket pada
masing-masing Sediaan Farmasi –Alat Kesehatan. Untuk Sediaan Farmasi yang
penggunaannya secara per oral, etiket yang digunakan adalah etiket berwarna putih,

STANDAR OPERASIONAL Halaman 2 dari 2


PROSEDUR
No: SOP-PR-06

No Revisi: - PENYIAPAN DAN LABELING


Tanggal Mulai Berlaku:
SEDIAAN FARMASI-ALAT
Tanggal Revisi: - 30 Oktober 2018
KESEHATAN
Disusun oleh Diperiksa dan Disetujui oleh:

Ni Luh Putu Melyandari, S. Farm., Apt. Ida Ayu Putu Yudia Putri, S. Farm., Apt.
(Apoteker Pendamping) (Apoteker Penanggung Jawab)
Tanggal: 24 Oktober 2018 Tanggal: 26 Oktober 2018

sedangkan Sediaan Farmasi yang digunakan non oral dan alat kesehatan menggunakan etiket
berwarna biru.
4.5 Penulisan etiket harus jelas dan mudah dipahami oleh orang lain. Penulisan etiket meliputi :
tanggal pembuatan resep, nomor resep, nama pasien, aturan penggunaan, dan waktu
penggunaan.
4.6 Pada saat pemberian etiket juga dilakukan pengecekan ulang pada nama, jumlah, jenis, dan
kekuatan Sediaan Farmasi-Alat Kesehatan, kemudian etiket yang sudah dituliskan aturan pakai
ditempelkan sesuai dengan Sediaan Farmasi- Alat Kesehatan.

5. LAMPIRAN
-

6. REFERENSI
6.1 Pedoman Praktik Apoteker Indonesia 2013 (IAI, 2013).
Gambar 3. Contoh Etiket Biru untuk Labeling Obat Luar
Gambar 4. Contoh Etiket Putih untuk Labeling Obat Dalam
2.2 Pelayanan Kefarmasian dengan Pengobatan Sendiri / Swamedikasi

STANDAR OPERASIONAL Halaman 1 dari 3

PROSEDUR No: SOP-SM-01

No Revisi: - PELAYANAN PERBEKALAN


Tanggal Mulai Berlaku:
KEFARMASIAN TANPA RESEP
Tanggal Revisi: - 30 Oktober 2018
(SWAMEDIKASI)
Disusun oleh Diperiksa dan Disetujui oleh:

Ni Luh Putu Melyandari, S. Farm., Apt. Ida Ayu Putu Yudia Putri, S. Farm., Apt.
(Apoteker Pendamping) (Apoteker Penanggung Jawab)
Tanggal: 24 Oktober 2018 Tanggal: 26 Oktober 2018
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan perbekalan kefarmasian tanpa resep dokter
(swamedikasi) di Apotek Everlasting Farma.

2. RUANG LINGKUP
Berlaku dalam pelaksanaan pelayanan perbekalan kefarmasian tanpa resep (swamedikasi)
untuk golongan obat bebas, obat bebas terbatas dan obat wajib apotek.

3. TANGGUNG JAWAB
3.1 Apoteker Pengelola Apotek bertanggungjawab terhadap pelayanan perbekalan kefarmasian
tanpa resep (swamedikasi).
3.2 Apoteker Pendamping dan Tenaga Teknis Kefarmasian bertugas dalam menjalankan pelayanan
kefarmasian tanpa resep (swamedikasi).

4. PROSEDUR
4.1 Berikan salam, perkenalkan diri dan tawarkan bantuan sebelum pasien mendahului,
(gunakan bahasa yang mudah dipahami pasien).
4.2 Pasien datang dengan keluhan gejala sakit, dilakukan:
4.2.1 Dengarkan keluhan dari pasien
4.2.2 Lakukan penggalian keluhan yang dialami pasien, meliputi:
- Siapa yang mengalami keluhan tersebut dan data pasien

STANDAR OPERASIONAL Halaman 2 dari 3

PROSEDUR No: SOP-SM-01

No Revisi: - PELAYANAN PERBEKALAN


Tanggal Mulai Berlaku:
KEFARMASIAN TANPA RESEP
Tanggal Revisi: - 30 Oktober 2018
(SWAMEDIKASI)
Disusun oleh Diperiksa dan Disetujui oleh:

Ni Luh Putu Melyandari, S. Farm., Apt. Ida Ayu Putu Yudia Putri, S. Farm., Apt.
(Apoteker Pendamping) (Apoteker Penanggung Jawab)
Tanggal: 24 Oktober 2018 Tanggal: 26 Oktober 2018

- Gejala yang dialami


- Riwayat pengobatan pasien terhadap gejala tersebut dan penyakit lainnya
- Informasi lain yang diperlukan
4.2.3 Pilihkan obat sesuai dengan kebutuhan pasien. Bila diperlukan pemeriksaan lebih lanjut
maka disarankan untuk pemeriksaan ke dokter.
4.3 Pasien datang menanyakan obat tertentu, dilakukan:
4.3.1 Lihat ketersediaan obat di apotek. Bila ada, maka ditanyakan jumlahnya.
4.3.2 Lakukan penggalian informasi pasien, meliputi:
- Siapa yang mengkonsumsi obat tersebut dan data pasien Gejala yang dialami
- Riwayat penggunaan obat tersebut dan penyakit lainnya
- Informasi lain yang diperlukan
4.3.3 Apabila menurut ilmu kefarmasian sudah tepat obat, maka obat dapat diberikan.
4.3.4 Apabila menurut ilmu kefarmasian kurang tepat, maka apoteker membantu untuk
memilihkan obat yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
4.3.5 Bila obat tidak ada, ditawarkan obat dengan bahan aktif yang sama.
4.4 Dipilihkan obat yang disesuaikan dengan kemampuan ekonomi pasien dan diinformasikan
harga obat tersebut.
4.5 Bila pasien setuju, dilakukan penyiapan obat dengan memperhatikan dosis obat, bentuk
sediaan, serta tanggal kadaluarsa obat.
4.6 Lakukan penyerahan obat ke pasien dengan disertai informasi meliputi khasiat, waktu
pemakaian, cara pemakaian, lama penggunaan, hal yang harus diperhatikan pada saat
STANDAR OPERASIONAL Halaman 3 dari 3

PROSEDUR No: SOP-SM-01

No Revisi: - PELAYANAN PERBEKALAN


Tanggal Mulai Berlaku:
KEFARMASIAN TANPA RESEP
Tanggal Revisi: - 30 Oktober 2018
(SWAMEDIKASI)
Disusun oleh Diperiksa dan Disetujui oleh:

Ni Luh Putu Melyandari, S. Farm., Apt. Ida Ayu Putu Yudia Putri, S. Farm., Apt.
(Apoteker Pendamping) (Apoteker Penanggung Jawab)
Tanggal: 24 Oktober 2018 Tanggal: 26 Oktober 2018

penggunaan, cara penyimpanan, efek samping dan cara mengatasinya perbekalaan sediaan
farmasi.
4.7 Tanyakan kepada pasien mengenai pemahaman terhadap informasi yang diberikan
4.8 Ucapkan salam penutup “terima kasih, semoga segera sembuh” kepada pasien
4.9 Lakukan dokumentasi data ke dalam buku pelayanan swamedikasi untuk monitoring
penggunaan obat

5. LAMPIRAN
-

6. REFERENSI
6.1 Pedoman Praktik Apoteker Indonesia 2013 (IAI, 2013)
6.2 Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik (CPFB) (Dirjen BinFar dan IAI, 2011).
2.3 Pelayanan KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi)

Halaman 1 dari 3
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
No: SOP-KIE-01

No Revisi: - KOMUNIKASI, INFORMASI Tanggal Mulai Berlaku:


Tanggal Revisi: - DAN EDUKASI 30 Oktober 2018
Disusun oleh Diperiksa dan Disetujui oleh:

Ni Luh Putu Melyandari, S. Farm., Apt. Ida Ayu Putu Yudia Putri, S. Farm., Apt.
(Apoteker Pendamping) (Apoteker Penanggung Jawab)
Tanggal: 24 Oktober 2018 Tanggal: 26 Oktober 2018

1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk melakukan kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) pasien
dengan resep dan/atau sesuai dengan kondisi pasien.

2. RUANG LINGKUP
2.1 KIE dilakukan oleh apoteker dengan memberikan informasi obat yang meliputi: indikasi,
dosis, frekuesi dan lama penggunaan, cara penggunaan, hal-hal yang perlu dihindari selama
menggunakan obat, interaksi obat, efek samping yang mungkin muncul, serta cara
penyimpanan obat.
2.2 Kriteria pasien yang perlu diperhatikan dalam KIE adalah:
2.2.1 Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, ibu hamil dan menyusui, gangguan fungsi
ginjal)
2.2.2 Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (dm, tb, epilepsi, dan lain
sebagainya)
2.2.3 Pasien yang menggunakan obat-obatan dengan instruksi khusus (penggunaan
kortiksteroid dengan tappering down/off)
2.2.4 Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit
2.2.5 Pasien yang menggunakan banyak obat (polifarmasi)
2.2.6 Pasien yang mempunyai riwayat kepatuhan rendah

3. TANGGUNG JAWAB
Apoteker Pengelola Apotek bertanggungjawab dalam pelaksanaan KIE di apotek

Halaman 2 dari 3
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
No: SOP-KIE-01

No Revisi: - KOMUNIKASI, INFORMASI Tanggal Mulai Berlaku:


Tanggal Revisi: - DAN EDUKASI 30 Oktober 2018
Disusun oleh Diperiksa dan Disetujui oleh:

Ni Luh Putu Melyandari, S. Farm., Apt. Ida Ayu Putu Yudia Putri, S. Farm., Apt.
(Apoteker Pendamping) (Apoteker Penanggung Jawab)
Tanggal: 24 Oktober 2018 Tanggal: 26 Oktober 2018

4. PROSEDUR
4.1 Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien/keluarga pasien dengan cara memberi
salam “Selamat pagi/siang/sore/malam” dilanjutkan dengan memperkenalkan diri. Bahasa
yang digunakan untuk berkomunikasi disesuaikan dengan pemahaman pasien
4.2 Mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan obat melalui three prime
question dengan menggunakan bahasa yang komunikatif
4.2.1 Untuk resep baru, inti pertanyaan yang diajukan yaitu:
 Apa yang telah dokter katakan mengenai obat ini ?
 Bagaimana dokter menerangkan cara pemakaian ?
 Apa hasil yang diharapkan dokter dari pengobatan ini ?
4.2.2 Untuk resep ulang, inti pertanyaan yang diajukan yaitu:
 Apa gejala atau keluhan yang dirasakan pasien ?
 Bagaimana cara pemakaian obat ?
 Apakah ada keluhan selama penggunaan obat ?
4.3 Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya balik terkait masalah penggunaan
obat yang akan digunakannya.
4.4 Memberikan penjelasan terkait informasi kegunaan obat, cara dan aturan penggunaan obat,
lama penggunaan, efek samping, penyimpanan, serta memperagakan kepada pasien terkait
cara penggunaan sediaan khusus yang pasien dapatkan (seperti cara penggunaan
suppositoria, inhaler, tetes mata, tetes telinga, dan lain sebagainya).
Halaman 3 dari 3
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
No: SOP-KIE-01

No Revisi: - KOMUNIKASI, INFORMASI Tanggal Mulai Berlaku:


Tanggal Revisi: - DAN EDUKASI 30 Oktober 2018
Disusun oleh Diperiksa dan Disetujui oleh:

Ni Luh Putu Melyandari, S. Farm., Apt. Ida Ayu Putu Yudia Putri, S. Farm., Apt.
(Apoteker Pendamping) (Apoteker Penanggung Jawab)
Tanggal: 24 Oktober 2018 Tanggal: 26 Oktober 2018
4.5 Melakukan verifikasi akhir meliputi:
4.5.1 Menanyakan kembali apakah ada informasi lain yang ingin ditanyakan oleh pasien
terkait obat yang akan digunakannya. Jika ada maka apoteker perlu memberikan
penjelasan terkait pertanyaan pasien tersebut.
4.5.2 Memastikan bahwa pasien telah mengerti pengunaan obat dengan mempersilahkan
pasien mengulangi instruksi yang telah diberikan, jika pasien belum mengerti maka
apoteker perlu menjelaskan kembali cara penggunaan obat tersebut.
4.6 Melakukan dokumentasi sebagai bukti pelaksanaan KIE menggunakan formulir
dokumentasi KIE (terlampir).
4.7 Menutup kegiatan KIE dengan memberi salam penutup seperti ucapan “Terimakasih atas
perhatian ibu/bapak” dan “semoga lekas sembuh”.

5. LAMPIRAN
Lampiran KIE-01 Formulir Dokumentasi KIE

6. REFERENSI
6.1 Permenkes No 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek (Menkes
RI, 2016)
6.2 Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik Tahun 2011 (Dirjen BinFar dan IAI,
2011).
Lampiran KIE-01. Formulir Dokumentasi Komunikasi, Informasi dan Edukasi
(KIE)

FORMULIR DOKUMENTASI
KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI

Nama Pasien :
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
Tanggal Lahir :
Alamat :
Tanggal KIE :
Nama Dokter :
Diagnosa :
Nama Obat, Dosis :
dan Cara Pemakaian

Riwayat Alergi :
Keluhan :

Pasien pernah datang : Ya/Tidak


KIE sebelumnya

Tindak Lanjut:

Pasien Apoteker Pemberi KIE

…………………………… ..…………………………
C. KESIMPULAN
Perancangan pembangunan Apotek Everlasting Farma di daerah Tanjung
Benoa meliputi penyusunan daftar kepegawaian apotek, papan apotek dan papan
praktik apoteker, serta penyusunan standar prosedur operasional (SPO) terkait
pelayanan kefarmasian di apotek. Adapun rancangan SPO yang akan disusun
meliputi pelayanan kefarmasian dengan resep, pelayanan kefarmasian dengan
pengobatan sendiri atau swamedikasi, dan pelayanan KIE (konseling, informasi,
dan edukasi). SPO pelayanan kefarmasian dengan resep terbagi atas pelayanan
sediaan farmasi dan alat kesehatan dengan resep, penyiapan obat dengan resep
racikan (puyer dan kapsul), penyiapan obat dengan resep sediaan sirup kering,
penyiapan obat dengan resep sediaan salep, penyiapan obat dengan resep narkotika;
psikotropika; dan prekursor, serta penyiapan dan labeling sediaan farmasi-alat
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai